Metode untuk menghitung trombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya tergantung dari
kenyataan bahwa sukar untuk menghitung sel-sel trombosit yang merupakan partikel kecil dan
mudah aglutinasi maupun mudah pecah. Sukar untuk membedakan dengan kuman. Metode
elektronik mempunyai ketelitian yang baik, tetapi metode visual yang langsung cukup dapat
digunakan utnuk menghitung trombosit yang rendah sampai tinggi. Bila trombosit rendah, maka
metode yang menggunakan plasma cukup bermakna. Metode elektronik tidak akan
diuraikan.Yang akan dibahas dalam halaman ini adalah penghitungan trombosit dengan metode
langsung (Rees-Ecker).
1. A. Prinsip
Darah diencerkan ke dalam larutan yang mengandung brilliant cresyl blue, sehingga trombosit
tercat biru muda. Trombosit dihitung dengan bilik hitung. Hasil pemeriksaannya diperiksa ulang
dengan sediaan apus.
1. B. Spesimen
o Natrium Sitrat 3,8 gr
o brillian cresyl blue 0,1 gr
o Formaldehid 40% 0,2 gr
o Aquadest 100 ml
o salinlah sebelum digunakan
o
pipet eritrosit
bilik hitung
kaca Obyek, cat wright dan larutan penyangga fosfat
mikroskop
cawan petri
kertas saring / tissue
1. D. Cara Kerja
1. Hisaplah darah dengan pipet erotrosit sampai tanda 0,5 dan encerkan dengan larutan
pengencer sampai tanda 101 (pengenceran 200x). Mulai saat ini trombosit harus selesai
dihitung dalam waktu 30 menit, agar tidak terjadi disintegrasi sel-sel trombosit
1. Siapkanlah cawan petri bagian dalam, dasar dan tutupnya ditempeli kapas yang
ukurannya sama dan sebelumnya telah dibasahi air
1. Setelah pipet tersebut dikocok, buanglah 4 tetes pertama dan tetesan ke lima isikan ke
dalam bilik hitung. masukkan bilik hitung tersebut ke dalam cawan petri yang telah
disiapkan tadi. Biarkan selama 15 menit , agar trombosit mengendap dan tidak terjadi
penguapan.
1. Letakkan bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran 100X obyektif dan
kemudian perbesaran 40 x , trombosit tampak refraktif dan mengkilat berwarna biru
muda / nila, lebih kecil dari eritrosit serta bentuk bulat, lonjong atau tersebar atau
bergerombol.
Perhitungan:
Trombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu mekanisme faali tubuh untuk
melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Fungsi utama
trombosit adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma-trauma
kecil yang terjadi sehari-hari dan mengawali penyembuhan luka pada dinding pembuluh darah.
Mereka membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan trombosit pada jaringan sub-
endotel pada pembuluh darah yang luka) dan agregasi (perlekatan antar sel trombosit).
Orang-orang dengan kelainan trombosit, baik kualitatif maupun kuantitatif, sering mengalami
perdarahan-perdarahan kecil di kulit dan permukaan mukosa yang disebut ptechiae, dan tidak
dapat mengehentikan perdarahan akibat luka yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Agar dapat berfungsi dengan baik, trombosit harus memadai dalam kuantitas (jumlah) dan
kualitasnya. Pembentukan sumbat hemostatik akan berlangsung dengan normal jika jumlah
trombosit memadai dan kemampuan trombosit untuk beradhesi dan beragregasi juga bagus.
Beberapa uji laboratorium yang digunakan untuk menilai kualitas trombosit adalah agregasi
trombosit, retensi trombosit, retraksi bekuan, dan antibody anti trombosit. Sedangkan uji
laboratorium untuk menilai kuantitas trombosit adalah masa perdarahan (bleeding time) dan
hitung trombosit
Jumlah trombosit normal adalah 150.000 – 450.000 per mmk darah. Dikatakan trombositopenia
ringan apabila jumlah trombosit antara 100.000 – 150.000 per mmk darah. Apabila jumlah
trombosit kurang dari 60.000 per mmk darah maka akan cenderung terjadi perdarahan. Jika
jumlah trombosit di atas 40.000 per mmk darah biasanya tidak terjadi perdarahan spontan, tetapi
dapat terjadi perdarahan setelah trauma. Jika terjadi perdarahan spontan kemungkinan fungsi
trombosit terganggu atau ada gangguan pembekuan darah. Bila jumlah trombosit kurang dari
40.000 per mmk darah, biasanya terjadi perdarahan spontan dan bila jumlahnya kurang dari
10.000 per mmk darah perdarahan akan lebih berat. Dilihat dari segi klinik, penurunan jumlah
trombosit lebih memerlukan perhatian daripada kenaikannya (trombositosis) karena adanya
resiko perdarahan.
Metode untuk menghitung trombombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya jelas tergantung
dari kenyataan bahwa sukar untuk menghitung sel-sel trombosit yang merupakan partikel kecil,
mudah aglutinasi dan mudah pecah. Sukar membedakan trombosit dengan kotoran.
Hitung trombosit dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Metode secara langsung
dengan menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop fase kontras dan mikroskop cahaya
(Rees-Ecker) maupun secara otomatis. Metode yang dianjurkan adalah penghitungan dengan
mikroskop fase kontras dan otomatis. Metode otomatis akhir-akhir ini banyak dilakukan karena
bisa mengurangi subyektifitas pemeriksaan dan penampilan diagnostik alat ini cukup baik.
Hitung trombosit secara tidak langsung yaitu dengan menghitung jumlah trombosit pada sediaan
apus darah yang telah diwarnai. Cara ini cukup sederhana, mudah dikerjakan, murah dan praktis.
Keunggulan cara ini adalah dalam mengungkapkan ukuran dan morfologi trombosit, tetapi
kekurangannya adalah bahwa perlekatan ke kaca obyek atau distribusi yang tidak merata di
dalam apusan dapat menyebabkan perbedaan yang mencolok dalam perhitungan konsentrasi
trombosit. Sebagai petunjuk praktis adalah bahwa hitung trombosit adekuat apabila apusan
mengandung satu trombosit per duapuluh eritrosit, atau dua sampai tiga trombosit per lapang
pandang besar (minyak imersi). Pemeriksaan apusan harus selalu dilakukan apabila hitung
trombosit rendah karena penggumpalan trombosit dapat menyebabkan hitung trombosit rendah
palsu.
Bahan pemeriksaan yang dianjurkan untuk pemeriksaan hitung trombosit adalah darah EDTA.
Antikoagulan ini mencegah pembekuan darah dengan cara mengikat kalsium dan juga dapat
menghambat agregasi trombosit.
Hitung trombosit secara langsung menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop cahaya.
Pada hitung trombosit cara Rees-Ecker, darah diencerkan ke dalam larutan yang mengandung
Brilliant Cresyl Blue sehingga trombosit tercat biru muda. Sel trombosit dihitung dengan
menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop. Secara mikroskopik trombosit tampak
refraktil dan mengkilat berwarna biru muda/lila lebih kecil dari eritrosit serta berbentuk bulat,
lonjong atau koma tersebar atau bergerombol. Cara ini memiliki kesalahan sebesar 16-25%,
penyebabnya karena faktor teknik pengambilan sampel yang menyebabkan trombosit
bergerombol sehingga sulit dihitung, pengenceran tidak akurat dan penyebaran trombosit yang
tidak merata
.
Metode fase-kontras
Pada hitung trombosit metode fase kontras, darah diencerkan ke dalam larutan ammonium
oksalat 1% sehingga semua eritrosit dihemolisis. Sel trombosit dihitung dengan menggunakan
kamar hitung standar dan mikroskop fase kontras. Sel-sel lekosit dan trombosit tampak bersinar
dengan latar belakang gelap. Trombosit tampat bulat atau bulat telur dan berwarna biru muda/lila
terang. Bila fokus dinaik-turunkan tampak perubahan yang bagus/kontras, mudah dibedakan
dengan kotoran karena sifat refraktilnya. Kesalahan dengan metode ini sebesar 8 – 10%.
Metode fase kontras adalah pengitungan secara manual yang paling baik. Penyebab kesalahan
yang utama pada cara ini, selain faktor teknis atau pengenceran yang tidak akurat, adalah
pencampuran yang belum merata dan adanya perlekatan trombosit atau agregasi.
Metodenya sama seperti fase-kontras tetapi sebagai pengganti pengenceran dipakai plasma.
Darah dibiarkan pada suhu kamar sampai tampak beberapa mm plasma. Selanjutnya plasma
diencerkan dengan larutan pengencer dan dihitung trombosit dengan kamar hitung seperti pada
metode fase-kontras.
Cara ini menggunakan sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna Wright, Giemsa atau
May Grunwald. Sel trombosit dihitung pada bagian sediaan dimana eritrosit tersebar secara
merata dan tidak saling tumpang tindih.
Metode hitung trombosit tak langsung adalah metode Fonio yaitu jumlah trombosit dibandingkan
dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit itulah yang sebenarnya dihitung. Cara ini
sekarang tidak digunakan lagi karena tidak praktis, dimana selain menghitung jumlah trombosit,
juga harus dilakukan hitung eritrosit.
Penghitungan trombosit secara tidak langsung yang menggunakan sediaan apus dilakukan dalam
10 lpmi x 2000 atau 20 lpmi x 1000 memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang baik untuk
populasi trombosit normal dan tinggi (trombositosis). Korelasinya dengan metode otomatis dan
bilik hitung cukup erat. Sedangkan untuk populasi trombosit rendah (trombositopenia) di bawah
100.000 per mmk, penghitungan trombosit dianjurkan dalam 10 lpmi x 2000 karena memiliki
sensitifitas dan spesifisitas yang baik. Korelasi dengan metode lain cukup erat.
Masalah Klinis
Cara pemeriksaan:
Derajad laporan :
(-) = tdk didptkan petechiae
(+1) =timbul beberapa petechiae dipermukaan pangkal lengan
(+2) = timbul banyak petechiae dipermukaan pangkal lengan
(+3) = timbul banyak petechiae diseluruh permukaan pangkal lengan&telapak tangan
muka&belakang
(+4)=banyak sekali petechiae diseluruh permukaan lengan, telapak tangan&jari,
muka&belakang
Ukurn normal: negative/ jml petechiae tidak lebih dari 10
A. px koagulasi
1. Bleeding time, tgtung dr efisiensi cairan jaringan u/ mempercepat [embekuan,
ketahanan kapiler, fs/ maupun jml trombosit
a. cara duke
prinsip: lubang yg baku pd cupin telingan dibuat, kmudian waktu darah keluar sampai
berhenti dicatat sbg waktu pedarahan
ukuran normal: 1-3 menit dgn batas toleransi 3-6 menit
NB: -bila perdrhan lm berhenti stelah 10 mnit maka px tdk perlu dilnjutkn. Laporkan
hasil: lebih dari 10 menit.gnkan cara ivy sbg pembanding
Prosedur:
1. cuping telinga pasien didesinfeksi dgn alcohol 70%
2. cuping telinga dijepit kuat2 dgn ibu jari dan telunjuk tangan kiri kemudian ditusuk dgn
lancet yg cukup dalam.segera syowatch dinyalakan
3. darah yg keluar ditempel dgn kertas saring pada 30 detik. (kertas saring tidak boleh
menempel pada luka)
4. ulangi setiap 30 detik pada daerah kertas saring yg berbeda2 mengelilingi tepian
lingkaran kertas saring
5. pada saat darah tidak keluar lagi, matikan stopwatch, catat waktunya
Ukuran normal: 1-3 menit dgn batas toleransi 3-6 menit
b. cara ivy
prinsip: 2 buah lubang baku dibuat pd pemukaan lengan.waktu perdrhan rata2 antar
kedua lubang dilporkan sbg hasil px
NB: bila dalam waktu 15 menit perdarahan belu berhenti, luka ditutup dgn menekannya
dgn kapas kering. Laporkan hasil lebih dari 15 menit. Bila perdarahan kurang dari
1menit, pemeriksaan diulang pada lengan yang lain
Prosedur;
1. pasang tensimeter pd lengan atas pasien pada lipatan atas lengan. Tekanan diatur
40mmHg, dan tahan supaya konstan
2. desinfeksi permukaan lengan kira2 5-7 cm dibawah lipatan
3. kulit ditegangkan dgn menarik dari belakang lengan, kemudian tusuk dgn lancet
kedalaman 3mm, bukan diatas jalur vena. Buat luka yg lain dgn jarak ±2cm drai luka yg
pertama. Stopwatch dihidupkan
4. selang 30detik, darah dari luka tusukan ditempel dgn pinggiran kertas saring tanpa
menyentuh kulit
5. ulangi setiap 30detik pada kertas saring mengelilingi lingkaran
6. saat darh berhenti, stopwatch dimatikan dan waktu dicatat
7. rata2 dari kedua luka tusukan dilaporkan sbg hasil pemeriksaan
Nilai normal: 1-7 menit dgn batas toleransi 7-11 menit
HITUNG TROMBOSIT
*Apabila jumlah trombosit kurang dari 60.000 /mm3 darah, maka akan cenderung terjadi
perdarahan.
