Anda di halaman 1dari 8

Diazepam

Diazepam mempunyai rumus bangun seperti pada Gambar 6 berikut ini:

Gambar 6: Rumus bangun diazepam.

Mekanisme kerja

Diazepam merupakan turunan benzodiazepine. Kerja utama diazepam yaitu


potensiasi inhibisi neuron dengan asam gamma aminobitirat (GABA) sebagai
mediator pada SSP. Diazepam bekerja pada system GABA yaitu dengan
memperkuat fungsi hambatan neuron GABA. Dalam SSP terdapat reseptor
benzodiazepine dalam kerapatan yang tinggi terutama di korteks otak frontal dan
oksipital, hipokampus, dan otak kecil. Pada eseptor ini, benzodiazepine akan
bekerja sebgai agonis. Dengan adanya interaksi benzodiazepine, afinitas GABA
dengan resepornya akan meningkat. Dengan aktifnya reseptor GABA, saluran ion
klorida akan terbuka sehingga ion klorida akan masuk lebih banyak ke dalam sel.
Meningkatnya jumlah ion klorida menyebabkan hiperpolaasrisasi sel yang
menyebabkan kemampuan sel untuk dirangsang berkurang.

Farmakokinetik

Diazepam (N-demethylated) merupakan golongan benzodiazepin yang larut dalam


lemak. Diazepam cepat diabsorbsi dari saluran gastrointestinal pada saat
pemberian secara oral (penyerapan diazepam lebih dari 90%), dengan konsentrasi
puncak sekitar 60-90 menit pada dewasa tetapi lebih cepat 15 sampai 30 menit
pada anak-anak. Masa kerja diazepam tidak berhubungan dengan reseptor tetapi
ditentukan laju metabolisme dan eliminasi obat.
Diazepam pada prinsipnya dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati
dengan menggunakan jalur N-demethylasi. Dua metabolit utama diazepam adalah
desmethyldiazepam dan oxazepam. Desmethyldiazepam dimetabolisme lebih
lambat dibandingkan oxazepam. Pengaruh metabolit ini seperti mengantuk sekitar
6-8 jam setelah pemberian diazepam. Resirkulasi enterohepatik dapat
mengakibatkan terjadinya efek sedasi yang berulang. Konsentrasi plasma
diazepam secara klinis signifikans dan dapat diperkirakan cepat perubahannya
sebagai konjugat asam glukoronat.
Masa paruh eliminasi diazepam lambat sekitar 21 sampai 37 jam. Sirosis
hati berhubungan dengan peningkatan masa paruh eliminasi diazepam. Masa
paruh eliminasi diazepam juga meningkat cepat dengan penambahan usia karena
peningkatan sensitivitas pasien terhadap efek sedasi obat. Perpanjangan masa
paruh eliminasi diazepam dengan sirosis hati berhubungan dengan penurunan
ikatan protein obat dan peningkatan volume distribution serta penurunan
clearance hati akibat aliran darah hati yang menurun.
Perpanjangan masa paruh eliminasi pada pasien usia tua merupakan akibat
dari peningkatan volume distribution, dimana peningkatan lemak tubuh
berhubungan dengan usia yang mengakibatkan peningkatan volume distribution
obat yang larut dalam lemak. Clearance hati tidak berubah dengan penuaan.
Dibandingkan dengan lorazepam, diazepam mempunyai masa paruh yang lebih
lama tetapi masa kerja yang lebih singkat daripada lorazepam dan berdisosiasi
lebih terhadap reseptor GABAA.
Secara farmakologi, metabolit yang aktif dapat menumpuk di plasma dan
jaringan pada saat penggunaan diazepam yang kronis. Efek mengantuk yang
berkepanjangan berhubungan dengan dosis diazepam yang besar dan pemecahan
ulang metabolit aktif sehingga kembali sirkulasi darah.
Diazepam diindikasikan pada pasien dengan gangguan cemas.
Diazepam juga digunakan pada pasien untuk pencegahan agitasi, tremor,
delirium akut, halusinasi, ataupun spasme otot dengan dosis yang sesuai seperti
tertera pada Tabel 3.

Tabel 3: Dosis penggunaan diazepam 32


Farmakodinamik

Farmakodinamik terhadap diazepam akan dibahas dalam hal:

a. Sistem pembuluh darah

Diazepam dengan dosis 0,5-1 mg/kg iv untuk induksi anestesi memberikan


efek minimal terhadap penurunan tekanan darah sistemik, curah jantung, dan
tahanan pembuluh darah sistemik yang dipantau pada saat pasien tertidur.
Meskipun efek hipotensi jarang terjadi, pemberian diazepam harus hati-hati
pada pasien dengan tekanan darah rendah dan pasien usia tua.
b. Sistem saraf pusat

Diazepam berikatan dengan gamma-amino butyric acid (GABA) reseptor


sehingga menurunkan aktifitas neuron di sistem limbik, thalamus dan
hipotalamus yang mengakibatkan efek sedasi dan anti cemas.
c. Sistem Pernafasan

Diazepam, sama seperti golongan benzodiazepin yang lain, memberikan efek


minimal terhadap ventilasi dan sirkulasi sistemik. Diazepam mengakibatkan
efek depresan yang minimal pada ventilasi dengan peningkatan PaCO2. Efek
depresan ini tidak terjadi pada pemakaian obat sampai dosis 0,2 mg/kg intra
vena. Kombinasi diazepam dengan obat depresan CNS lain (opioid, alkohol)
atau pada pasien dengan penyakit obstruksi saluran nafas kronis dapat
mengakibatkan perpanjangan depresi ventilasi.

Efek Samping Obat

Efek samping yang dapat timbul berupa konstipasi, hipotensi, mual, skin rash,
retensi urin, vertigo, dan mata kabur. Intoksikasi susunan saraf pusat dapat
terjadi pada konsentrasi plasma lebih dari 1.000 ng/mL Overdosis yang massif
dapat mengakibatkan koma atau sekuele yang serius dan pada neonatus dapat
mengakibatkan hiperbilirubinemia akibat defisiensi G6PD karena pemberian
diazepam

Anda mungkin juga menyukai