Anda di halaman 1dari 19

OBAT-OBAT KARDIOVASKULER

I. Obat Anti Angina


A. Beta Bloker
Beta reseptor ada 2 yaitu di otot jantung dan di bronchial & jaringan lunak otot
pembuluh darah. Beta bloker dapat menurunkan kebutuhan jantung akan oksigen
dengan jalan menurunkan kontraktilitas miokard dan laju denyut jantung.
Jenis beta bloker:
- kardioselektif (tidak menyebabkan spasme bronkus), misalnya metoprolol,
atenolol, acebutalol
- Non kardioselektif (menyebabkan spasme bronchus), misalnya propranolol,
pindolol, nadolol
Efek samping beta bloker: gagal jantung, AV blok, spasme bronkus, depresi
B. Nitrat
Nitrat berperan sebagai vasodilator arteri kuat, selain itu juga mempunyai efek
dilatasi pembuluh darah vena sistemik. Hal ini mengakibatkan peningkatan volume
pembuluh darah capacitate (venous), dan meningkatkan redistribusi volume sirkulasi
darah menghasilkan penurunan aliran balik di ventrikel sehingga kebutuhan oksigen
didinding jantung serta miokard menurun.
Efek samping paling sering adalah penurunan tekanan darah sehingga sering pusing
atau sakit kepala.
C. Calcium Chanel Antagonis
Merupakan obat pilihan untuk angina pectoris karena memiliki efek vasodilator dan
menurunkan tahanan perifer. Selain itu juga digunakan untuk terapi aritmia dan
hipertensi.
Jenis Calcium Antagonis:
1. Verapamil
Digunakan pada varian angina, juga sebagai anti aritmia misalnya SVT. Hal ini
dimungkinkan karena verapamil mempunyai kemampuan untuk menekan
jaringan slow respon di AV nodal.
Efek samping: sakit kepala, berdebar, mual, dyspepsia dan fatique, penurunan
tekanan darah, juga AV blok atau asistol walaupun jarang terjadi.

2. Nifedipin
Merupakan vasodilator arteriol yang sangat kuat, tetapi efek terhadap SA/AV
nodal kecil. Nifedipin sering digunakan dalam terapi pasien dengan iskemi
miokard kronik, angina pectoris stabil dan hipertensi.
Efek samping: hipotensi, keringat dingin, palpitasi karena tonus simpatis.

II. Obat Anti Gagal Jantung


A. Diuretik
Furosemid adalah diuretic yang sering digunakan dan mempunyai efek sangat kuat.
Dikenal sebagai loop diuretic, sebab bekerja di medular pada loop Henle dimana
terjadi penyekatan resorbsi Na dan Cl.
Furosemid digunakan pada pengobatan gagal jantung, edema paru, edema
perifer, hipertensi emergensi, dan syndrome nefrotik.
Furosemid kontraindikasi bagi pasien asidosis metabolic, peningkatan azotemia,
kehamilan atau menyusui, dan pasien yang sensitive dengan obat-obatan sulfa.
B. ACE Inhibitor
ACE Inhibitor adalah agen penghambat (menyekat) pembentukan angiotensin II,
sehingga menurunkan tekanan darah. ACE inhibitor juga dapat menurunkan beban
awal (preload) dan beban akhir (afterload), sehingga dapat mengatasi kegagalan
fungsi ventrikel atau gagal jantung kongestif.
Efek penurunan TD biasanya timbul 1-2 jam setelah pemberian, dan berkurang
setelah 6 jam pemberian.
ACE inhibitor yang sering digunakan pada pasien gagal jantung atau hipertensi
adalah captopril, quinapril, ramipril, trandolapril, cilazapril, enalapril, fosinopril dan
peridopril.
C. Digitalis
Digitalis mempunyai efek menyekat sodium yang merupakan membrane bound,
yaitu suatu system transport enzim yang mempengaruhi pertukaran Na – Ca di
intraseluler; sehingga meningkatkan jumlah sistolik Ca yang secara langsung
meningkatkan kontraktilitas miokard (inotropik positif)
Digitalis juga mempunyai efek kronotropik negatif yaitu menurunkan denyut jantung.
Digitalis sangat bermanfaat pada gagal jantung yang disebabkan oleh penurunan
fungsi ventrikel.
D. Inotropik
1. Dopamin
Adalah jenis inotropik yang dapat menstimulasi beta 1 adrenergic dan reseptor
dopaminergik. Dopamine digunakan untuk meningkatkan tekanan darah, curah
jantung (cardiac output) dan produksi urin pada pasien dengan syok
kardiogenik. Obat ini bermanfaat sebagai terapi gagal jantung kongestif.
Pada pemberian dosis rendah (0,5-2 mcg/kgBB/mnt) dopamine menstimuli
reseptor dopaminergik yang menghasilkan vasodilatasi pembuluh darah renal,
mesentrika dan splanik. Denyut jantung dan curah bisa meningkat.
Pada dosis sedang (2,5 mcg/kgBB/mnt) dopamine dapat menstimuli reseptor
alpha dan beta miokard dan berpengaruh terhadap pelepasan norepineprine.
Curah jantung, tekanan darah dan denyut jantung bisa meningkat pada
pemberian dosis ini.
Pada dosis tinggi (>5mcg/kgBB/mnt), dopamine dapat mengakibatkan
vasokonstriksi sehingga tekanan darah bisa meningkat.
Efek samping: mual, muntah, takikardi, hipertensi, vasokonstriksi pembuluh darah
perifer.
2. Dobutamin
Dobutamin adalah inotropik murni yang menstimuli adrenoreseptor di jantung
sehingga dapat meningkatkan kontraktilitas. Pemberian dobutamin jarang
menyebabkan aritmia dibanding dopamine, tapi kedua obat ini sering
digunakan bersamaan.
Dobutamin menyebabkan vasodilatasi dan penggunaannya sering
mengakibatkan penurunan tekanan darah.
Dobutamin dosis rendah (2,5 mcg/kgBB/mnt) mempunyai efek meningkatkan
curah jantung tanpa meningkatkan denyut jantung.
Dobutamin dosis sedang (5-10 mcg/kgBB/mnt) dapat meningkatkan curah
jantung disertai penurunan tekanan kapiler pulmonal.
Pemberian dosis tinggi (10-20 mcg/kgBB/mnt) mempunyai efek meningkatkan
curah jantung.
Kombinasi dengan Dopamin
Kombinasi keduanya efektif untuk mengatasi sindroma curah jantung rendah
(low cardiac output) dan bendungan paru. dapat juga dikombinasikan dengan
sodium nitroprusid yang dapat menyebabkan vasodilatasi vena dan arteri,
sehingga dapat menurunkan preload dan afterload.
Dobutamin tidak boleh diberikan pada pasien dengan takiaritmia. Sedangkan
efek samping yang timbul pada pemberian obat ini adalah mual, muntah, sakit
kepala, palpitasi dan tremor.

Add: reseptor adrenergic ada 3 yaitu:


Alpha  ↑ HR
Beta 1  ↑ HR, vasokonstriksi, ↑ kontraktilitas otot jantung
Beta 2  N HR, vasodilatasi, ↑ kontraktilitas otot jantung
III. Obat anti Aritmia
Obat anti aritmia dibagi 4 kelas, yaitu:
A. Kelas 1: sodium chanel bloker, terdiri dari kelas 1A, 1B dan 1 C
Kelas 1A
Quinidine adalah obat yang digunakan untuk mencegah berulangnya atrial flutter,
juga sebagai obat lanjutan pasien post kardioversi, dan terapi PSVT dan ventrikel
takiaritmia
Dosis: 2-3 tab (250 mg/tab) perhari
Efek samping: AV blok, takikardi, mual, muntah, pusing, vertigo, pingsan, gangguan
penglihatan dan pendengaran
Procainamide
Indikasi: VES, PAT, aritmia yang menyertai tindakan bedah
Dosis: 100 mg bolus perlahan tiap 5 menit sampai aritmia terkontrol atau total 1-1,5 gr.
Selama pemberian harus dikontrol TD dan monitor EKG
Efek samping: hipotensi, mual, muntah, diare, gangguan neurologist
Dysopiramide
Indikasi: SVT akut dan berulang
Dosis: Iv loading 2 mg/kg BB diberikan selama 10-15 menit, dosis total tidak boleh
lebih dari 150 mg
Efek samping: mual, muntah, nafsu makan turun, pusing, gangguan neurologis

Kelas 1B
Lignocain
Indikasi: aritmia ventrikel khususnya karena iskhemi miokard, VT
Dosis : bolus 1-2 mg/kgBB dalam 5 menit bias diulang 3-5 menit, tidak boleh > 300
mg dalam 1 jam. Dilanjutkan maintenance 1-4 mg/menit
Efek samping: pusing,agitasi, disorientasi, mual, muntah, depresi nafas, henti jantung
Metiletine, secara kimiawi mirip dengan lignocain, dapat diberikan peroral.
Indikasi: aritmia ventrikel dan VT
Dosis bolus : 200-250 mg selama 10 menit. Pemeliharaan 0,5 mg permenit
Ora l: 200-250 mg 3x/hr

Kelas 1 C
Flekainide
Indikasi : ventrikel ektopik dan takikardi
Dosis IV : 2 mg/kgBB dalam 10 menit, total dosis 150 mg
Oral: 2x 100 mg/hari
Monitor TD dan EKG selama pemberian
B. Kelas 2: Beta Adrenergik blockade
Atenolol, Metoprolol, Propanolol
Indikasi: aritmia jantung, Angina pectoris, dan hipertensi
Dosis : Atenolol oral 50-100 mg 1x/hr. IV 2,5 mg selama 2-3 menit, dapat diulang
setelah 5 menit sampai maksimal 10 mg
Metoprolol: oral 50 mg 2x/hr. IV 5 mg dalam 5 menit, dapat diulang tiap 5
menit sampai maksimal 20 mg
C. Kelas 3: prolong repolarisation
Amiodarone
Indikasi: VT dan SVT berulang
Dosis : IV 5mg/kgBB dalam 50-100 cc D5% diberikan sampai 2 jam. Maintenance 900
mg dalam 24 jam. Sebaiknya bila diberikan secara IV melalui vena sentral
untuk menghindari tromboplebitis.
Kontraindikasi: SB, AV blok, sick-sinus syndrome, penyakit tiroid
Efek samping: hipotensi, bradikardi, alveolitis paru, gagal jantung
D. Kelas 4: calcium channel bloker
Golongan ini menghambat masuknya calcium ke dalam sel dan otot polos,
sehingga mengurangi kontraksi dan afterload.
Verapamil. Indikasi: aritmia supraventrikuler
Dosis: IV bolus 5-10 mg diberikan selama 5 menit atau lebih, dosis dapat diulang
setelah 5 menit sebanyak 5 mg. oral 40-160 mg 3x/hr
Efek samping: hipotensi