*Jika jumlah trombosit di atas 40.000 /mm3 darah, biasanya tidak terjadi perdarahan spontan,
tetapi dapat terjadi perdarahan setelah trauma.Jika terjadi perdarahan spontan kemungkinan
fungsi trombosit terganggu atau ada gangguan pembekuan darah.
*Bila jumlah trombosit kurang dari 40.000 /mm3 darah, biasanya terjadi perdarahan spontan
*Bila jumlahnya kurang dari 10.000/ mm3 darah, perdarahan akan lebih berat.
Dilihat dari segi klinik, penurunan jumlah trombosit lebih memerlukan perhatian daripada
kenaikannya (trombositosis) karena adanya resiko perdarahan.
Metode untuk menghitung trombombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya jelas tergantung
dari kenyataan bahwa sukar untuk menghitung sel-sel trombosit yang merupakan partikel kecil,
mudah aglutinasi dan mudah pecah. Sukar membedakan trombosit dengan kotoran.
Metode untuk menghitung trombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya tergantung dari tingkat
kesukaran untuk menghitung sel-sel trombosit yang merupakan partikel kecil dan mudah
aglutinasi maupun mudah pecah. Sukar untuk membedakan dengan kuman.
B. spesimen
Darah EDTA atau darah kapiler
C.Pereaksi
Larutan pengencer trombosit (Rees-Ecker):
D. Peralatan
Alat yang digunakan:
pipet eritrosit
bilik hitung
kaca Obyek, cat wright dan larutan penyangga fosfat
mikroskop
cawan petri
kertas saring / tissue
E. Cara Kerja
1. hisaplah darah dengan pipet erytrosit sampai tanda 0,5 dan encerkan dengan larutan pengencer
sampai tanda 101 (pengenceran 200x).
2. trombosit harus selesai dihitung dalam waktu 30 menit,agar tidak terjadi disintegrasi sel-sel
trombosit
3. kocoklah pipet tersebut 3-5 menit.
4. bersihkan bilik hitung
5. siapkanlah cawan petri bagian dalam, dasar dan tutupnya ditempeli kapas yang ukurannya
sama dan sebelumnya telah dibasahi air setelah pipet tersebut dikocok,buanglah 4 tetes pertama
dan tetesan ke lima isi kan ke dalam bilik hitung.
6. masukkan bilik hitung tersebut ke dalam cawan petri yang telah disiapkan tadi.
7. Biarkan selama 15 menit , agar trombosit mengendap dan tidak terjadi penguapan.
8. letakkan bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran 100X obyektif dan kemudian
perbesaran 40 x , trombosit tampak refraktif dan mengkilat berwarna biru muda / nila, lebih kecil
dari eritrosit serta bentuk bulat, lonjong atau tersebar atau bergerombol.
F. Perhitungan: jumlah trombosit = rata-rata jumlah trombosit tiap kotak X pengenceran/ volume
kotak trombosit(kotak kecil).
buatlah sediaan apus dengan pewarnaan Wright dan amati jumlah trombosit sebagai periksa
ulang terhadap metode di atas
Metode elektronik mempunyai ketelitian yang baik, tetapi metode visual yang langsung cukup
dapat digunakan untuk menghitung trombosit yang rendah sampai tinggi.Bila trombosit rendah,
maka metode yang menggunakan plasma cukup baik.Penghitungan trombosit dengan metode
langsung (Rees-Ecker).
A. Prinsip
Darah diencerkan ke dalam larutan yang mengandung brilliant cresyl blue, sehingga trombosit
terlihat warna biru muda. Trombosit dihitung dengan bilik hitung. Hasil pemeriksaannya
diperiksa ulang dengan sediaan apus.
Clotting Time
Metode: LEE & WHITE
Prinsip: waktu pembekuan diukur sejak darah keluar dari epmbuluh sampai terjadi suatu bekuan
dalm kondisi yg spesifik
Specimen: darah segar 4 ml
Prosedur:
1. melakukan makrosampling dgn cara yg benar
2. pada saat darah masuk kedlm syringe, nyalakan stopwatch dan tourniquet dilonggarkan.
