Anda di halaman 1dari 29

SEBUAH METODE BARU UNTUK

ESTIMASI JUMLAH TROMBOSIT DARI


APUSAN DARAH TEPI : SEBUAH STUDI
YANG MEMBANDINGKAN METODE
ESTIMASI TROMBOSIT YANG BARU
DENGAN METODE YANG ADA

Annals of Pathology and Laboratory Medicine, Vol. 04, No. 01,


Januari – February, 2017

Oleh : Emelia Wijayanti


Pembimbing : dr. Herniah Asti W, SpPK
LATAR BELAKANG
PERHITUNGAN JUMLAH TROMBOSIT
 Automated Hematology Analyzer
 Rasio Trombosit/ Eritrosit dengan trombosit
berlaber fluorescent (ICSH & ISLH)
 Metode tradisional : rata – rata  trombosit/
lapang pandang 100x X 15.000/ 20.000
TUJUAN PENELITIAN

Membandingkan berbagai metode


• Menghitung estimasi jumlah trombosit
dari apusan darah tepi secara manual
• Mengetahui metode yang akurat
diantaranya
MATERIAL & METODE
Sample EDTA Bekuan & Hemolisis

Sysmez XT-1800i

Apusan Darah Tepi – Leishman Stain


Clumping
Mikroskop Cahaya (Leica DM750)

Perhitungan  Trombosit pada10 bidang lapang


pandang 100x di Zona Baca

Perhitungan  Eritrosit dalam ¼ lapang pandang x 4


 Trombosit dihitung Manual dengan 4 metode berbeda
dan dibandingkan dengan Automated Hematology Analyzer
HASIL
 Kadar Hb : 2,8 s/d 19,7 g/dL
  Eritrosit : 35.000 s/d 607.000 /L (Rerata 249.225/L)

Method A Method B Method C Method D


Trombosit count 39.200 to 42.000 to 56.000 to 8.680 to
range (per μL) 624.000 720.000 960.000 576.000
Mean of the 251.532 292.522,5 390.030 226.677,4
trombosit counts
Difference from No Statistically Statistically Statistically
automated statistically significant significant significant
analyzer (based significant difference difference difference
on student’s t difference (p (p value < (p value < (p value
test p value) value 0.798) 0.001) 0.001) 0.018)
Correlation 0.973 0.944 0.944 0.789
coefficient
Gambar 1 : Analisis regresi scatterplot membandingkan Metode A
dan automated analyzer hanya menunjukkan dispersi minimal
Gambar 2 : Analisis regresi scatterplot yang membandingkan
Metode B dan automated analyzer menunjukkan dispersi moderat.
Gambar 3 : Analisis regresi scatterplot membandingkan Metode C
dan automated analyzer menunjukkan dispersi sedang
Gambar 4 : Analisis regresi scatterplot membandingkan Metode D
dan automated analyzer menunjukkan dispersi yang lebih luas.
PEMBAHASAN
Automated Hematology Analyzer

 Adanya debris, mikroorganisme, eritrosit


fragmen, apoptotic bodies leukosit, dan eritrosit
mikrositik  mempengaruhi keakuratan
pengukuran
 Menghitung tormbosit dari ukuran yang kecil

 gumpalan trombosit & trombosit raksasa


tidak dihitung sebagai trombosit
Tradisional Gold Standard dengan
Mikroskop Fase Kontras  waktu
lama & presisi kurang

ICSH & ISLH : Rasio Trombosit/


eritrosit &  eritrosit total  deteksi
trombosit fluorescent  biaya besar

Kebutuhan akan metode yang lebih


sederhana untuk memverifikasi
jumlah trombosit dari automated
analyzer
Metode A
 Brahimi & Abid   Trombosit/ 1000 eritrosit x 
eritrosit total  hasil berkorelasi baik
 1000 eritrosit bisa ditemukan hanya dalam 3-4
bidang lapang pandang  tidak ideal
 Metode alternatif  perhitungan dalam 10 bidang
lapang pandang 100x

 Trombosit pada 10 LP
X  Eritrosit Total/ L
 Eritrosit pada 10 LP
Metode A  Hasil sebanding
Metode Ideal
 Koefisien Korelasi Kuat (0,973)

 Scatterplot dispersi minimal

 Nilai p tinggi dalam Student’s t test

 Kelemahan  Sulit untuk menghitung eritrosit


 Peneliti menghitung hanya dalam ¼ lapang
pandang dan hasil dikalikan 4 kecuali dalam kasus
trombositopenia dihitung dalam 1 lapang pandang
Metode B & C
 Nosanchuk  rata – rata  Trombosit pada lapang
pandang 100x X 20.000
 Web  rata – rata  Trombosit pada lapang
pandang 100x X 15.000

 Trombosit pada 10 LP
X 15.000
10

 Trombosit pada 10 LP
X 15.000
10
Metode B & C
 Berbeda secara signifikan (p<0,001)
 Scatterplots dispersi moderate
 Memiliki Variabilitas antar pengamat 
diminimalisir dengan memilih bidang yang tepat
pada Zona Baca
 Perhitungan Jumlah Trombosit tergantung luas area
yang dihitung  estimasi akan berbeda antara
mikroskop yang 1 dengan yang lain
 Korelasi Baik (0,994)  beberapa modifikasi
mungkin menghasilkan hasil lebih baik
Metode D
 Torres  rata – rata  Trombositper lapang
pandang X Kadar Hemoglobin  lebih spesifik
daripada dikalikan dengan 15.000/ 20.000
 Trombosit pada 10 LP
x Hb (g/dL) x 1000
10

 Berbeda secara signifikan (p<0,018)


 Scatterplots dispersi lebih luas
 Malok  metode ini tidak berkorelasi baik dengan
automated platelet counts
KESIMPULAN
 Metode A adalah metode pilihan untuk
Estimasi  Trombosit dari apusan darah
tepi, jika terdapat jumlah eritorsit
 Temuan ini perlu divalidasi dalam
penelitian berskala besar & berkorelasi
dengan metode referensi Internasional
yang direkomendasikan oleh ICSH & ILSH
Trombosit
• Sel darah terkecil yang tidak berinti.
• Diproduksi didalam sumsum tulang dengan
cara fragmentasi sitoplasma megakariosit.
• Berbentuk diskoid bikonveks
• Diameter ± 2 – 4 µm dan volume 7-8 fL.
• Umur trombosit ± 7-10 hari
PRINSIP PEMERIKSAAN TROMBOSIT
IMPEDANSI
 sel-sel masuk flow chamber yang menghubungkan dua
ruangan mengandung elektroda positif dan negatif.
 Sel-sel yang dianalisa dicampur dalam larutan elektrolit
kemudian dialirkan melalui apertura (celah sempit)
berukuran kecil yang memungkinkan sel lewat satu per satu.
 Sel yang bergerak melalui saluran tersebut akan mengalami
resistensi elektrik sementara yang terbaca sebagai pulsasi.
 Satu pulsasi menggambarkan satu sel dan besar pulsasi
biasanya sebanding dengan ukuran sel. Tingginya pulsasi
menunjukan ukuran trombosit dan jumlah pulsasi dapat
mengidentifkasi jumlah trombosit.
 Aliran yang keluar dilewatkan medan listrik untuk kemudian
sel dipisah-pisahkan sesuai muatannya
PRINSIP PEMERIKSAAN TROMBOSIT

 Laser-based hematologic analyzers allow platelets to pass through in single file through
a flow cell containing a laser. As the platelet passes through the laser, it is counted as an
event (providing a platelet count) but it also scatters the laser light. Two detectors can
measure the scattered light. The first is the forward scatter or low angle light scatter
detector, which measures light scattered in a forward direction, which is a reflection of
platelet size (more specifically, volume). From the detected laser light, a mean platelet
volume (MPV) can be measured and a frequency distribution curve of platelet volume
constructed. This is similar to how an impedance analyzer measures and reports on platelet
volume, although the latter uses change in amplitude of an electrical current. The second
type of detector is a side scatter or high angle light scatter detector, which measured light
scattered sideways by the platelet. The degree of light scatter is dependent on the
complexity or granularity of the platelet and is reported as a frequency distribution curve
and as the mean platelet component (MPC) in g/dL. A smaller platelet will scatter less light
in a forward direction, resulting in a lower volume. A less granular platelet will scatter less
light in a side direction, resulting in a lower MPC (e.g. activated platelet). This type of
measurement cannot be done with an impedance-based analyzer.
PRINSIP PEMERIKSAAN TROMBOSIT
OPTICAL
 Prinsip kerja pemeriksaan trombosit dengan metode
optik/flowsitometri adalah sel melalui sebuah chamber
flowcell, kemudian ditembakkan sumber cahaya (laser) yang
difokuskan.
 Cahaya yang diterima sel akan dipendarkan saat laser
ditembakkan.
 Foto detektor menangkap cahaya dari berbagai sudut
spesifik yang dapat membedakan jenis sel darah. FS untuk
membedakan ukuran, FLS untuk membedakan complexity-
nya, dan SDS untuk membedakan granularity-nya
 Informasi tentang jumlah dan ukuran sel yang telah didapat
diproses dan dikonversikan dalam bentuk digital.
PRINSIP PEMERIKSAAN TROMBOSIT
PRINSIP PEMERIKSAAN TROMBOSIT
 Pada automatic hematology analyzer masih terdapat
kelemahan apabila ada trombosit yang bergerombol,
trombosit besar (giant), kotoran, pecahan eritrosit dan
leukosit sehingga tidak dapat terdeteksi.
 Teknik ini dapat memberikan hasil rendah palsu atau
tinggi palsu.
 Hasil rendah palsu antara lain : platelet cold aglutinin,
protein plasma pada paraproteinemia, kontak
trombosit pada permukaan benda asing, giant
trombosit, lipemia, platelet satellitism, dan clumping
trombosit.
 Hasil tinggi palsu adalah mikrosferosit, fragmen, sel
leukimia dan Pappenheimer bodies.

Anda mungkin juga menyukai