Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRATIKUM KIMIA

“ASAM BASA”

Guru pembimbing :
Drs . Zulhadi

Disusun oleh kelompok 2 :


1. Alif Nur Rohman
2. Ely Zabet Samosir
3. Tri Rahayu Utami
4. Ummul Fahmi Nurlaila
5. Wiwin Kurnia Sari

SMA NEGERI 3 MUARO JAMBI


TAHUN AJARAN 2018/2019
A. JUDUL
Asam Basa

B. TUJUAN
Untuk membedakan larutan asam basa dengan menggunakan indikator

C. LANDASAN TEORITIS
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam
air akan menghasilkan ion hidronium (H+). Istilah asam (acid) berasal dari
bahasa latin acetum yang berarti cuka. Dalam definisi modern, asam
adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
(yang disebut basa) atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari
suatu basa. Dalam kimia, Istilah “asam” memiliki arti yang lebih khusus.
Terdapat tiga definisi asam basa yang umum diterima dalam kimia, yaitu
definisi Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.
1. Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang
asam dan basa yaitu teori asam basa arrehenius. Menurutnya asam
adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion H+. Basa merupakan zat yang apabila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan ion OH-.
2. Pada tahun 1923 ahli kimia Denmark bernama J.N Bronsted dan
ahli kimia Inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori yang
bernama teori asam basa Bronsted-Lowry, yang berbunyi suatu zat
pemberi proton (proton donor) disebut asam dan suatu zat
penerima proton (proton aseptor) disebut basa.
3. Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa
adalah zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas
yang dapat diberikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan
kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat
menerima pasangan elektron bebas.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut :
- Mempunyai rasa asam
- Dapat merubah warna indicator misalnya kertas lakmus biru
menjadi merah
- Bersifat korosif terhadap logam
- Dapat menghantarkan listrik (konduktor)
- Jika dilarutkan di dalam air menghasilkan ion hydrogen (H+)
- Memiliki nila pH (derajat keasaman) kurang dari 7. Semakin kecil
nilai pH suatu zat maka semakin kuat keasamannya.
Basa adalah suatu zat yang dapat menetralan asam. Istilah
“basa” (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Menurut
Arrhenius, basa merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilan ion
Hidroksida (OH-) bila dilarutkan dalam air mempunyai rasa pahit dan
bersifat kaustik.
Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut :
- Mempunyai rasa pahit
- Terasa licin jika terkena air, misalnya sabun
- Dapat menghantarkan arus listrik (konduktor)
- Dapat merubah warna indicator misalnya kertas lakmus merah
menjadi biru
- Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion Hidroksida (OH)
- Bersifat kaustik artinya dapat merusak kulit
- Memiliki nilai pH lebih dari 7. Semakin besar nilai pH suatu zat
maka semakin kuat derajat kebasaannya.

Dalam laboratorium kimia, indicator asam-basa yang biasa digunakan


adalah indicator buatan dan indicator alami. Berikut ini penjelasan tentang
indicator asam-basa alami.
Indicator alami merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah
warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indicator alam yang
biasanya dilakukan dalam pengujian asam-basa adalah tumbuhan yang
berwarna mencolok, berupa bunga-bungaaan, umbi-umbian, kulit buah,
dan dedaunan. Perubahan warna indicator bargantung pada warna jenis
tanamannya. Indicator adalah suatu zat yang dapat memberikan warna
berbeda dalam suasana yang berbeda. Dengan indicator, kita dapat
menentukan suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral.
Senyawa asam mempunyai rasa yang masam sedangkan senyawa
basa mempunyai rasa yang pahit. Akan tetapi kita tidak boleh mencicipi
rasa dari suatu zat kimia. Karena ada beberapa zat yang mengandung
racun. Oleh karena itu, untuk menguji sifat asam-basa larutan, kita dapat
menggunakan alat bantu berupa kertas lakmus dan beberapa indikator
alami seperti ekstrak bunga. Tetapi pada uji percobaan ini kita akan
menggunakan bahan indicator alami, seperti ekstrak bunga kembang
sepatu dan bunga kertas merah.
D. ALAT & BAHAN
1) Cetakan es batu
2) Pipet
3) Ember kecil
4) Lap/tisu
5) Indikator :
a) Indikator bunga kertas
b) Indikator kulit buah manggis
c) Indikator metil jingga
d) Indikator metil merah
e) Indikator bromtimol biru
f) indikator fenolftalein
6) Larutan :
a) Larutan detergen (L.D)
b) Larutan cuka makan (L.CM)
c) Larutan asam (L.A)
d) Larutan basa (L.B)
e) Larutan netral (L.N)

E. PROSEDUR KERJA
1. Sediakan cetakan es batu yang sudah bersih, isi setiap tempat
dengan larutan yang ada (L.D, LCM, L.A, L.B, L.N)
2. Catat terlebih dahulu warna masing-masing indikator yang akan di
teteskan kedalam larutan.
3. Kemudian teteskan indikator kedalam larutan yang ada sebanyak
tiga tetes untuk setiap larutan.
4. Amati perubahan yang terjadi terhadap larutan setelah diteteskan
indikator.
5. Catat data perubahan setiap indikator dalam larutan
F. HASIL PENGAMATAN
Setelah melakukan langakah-langkah kerja diatas maka, didapat hasil
pengamatan yang akan dituangkan dalam tabel pengamatan di bawah ini.

Tabel hasil pengamatan - [KELOMPOK 2]

Warna larutan setelah diteteskan indikator


NO Indikator

L.A L.B L.N L.CM L.D

Bening Bening
Bening Bening Keruh
→ →
1 MM → → →
Merah Merah
kuning Merah kuning
jambu jambu
Bening Bening Bening Bening Keruh
2 BB → → → → →
Biru Biru Biru Biru Biru
Bening Bening Bening Bening Keruh
3 MJ → → → → →
Merah Kuning Jingga Merah Kuning
Bening Bening Bening Bening Keruh
4 FT → → → → →
Bening Ungu Bening Bening Ungu
Bening Bening
5 KM → → - - -
Coklat Ungu
Bening
Bening

6 BK → - - -
Merah
Kuning
jambu

Keterangan :
MM : Metil Merah BB : Bromtimol Biru MJ : Metil jingga

FT : Fenolftalein KM : Kulit Manggis BK : Bunga Kertas

LA : L.Asam LB : L.Basa LN :L.Netral

LCM : L.Cuka Makan LD : L.Detergen

G. PENGOLAHAN DATA
Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil data :
 Pada percobaan pertama menggunakan indikator buatan atau
universal(MM, BB, MJ, FT) didapat data seperti berikut :
- Dari larutan asam, dan larutan cuka makan setelah ditetesi
indikator buatan Metil Merah(MM) akan menghasilkan warna
merah jambu, pada larutan basa, dan larutan detergen akan
menghasilkan warna kuning, sedangkan pada larutan netral
menghasilkan warna merah.
- Pada larutan asam, larutan basa, larutan netral, larutan cuka
makan, dan larutan detergen setelah ditetesi dengan indikator
buatan Bromtimol Biru(BB) akan menghasilkan warna biru.
- Pada larutan asam, dan larutan cuka makan setelah ditetesi
indikator buatan Metil Jingga(MJ) akan menghasilkan warna
merah, pada larutan basa, dan larutan detergen menghasilkan
warna kuning, sedangkan pada larutan netral warna yang
dihasilkan adalah jingga.
- Pada larutan asam, larutan netral, dan larutan cuka makan
setelah ditetesi indikator buatan Fenolftalein(FT) tidak
menghasilkan warna atau warnanya tetap seperti
semula(bening), sedangkan pada larutan basa, dan larutan
detergen akan menghasilkan warna ungu.
 Pada percobaan kedua mengunakan indikator alami(Kulit
Manggis(KM), dan Bunga Kertas(BK))
- Pada larutan asam setelah ditetesi indikator alami Kulit
Manggis(KM) larutan berubah warna menjadi coklat,
sedangkan pada larutan basa akan menghasilkan warna
ungu.
- Pada larutan asam setelah ditetesi indikator alam Bunga
Kertas(BK) larutan berubah warna menjadi merah muda,
sedangkan pada larutan basa menghasilkan warna kuning.
 Kadar pH
1. Menggunakan indikator strips
- Larutan cuka makan : 4 (asam) < 7
- Larutan detergen : 8 (basa) > 7
2. Menggunakan parameter digital
- Larutan cuka makan :3,4(asam) <7
- Larutan detergen : 9,0 (basa) > 7

H. KESIMPULAN
Teori Asam-Basa menurut para ahli :
1. Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan basa
yaitu teori asam basa arrehenius. Menurutnya asam adalah suatu
zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+.
Basa merupakan zat yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion OH-.
2. J.N Bronsted dan T.N Lowry mengemukakan teori yang bernama
teori asam basa Bronsted-Lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi
proton (proton donor) disebut asam dan suatu zat penerima proton
(proton aseptor) disebut basa.
3. G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang
memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat
diberikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen
koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima
pasangan elektron bebas.

Pada pratikum Asam-Basa yang telah kami lakukan, dapat ditarik


kesimpulan bahwa :

- Larutan cuka makan merupakan larutan asam dengan pH 4


pada indikator strips dan 3,4 pada parameter digital.
- Larutan detergen merupakan larutan basa dengan pH 8 pada
indikator strips dan 9,0 pada parameter digital.
- Indikator Asam-Basa terbaik dari indikator universal yang
kami pakai adalah indikator Metil Merah(MM) dan Metil
Jingga(MJ), karena setelah diteteskan kedalam larutan asam
dan basa menimbulkan warna yang mencolok sehingga mudah
untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa.(MM)
pada larutan asam akan menghasilkan warna merah jambu,
pada larutan basa bewarna kuning. (MJ) pada larutan asam
bewarna merah, dan pada larutan basa bewarna kuning.
- Indikator alami yang kami gunakan yaitu kulit manggis(KM)
dan bunga kertas merah(BK) merupakan indikator yang baik
menurut kami, karena ketika diteteskan ke dalam larutan asam
dan basa dapat memberikan perubahan warna yang mencolok.
(KM) pada larutan asam bewarna cokelat dan basa bewarna
ungu. Sedangkan (BK) Pada larutan asam bewarna merah
jambu dan pada larutan basa bewarna kuning.

I. KRITIK DAN SARAN


J. DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, Sentot Budi. 2016. Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk SMA
dan MA kelas XI. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
http://gunawanfly.blogspot.com/2015/10/laporan-praktikum-kimia-
indikator-asam.html
https://kuliahstrukturdata.wordpress.com/2012/05/09/format-laporan-
praktikum-struktur-data/
http://mynewantv.blogspot.com/2017/04/laporan-praktikum-kimia-xi-o2-
asam-basa.html

Anda mungkin juga menyukai