Lanjutkan dgn mengambil darah pelan2 sampai didapat 4ml
3. syringe dicabut kemudian jarum dilepaskan dari syringe, darah dimasukkan pelan2 kedalam
3tabung melewati dinding masing2 1 ml. sisanya untuk px yg lain
4. masukka tabung dlm waterbath 370C, tunggu selama 5 menit
5. tepat 5 menit kemudian, tabung 1 diangkat dan dimiringkan 450 . ulangi tindakan serupa
selang 30 detik sampai tjd bekuan yg sempurna(dimiringkan 900 tdk ada tumpahan). Catat
waktunya
6. 30 detik berikutnya lakukan hal yg serupa pda tabung 2 sampai tjd bekuan sempurna. Catat
waktunya
7. selang 30 detik berikutnya lakukan hal yg serupa pda tabung 2 sampai tjd bekuan sempurna.
Matikan stopwatch Catat waktunya
8. waktu pembekuan pada tab3 dlaporkan sbghasil px
Nilai Normal; 5-15 menit
NB :
- volume darah pda @ tab harus tepat 1 ml. jml lebih besar, waktu lebih panjang
- gelembung udara, vena punctie yg tdk lancer shg hemilisis / ikut masuknya cairan jaringan dpt
memperpendek waktu bekuan
- dgn cara yg sam tapi pake tab tg berlapis silicon&memiringkan tiap 5menit, Angka normal: 20-
60menit
menghitung trombosit
Menghitung trombosit
Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dengan kotoran kecil.
Dan ditambah dengan sifatnya yang cenderung melekat pada permukaan asing (bukan endotel
utuh) dan menggumpal-gumpal.
Ada dua cara yang lazim di pakai, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. pada cara tidak
langsung jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit
itulah yang sebnarnya dihitung. untuk mencegah trombosit melekat pada permukaan asing,
dianjurkan untuk menggunakan alat-alat gelas yang dilapisi silikon atau alat-alat plastik
Darah diencerkan dengan larutan REES ECKER dan jumlah trombosit dihitung dalam kamar
hitung. Larutan REES ECKER : natrium sitrat 3,8g; formaldehid 40% 2 ml; brillian cresylblue
30 mg; aquadest ad 100 ml. Harus disaring sebelum dipakai.
1. Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda “1″ dan
buanglah lagi cairan itu.
2. Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES ECKER sampai garis tanda
“101″. Segeralah kocok selama 3 menit.
3. Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.
4. Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dalam cawan petri tertutup
selama 10 menit agar trombosit mengendap
5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1 mm kuadrat)
memakai lensa objektif besar.
6. Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.
Catatan : Jumlah trombosit dalam keadaan normal sangat dipengaruhi oleh cara menghitungnya.
sering dipastikan nilai normal adalah antara 200.000 dan 500.000 per ul darah. Karena sukar
dihitung, pemeriksaan semikuantitatif tentang jumlah trombosit dalam sediaan apus darah sangat
besar artinya sebagai pemeriksaan penyaring.
Latar belakang : Trombosit mempunyai peran penting pada pembentukan sumbat hemostasis.
Penilaian trombosit meliputi jumlah dan fungsi. Metoda untuk pemeriksaan fungsi agregasi
trombosit yang banyak dilakukan saat ini adalah TAT metoda nefelometrik, namun tidak semua
laboratorium dapat mengerjakannya. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan percobaan
pemeriksaan sediaan apus darah tepi untuk menilai fungsi agregasi trombosit yang dapat
dikerjakan di semua laboratorium, tidak memerlukan alat khusus dan murah. Tinian : mengetahui
kesesuaian hasil dan nilai diagnostik pemeriksaan sediaan apus darah tepi dibandingkan TAT
metoda nefelometrik yang meliputi sensitivitas, spesifisitas, nilai ramal positip dan nilai ramal
negatip. Bahan dan metoda : Dilakukan pemeriksaan sediaan apus darah tepi dan TAT metoda
nefelometrik dad 65 subyek yang ada. Antikoagulan yang digunakan Natrium citrate 3,8 %.
Sediaan apus dibuat sebelum dan setelah 3 menit pemberian induktor adrenalin 3pM Penilaian
fungsi agregasi trombosit berdasarkan pembacaan pada zone VI daerah medial, lateral dan
mediolateral. Dihitung banyaknya trombosit yang berkelompok dibandingkan total trombosit
Hasil yang didapat dimasukkan ke rumus Velaskar. Hasil pemeriksaan sediaan apus
dibandingkan dengan hasil TAT metoda nefelometrik dan dicari batas hipoagregasi,
normoagregasi dan hiperagregasi dengan bantuan titik-titik kurva ROC. Dad hasil yang didapat
dilakukan uji korelasi, uji beda t berpasangan dan uji diagnostik antara pemeriksaan sediaan apus
darah tepi dan TAT metoda nefelometrik. Hasil penelitian : Didapatkan hasil batas bawah
normoagregasi 54% dan batas atas nonnoagregasi 70%. Pada uji korelasi antara pembaca I dan
TAT metoda nefelometrik didapatkan r=0,463; p=0,000 (pc0,01) dan path uji beda t berpasangan
didapatkan p=-0,357 (p>0,05). Uji diagnostik pemeriksaan sediaan apus darah tepi dibandingkan
TAT metoda nefelometrik untuk menentukan hipoagregasi atan tidak mempunyai sensitivitas
73,33%, spesifisitas 86,00%, nilai ramal positip 61,11% dan nilai ramal negatip 91,49%. Sedang
untuk menentukan normoagregasi atau tidak mempunyai sensitivitas 57,89%, spesifisitas
60,42%, nilai ramal positip 39,29% dan nilai ramal negatip 78,38%. Untuk menentukan
hiperagregasi atau tidak mempunyai sensitivitas 64,52%, spesifisitas 74,29%, nilai ramal positip
68,97% dan nilai ramal negatip 70,27%. Kesimpulan : Metoda sediaan apus darah tepi dapat
dipakai untuk menilai fungsi agregasi trombosit seperti halnya TAT metoda nefelometrik. Kata
anal : tes agregasi trombosit, nefelometrik, sediaan apus
PEMERIKSAAN JUMLAH TROMBOSIT DALAM DIAGNOSIS
LABORATORIUM
PENDAHULUAN
Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit, suatu sel muda yang besar dalam
sumsum tulang. Megakariosit matang ditandai proses replikasi endomiotik inti dan makin
besarnya volume plasma, sehingga pada akhirnya sitoplasma menjadi granular dan terjadi
pelepasan trombosit. Setiap megakariosit mampu menghasilkan 3000 - 4000 trombosit, waktu
dari diferensiasi sel asal (stem cell) sampai dihasilkan trombosit memerlukan waktu sekitar 10
hari. Umur trombosit pada darah perifer 7-10 hari.
Trombosit adalah sel darah tak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 1 - 4 mikrometer dan
volume 7 – 8 fl. Trombosit dapat dibagi dalam 3 daerah (zona), zona daerah tepi berperan
sebagai adhesi dan agregasi, zona “sol gel” menunjang struktur dan mekanisme interaksi
trombosit, zona organel berperan dalam pengeluaran isi trombosit. Fungsi utama trombosit
adalah pembentukan sumbatan mekanis sebagai respon hemostatik normal terhadap luka
vaskuler, melalui reaksi adhesi, pelepasan, agregasi dan fusi serta aktivitas prokoagulannya.
Nilai normal trombosit bervariasi sesuai metode yang dipakai. Jumlah trombosit normal menurut
Deacie adalah 150 – 400 x 109 / L. Bila dipakai metode Rees Ecker nilai normal trombosit 140 –
340 x 109/ L, dengan menggunakan Coulter Counter harga normal 150 – 350 x 109/L.
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai bahan pemeriksaan yang digunakan dalam
pemeriksaan trombosit dalam laboratorium dan kelainan trombosit yang mungkin terjadi.
BAHAN PEMERIKSAAN
Bahan pemeriksaan adalah darah lengkap, yang dapat diperoleh dari darah kapiler atau darah
vena. Darah Kapiler Pengambilan darah kapiler untuk orang dewasa dilakukan pada ujung jari
tangan ketiga dan keempat serta pada anak daun telinga, sedangkan pada bayi dan anak-anak
biasanya diambil dari tumit atau ibu jari kaki.
Perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel darah kapiler adalah sebelum penusukan dimulai
keadaan setempat perlu diperhatikan dengan seksama, merupakan kontra indikasi adalah adanya
bekas-bekas luka, keradangan, dermatitis ataupun oddema. Pengambilan darah kapiler dapat
dilakukan bila jumlah darah yang dibutuhkan sedikit saja, atau dalam keadaan emergency,
karena selain jumlah darah yang diambil sedikit sehingga jika terjadi kesalahan dalam
pemeriksaan akan sulit untuk menanggulangi.
Kesulitan-kesulitan yang sering terjadi dalam pengambilan sampel darah ini adalah, apabila kulit
sekitar luka tusukan tidak kering karena alkohol atau keringat, maka tetesan darah yang keluar
tidak dapat mengumpul melainkan menyebar ke sekitarnya sehingga sukar untuk mengambilnya.
Lagipula bahan darah semacam ini tidak boleh digunakan karena sudah bercampur dengan bahan
lain.
Darah tidak dapat keluar dengan lancar. Hal ini biasanya karena penusukan yang kurang dalam
atau peredaran darah setempat kurang baik. Usaha untuk melancarkan pengeluaran darah dengan
memijat akan sia-sia karena darah yang keluar tidak dapat dipergunakan karena sudah tercampur
dengan cairan jaringan sehingga hasil pemeriksaan menunjukkan hasil yang lebih rendah dari
yang sebenarnya.
Darah Vena Pengambilan darah vena untuk orang dewasa dilakukan pada vena difossa cubiti,
sedangkan pada anak-anak atau bayi bila perlu, darah diambil dari vena jugularis eksterna, vena
femoralis bahkan dapat diambil dari sinus sagittalis superior. Pengambilan darah vena perlu
dilakukan dengan hati-hati karena bahaya yang dapat terjadi jauh lebih besar daripada
pengambilan darah kapiler.
Dalam pengambilan sampel darah vena perlu diperhatikan, tempat yang akan digunakan untuk
pengambilan harus diperiksa dengan seksama antara lain letak dan ukuran vena.
2. Faktor analitik
Misalnya : cara pembuatan SADT yang tidak memenuhi syarat kesalahan alat hitung yang
dipakai
SADT untuk estimasi jumlah trombosit harus dibuat sebaik mungkin, sehingga terbentuk daerah
baca yang baik. Trombosit harus terdistribusi rata dan tidak menggerombol, apabila trombosit
cenderung bergerombol harus dibuat SADT baru dengan cara terlebih dahulu mencampur sampel
darah secara baik
Berdasarkan susunan populasi sel darah merah SADT dibagi menjadi 6 zona, yaitu :
• Zona I disebut zona irreguler, di daerah ini sel darah merah tidak teratur dan kadang ada yang
padat bergerombol. Daerah ini meliputi kira-kira 3% dari seluruh badan SADT.
• Zona II disebut zona tipis, dimana distribusi sel darah merah tidak teratur, saling berdesakan
dan bertumpuk. Zona ini meliputi sekitar 14%.
• Zona III disebut zona tebal, dimana sel-sel darah merah bergerombol dan padat luas zona ini
sekitar 45% atau hampir separo dari badan SADT.
• Zona IV disebut juga zona tipis, yang sama kondisinya dengan zona II hanya lebih tipis.
Luasnya sekitar 18% dari SADT.
• Zona V, zona reguler merupakan tempat sel-sel tersebar rata tidak saling bertumpuk dan
bentuk-bentuknya masih asli. Daerah ini meliputi sekitar 11% dari badan SADT.
• Zona VI juga disebut zona sangat tipis, terletak di ujung sediaan apus sebelum ekor. Di sini sel-
sel lebih longgar dan umunya berderet. Zona ini luasnya sekitar 9% dari badan SADT. Metoda
estimasi menurut Barbara Brown, apabila pada zona V dengan pembesaran lensa obyektif 100
kali ditemukan 1 trombosit maka dikalikan dengan 20.000. Faktor perkalian (f) menurut Barbara
Brown adalah 20.000.
Trombositosis
Trombositosis adalah meningkatnya jumlah trombosit pada peredaran darah diatas normal, yaitu
lebih dari 400 x 109 / L. Pada trombositosis apabila rangsangan-rangsangan yang menyebabkan
trombositosis ditiadakan maka jumlah trombosit kembali normal, misalnya terjadi pada
perdarahan yang akut, contohnya pada trauma waktu pembedahan atau melahirkan.
Trombositemi
Trombositemi yaitu peningkatan jumlah trombosit oleh proses yang ganas. Misalnya pada
lekemia mielositik kronik. Jumlah trombosit pada trombositemi dapat melebihi 1.000x109/L.
- Untuk mengetahui waktu yang terukur sejak timbulnya sampai berhentinya pendarahan
(Bleeding Time)
- Untuk mengetahui waktu yang diperlukan darah untuk membeku (Clotting Time)
1. Bleeding Time
Bleeding Time adalah waktu lamanya berdarah atau waktu yang di perlukan untuk
berhentinya darah mengalir.
Ada beberapa metode dalam Bleeding Time yaitu :
a. Metode ivy
Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam metode Ivy, tekanan darah
manset ditempatkan di lengan atas dan meningkat sampai 40 mmHg. Sebuah pisau bedah atau
pisau bedah yang digunakan untuk melakukan tusukan luka di bagian lengan bawah. Perangkat,
pisau otomatis pegas paling umum digunakan untuk membuat potongan berukuran standar.
Kawasan ditikam dipilih sehingga tidak ada vena superfisialis. Ini pembuluh darah, karena
ukuran mereka, mungkin kali pendarahan lagi, terutama pada orang dengan pendarahan cacat.
Waktu dari ketika luka menusuk dibuat sampai pendarahan semua telah berhenti diukur dan
disebut waktu perdarahan (Bleeding Time). Setiap 30 detik, handuk kertas digunakan untuk
membersihkan dari darah. Tes ini selesai ketika pendarahan telah berhenti sepenuhnya.
2. Metode duke
Untuk metode Duke, dibuat di kuping telinga atau ujung jari yang ditusuk untuk
menyebabkan perdarahan. Seperti dalam metode Ivy, tes ini waktunya dari awal pendarahan
sampai pendarahan benar-benar berhenti. Kerugian dengan metoda Duke adalah bahwa tekanan
pada vena darah di daerah menusuk tidak konstan dan hasil yang dicapai kurang dapat
diandalkan. Keuntungan dengan metode Duke adalah bahwa bekas luka tidak tetap setelah ujian.
Metode lain dapat menyebabkan bekas luka, garis rambut kecil di mana luka tersebut dibuat.
Namun, ini adalah sebagian besar perhatian kosmetik.
Tidak ada persiapan khusus yang dibutuhkan pasien untuk tes ini. daerah yang akan ditusuk
harus dibersihkan dengan alkohol. alkohol harus ditinggalkan di kulit cukup lama untuk
membunuh bakteri pada tempat luka. Alkohol harus dikeluarkan sebelum menusuk lengan
karena alkohol akan berdampak buruk hasil tes oleh pembekuan menghambat.
2. Clotting Time
Clotting Time adalah waktu yang di perlukan darah untuk membeku atau waktu yang
di perlukan saat pengambilan darah sampai saat terjadinya pembekuan.
Hal ini menunjukkan seberapa baik platelet berinteraksi dengan dinding pembuluh darah
untuk membentuk pembekuan darah. Trombin waktu membandingkan tingkat pasien
pembentukan gumpalan dengan sampel dari normal plasma dikumpulkan. Trombin yang
ditambahkan pada sampel plasma. Jika plasma tidak segera membeku, itu berarti kekurangan
(fibrinogen kuantitatif) atau cacat kualitatif (fibrinogen disfungsional). Jika seorang pasien yang
menerima heparin( substansi yang berasal dari bisa ular reptilas)e disebut digunakan bukan
trombin. Reptilase memiliki tindakan yang mirip dengan trombin tetapi tidak seperti trombin
tidak dihambat oleh heparin. Trombin waktu dapat diperpanjang oleh: heparin, produk degradasi
fibrin, antikoagulan lupus.
Dalam bidang tes koagulasi, Clotting time adalah salah satu yang paling prosedural sederhana.
Setelah membebaskan plasma dari seluruh darah dengan sentrifugasi, Trombin yang
ditambahkan pada sampel plasma. bekuan ini terbentuk dan terdeteksi optikal atau mekanis
dengan alat koagulasi. Waktu antara penambahan trombin dan pembentukan gumpalan dicatat
sebagai Clotting time.