IV. Obat Anti Koagulan


Obat anti koagulan dibagi menjadi tiga:
1. Antikoagulan, menghambat secara langsung koagulan aktif atau dengan sintesa
faktor pembekuan di hati.
a. Heparin
Merupakan mukopolisakarida yang menghambat bekuan darah perubahan
protrombin menjadi trombin. Heparin juga menghambat agregrasi platelet oleh
trombin.
Indikasi: Heparin digunakan dalam pengobatan dan pencegahan
tromboemboli di vena dan arteri. Tetapi lebih efektif bila digunakan untuk
pengobatan tromboemboli di vena. Juga digunakan dalam pengobatan
miokard infark, CVD, unstable angina pectoris dan DIC.
Kontraindikasi: pasien dengan kecenderungan terjadi perdarahan, gastric ulcer,
SBE, defisiensi vitamin K, gagal ginjal atau hati dan atau pasien yang menjalani
bedah otak atau spinal cord. Pemberian heparin juga tidak dianjurkan bagi
pasien dengan hipertensi malignan, TBC aktif atau pasien dengan kecanduan
alcohol.
Cara Pemberian parenteral: dosis awal diberikan secara bolus sebanyak 5000 unit
dilanjutkan dengan drip 1000 unit atau 20.000-30.000 unit per 24 jam. Pada
pemberian heparin harus dilakukan pemeriksaan APTT tiap 6 jam dimana nilai
APTT berkisar 1,5-2 kali nilai kontrol.
Efek samping: meskipun sangat jarang tetapi bisa timbul gejala mual, muntah
dan skin rush.
b. Warfarin
Indikasi: antikoagulan oral diberikan pada pasien yang berisiko terjadi
tromboemboli, misalnya pada pasien dengan pasca infark miokard, atrial fibrilasi,
gagal jantung kongestif, atau adanya riwayat emboli sistemik atau adanya
thrombus di LV.
Pemberian warfarin sangat bervariasi tergantung usia dan jenis kelamin.
2. Anti Trombolitik Agen, yaitu obat yang menghancurkan bekuan darah dengan
mengaktifkan endogenous plasminogen yang menyebabkan fibrinolisis.
Tujuan pemberian antitrombolitik adalah melarutkan thrombus yang menyumbat
arteri koroner pada serangan akut miokard infark.
- Streptokinase
- Rekombinan Tissue Plasminogen Activator
- Urokinase
Indikasi:
- Usia kurang dari 75 tahun, dengan nyeri dada khas infark yang kurang dari 12 jam
sejak timbulnya nyeri.
- Elevasi segmen ST >0,1 mV pada sekurang-kurangnya dua sadapan
Kontraindikasi relative: hipertensi yang tidak terkontrol, sedang dalam terapi
koagulan, trauma baru dalam 2 minggu, perdarahan yang tidak terkontrol,
perdarahan internal - tidak termasuk menstruasi, riwayat pemberian atau alergi
streptokinase sebelumnya, kehamilan, ulkus peptikum aktif.
Efek samping: perdarahan, aritmia jantung, hipotensi, alergi

Persiapan pemberian terapi trombolitik:


1. Administrasi dan persiapan persetujuan tindakan (inform consent)
2. Persiapan pasien
3. Pasang monitor EKG
4. Siapkan defibrillator dan obat-obat resusitasi kardiovaskuler (trolley emergency)
5. Profilaksis corticosteroid atau anti histamine bila diperlukan.
Cara Pemberian:
1. Streptokinase
Sebelum pemberian, suntikkan kortikosteroid sebagai profilaksis terhadap reaksi
alergi. Kemudian masukkan 1.500.000 unit selama 60 menit. Berikan heparin 1000
unit per jam dengan menyesuaikan dosis agar APTT berkisar 1,5-2 kali kontrol.
2. r- TPA
Sebaiknya diberikan sebelum 6 jam serangan jantung.
Dosis: bolus 15 mg IV, lanjutkan 0,75 mg/kg BB dalam drip selama 1 jam (total
dosis maksimal 100 mg).
Berikan heparin 5000 unit bolus pada saat bersamaan dengan pemberian r TPA.
Lanjutkan dengan pemberian heparin 1000 unit perjam dengan menyesuaikan
dosis agar APTT berkisar 1,5-2 kali kontrol.

3. Pengontrol Platelet, yaitu obat yang menghambat fungsi platelet.

EMERGENCY DRUGS

a. Obat-Obat Hemodinamik
Obat-obatan jantung dipengaruhi oleh:
- Tropik : mempengaruhi kontraktilitas miokard
- Atropik : mempengaruhi heart rate
- Inotropik : mempengaruhi kecepatan hantaran impuls
Kegagalan sirkulasi bisa disebabkan oleh inadekuat preload, gagal jantung,
maldistribusi (mis. Pada shock sepsis dan anafilaksis). Bila kegagalan sirkulasi menetap
setelah loading cairan optimal, maka perlu dipertimbangkan obat-obat inotopik aktif
untuk meningkatkan kontraktilitas miokard.
CO = SV x HR

Preload Afterload Kontraktilitas


Inotropik dibagi dalam 2 golongan:
- Katekolamin : Dopamin, dobutamin, epinephrine dan nor-epinephrine
- Nonkatekolamin: Digitalis, Milrinon, Ca-chloride

1. Adrenaline/Epinephrine
Efek: menaikkan laju nadi dan tekanan darah, vasokinstriksi, bronkodilatasi melalui
sistem saraf simpatis reseptor alpha dan beta.
Sediaan: Obat injeksi dalam ampul 1:1000 dan 1:10.000
Indikasi: Asistole, anapilaksis, gagal jantung, vasokonstriktor
Rute Dosis dewasa Dosis Pediatric
IV Cardiac arrest 1 mg (dapat diberikan 0,1 ml/kgBB, larutan
intracardiac), atau 0,1 ml/kgBB, 1:10.000 (bisa
1:10.000 larutan adrenalin titrasi intracardiaca pada
cardiac arrest
Infus 25mg dalam 250 ml dextrose 5% 0,1 ml/kgBB, larutan
mulai dengan 5mg/mnt dinaikkan 1:10.000, dapat diulang
sampai mencapai hasil yang setelah 15 menit
diharapkan
SC/IM 0,1-0,15 ml larutan, 1:1000 dapat
diulang setelah 15 menit
E.T 2 x dosis intravena

Lama Kerja: pendek, hanya beberapa menit dalam pemberian intravena


Efek Samping: Hipertensi, aritmia, iskemik jantung, fibrilasi ventrikel
Peringatan: Penderita jantung, aritmia, penderita yang mendapat infuse adrenalin
harus dimonitor dengan ketat (lebih baik dengan arterial line) dan obat sebaiknya
diberikan lewat vena sentral

2. Noradrenalin
Efek: vasokonstriksi pembuluh darah, bekerja pada reseptor alfa, berefek menaikkan
TD
Sediaan: 1mg/ml (dalam 1 ampule)
Indikasi: Hipotensi karena vasodilatasi yang hebat
Dosis: larutkan 4 mg dalam 250 ml dextrose 5%, infuse dimulai dengan dosis 4-
8mg/mnt, titrasi
Lama kerja: singkat
Efek samping: hipertensi, vasokonstriksi, iskemik miokard, aritmia
3. Dopamin
Efek: merupakan inotropik kuat, menaikkan laju denyut nadi dan menguatkan
kontraksi, melalui efek simpatis reseptor beta, meningkatkan cardiac output
Sediaan: 250 mg/5 ml dalam flacon
Indikasi: gagal jantung
Dosis: larutkan 250 mg kedalam 250-1000 dextrose 5%, dan mulai dengan dosis 2,5
mg/kgBB/menit, dan dapat dinaikkan sesuai kebutuhan. Walaupun dapat diberikan
lewat vena tepi yang besar tapi yang terbaik lewat vena sentral. Dapat pula
diberikan leeway syringe pump.
Lama kerja: beberapa menit
Efek samping: Takikardi, hipertensi, aritmia, iskemik jantung
Perhatian: pemberian lewat infuse dan diberikan lewat vena sentral

4. Dobutamin
Efek: merupakan ionotropik kuat, menaikkan laju HR dan menguatkan kontraksi
melalui efek simpatis reseptor beta jantung, meningkatkan CO
Sediaan: 250 mg/20 ml dalam flakon
Indikasi: gagal jantung
Dosis; larutkan 250 mg dalam 250-1000 ml D5% dan mulai dengan dosis 2,5 mg/kg BB
per menit dan dapat dinaikkan sesuai dengan kebutuhan. Walaupun dapat
diberikan levat vena tepi yang besar tapi yang terbaik lewat vena sentral, dapat
juga melalui syring pump.
Lama kerja: beberapa menit
Efek samping: takikardi, hipertensi, aritmia, iskhemi jantung
Peringatan: pemberian lewat infuse harus dimonitor dengan ketat dan diberikan
nlewat vena sentral
Indikasi: syok yang berhubungan dengan CHF, AMI, CKD
Dosis:
Ringan: 2-5 mcg/kg BB/mnt. Mengaktifkan reseptor dopaminergik,
menjadikan vasodilatasi ginjal, koroner dan serebral
Sedang: 5-10mcg/kgBB/mnt. Mengaktifkan beta reseptor sehingga dapat
meningkatkan kontraktilitas tekanan darah dan CO.
Berat: >10mcg/kgBB/mnt. Mengaktifkan reseptor alfa, membuat vasokonstriksi
pembuluh darah.
Rumus; dosis x BB x 60
jumlah mcg/cc
5. Heparin
Efek: merupakan antikoagulan potan yang bekerja terhadap potensiasi terhadap
beberapa faktor koagulan termasuk thrombin dan faktor x. efektifitasnya dapat
diukur secara laboratories yaitu APTT
Sediaan: 2500UI/ml dalam 5 ml (vial), 100 unit=1 mg.
Indikasi; prevensi dan pengobatan thrombosis vena dalam, prevensi thrombus pada
katub protetic dan untuk pengobatan emboli pulmonum. Untuk efek terapi dapat
dicek APTT 1,5-2 kali harga normal.
Dosis; Iv: 5000Unit diikuti dengan infuse 40.000 unit/24 jam, atau 10.000 unit tiap 6
bulan; SC: 5000 unit sebelum pembedahan kemudian 5000 unit setiap 8-12 jam.
Lama kerja: 4-6 jam
6. AMINOPHILYLLINE
Efek: Bronkodilatasi, chronotropic (mempengaruhi denyut miokard) dan inotropic
ringan, diuretic ringan
Sediaan: 250 mg dalam 10ml, ampul
Indikasi: Bronkodilatasi karena berbagai sebab, termasuk gagal jantung kongestif
Dosis:
IV: 4 mg/kgBB dalam 15 menit
Infus: Berikan dosis bolus diikuti infus 0,5 mg/kgBB/jam, kurang dosis pada usia
lanjut, chirrosis hepatis atau gagal hepar atau penderita dengan pengobatan
crythromcin atau cimetidine
Oral: 100-300 mg 3-4 kali sehari
Rectal: 360 mg suppositoria 1-2 kali sehari
Lama kerja: 6-15 jam
Efek samping: Aritmia, muntah, diuresis, merangsang SP

