Anda di halaman 1dari 6

RESUME

BAB I : MENGAPA DAN BAGAIMANA


PAI DIAJARKAN DI PERGURUAN TINGGI

DISUSUN OLEH:

NAMA : ARFAN SUGMA SURYADI

NIT : 34318147

COURSE : D3 PKP 14 GOLF

JURUSAN : KESELAMATAN PENERBANGAN

DOSEN : OKE HENDRA S. Pd. I., M.T., M.S.ASM.

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN INDONESIA CURUG
Jl. Raya PLP/STPI Curug KM 8 Telp. +62215982204 - fax +62215982234
e_mail : stpicurug@yahoo.com www.stpicurug.ac.id

BANTEN
Kode Pos : 15001
A. MENELUSURI KONSEP DAN CARA PEMBELAJARAN
AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI

A. Mendeskripsikan tentang Perlunya dan Bagaimana PAI


Diajarkan di Perguruan Tinggi

Mata kuliah PAI di PT wajib diajarkan sebagai mata kuliah mandiri, diajarkan oleh
dosen yang seagama dengan mahasiswa, dan diajarkan oleh dosen yang memenuhi syarat
kompetensi sebagai dosen PAI yang profesional.
Makna Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi
Muhammad saw. melalui Malaikat Jibril „alaihis salām; kemudian Nabi Muhammad saw.
menyampaikan agama Islam itu kepada umatnya melalui pengajaran, bimbingan, dan
keteladanan. Agama Islam model ini berlaku hingga akhir zaman, yang ajaran aslinya
dilestarikan oleh ulama pewaris nabi (“Al-‟Ulamā`u hum waratsatul-anbiyā`.” Artinya
para ulama adalah pewaris nabi). Agama Islam model inilah yang perlu diajarkan di PT.
Mata kuliah PAI di PT memiliki landasan psikologis, sosial-budaya, historis,
filosofis-ideologis, dan yuridis formal yang sangat kuat. Landasan psikologis
penyelenggaraan PAI di PT adalah bahwa manusia itu makhluk teogenetis atau teis (bukan
ateis) dan butuh kepada Tuhan, terutama ketika dirinya diuji dengan himpitan hidup yang
sangat berat. PAI berperan menyadarkan mahasiswa agar selalu butuh dengan Tuhan.
Terjadinya korversi agama mengindikasikan bahwa manusia selalu kembali kepada Tuhan
dan selalu mencari agama, mazhab, dan ajaran yang benar. PAI berperan menyajikan
informasi yang jelas dan benar tentang agama. Tidak adanya pembelajaran PAI di PT akan
mengakibatkan larinya para mahasiswa kepada organisasi-organisasi atau kelompok-
kelompok keagamaan yang menyuguhkan kebahagiaan semu, yang justru bertentangan
dengan agama, masyarakat, dan pemerintah.
Secara filosofis-ideologis dan yuridis formal, PAI di PT memiliki landasan yang
sangat kokoh. Dasar negara dan ideologi bangsa Pancasila, khususnya sila pertama
Pancasila (Ketuhanan Yang Maha Esa) memayungi agama dan kehidupan bangsa yang
religius. UU Sistem Pendidikan Nasional (No. 20 Tahun 2003) bab II pasal 3 menegaskan,
tujuan pendidikan untuk berkembangnya potensi peserta didik (termasuk mahasiswa) agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, dan seterusnya. UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi menegaskan
bahwa Pendidikan Agama di PT merupakan mata kuliah mandiri yang wajib diajarkan
pada program Diploma dan Sarjana.
Bagaimanakah PAI diajarkan di PT? Ada dua pandangan, pertama, menekankan
pentingnya substansi materi; dan kedua, menekankan pentingnya proses pembelajaran.
Pendapat pertama menyatakan, pembelajaran PAI di PT perlu kaya dengan substansi.
Mahasiswa harus dibekali dengan sebanyak-banyaknya materi PAI.
Dosen PAI harus menyuguhkan materi pembelajaran agama secara luas dan
mendalam. Pendapat kedua menyatakan, pembelajaran PAI di PT perlu kaya dengan
proses. Mahasiswa tidak perlu dibekali materi keagamaan yang banyak. Dosen PAI cukup
menyuguhkan substansi materi yang paling dasar dan inti saja. Adapun pengembangannya
diserahkan untuk digali oleh mahasiswa. Oleh karena itu, yang terpenting bagi dosen PAI
adalah memberikan keterampilan kepada mahasiswa tentang cara-cara atau pendekatan
yang paling tepat untuk memahami dan mengimplementasikan ajaran agama.
Sebelum memutuskan pendekatan yang lebih baik terlebih dahulu perlu disadari
bahwa sumber utama pembelajaran PAI adalah Al-Quran dan hadis. Kitab Al-Quran
sangat tebal, yaitu terdiri dari 6.136 ayat. Kitab-kitab hadis lebih tebal lagi. Shahih
Bukhari dan Shahih Muslim saja (dua kitab hadis yang paling dipercaya) terdiri dari lebih
12 ribu hadis. Jika PAI lebih menekankan kepada pendekatan substansi, maka mahasiswa
akan menerima ajaran Islam secara instan dan relatif lebih aman (karena diajarkan oleh
ahlinya), tetapi mahasiswa tidak akan terbiasa menelaah ajaran Islam secara mandiri.
Sebaliknya, jika PAI menekankan kepada proses pembelajaran, mahasiswa akan terbiasa
menggali / mencari sendiri ajaran Islam. Tetapi untuk dapat memahami ajaran Islam secara
benar akan lebih sulit, oleh karena itu tetap memerlukan pendampingan.