3. FIBRIN
Fibrin (juga disebut Faktor Ia) adalah serat protein yang terlibat dalam penggumpalan
darah. Fibrin Ini adalah protein yang berhubung dgn urat saraf polymerised untuk membentuk
sebuah luka. Fibrin terbuat dari fibrinogen, yang larut plasma glikoprotein yang disintesis oleh
hati. Proses dalam koagulasi mengaktifkan kaskade zymogen prothrombin ke protease serin
trombin, yang bertanggung jawab untuk mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin kemudian
dihubungkan oleh faktor XIII untuk membentuk gumpalan. Fibrin menstabilkan FXIIIa lebih
lanjut dengan penggabungan fibrinolisis inhibitor alfa-2-antiplasmin dan TAFI (activatable
trombin inhibitor fibrinolisis, procarboxypeptidase B), dan mengikat untuk beberapa protein
perekat dari berbagai sel. Baik aktivasi Faktor XIII oleh trombin dan plasminogen penggerak (t-
PA) yang dikatalisis oleh fibrin. fibrin mengikat secara khusus faktor-faktor koagulasi diaktifkan
faktor Xa dan trombin dan entraps mereka dalam jaringan serat, sehingga berfungsi sebagai
inhibitor sementara enzim ini yang tetap aktif dan dapat dilepaskan selama fibrinolisis. Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa fibrin memainkan peran kunci dalam respon inflamasi dan
perkembangan rheumatoid arthritis.
B. CARA KERJA
1. Menyiapkan bahan praktikum.
2. Mengamati proses terjadinya Bleeding time, Clotting time, dan terbentuknya benang Fibrin.
3. Menjelaskan mekanisme terjadinya pembekuan darah.
4. Menjelaskan faktor-faktor pembekuan darah.
5. Menjelaskan penyakit apa saja yang terjadi pada darah manusia.
6. Penutup.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Bleeding Time
Bleeding Time adalah waktu lamanya berdarah atau waktu yang di perlukan untuk
berhentinya darah mengalir.
Alat & Bahan :
1. stopwatch
2. kertas saring
3. tensimeter
4. lancet
5. kapas
6. alkohol 70%
CARA KERJA :
1. siapkan lanset dalam keadaan steril
2. pasang tensimeter pada bagian lengan atas naikkan tensi 40mmHg pertahankan tekanan
Selama pemeriksaan berlangsung.
3. Bersihkan dengan alkohol ujung jari tengah, tusuk dengan lanset secara aseptis, usap darah
Yang keluar dengan kertas saring, catat keadaan darah setiap 30 detik sekali, kulit jangan
Ditekan.
4. Hentikan stopwatch jika darah sudah tidak keluar.
Tes bleeding Time di lakukan untuk mengetahui aktivitas pembekuan darah dan
mendiagnosa masalah pendarahan. Nilai normal untuk bleeding time adalah 1-6 menit
Apa artinya bila hasil abnormal ?
CARA KERJA :
1. Siapkan lancet dalam keadaan steril
2. Teteskan darah sebanyak 0,5 ml di atas objek glass
3. Nyalakan stopwatch selama 30 detik, darah dimiringkan sampai terbentuk benang-benang
Fibrin, matikan stopwatch jika darah telah membeku.
4. Bersihkan dengan alkohol ujung jari yang ditusuk dengan lanset, setelah semua pekerjaan
Selesai.
No. Nama Clotting time
1 Kelompok 1 13’27”
2 Kelompok 2 15’49”
3 Kelompok 3 13’21”
4 Kelompok 4 6’31”
5 Kelompok 5 9’27”
Tes Clotting time dilakukan untuk mengetahui faktor pembekuan darah terutama yang
membentuk tromboplastin dan faktor pembentuk trombosit.waktu normal 9-15 menit.
Faktor yang membuat clotting time abnormal adalah :
a. volume darah
b. teknik pengambilan
c. darah yang diambil terlalu sedikit/terlalu banyak.
C. FIBRIN
ALAT DAN BAHAN :
Alat dan Bahan :
1. Stopwatch
2. Kertas saring
3. Tensimeter
4. Lancet
5. Kapas
6. Alkohol
CARA KERJA :
1. Siapkan lancet dalam keadaan steril
2. Teteskan darah di atas objek glass.
3. Nyalakan stopwatch, miringkan darah sampai terbentuk benang fibrin.
No. Nama Fibrin
1 Kelompok 1 3’o8”
2 Kelompok 2 3’20”
3 Kelompok 3 3’33”
4 Kelompok 4 3’03”
5 Kelompok 5 2’12
Fibrin (juga disebut Faktor Ia) adalah serat protein yang terlibat dalam
penggumpalan darah. Fibrin Ini adalah protein yang berhubung dgn urat saraf polymerised untuk
membentuk sebuah luka. Fibrin terbuat dari fibrinogen, yang larut plasma glikoprotein yang
disintesis oleh hati. Proses dalam koagulasi mengaktifkan kaskade zymogen prothrombin ke
protease serin trombin, yang bertanggung jawab untuk mengubah fibrinogen menjadi fibrin.
Fibrin kemudian dihubungkan oleh faktor XIII untuk membentuk gumpalan. Fibrin
menstabilkan FXIIIa lebih lanjut dengan penggabungan fibrinolisis inhibitor alfa-2-antiplasmin
dan TAFI (activatable trombin inhibitor fibrinolisis, procarboxypeptidase B), dan mengikat
untuk beberapa protein perekat dari berbagai sel. Baik aktivasi Faktor XIII oleh trombin dan
plasminogen penggerak (t-PA) yang dikatalisis oleh fibrin. fibrin mengikat secara khusus faktor-
faktor koagulasi diaktifkan faktor Xa dan trombin dan entraps mereka dalam jaringan serat,
sehingga berfungsi sebagai inhibitor sementara enzim ini yang tetap aktif dan dapat dilepaskan
selama fibrinolisis. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa fibrin memainkan peran kunci dalam
respon inflamasi dan perkembangan rheumatoid arthritis.
1. Fibrinogen (faktor I) adalah glikoprotein dengan berat molekul mencapai 340.000 dalton,
fibrinogen di sintesis di hati oleh megakariosit. (prekursor fibrin ).
2. Protombin (faktor II) adalah precursor enzim proteolitik trombin dan mungkin akselator lain
padakonversi protombin.
3. Tromboplastin (faktor III) adalah jaringan aktifator lipoprotein jaringan pada konversi
protombin.
4. Kalsium (faktor IV) , di perlukan untuk aktivasi protombin dan pembentukan fibrin
5. Proacelerin (faktor V) merupakan akselator plasma globin (suatu faktor palsma yang
mempercepat konversi protombin menjadi trombin.
6. Koagulasi (Faktor VI) adalah bentuk aktif dari faktor 5.
7. Prokonvertin (faktor VII) adalah akselator konversi protombin serum ; suatu faktor serumyang
mempercepat konversi protombin.
8. Antihemofilik (faktor VIII) suatu faktor plasma yang berkaitan dengan faktor III trombosit
dan faktor christmas (IX), mengaktifasi protombin.
9. Komponen tromboplastin plasma ( christmas faktor IX) adalah faktor serum yang berkaitan
dengan faktor-faktor trombosit III dan VIII, mengaktiasi protombin.
10. Stuart (faktor X) suatu faktor plasma dan serum, akselator konversi protombin ;
mengaktifkan trombokinase
11. Tromboplastin plasma (faktor XI) adalah akselator pembentukan trombin.
12. Hagemen (faktor XII) adalah suatu faktor plasma mengaktifaasi faktor XI
13. Fibrin (faktor XIII) mengaktifasi bekuan fibrin yang lebih kuat.
seseorang.
Metode : Duke
Prinsip
Dibuat luka standar pada daun telinga dan dicatat lama waktu pendarahan. Bleeding Time
dilakukan untuk menilai factor-faktor hemostatis yang letakknya extravaskuler dimana keadaan
Prosedur
2. Tusuk dengan hemolet/lanset (sedalam 2 mm), hitung waktu bersamaan dengan keluarnya darah
dari kulit
3. Sentuhlah darah yang menetes dengan kapas/tissu. Selanjutnya selang 30 detik sentuhkan kertas
saring/tissu pada darah yang menetes. Hati-hati jangan sampai terkena kulit.
4. Pada saat tidak ada lagi darah yang menetes, hentikan menghitung
5. Catat masa pendarahan, yaitu masa dari saat keluarnya darah sampai berhentinya pendarahan
Nilai Normal
Nilai normal penetapan masa pendarahan (Bleending Time) adalah 1-6 menit.
Alat dan Bahan : Tabung reaksi d= 7-8 mm/tabung beku, Stopwatch, Spuit, dan kapas alcohol
70%.
Prinsip : Diambil darah vena dan dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian
dibiarkan membeku. Selang waktu dari saat pengambilan darah sampai saat darah membeku
Prosedur :
4. Ambil darah vena. Tuangkan sebanyak 1 µl darah ke dalam tabung beku (segera jalankan
stopwatch
pada saat darah tampak dalam jarum dan lakukan dengan cepat).
Lakukan hal ini pada setiap tabung selang waktu 30 detik sampai terlihat darah dalam tabung
Nilai Normal
Bleeding Time
Bleeding time (BT) menilai kemampuan darah untuk membeku setelah adanya luka atau trauma, dimana
trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk bekuan. Prinsip
pemeriksaannya adalah mengukur lamanya waktu perdarahan setelah insisi standart pada lengan
bawah atau cuping telinga. Bleeding time digunakan untuk pemeriksaan penyaring hemostasis primer
atau interaksi antara trombosit dan pembuluh darah dalam membentuk sumbat hemostatik, pasien
dengan perdarahan yang memanjang setelah luka, pasien dengan riwayat keluarga gangguan
perdarahan.
Pemeriksaan BT dapat dilakukan dengan metoda Ivy , yaitu dilakukan insisi dengan lanset sepanjang 10
mm dan kedalaman 1 mm di lengan bawah kemudian setiap 30 detik darah dihapus dengan kertas filter
sampai perdarahan berhenti, atau dengan metoda Duke dengan cara yang sama insisi di lokasi cuping
telinga sedalam 3-4 mm.
BT memanjang pada gangguan fungsi trombosit atau jumlah trombosit dibawah 100.000/ mm3.
Pemanjangan BT menunjukkan adanya defek hemostasis, termasuk didalamnya trombositopenia
(biasanya dibawah 100.000/ mm3), gangguan fungsi trombosit heriditer, defek vaskuler kegagalan
vasokonstriksi), Von Willebrand's disease, disseminated intravascular coagulation (DIC), defek fungsi
trombosit (Bernard-Soulier disease dan Glanzmann’s thrombasthenia) , obat-obatan (aspirin/ ASA,
inhibitor siklooksigenase, warfarin, heparin, nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID), beta-
blockers, alkohol, antibiotika) dan hipofibrinogenemia. Trombositopenia akibat defek produksi oleh
sumsum tulang menyebabkan pemanjangan BT lebih berat dibandingkan trombositopenia akibat
destruksi berlebih trombosit. Pasien dengan von Willebrand’s disease hasil BT memanjang karena faktor
von Willebrand merupakan trombosit agglutination protein. BT normal tidak menyingkirkan
kemungkinan terjadinya perdarahan hebat pada tindakan invasif.
Referensi dari :
- Kegiatan Praktikum di Laboratorium DIII Analis Kesehatan UIT
- SPO DIII Analis Kesehatan UIT
Metode Duke
Prinsip Masa perdarahan adalah waktu antara pertama kali darah keluar sampai berhenti mengalir
Alat dan Bahan
Ø Diposible lancet steril
Ø Stop Watch
Ø Tissue
Ø Kapas alkohol
Cara Kerja
Ø Siapkan alat dan bahan
Ø Desinfeksi bagian cuping telinga pasien dengan kapas alcohol
Ø Tusuk dengan menggunakan lancet steril sedalam ± 3 mm
Ø Hapus darah yang keluar tiap 30 detik dengan kapas atau kertas tissue
Ø Hitung waktu perdarahan
Referensi dari Kegiatan Praktikum DIII Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur