Laporan Pratikum Kimia
Laporan Pratikum Kimia
“ASAM BASA”
Guru pembimbing :
Drs . Zulhadi
B. TUJUAN
Untuk membedakan larutan asam basa dengan menggunakan indikator
C. LANDASAN TEORITIS
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam
air akan menghasilkan ion hidronium (H+). Istilah asam (acid) berasal dari
bahasa latin acetum yang berarti cuka. Dalam definisi modern, asam
adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
(yang disebut basa) atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari
suatu basa. Dalam kimia, Istilah “asam” memiliki arti yang lebih khusus.
Terdapat tiga definisi asam basa yang umum diterima dalam kimia, yaitu
definisi Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.
1. Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang
asam dan basa yaitu teori asam basa arrehenius. Menurutnya asam
adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion H+. Basa merupakan zat yang apabila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan ion OH-.
2. Pada tahun 1923 ahli kimia Denmark bernama J.N Bronsted dan
ahli kimia Inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori yang
bernama teori asam basa Bronsted-Lowry, yang berbunyi suatu zat
pemberi proton (proton donor) disebut asam dan suatu zat
penerima proton (proton aseptor) disebut basa.
3. Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa
adalah zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas
yang dapat diberikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan
kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat
menerima pasangan elektron bebas.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut :
- Mempunyai rasa asam
- Dapat merubah warna indicator misalnya kertas lakmus biru
menjadi merah
- Bersifat korosif terhadap logam
- Dapat menghantarkan listrik (konduktor)
- Jika dilarutkan di dalam air menghasilkan ion hydrogen (H+)
- Memiliki nila pH (derajat keasaman) kurang dari 7. Semakin kecil
nilai pH suatu zat maka semakin kuat keasamannya.
Basa adalah suatu zat yang dapat menetralan asam. Istilah
“basa” (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Menurut
Arrhenius, basa merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilan ion
Hidroksida (OH-) bila dilarutkan dalam air mempunyai rasa pahit dan
bersifat kaustik.
Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut :
- Mempunyai rasa pahit
- Terasa licin jika terkena air, misalnya sabun
- Dapat menghantarkan arus listrik (konduktor)
- Dapat merubah warna indicator misalnya kertas lakmus merah
menjadi biru
- Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion Hidroksida (OH)
- Bersifat kaustik artinya dapat merusak kulit
- Memiliki nilai pH lebih dari 7. Semakin besar nilai pH suatu zat
maka semakin kuat derajat kebasaannya.
E. PROSEDUR KERJA
1. Sediakan cetakan es batu yang sudah bersih, isi setiap tempat
dengan larutan yang ada (L.D, LCM, L.A, L.B, L.N)
2. Catat terlebih dahulu warna masing-masing indikator yang akan di
teteskan kedalam larutan.
3. Kemudian teteskan indikator kedalam larutan yang ada sebanyak
tiga tetes untuk setiap larutan.
4. Amati perubahan yang terjadi terhadap larutan setelah diteteskan
indikator.
5. Catat data perubahan setiap indikator dalam larutan
F. HASIL PENGAMATAN
Setelah melakukan langakah-langkah kerja diatas maka, didapat hasil
pengamatan yang akan dituangkan dalam tabel pengamatan di bawah ini.
Bening Bening
Bening Bening Keruh
→ →
1 MM → → →
Merah Merah
kuning Merah kuning
jambu jambu
Bening Bening Bening Bening Keruh
2 BB → → → → →
Biru Biru Biru Biru Biru
Bening Bening Bening Bening Keruh
3 MJ → → → → →
Merah Kuning Jingga Merah Kuning
Bening Bening Bening Bening Keruh
4 FT → → → → →
Bening Ungu Bening Bening Ungu
Bening Bening
5 KM → → - - -
Coklat Ungu
Bening
Bening
→
6 BK → - - -
Merah
Kuning
jambu
Keterangan :
MM : Metil Merah BB : Bromtimol Biru MJ : Metil jingga
G. PENGOLAHAN DATA
Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil data :
Pada percobaan pertama menggunakan indikator buatan atau
universal(MM, BB, MJ, FT) didapat data seperti berikut :
- Dari larutan asam, dan larutan cuka makan setelah ditetesi
indikator buatan Metil Merah(MM) akan menghasilkan warna
merah jambu, pada larutan basa, dan larutan detergen akan
menghasilkan warna kuning, sedangkan pada larutan netral
menghasilkan warna merah.
- Pada larutan asam, larutan basa, larutan netral, larutan cuka
makan, dan larutan detergen setelah ditetesi dengan indikator
buatan Bromtimol Biru(BB) akan menghasilkan warna biru.
- Pada larutan asam, dan larutan cuka makan setelah ditetesi
indikator buatan Metil Jingga(MJ) akan menghasilkan warna
merah, pada larutan basa, dan larutan detergen menghasilkan
warna kuning, sedangkan pada larutan netral warna yang
dihasilkan adalah jingga.
- Pada larutan asam, larutan netral, dan larutan cuka makan
setelah ditetesi indikator buatan Fenolftalein(FT) tidak
menghasilkan warna atau warnanya tetap seperti
semula(bening), sedangkan pada larutan basa, dan larutan
detergen akan menghasilkan warna ungu.
Pada percobaan kedua mengunakan indikator alami(Kulit
Manggis(KM), dan Bunga Kertas(BK))
- Pada larutan asam setelah ditetesi indikator alami Kulit
Manggis(KM) larutan berubah warna menjadi coklat,
sedangkan pada larutan basa akan menghasilkan warna
ungu.
- Pada larutan asam setelah ditetesi indikator alam Bunga
Kertas(BK) larutan berubah warna menjadi merah muda,
sedangkan pada larutan basa menghasilkan warna kuning.
Kadar pH
1. Menggunakan indikator strips
- Larutan cuka makan : 4 (asam) < 7
- Larutan detergen : 8 (basa) > 7
2. Menggunakan parameter digital
- Larutan cuka makan :3,4(asam) <7
- Larutan detergen : 9,0 (basa) > 7
H. KESIMPULAN
Teori Asam-Basa menurut para ahli :
1. Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan basa
yaitu teori asam basa arrehenius. Menurutnya asam adalah suatu
zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+.
Basa merupakan zat yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion OH-.
2. J.N Bronsted dan T.N Lowry mengemukakan teori yang bernama
teori asam basa Bronsted-Lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi
proton (proton donor) disebut asam dan suatu zat penerima proton
(proton aseptor) disebut basa.
3. G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang
memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat
diberikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen
koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima
pasangan elektron bebas.