Resep permen sudah tertulis di makam Firaun Tutankhamen dan Ramses yang hidup 40 abad
silam. Masa itu permen dibuat dari madu, rempah-rempah ditambah biji-bijian supaya gurih.
Pada masa Alexander Agung, 356 SM, pasukan Makedonia yang menaklukkan Persia
diketahui gemar mengisap kand. Wujud permen primitif itu berupa tangkai sejenis tanaman
yang dicelup ke dalam campuran madu dan rempah-rempah.
Seiring penemuan teknologi pembuatan gula tebu oleh bangsa Persia pada sekitar abad ke-3
Masehi, wujud permen berevolusi. Orang mulai menggunakan gula sebagai bahan dasar
pembuatan kudapan manis itu.
Pengetahuan ini menyebar ke Arab,Afrika Utara dan Eropa. Permen pun dibuat dari gula.
Dalam Bahasa Inggris permen disebut candy. Mungkin berasal dari kata kand (permen serdadu
Iskandar Agung itu), mungkin pula dari kata Arab qand yang artinya gula. Pencampuran gula
dengan berbagai bahan, menghasilkan aneka varian permen. Maka pada masa kemudian, kita
mengenal permen cokelat, permen karet, permen susu, permen asem, permen kopi,
permen mint, dan lain-lain.
Pada akhir abad ke-15, Columbus memperkenalkan tebu dari benua Amerika ke pelbagai
tempat. Bermunculah perkebunan tebu dan kemudian pabrik gula di daerah tropis. Abad XIX,
di zaman Kaisar Napoleon, produksi gula bit digalakan di Eropa. Di seluruh dinia menjadi lebih
banyak dan lebih murah.
Pertengahan abad ke-19 manusia mampu membuat mesin-mesin canggih pembuat permen bisa
dibuat banyak dan murah. Kira-kira seabad kemudian, di kota maupun di desa, kita bisa
membeli permen.
Dulu di Indonesia, permen disebut “kembang gula” atau “gula-gula”. Kata “permen” Cuma
dipakai untuk menyabut permen rasa peppermint yang putih, pipih, bulat, dan pedas. Entah
bagaimana, kata permen bisa menggantikan “kembang gula” atau “gula-gula”.
Permen Cokelat
Permen cokelat pertama di dunia diciptakan oleh seorang Belanda, Conrad J. Van Houten pada
tahun 1828. Dia yang memeras biji cokelat yang dimasaknya yang kemudian dicampur gula
hingga menjadikannya permen.
Permen Karet
Thomas Adams, seorang Amerika yang menciptakan permen dari bahan karet pada tahun
1869. Penemuannya tak sengaja karena awalnya ia ingin membuat mainan dari ban sepeda
namun percobaannya selalu gagal. Ketika ia memasukan karet ke dalam mulutnya timbulah ide
untuk menambahkan rasa di karet itu hingga terciptalah permen karet. 1871 temuannya itu
dipatenkan.
Permen Mint
Pada tahun 1912 Clarence Crene menciptakan permen mint. Keberadaan permen mint itu
sendiri sebenarnya sudah ada di daratan Eropa namun kebanyakan berbentuk persegi. Crene
akhirnya mencoba membuat permen mint dengan bentuk yang lain yaitu bulat dan bolong
ditengahnya. 'Life saver' itulah nama awal permen ini disebut karena memang bentuknya mirip
seperti pelambung atau ban menyelamat, dan sekarang permen ini lebih dikenal orang dengan
sebutan permen polo.
Gula Asam
Kembang gula yang lain yang tergolong tua adalah kembang gula asem. Catatan tentang
kembang gula ini masih sangat sedikit. Akan tetapi, keberadaan pohon asem sendiri menarik
banyak perhatian para pelancong dari Barat ketika berada di Nusantara. Selain John Joseph
Stockdale yang mencatat keberadaan pohon asem itu adalah Albert S Bickmore, pengelana asal
Amerika Serikat, dalam buku Travels in The East Indian Archipelago (1868).
Bickmore memang tidak menceritakan soal kembang gula asem itu, tetapi ia bercerita tentang
banyaknya pohon asem di pinggir jalan yang digunakan untuk peneduh di sepanjang jalan di
Surabaya. Sejumlah jalan di banyak kota, bahkan di Jakarta, masih ditemukan keberadaan
pohon asem ini.
Pohon asem yang melimpah itu kemungkinan mengilhami orang untuk membikin kembang
gula asem. Hingga sekarang kita masih bisa menemui kembang gula asem ini dari yang
tradisional, yaitu gula dicampur asem, kita bisa merasakan kekasaran gulanya, hingga yang
sudah berupa kembang gula cetakan.
Gulali
Gulali adalah sejenis penganan yang dibuat dari pintalan gula yang dibakar terlebih dahulu.
Penganan ini pertama kali diperkenalkan pada 1904 oleh William Morrison dan John C.
Wharton.
Gulali dibuat dari gula yang diberi pewarna makanan. Mesin gulali modern bekerja dengan
cara yang sama dengan mesin-mesin yang lama. Bagian tengah mesin itu terdiri dari sebuah
wadah kecil. Ke dalamnya dimasukkan gula dan pewarna makanan. Pemanas dekat tepian
wadah itu mencairkan gulanya, yang kemudian diputar melalui lubang-lubang kecil dan
hasilnya dipadatkan oleh udara. Kemudian benang-benang itu dikumpulkan pada sebuah
wadah logam yang besar. Operator mesin memutar-mutar sepotong kayu kecil atau sebuah
kerucut karton (orang yang lebih berpengalaman biasanya menggunakan tangan mereka
sendiri) sekeliling tepian wadah besar penangkap gulali untuk mengumpulkannya.
Sebagian besar gulali terdiri dari udara sehingga hasilnya seringkali besar. Sebuah kerucut
gulali biasanya mencapai ukuran sebesar bola basket. Memakan gulali biasanya adalah bagian
dari kunjungan ke pasar malamsirkus. Warna gulali yang paling populer adalah merah jambu.
Favorit yang lain adalah campuran warna merah jambu, ungu dan biru. Keasyikan memakan
gulali semakin bertambah dengan menyaksikan cara pembuatannya di mesinnya. atau
Gulali terasa manis dan lengket. Meskipun kelihatan seperti benang wol, gulali segera mencair
di dalam mulut. Ia juga berubah menjadi lengket bila terkena uap air. Karena gulanya bersifat
higroskopis, dan mempunyai ruang permukaan yang sangat luas, ia akan menjadi makin kasar,
keras, dan biasanya tidak begitu halus lagi setelah terpapar atmosfer. Dalam iklim yang lembap
gulali harus segera dimakan dalam beberapa jam, atau ia akan mengeras.
Perkembangan Pengemasan Permen
Kembang gula masih dapat ditemukan di berbagai tempat meski mulai tidak gampang untuk
mendapatkannya. Dulu pembungkus kembang gula ini berasal dari kertas minyak. Belakangan
kemudian menggunakan plastik tetapi masih sederhana. Sekarang kemasannya berupa
kemasan plastik cetakan. Permen jahe juga ditemukan dengan pembungkus bagian dalam
seperti agar-agar. Kita bisa memakan pembungkus itu yang terasa lembut.