7. ANTACID
Efek: Karena sifatnya alkalis, dia menaikkan pH asam lambung (basa)
Sediaan: Alumunium hydrozida 500 mg tablet. Alumunium hydrozida 4% cair.
Alumunium trisilicate 250 mg tablet. Magnesium trisilicate
Indikasi: Pengobatan simtomatis pada dispepsia yang disebabkan ulkus peptikum,
gastritis, duodenitis reflux esophagitis, dispepsi non ulkus dan prevensi stres ulcus.
Pada dosis efektif untuk penyembuhan.
Dosis: Untuk pengobatan dispepsia: 1-2 tablet atau 10-20 ml. Untuk pengobatan
ulcus pepticum 20 ml tiap 2 jam.
Lama kerja: 1-4 jam
Efek samping: Senyawa aluminium dapat menyebabkan konstipasi. Senyawa
magnesium dapat menyebabkan diare.
8. BUPIVACAINE (Marcain)
Efek: Obat anestesi lokal
Sediaan: 0,25%, 0,5%, 0,75%, plain atau + adrenaline dalam vial 20 ml
Indikasi: infiltrasi, plexus, epidural, spinal anestesi.
Dosis: tidak melebihi 2 mg/kgBB tiap 4 jam.
Lama kerja: 2-8 jam
Efek samping: toksis anestesi lokal
Perhatian: jangan diberikan intravena
9. CALCIUM
Efek: inotropik ringan, mengurangi efek depresi citrate pada jantung, pada transfusi
darah mencegah tetapi karena kadar Ca yang rendah
Sediaan: Ca gluconate dan Ca chloride 10%
Indikasi: Pada tranfusi darah (lebih dari 1 unit/5 menit pada orang dewasa)
hiperkalemia, tetani.
Dosis: 2-4 mg/kgBB Ca chloride; 4-8 mg/kgBB Ca gluconate
Efek samping: Bradikardi, iritasi vena dan jaringan
Perhatian: jangan diberikan melalui set yang sama dengan darah
10. CIMETIDINE
Efek: merupakan antagonis reseptor H2 yaitu untuk mengurangi sekresi asam
lambung
Sediaan: injeksi 100mg/ml dalam ampul 2 ml. Tablet 200mg, 400 mg, 800 mg.
Indikasi: pengobatan ulkus lambung dan ulkus duodenum jinak refluks esofagitis dan
preventiv stress ulcus.
Dosis:
IV : 100-200 mg/jam selama 2 jam, bila perlu dapat diulang setelah 4-6 jam.
Infus: 400 mg dalam 100ml NaCl 0,9% diberikan dalam 1 jam dan diulang
seteah 4-6 jam. Dapat juga dengan infus kontinyu 50-100 mg/jam selama
24 jam
Oral: 400 mg 2xsehari atau dosis tunggal 800 mg selama 4-6 minggu
Lama kerja: 3-6 jam
Efek samping: Pada pemberian IV secara cepat dapat menimbulkan aritmia,
interaksi dengan obat lain (potensiasi warfarin, phenitoin, aminophiline, ginekomasti
(jarang))
11. DIAZEPAM
Efek: sedativa, anticonvulsi poten
Sediaan: 100mg/2ml dalam ampu
Indikasi: premedikasi sedasi, anti convulsi, anti spasmodik, prevensi halusinasi.
Dosis:
Rute Dosis dewasa Dosis Pediatric
IV 5-20 mg, dengan efek bervariasi pada Titrasi, mulai dengan 0,1
tiap pasien, pada pasien tua lebih ml/kgBB
sensitif
Infus 80 mg/lt dan diberikan dalam 8 jam
PR 0,25 mg/kgBB
Lama kerja: 15 menit sampai beberapa jam, tergantung dosis
Efek samping: Mengantuk, kurang kooperatif, depresi napas atau obstruksi terutam
pada pasien tua, kadang terjadi hipotensi. Metabolit diazepam dapat terakumulasi
pada pemberian per infus selama beberapa hari dengan dosis tingi. Dianjurkan
menurunkan dosis secara bertahap berdasarkan respon klinis pasien
Perhatian: pada pemberian intravena dapat menyebabkan kerusakan pada vena
dan pada pemberian jangka lama sebaiknya digunakan jalur vena sentral,
sebaiknya dihindari pemberian intramuskuler karena absorbsinya kurang baik, selain
rasanya nyeri
12. LARGACTIL
Efek: Merupakan transquiliser mayor dengan efek sedatif anti emetic dan berguna
untuk pengobatan hiccup yang persisten. Selain itu juga merupakan vasodilator dan
mempengaruhi homeostatis temperatur.
Sediaan: 25mg/ml dalam ampul
Indikasi: vomitus persisten, tetanus, hiccup persisten, pulmonal
Dosis: im: 25-50 mg dalam 4-8 jam.
iv: 5 mg sebagai vasodilator ringan atao 0,16 mg/kgBB/jam
Efek samping: gejala ekstra piramidal, hipotensi, takikardi, mengatuk
13. DIGOXIN
Efek: menurunkan kecepatan konduksi impuls yang melalui nodus arttrioventrikularis.
Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung (efek inotropic positif)
Sediaan: Injeksi: 250 mg/ml dalam ampul. Tablet: 62,5 mg, 125 mg
Indikasi: aritmia supraventrikuler, atrial fibrilasi, gagal jantung
Dosis:
IV: 0,5 mg dalam 15 menit dan diulang setelah 6 jam kemudian dilanjutkan
pemberian peroral.
Oral: Untuk digitalis cepat mulai dengan 0,75-1,5 mg diikuti dengan 0,25 mg
setiap 6 jam sampai fibrilasi terkontrol. Dosis pemeliharaan: 0,25-0,5 mg/hari.
Untuk digitalisasi lambat mulai dengan 0,25-0,75 mg/hari sampai terjadi
perbaikan kemudian dosis dituunkan. Level digoxin dalam darah 1-2 mg/liter
(therapeutik)
Lama kerja: Half life: 34-51 jam dan lebih lama pada gagal ginjal
Efek samping: Pada pasien dengan insufisiensi renal atau hipokalemia biasanya lebih
mudah terjadi keracunan digoxin dengan gejala: mual, muntah, aritmia
(supraventikuler, bradikardia, dan block) Ginecomastia (sangat jarang)
Perhatian: pemebrian digoxin intravena harus pelan atau perinfus dan hanya pada
situasi darurat. Dosis harus diturunkan bila pasien telah mendapat obat glikoside
jantung yang lain dalam waktu 72 jam sebelumnya
14. EPHEDRINE
Efek: merupakan obat vasopressor dan menyebakan vasokonstriksi pembuluh darah,
meningkatkan laju denyut nadi dan kontraktilitas melalui reseptor alpha dan beta
sehingga menaikkan TD dan CO, juga merupakan bronkodilator ringan
Sediaan: 50 mg/ml dalam ampul
Indikasi: hipotensi karena vasodilatasi. Pemberian cairan harus selalu dilakukan
sebelum menggunakan vasopressor. Aman digunakan pada penderita yang sedang
hamil karena tidak menurunkan aliran darah plasenta.
Dosis: 5-10 mg iv, dapat diulang sesuai kebutuhan
Lama kerja: 10-30 menit
Efek samping: hipertensi, aritmia, iskemik miokard, stimulasi SSP
Perhatian: hati-hati pada penderita iskemik
15. FUROSEMIDE
Efek: merupakan diuretik poten yang bekerja pada Loop of Henle
Sediaan: 20 mg/2 ml dalam ampul
Indikasi: udema pulmonum, gagal jantung, kelebihan cairan, oliguria bukanlah
indikasi sampai dapt dipastikan bahwa penderita benar tidak kekurangan cairan
Dosis: 0,3 – 1 mg/kgBB. Pada gangguan renal dibutuhkan dosis yang tidak tinggi
Lama kerja: 2-4 jam
Efek samping: dapat memperburuk keadaan hipovolumia pada pasien dehidrasi,
hipokalemia
16. GLYCERYL TRINITRATE
Efek: menyebabkan relaksasi otot polos sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh
darah vena, pada dosis yang besar juga menyebabkan dilatasi arteri koroner
Indikasi: iskemia miokard, gagal jantung.
Sediaan: 25 mg/ 10 ml dalam vial; Tablet 0,3 mg
Dosis: Sublingual: 0,3-0,6 mg sesuai kebutuhan.
Infus: 50 mg dilarutkan dalam 250 dextrose 5% titrasi juga dapat diberikan dengan
syringe pump
Lama kerja: singkat
Efek samping: takikardia, hipotensi, sakit kepala
Perhatian: pemberian lewat infus harus dimonitor dengan sangat ketat dan obat
diberikan lewat vena sentral
17. HYDROCORTISONE
Efek: menekan reaksi inflamasi, mempunyai efek mineral coricoid lemah
Indikasi: asma akut, shock anaphylactic, reaksi alergi, reaksi obat, reaksi transfusi,
terapi insufisiensi adrenal, menekan proses inflamasi beberapa penyakit
Sediaan: 100 mg/ 2ml dalam vial; Tablet 10 mg, 20 mg
Dosis: Dewasa: IV: 100-500 mg tiap 25 mg
Oral: 20-30 mg/hari dalam dosis terbagi
Pediatric: sampai umur 1 tahun 25mg; 1-5 tahun 50mg; 6-12 tahun 100mg
Lama kerja: onset: 2 jam, durasi 12 jam
Efek samping: pengobatan jangka panjang: hipertensi, kelemahan otot,
osteoporosis, ulcus pepticum. Perubahan netral dapat terjadi seperti: euphoria dan
disphoria. Gangguan pertumbuhan pada anak. Pada pengobatan lama dapat juga
terjadi supresi kelenjar adrenal (pada dosis tinggi)
Perhatian: untuk mencegah efek withdrawal, maka perlu dilakukan tapering dosis
18. LABETALOL
Efek: Merupakan antagonis reseptor beta sistem saraf simpatis. Menyababkan
lambatnya laju denyut nadi, dan menurunkan kekuatan kontraksi. Juga pada
reseptor alpha sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah. Akibatnya akan terjadi
penurunan tekanan darah.
Indikasi: Hipertensi, aritmia supraventrikular
Sediaan: 0,5% dalam 20ml ampul
Dosis: IV: 10 -20 mg maksimum
Infus: 20 mg/jam, dapat dinaikkan maksimum 150 mg/jam
Oral: 100-200 mg, 2xsehari
Efek samping: kelebihan cairan, gagal ginjal menetap.
19. METHYLDOPA
Efek: menurunkan tekanan darah melalui efek control.
Sediaan: 50 mg/ml dalam ampul 5 ml. Tablet: 125 mg, 250 mg, 500 mg
Indikasi: Hipertensi sedang sampai berat
Dosis: IV: 250 mg- 500 mg dalam 500 ml Dextrose 5%, infus
Oral: 250 mg, 2xsehari, sampai maksimum 3 gr/hari
Lama Kerja: 8-48 jam (oral), onset 4-6 jam, Durasi 16 jam (iv)
Efek samping: anemia hemolitik, sedasi, hipotensi, impotensi
20. MORPHINE
Efek: Merupakan Analgesik opiat yang bekerja pada otak dan medula spinalis
Sediaan: 10 mg/ml dalam ampul
Indikasi: Nyeri akut
Dosis: Dewasa : 10-15 mg larutan dalam 10 ml titrasi atau dengan syringe pump
dengan 50 cc spuit disposible bel
Pediatrik: 0,2 mg/kgBB
Lama Kerja: 2-6 jam tergantung rute pemberian
Efek samping: mual, muntah, depresi nafas, kontraksi otot polos kadang kolik kantung
empedu, dapat memperburuk nyeri pada kolik renal, sedasi gatal di kulit
21. LIGNOCAINE
Efek: sebagai anestesi lokal, juga menstabilkan membran sel miokard sehingga
berefek sebagai anti aritmia
Sediaan: 0,5%, 1%, 2%, 4%, 5%, 10% dalam ampul 2 ml atau vial 2 ml dan 50 ml
Indikasi:
Dosis: LA : maksimum dalam 4 jam: 3 mg/kgBB. 7 mg/kgBB dengan adrenalin
1:200.000
IV: untuk aritmia ventrikuler: 1-1,5 mg/kgBB plain bolus dan diikuti dengan infus
kalau perlu
Oral: 250 mg, 2xsehari, sampai maksimum 3 gr/hari
Infusion: 4 mg/menit dalam 30 menit kemudian 2 mg/menit selama 2 jam dan
i mg/menit sampai tercapai hasil yang diharapkan
Efek samping: Toksis anestesi lokal
22. PHETIDINE
Efek: analgesik ophiat, bekerja pada otak dan medula spinalis
Sediaan: 50mg/mldalam ampul 2 ml
Indikasi: Nyeri hebat
Dosis dewasa: 1-15 mg/kg BB, larutkan dalam 10 ml, titrasi
Pediatrik: 1-1,5 mg/kgBB
Lama kerja tergantung rutenya
Perhatian: pasien <5 kg, cidera kepala, penyakit saluran nafas, orang tua
23. NALOXONE
Efek: menetralisir efek obat opiat
Sediaan: 400mg/ml dan 20 mg/ml dalam ampul 1 ml
Indikasi: overdosis opiat, depresi karena opiat
Dosis dewasa: 100-400 mg/kgBB, titrasi
Pediatrik: 10 mg/kgBB, iv atau im
Lama kerja: 30-60 menit
Efek samping: bila naloxone digunakan untuk mereverse suatu over dosis opiat maka
efek analgesiknya akan ikut hilang sehingga problem nyeri akan timbul kembali
terutama pada pemberian naloxone dosis tinggi
24. NIFEDIPINE
Efek: vasodilatasi perifer coroner
Sediaan: tablet 5 mg, 10 mg. Tablet sustaind release: 20 mg
Indikasi: hipertensi, angina
Dosis: 20-40 mg tablet SR 2xsehari
10-20 mg 3x sehari, 10 mg sublingual untuk hipertensi emergency
Efek samping: sakit kepala, flusing, edema sendi ankle
25. NITROPRUSID
Efek: vasodilator poten
Sediaan: powder 50 mg dalam ampul
Indikasi: malignant hipertensi, hipotensi kendali
Dosis: pemberian perinfus 0,1-1 mg/kgBB/menit sebagai dosis awal, selanjutnya
disesuaikan dengan respon tekanan darah. Jangan melebihi dosis maksimum 8
mg/kgBB/menit, dan apabila dalam 20 menit tidak memberikan respon yang
memuaskan maka pemberian dihentikan.
Lama kerja: sangat pendek
Efek samping: hipotensi, muntah, pusing dan nyeri perut terutama apabila tetesan
infus terlalu cepat pada overdosis: akan terjadi asidosis berat.
Perhatian: tidak dianjurkan penggunaan tanpa fasilitas arterikline monitor untuk
tekanan darahnya. Obat ini harus terlindung dari cahaya dan segera digunakan
memalui jalur vena sentral.
26. NORADRENALINE
Efek: vasokonstriksi pembuluh darah melalui alpha reseptor sehingga menaikkan
tekanan darah
Sediaan: 1 mg/ml dalam ampul
Indikasi: hipotensi karena vasodilatasi yang hebat
Dosis: larutkan 4 mg dalam 250 ml D5%, infus dimulai dengan dosis 4-8 mg/menit
titrasi
Lama kerja: singkat
Efek samping: hipertensi, vasokonstriksi berlebihan, iskemik miokard, aritmia
27. PHENYTOIN
Efek: merupakan anti konvulsan, mengurangi frekuensi kejang dengan menstabilir
ambang kejang
Sediaan: kapsul: 25 mg, 50 mg, 100 mg
Suspensi: 30 mg/5 ml
Injeksi: 250 mg/5 ml dalam ampul (iv atau im)
Indikasi: untuk prevensi dan mengontrol kejang pada grandmal epilepsi dan lobus
temporalis, juga efektif pada pasien eklampia
Dosis awal: oral: 150-300mg/hari
Iv: 13-15 mg/kgBB bolus (maksimal 50 mg/menit) kemudian diteruskan 100 mg tiap 6
jam
Pediatrik: 5-9 mg/kaGG/hari
Lama kerja: 12-24 jam
Efek samping: toxic akut ataxia, nystagmus dan bicara tidak jelas, hirsutisine,
lymphadenopati, hiperflasi ginggiva. Hindari penggunaan pada pasien hamil,
khususnya trimester pertama
28. SALBUTAMOL
Efek: merupakan bronkodilator kuat yang bekerja pada reseptor beta 2 susunan
saraf simpatis, juga sebagai relaksan uterus.
Sediaan: aerosol inhaler, nebuliser, injeksi, tablet
Indikasi: bronkospasme, persalinan rematur
Dosis dewasa:
- aerosol: 1-2 semprotan tiap 4 jam
- nebilizer: 2,5-5 mg tiap 2-4 jam
- intramuskular: 500 mg tiap 4 jam
- Infus: 3-20 mg/menit titrasi
- Tablet: 2-5 tahun: 1-2 mg 3-4 x/perhari
6-12 tahun: 2 mg, 3 -4 x/hari
Lama kerja: 3-6 jam
Perhatian: takikardi, tremor, sakit kepala, hipokalemia terutama pada pemberian
perinfus
29. VERAPAMIL
Efek: meningkatkan periode refraktur otot jantung yaitu dengan menurunkan
kecepatan konduksi jaringan pengantar
Sediaan: injeksi 2,5 mg/ml dalam ampul 2 ml
Tablet: 40 mg, 80 mg, 160 mg
Indikasi: aritmia supraventrikuler, angina
Dosis: intravena 5 mg pasien dan diulang setelah 5 menit sampai dosis maksimum 10-
15 mg
Oral: untuk aritmia 40-120 mg 3x/hari. Utnuk angina 80-120 mg 3x/hari
Lama kerja: 4-8 jam
Efek samping iv: hipotensi, bradikardi, blok, asistole
Tablet: mual, muntah dan konstipasi
Perhatian: jangan berikan verapamil bersama-sama dengan beta bloker, karena
dapat terjadi blok jantung yang fatal
30. WARFARIN
Efek: memperpanjang coagulasi darah dan dapat diukur melalui protrombin time.
Efek antikoagulan ini timbul melalui mekanisme penghambatan efek vitamin K
Sediaan: tablet 1mg, 3 mg, 5 mg
Dosis: 10 mg/hari selama 3 hari diikuti 2-8 mg/hari sampai nilai protrombin time normal
Indikasi: trombosis vena dalam, emboli pulmonum, fibrilasi atrial, penderita dengan
katub stenosis
Perhatian: terjadi [potensiasi dengan alkohol dan obat seperti aspirin, phenobarbital,
phenilbuzone, beberapa antibiotik dan phenytoin.

Daftar Pustaka:

Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol. 2. EGC: Jakarta
Rambe, A. 2004. Obat-obat Penyakit Serebrovaskuler. Available on: www.library.usu.ac.id
tanggal akses: 22 Mei 2008
Rokhaeni, H., Purnamasari, E., Rahayoe, A. 2001. Buku Ajar keperawatan Kardiovaskuler.
Bidang DIKLAT Harapan Kita: Jakarta
Suryono, dkk. 2007. Materi Pelatihan keperawatan Intensif. IRI RSUP DR. Sardjito: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai