Askep Hiperglikemia
Askep Hiperglikemia
HIPRGLIKMI
OLEH :
DINI HRMAWATI
NPM.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hiperglikemia sering terjadi pada pasien
kritis dari semua usia, baik pada dewasa maupun
anak, baik pada pasien diabetes maupun bukan
diabetes. Faustino dan Apkon (2005) mengemukakan
kejadian hiperglikemia pada anak sakit kritis
nondiabetes yang dirawat di PICU (Pediatric
Intensive Care Unit) berkisar antara 16,7-75,0%,
sedangkan Wintergest et al. (2006) mendapatkan
kejadian hiperglikemia di PICU sebesar 35,2-86,7%.
Pada penelitian Nurnaningsih dan Pudjiadi (2008)
didapatkan 33,3% pasien yang dirawat di PICU RSUP
Cipto Mangunkusumo Jakarta memiliki kadar glukosa
darah lebih dari 200 mg/dL.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Hiperglikemia ?
2. Apasaja yang menyebabkan terjadinya
Hiperglikemia ?
3. Tindakan apasaja yang dilakukan pada
Hiperglikemia ?
4. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien
Hiperglikemia ?
C. Manfaat
1. untuk mengetahui pengertian Hiperglikemia
2. untuk mengetahui penyebab terjadinya
Hiperglikemia
3. untuk mengetahui tindakan pada Hiperglikemia
4. untuk mengetahui bagaimana asuhan keperatan
pada Hiperglikemia
BAB II
HIPERGLIKEMIA
A. Pengertian Hiperglikemia
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan
glukosa darah dari pada rentang kadar puasa normal
80–90 mg / dl darah, atau rentang non puasa
sekitar 140–160 mg /100 ml darah (Elizabeth J.
Corwin, 200).
B. Etiologi
1. Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi
umumnya diketahui kekurangan insulin adalah
penyebab utama dan faktor herediter yang
memegang peranan penting.
2. Yang lain akibat pengangkatan pancreas,
pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau
langerhans.
3. Faktor predisposisi herediter, obesitas.
4. Faktor imunologi; pada penderita hiperglikemia
khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon
autoimun. Respon ini mereupakan repon abnormal
dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing.
C. Patofisiologi
Sindrome Hiperglikemia mengambarkan
kekurangan hormon insulin dan kelebihan hormon
glukagon. Penurunan insulin menyebabkan hambatan
pergerakan glukosa ke dalam sel, sehingga terjadi
akumulasi glukosa di plasma. Peningkatan hormon
glukagon menyebabkan glycogenolisis yang dapat
meningkatkan kadar glukosa plasma. Peningkatan
kadar glukosa mengakibatkan hiperosmolar. Kondisi
hiperosmolar serum akan menarik cairan
intraseluler ke dalam intra vaskular, yang dapat
menurunkan volume cairan intraselluler. Bila klien
tidak merasakan sensasi haus akan menyebabkan
kekurangan cairan.
Insufisiensi insulin
Hiperglikemia
informasi
Risiko defisit asam lemak peningkatan selera
cairan Meningkat makan (polipagia)
Risiko
misinterpretasi
informasi
asietas
D. Manifestasi Klinik
1. Gejala awal umumnya yaitu (akibat tingginya
kadar glukosa darah) polipagi, polidipsi, dan
poliuri.
2. Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering.
3. Rasa kesemutan, kram otot.
4. Visus menurun.
5. Penurunan berat badan.
6. Kelemahan tubuh dan luka yang tidak sembuh-
sembuh.
E. Komplikasi Hiperglikemia
Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
a) Komplikasi akut
1. Komplikasi metabolic
Ketoasidosis diabetic
Koma hiperglikemik hiperismoler non
ketotik
Hipoglikemia
Asidosis lactate
2. Infeksi berat
b) Komplikasi kronik
1. Komplikasi vaskuler
Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh
darah perifer
Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
2. Komplikasi neuropati
Neuropati sensorimotorik, neuropati
otonomik gastroporesis, diare diabetik,
buli – buli neurogenik, impotensi,
gangguan refleks kardiovaskuler.
3. Campuran vascular neuropati
Ulkus kaki
4. Komplikasi pada kulit
F. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala
diatas + GDS > 200 mg% (Plasma vena). Bila GDS
100–200 mg%, maka perlu pemeriksaan toleransi
glukosa oral. Kriteria baru penentuan diagnostic
DM menurut ADA menggunakan GDP > 126 mg/dl.
Pemeriksaan lain yang perlu diperhatikan pada
pasien DM adalah :
1. Hb
2. Gas darah arteri
3. Insulin darah
4. Elektrolit darah
5. Urinalisis
6. Ultrasonografi
G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah
mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar
glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya
komplikasi vaskuler serta neuropati.
a) Diet
1. Komposisi makanan :
Karbohidrat = 60–70%
Protein 10–15%
Lemak 20–25%
2. Jumlah kalori perhari
Antara 1100–2300 kkal
Kebutuhan kalori basal : laki-laki : 30
kkal/kg BB, Perempuan : 25 kkal/kg BB
3. Penilaian status gizi
BB
BBR = x 100 %
TB – 100
Kurus : BBR 110%
Obesitas bila BBRR > 110%
Obesitas ringan 120 – 130%
Obesitas sedang 130 – 140%
Obesitas berat 140 – 200%
Obesitas morbit > 200%
Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk
penderita DM yang bekerja biasa adalah :
Kurus : BB x 40 – 60 kalori / hari
Normal (ideal) : BB x 30 kalori / hari
Gemuk : BB x 20 kalori / hari
Obesitas : BB x 10 – 15 kalori / hari.
b) Latihan Jasmani
c) Penyuluhan
Dilakukan pada kelompok resiko tinggi; umur
diatas 45 tahun, kegemukan lebih dari 120% BB
idaman atau IMT > 27 kg/m, hipertensi > 140/90
mmHg, riwayat keluarga DM, dislipidemia, HDL
250 mg/dl, parah TGT atau GPPT (TGT : > 140
mg/dl – 2200 mg/dl), glukosa plasma puasa
derange / GPPT : > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl).
a) Data subyektif :
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sekarang
Status metabolik : intake makanan yang
melebihi kebutuhan kalori,infeksi atau
penyakit-penyakit akut lain, stress yang
berhubungandengan faktor-faktor
psikologis dan social, obat-obatan atau
terapi lainyang mempengaruhi glikosa
darah, penghentian insulin atau obat
antihiperglikemik oral.
b) Data Obyektif
Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit
bergerak/berjalan, kram otot, tonus
ototmenurun, gangguan istrahat/tidur
Tanda : Takikardia dan takipnea pada
keadaan istrahat atau
aktifitasLetargi/disorientasi, koma
Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM
akut, klaudikasi, kebas dankesemutan
pada ekstremitas, ulkus pada kaki,
penyembuhan yanglama, takikardia.
Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang
lain, masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih
(poliuria), nokturia,
rasanyeri/terbakar, kesulitan berkemih
(infeksi), ISK baru/berulang, nyeritekan
abdomen, diare.
Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung
infeksi). Masalah impoten pada pria,
kesulitan orgasme pada wanita
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM,
jantung, stroke, hipertensi.Penyembuhan
yang lambat, penggunaan obat sepertii
steroid, diuretik (thiazid), dilantin
dan fenobarbital (dapat meningkatkan
kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak
memerlukan obat diabetik sesuai pesanan.
Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan
bantuan dalam pengaturan diit,
pengobatan, perawatan diri, pemantauan
terhadapglukosa darah.
INTERVENSI :
INTERVENSI:
INTERVENSI: