Anda di halaman 1dari 13

REUMATOID ARTRITIS

Oleh:
NOR AZIZAH (17710192)

1
Pembimbing:
dr. Sri Wahyuningsih, Sp. Rad
dr. F.H Manalu, Sp.Rad
DEFINISI

 Penyakit inflamasi mengenai jaringan ikat sendi, bersifat


kronik progresif, simetris dan sistemik,Awalnya
mengenai jaringan ikat sendi  sendi.

2
ETIOLOGI

ETIOLOGI
 Faktor genetik
 Faktor hormon
 Infeksi : Yang disebabkan oleh bakteri dan virus.

Faktor risiko
 PR > Laki- laki 2-3: 1
 Usia : 40-60 tahun
 Anak-anak : artitis rheumatoid juvenil
 Riwayat keluarga
 Merokok 3
KLASIFIKASI

Pada pasien dengan skor <6 dan tidak diklasifikasikan sebagai AR, kondisinya dapat
4
dinilai kembali dan mungkin kriteriannya dapat terpenuhi seiring berjalannya
waktu.
KRITERIA DIAGNOSIS

Menurut American College of Rheumatology tahun 1987


Gejala dan tanda Definisi

Kaku pada sendi dan sekitarnya di pagi hari, yang berlangsung dalam waktu
1 Kaku pagi hari (morning stiffness)
minimal 1 jam sebelum perbaikan maksimal.

Minimal 3 area sendi mengalami pembengkakan jaringan lunak atau efusi


sendi (bukan penulangan saja) yang diamati oleh dokter secara simultan.
2 Artritis pada 3 sendi atau lebih Keempat belas sendi yang mungkin terkena adalah sendi PIP, sendi
metakarpofalangeal, pergelangan tangan, siku, lutut, pergelangan kaki, dan
sendi metatarsofalangeal kiri dan kanan.

Minimal 1 area sendi mengalami pembengkakan, pada pergelangan tangan,


3 Artritis pada sendi tangan
metakarpofalangeal, atau interfalang proksimal.

Keterlibatan sendi secara bersamaan di area yang sama pada kedua sisi
tubuh (artritis bilateral pada sendi interfalangeal proksimal,
4 Artritis simetrik
metakarpofalangeal, atau metatarsofalangeal dapat diterima tanpa simetris
5
absolut).
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
1. FOTO POLOS
 Perubahan radiologi baru terlihat setelah gejala
klinis.
 Paling sering mengenai tangan dan kaki

 Setiap sendi sinovial dapat terlibat, tanda yang


paling signifikan : penyempitan pada ruang
sendi, erosi tulang pada tepi sendi, penurunan
densitas tulang

6
GAMBAR 1: PASIEN RA MENUNJUKKAN ADANYA PENEBALAN JARINGAN 7
IKAT DAN PENYEMPITAN CELAH SENDIINTERPHALANX PROKSIMAL
(SUMBER: AMERICAN JOURNAL OF ROENTGENOLOGY)
GAMBAR 2: TERJADI PROSES EROSIVE, DOMINAN
TERJADI PADA SENDI METAKARPOFALANGEAL (TANDA 8
PANAH) DAN PERGELANGAN TANGAN
Gambar 3: perubahan proses erosive yang simetris
pada bagian kepala metatarsal kelima (tanda
panah) 9
PENATALAKSANAAN

 Konsep pengobatan pada pasien pada pasien AR


ditujukan untuk.3
1. Menghilangkan gejala inflamasi aktif baik lokal
maupun sistemik
2. Mencegah destruksi jaringan
3. Mencegah terjadinya deformitas dan
memelihara fungsi persendian agar tetap dalam
keadaan baik.
4. Mengembelikan kelainan fungsi organ dan
persendian yang terlibat agar sedapat mungkin
menjadi normal kembali. 10
NON-FARMAKOLOGI

• Istirahat akan meringankan gejala dan bisa menjadi salah satu faktor penting
dalam terapi.

• Splinting dapat berguna dalam mengurangi pergerakan yang tidak diinginkan


pada sendi yang mengalami inflamasi.

• Olahraga (exercise) bertujuan mempertahankan mobilitas sendi dan kekuatan


otot.

• Berbagai alat bantu gerak dapat membantu mengatasi sendi yang mengalami
deformitas sehingga rasa sakit berkurang dan fungsi dapat terdukung.

• Edukasi pada pasien dan keluarganya akan membantu meningkatkan


kesadaran akan potensi akibat dari RA serta membuat penyesuaian gaya hidup.

• Operasi, bertujuan melaksanakan pengurangan disabilitas serta pengurangan


rasa nyeri. Operasi tangan yang rekonstruktif juga dapat meningkatkan fungsi
kosmetis dan fungsi pergerakan. Bentuk-bentuk operasi di antaranya adalah
arthroscopic synovectomy
FARMAKOLOGI

Berikut adalah obat-obat yang dapat digunakan untuk terapi RA.

1. Kontrol gejala dari proses inflamasi lokal dengan NSAID


Penggunaan obat-obat seperti aspirin dan NSAID (Nonsteroidal Anti-
Inflammatory Drugs) lainnya memiliki efek minimal terhadap
perkembangan penyakit, tetapi mereka sangat efektif dalam
mengurangi gejala inflamasi dengan bekerja memblok aktivitas enzim
COX. Dampaknya adalah produksi prostaglandin, prostacyclin, dan
thromboxane yang terhambat terhambat sehingga muncul efek yang
bersifat antiinflamasi, antipiretik, dan analgesik.

2. Terapi Glukokortikoid
Glukokortikoid oral dosis rendah dapat mensupresi gejala inflamasi dan
menghambat perkembangan erosi tulang. Glukokortikoid intraartikular
seringkali memberikan keringanan transien terhadap gejala apabila
terapi sistemik medis gagal mengatasi inflamasi. Pulsasi setiap bulan
beserta glukokortikoid dosis tinggi dapat bermanfaat bagi pasien dan
mempercepat respons terapi DMARD. Terapi glukokortikoid sistemik
dapat memberikan terapi gejala yang efektif pada pasien dengan RA.
TERIMAKASIH

13

Anda mungkin juga menyukai