B. Rangkuman tentang Perlunya dan Bagaimana PAI Diajarkan di


Perguruan Tinggi

Mata kuliah PAI di PT memiliki landasan ideologis, historis, sosial-budaya,


psikologis, dan yuridis formal yang sangat kuat.
Bagaimanakah PAI diajarkan di PT? Pendapat pertama menyatakan, pembelajaran
PAI di PT perlu kaya dengan substansi. Mahasiswa harus dibekali dengan sebanyak-
banyaknya materi PAI. Dosen PAI harus menyuguhkan materi pembelajaran agama secara
luas dan mendalam. Pendapat kedua menyatakan, pembelajaran PAI di PT perlu kaya
dengan proses. Dosen PAI cukup menyuguhkan substansi materi yang paling dasar dan
inti saja. Adapun pengembangannya diserahkan untuk digali oleh mahasiswa. Oleh karena
itu, yang terpenting bagi dosen PAI adalah memberikan keterampilan kepada mahasiswa
tentang cara-cara atau pendekatan yang paling tepat untuk memahami dan
mengimplementasikan ajaran agama, sedangkan mahasiswa secara aktif menggali dan
membangun kemungkinan metodologik yang dapat mereka gunakan agar pemahaman dan
pengamalan keislaman mereka semakin baik.
1. Landasan filosofi diajarkan di Perguruan Tinggi
Pelaksanaan PAI di Perguruan Tinggi Umum mempunyai dasar yang sangat kuat.
Dasar tersebut dapat ditinjau dari berbagai aspek, yaitu sebagai berikut :

1. Dasar Yuridis
Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undangan yang secara
tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama.
Dasar yuridis tersebut terdiri atas:

a. Dasar Ideal, yaitu dasar falsafah Negara Pancasila, sila pertama Ketuhanan Yang
Maha Esa.
b. Dasar Struktural atau Konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam Bab XI pasal 29
ayat 1 dan 2, serta UUD 1945 Pasal 31 ayat 1,2,3,4, dan 5.
c. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu bab V
tentang peserta didik, Pasal 12 ayat (1) bagian a-c, dan pasal 37 ayat (1).

2. Dasar Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam
yaitu al-Quran dan Hadis. Terdapat beberapa ayat yang menjelaskan hal tersebut.
Adalah sebagai berikut, yang Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah, dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An Nahl/16: 125)

Selain itu dijelaskan pula dalam firman Allah QS. Ali Imran. Yang Artinya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran/03: 104)
Beberapa dasar religius tersebut, dapat dilihat bahwa pentingnya pelaksanaan
pendidikan Agama Islam bukan hanya sekedar untuk memperoleh pengetahuan saja,
namun lebih kepada pembentukan sikap manusia ke arah yang sesuai dengan tujuan.

3. Dasar Psikologis
Yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal
ini didasarkan bahwa dalam kehidupannya, manusia baik secara individu maupun
sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak
tenang dan tidak tentram akibat dari rasa frustasi (tekanan perasaan), konflik
(pertentangan batin), dan kecemasan sehingga memerlukan adanya pegangan hidup.
Kebutuhan gama sangat erat hubungannya dengan usaha manusia untuk menciptakan
hidup bahagia. Oleh karena itu, kondisi manusia pada hakikatnya menuntut agar
semua kebutuhan dapat tercapai dalam rangka mewujudkan hidup yang harmonis, dan
bahagia termasuk juga kebutuhan rohani seseorang terhadap agama.

2. Landasan teologis diajarkan di Perguruan Tinggi

Hadis Nabi SAW merupakan sumber kedua ajaran Islam sesudah kitab suci al-
Qur’an. Semua ayat al-Qur’an diterima oleh para sahabat dari Rasulullah SAW secara
mutawatir, ditulis dan dikumpulkan sejak zaman Nabi SAW masih hidup baik fi as-suthur
(dalam tulisan) maupun fi ash-shudur (melalui hafalan), serta dibukukan secara resmi
sejak zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq RA (W.13H), karena itu al-Qur’an bersifat Qath’i
al-subut.

Sedangkan Hadis Nabi SAW sebagian besarnya tidak diriwayatkan secara


mutawatir.Pembukuannya secara resmi baru dilakukan pada zaman Khalifah ‘Umar bin
‘Abdul Aziz al-Umawiy (99/717-101/720), oleh karena itu Hadis bersifat dhann al-
wurud.Tentunya untuk mengetahui orisinalitas dan kualitas sebuah Hadis, membutuhkan
ilmu Hadis, baik ilmu Hadis Riwayah maupun Ilmu Hadis Dirayah.

Hadis sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-Qur’an, merupakan
sarana fungsionalis untuk menggali konsep kurikulum pendidikan Islam.Kurikulum
merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam sistem pendidikan,
karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan sekaligus sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pendidikan pada semua jenjang tingkat pendidikan.Kurikulum yang
baik dan relevan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam adalah yang bersifat
integral dan komprehensif serta menjadikan al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama
dalam penyusunannya.

Dalam mengembangkan kurikulum selain berlandaskan pada al-Qurán dan Hadits


juga berlandaskan pada Pancasila terutama sila ke satu “Ketuhanan Yang Maha Esa”.Di
Indonesia menyatakan bahwa kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing individu.Dalam kehidupan,
dikembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama antara pemeluk-pemeluk
agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga dapat terbina
kehidupan yang rukun dan damai.

3. Urgensi Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi


Pendidikan Agama islam merupakan pendidikan yang sangat penting bagi
semua manusia. Pendidikan Agama Islam dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk
pengenalan tentang ajaran-ajaran islam agar nantinya setelah selesai dari pendidikan itu
ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama yang telah
diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama islam sebagai suatu
pandangan hidupnya.

Melalui Pendidikan Agama ajaran-ajaran islam akan di transferkan kepada setiap


manusia yang mempelajarinya yang nantinya dapat dijadikan modal hidup untuk di dunia
dan akhirat . Pendidikan Agama merupakan pendidikan yuang sangat penting sehingga
pendidikan agama wajib ada di setiap jenjang pendidikan. Dengan kita
mempelajari pendidikan agama islam serta mau menerapkan dan melaksanakannya
dalam kehidupan sehari-hari maka kita akan mendapat kemudahan dalam menjalani
kehidupan kita di dunia dan akhirat.

Pendidikan agama islam merupakan materi yang sulit untuk diajarkan. Karena
tidak semua manusia bisa menerima ajarannya. Oleh karena itu peran pendidik disini
sangatlah penting. Apabila seorang guru dapat menanamkan pemahaman yang baik dan
benar pada peserta didiknya maka Pendidik bisa dikatakan berhasil dalam mengajar.
Pada kenyataannya stidak semua guru agama bisa menyampaikan dan mengajarkan
materi agama islam dengan baik. Oleh karena itu peran pendidik menjadi sangat penting
dalam pengajaran agama islam.

Faktanya untuk sekarang ini tidak banyak siswa yang menyukai bahkan tidak
jarang juga siswa yang membenci pelajaran Agama Islam. Menurut mereka pelajaran
Agama Islam merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan banyak hafalannya,
sehingga kebanyakan dari siswa merasa bosan ketika mereka belajar Agama Islam.
Belajar agama memang bukan perkara yang mudah, tujuan pendidikan agama islam akan
tercapai ketika seorang guru dapat memilih metode mengajar yang tepat dalam
pembelajaran agama.

Ditingkat peguruan tinggi pun, program studi Agama Islam di Perguruan Tinggi
yang berbasis islam sangat minim peminatnya. Mereka menganggap bahwa pelajararan
agama merupakan pelajaran yang sulit, padahal pada kenyataannya semua pelajaran itu
sulit dan akan menjadi mudah apabila kita mau mempelajarinya. Apabila kita mau
berusaha untuk mempelajarinya maka semua materi akan mudah untuk diserap.

Dengan kita mempelajari agama islam maka kita mendapat keuntungam ganda
yaitu di dunia dan di akhirat. Semakin kita mendalami ilmu agama maka kita akan
merasa semakin dekat dengan Alloh SWT. Alloh akan memberi kemudahan dan
pertolongan bagi semua orang yang mau menolong agama-Nya. Sesuai dengan janji
Alloh “Apabila kita menolong agama Alloh maka Alloh akan menolong kita”.

Agama islam merupakan agama yang paling baik dan mulia dari semua agama
yang ada di dunia ini. Oleh karena itu kita sebagai umat islam setidaknya bisa mengajak
orang lain untuk masuk Agama kita, bukan kita yanng terbawa masuk ke agama lain.
Oleh karena itu dibutuhkan ketaqwaan dan keimanan yang kuat supaya kita tidak
terbawa ke jalan yang sesat. Hal ini bisa dilakukan dengan cara kita
mempelajari pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan
yang berbasis religius dimana pendidikan ini diharapkan mampu meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan dirinya kepada Allolh SWT.

Dengan Pendidikan Agama juga peserta didik akan mampu memahami,


menghayati serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama Islam
itu sendiri memiliki tujuan agar peserta didik mampu berkembang menjadi seorang
muslim yang sebenar-benarnya dengan cara mempelajari dan menerapkannya. Selain itu
peserta didik juga memiliki kesempatan untuk mendalami dan menjalani ajaran islam
secara luas.

Pendidikan Agama Islam juga memiliki banyak fungsi diantaranya:


1. Sebagai penanaman ilmu kepada peserta didik, agar mereka tahu mana yang baikk dan
mana yang buruk, mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
2. Sebagai pencegah, Pendidikan Agama Islam diajarkan tidak lain berfungsi sebagai
pencegah perilaku siswaagar tidak melenceng kedalamhal-hal yang negatif.
3. Sebagai perbaikan, dengan mempelajari Pendidikan Agama Islam diharapkan nantinya
siswa dapat merubah sikapnya dari yang buruk menjadi lebih baik lagi.
4. Sebagai pengarah, Pendidikan Agama berfungsi sebagai pengarah tingkah laku
manusia agar senantiasa berbuat di jalan Alloh.

Pendidikan Agama Islam menjadi sangat penting di era sekarang ini, mengingat
banyaknnya pengaruh negativ yang bisa merusak moral bangsa. Untuk itu kita sebagai
generasi muda tidak boleh menutup mata akan hal ini. Dimulai dari diri sendirilah kita
menanamkan nilai-nilai agama islam dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu kita
harus tetap semangat dan istiqomah dalam menyebarkan nilai-nilai Agama.

DAFTAR PUSTAKA
http://arifmaulana196.blogspot.com/2018/03/tentang-pelaksanaan-pai-di-perguruan.html

http://rohmaniyatinanya12.blogspot.com/2015/12/landasan-teologis-dan-filosofis.html

http://hikmahmurniatun.blogspot.com/2015/09/urgensi-pendidikan-agama-islam.html\

Anda mungkin juga menyukai