Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

IMPETIGO BULOSA

Program Pendidikan Profesi dokter Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

RS SUNAN KALIJAGA DEMAK

Pembimbing :

dr. Wahyu Hidayat, Sp. KK

Disusun oleh :

Novrida Anggun F.A (01.207.5541)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2012
IMPETIGO BULOSA
Pendahuluan
Pioderma merupakan penyakit yang sering dijumpai. Sebenarnya infeksi kulit, selain
disebabkan oleh bakteri gram positif seperti pada pioderma, dapat pula disebabkan oleh
bakteri gram negatif, misalnya Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Proteus mirabilis,
E. coli dan klebsiella. Penyebab yang umum ialah bakteri gram positif, yakni streptokokus
dan stafilokokus. Impetigo, yaitu merupakan salah satu bentuk pioderma yang paling sering
menyerang anak-anak, terutama yang kebersihan badannya kurang dan bisa muncul di bagian
tubuh manapun setelah terjadi cidera pada kulit, seperti luka maupun pada infeksi virus.
Paling sering ditemukan diwajah , lengan dan tungkai. Pada dewasa impetigo bisa terjadi
setelah penyakit kulit lainya.

Definisi

Istilah impetigo berasal dari bahasa Latin yang berarti serangan, dan telah digunakan untuk
menjelaskan gambaran seperti letusan berkeropeng yang biasa nampak pada daerah kulit
Impetigo mengenai kulit bagian atas ( epidermis superfisial).dengan dua macam gambaran
klinis, impetigo krustosa ( tnpa gelembung, cairan dengan krusta, keropeng, koreng) dan
impetigo bulosa ( dengan gelembung berisi cairan)
Impetigo adalah penyakit kulit menular yang disebabkan bakteri dan biasanya menyerang
anak-anak. Walaupun sebagian besar disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka,
namun impetigo dapat terjadi pada kulit yang sehat. Impetigo merupakan infeksi kulit yang
mudah sekali menyebar, baik dalam keluarga, tempat penitipan atau sekolah. Impetigo
menyebar melalui kontak langsung dengan lesi (daerah kulit yang terinfeksi). Di Inggris
kejadian impetigo pada anak sampai usia 4 tahun sebanyak 2,8% pertahun dan 1,6% pada
anak usia 5-15 tahun.

Sinonim

Impetigo vesiko-bulosa, cacar monyet

Penyebab

Mikroorganisme penyebab impetigo adalah Staphylococcus aureus dan Streptococcus B


hemoliticus. Untuk impetigo bulosa sebabnya lebih sering karena Staphylococcus aureus
Gejala
Impetigo terdiri dari dua jenis, yaitu impetigo krustosa (tanpa gelembung cairan, dengan
krusta/keropeng/koreng) dan impetigo bulosa (dengan gelembung berisi cairan). Impetigo
krustosa hanya terdapat pada anak-anak, paling sering muncul di muka, yaitu di sekitar
hidung dan mulut. Kelainan kulit berupa eritema dan vesikel yang cepat memecah sehingga
penderita datang berobat yang terlihat adalah krusta tebal berwarna kuning seperti madu. Jika
dilepaskan tampak erosi dibawahnya Impetigo bulosa terdapat pada anak dan dewasa, paling
sering muncul di ketiak, dada, dan punggung. Kelainan kulit berupa eritema, vesikel, bula
dan bula hipopion. Kadang-kadang waktu penderita datang berobat, vesikel atau bula telah
pecah

Pemeriksaan Penunjang

 Laboraturium rutin
Pada pemeriksaan darah rutin, lekositosis ringan hanya ditemukan pada 50% kasus
pasien dengan impetigo.
 Pemeriksaan imunologis
Pada impetigo yang disebabkan oleh streptococcus dapat ditemukan peningkatan
kadar anti deoksiribonuklease (anti DNAse) B antibody
 Pemeriksaan mikrobiologis
Eksudat yang diambil di bagian bawah krusta dan cairan yang berasal dari bulla dapat
dikultur dan dilakukan tes sensititas. Hasil kultur bisa memperlihatkan S. pyogenes, S.
aureus atau keduanya. Tes sensitivitas antibiotic dilakukan untuk mengisolasi
metisilin resistar. S. aureus (MRSA) serta membantu dalam pemberian antibiotic yang
sesuai. Pewarnaan gram pada eksudat memberikan hasil gram positif.
Pada blood agar koloni kuman mengalami hemolisis dan memperlihatkan daerah yang
hemolisis di sekitarnya meskipun dengan blood agar telah cukup untuk isolasi kuman,
manitol salt agar atau medium Baierd-Parker egg Yolk-tellurite direkomendasikan
jika lesi juga terkontaminasi oleh organism lain. Kemampuan untuk mengkoagulasi
plasma adalah tes paling penting dalam mengidentifikasi S. aureus. Pada sheep blood
agar, S. pyogenes membentuk koloni kecil dengan daerah hemolisis disekelilingnya.
Streptococcus dapat dibedakan dari Staphylokokkus dengan tes katalase.
Streptococcus memberikan hasil yang negative.

Pengobatan

Impetigo diobati dengan Impetigo. Penyakit ini dapat sembuh sendiri dalam 2-3 minggu,
namun karena dapat menyebar dengan mudah dan dapat menjadi infeksi yang lebih serius,
sangat penting untuk mengobatinya secepat mungkin. Pada lesi yang terlokalisir maka
pemberian antibiotik topikal diutamakan. Karena antibiotik topikal sama efektifnya dengan
antibiotik oral. Antibiotik oral disimpan untuk kasus dimana pasien sensitif terhadap
antibiotik topikal, lesi lebih luas atau dengan penyakit penyerta yang berat. Obat topikal yang
diberikan mupirocin 2% diberikan di kulit yang terinfeksi 3x sehari selama tiga sampai lima
hari. Antibiotik oral yang dapat diberikan adalah Amoxicillin dengan asam klavulanat;
cefuroxime;cephalexin; dicloxacillin; atau eritromicin selama 10 hari
Komplikasi

infeksi dari penyakit ini dapat tersebar keseluruh tubuh utamanya pada anak-anak. Jika tidak
di obati secara teratur, maka penyakit ini dapat berlanjut menjadi glomerulonefritis (2-5%)
akut yang biasanya terjadi 10 hari setelah lesi impetigo pertama muncul, namun biasanya
juga terjadi setelah 1-5 minggu kemudian.

Prognosis
Secara umum prognosis dari penyakit ini adalah baik jika dilakukan pengobatan yang teratur,
meskipun dapat pula komplikasi sistemik seperti glomerulonefritis dan lain-lain. Lesi
mengalami perbaikan setelah 7-10 hari pengobatan.

Pencegahan

Untuk mencegah impetigo dapat dilakukan :


 Mandi teratur dengan sabun dan air (sabun antiseptik dapat digunakan, namun dapat
mengiritasi pada sebagian kulit orang yang kulit sensitif)
 Higiene yang baik, mencakup cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap pendek dan
bersih
 Jauhkan diri dari orang dengan impetigo
 Orang yang kontak dengan orang yang terkena impetigo segera mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir.
 Cuci pakaian, handuk dan sprei dari anak dengan impetigo terpisah dari yang lainnya.
Cuci dengan air panas dan keringkan di bawah sinar matahari atau pengering yang
panas. Mainan yang dipakai dapat dicuci dengan disinfektan.
 Gunakan sarung tangan saat mengoleskan antibiotik topikal di tempat yang terinfeksi
dan cuci tangan setelah itu

Daftar Pustaka

1. http://secondking.wordpress.com/2009/04/15/impetigo/
2. http://awhik.blogspot.com/2009/12/impetigo-krustosa.html
3. http://www.sehatgroup.web.id/?p=152
4. Djuanda, Adhi.dkk. 2005. ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN. FK UI: Jakarta.
Hipopion pada impetigo bulosa
impetigo bulosa yang sudah pecah

impetigo bulosa
pemfigoid bulosa

Impetigo krustosa
Impetigo krustosa

Varisela
Identitas pasien
 Nama : An. J
 Jenis kelamin : Perempuan
 Umur : 14 bulan
 BB : 10 kg
 Pekerjaan :-
 No. RM :
 Tgl periksa : 16 April 2012
 Alamat : Demak

Anamnesa

 KU :

mlenting-mlenting diseluruh tubuh

 RPS :
Ibu pasien mengeluh sejak 1 minggu timbul mlenting-mlenting diseluruh tubuh
anaknya kulit melepuh seperti tersulut puntung rokok yang kemudian pecah
mengeluarkan cairan dan menjadi koreng, awalnya timbul dibelakang telinga
kemudian di leher, muka, dada, punggung, lengan, tungkai, dan menyebar keberbagai
bagian tubuh. anak sangat rewel, tidak ada demam, tidak ada batuk, ibu pasien
mengaku sebelumnya anak bermain dengan teman-temanya dirumah,dan kemudian
timbul merah-merah pada kulit yg kemudian mejadi mleenting yg berisi cairan, sudah
pernah diobati dengan salep asyklovir yang beli di apotek, namun tidak ada perbaikan,
dan dirasa mlenting-mlenting bertambah banyak, sehingga ibu membawa pasien
datang ke poli kulit RS Sunan Kalijaga Demak.

 RPD :
Belum pernah sakit seperti ini

 RPK :
Anggota keluarga tidak ada yang sakit seperti ini

 R SOSEK :
Pasien adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara, ibu seorang ibu rumah tangga,ayah
wiraswasta, biaya pengobatan ditanggung sendiri kesan ekonomi cukup.
Pemeriksaan Fisik :
Status Dermatologis
 Lokasi :
I. Muka, leher, dada, perut, punggung, lengan, tangan, tungkai (seluruh
tubuh)

 UKK :
I. Makula eritema, vesikel, bula, bula hipopion, erosi, krusta
hiperpigmentasi

Diagnosis Banding :
I.
 Impetigo bulosa
Lokasi : Ketiak, dada, punggung
UKK : eritema, vesikel, bula, dan bula hipopion, erosi, krusta
 Impetigo Krustosa
Lokasi : Muka yakni disekitar lubang hidung dan mulut
UKK : Eritem dan vesikel yang cepat memecah, krusta tebal berwarna
kuning seperti madu jika dilepaskan tampak erosi dibawahnya.
 Varisela
Lokasi : Didaerah badan kemudian menyebar ke muka dan ekstremitas
UKK : Papul eritem kemudian menjadi vesikel berubah menjadi pustul dan
kemudian menjadi krusta.
 Pemfigoid bulosa
Lokasi : Ketiak, lengan bagian flexor, lipat paha
UKK : Bula dapat bercampur dengan vesikel, berdinding tegang, sering
disertai eritema.

Diagnosa Kerja :
I. Impetigo bulosa

Pemeriksaan Penunjang :
I. Pemeriksaan mikrobiologik
 Pewarnaan gram pada eksudat memberikan hasil gram positif
 Eksudat yang diambil di bagian bawah krusta dan cairan yang berasal dari
bulla dapat dikultur dan dilakukan tes sensititas. Hasil kultur bisa
memperlihatkan S. pyogenes, S. aureus atau keduanya.
II. Laboraturium rutin
Pada pemeriksaan darah rutin, lekositosis ringan hanya ditemukan pada 50%
kasus pasien dengan impetigo.

III. Pemeriksaan imunologis


Pada impetigo yang disebabkan oleh streptococcus dapat ditemukan peningkatan
kadar anti deoksiribonuklease (anti DNAse) B antibody

Penatalaksanaan :
Oral : Amoxixilin syr fl No I (3x1 cth)

Puyer : CTM ¼ tab

Vit Bc ¼ tab

Vit c ¼ tab No XV (3x1 pulv)

Topikal : asam fusidat cr tube no I : Badan

Komplikasi :
 Staphylococcal scalded skin syndrom

Edukasi :
 Mandi teratur dengan sabun dan air (sabun antiseptik dapat digunakan, namun dapat
mengiritasi pada sebagian kulit orang yang kulit sensitif)
 Higiene yang baik, mencakup cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap pendek dan
bersih
 Jauhkan diri dari orang dengan impetigo
 Orang yang kontak dengan orang yang terkena impetigo segera mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir.
 Cuci pakaian, handuk dan sprei dari anak dengan impetigo terpisah dari yang lainnya.
Cuci dengan air panas dan keringkan di bawah sinar matahari atau pengering yang
panas. Mainan yang dipakai dapat dicuci dengan disinfektan.
 Gunakan cuttonbud saat mengoleskan antibiotik topikal di tempat yang terinfeksi dan
cuci tangan setelah itu
 Kontrol rutin.
Prognosis :
I. Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad cosmeticam : ad bonam

Ringkasan
 Telah dilaporkan sebuah kasus dengan diagnosis impetigo bulosa. Pada anamnesis
didapatkan sejak 1 minggu timbul mlenting-mlenting diseluruh tubuh dan kulit
melepuh seperti tersulut puntung rokok yang kemudian pecah mengeluarkan cairan
dan menjadi koreng, awalnya satu kemudian menjadi banyak dan menyebar keseluruh
tubuh, sudah diobati dengan obat oles asyklovir namun tidak ada perbaikan. Pada
pemeriksaan didapatkan makula eritem, vesikel, bula hipopion, erosi dan krusta,
lokasi muka, leher, dada, perut, punggung, lengan, tangan, tungkai (seluruh tubuh).
Dari pemeriksaan gram diharapkan hasil gram positif bakteri bentuk bulat,
bergerombol seperti buah anggur (Staphylococus aureus). Pada terapi diberikan Oral
: Amoxixilin syr (3x1 cth) Puyer : CTM¼ tab, Vit Bc¼ tab, Vit c ¼ tab (3x1 pulv)
Topikal : asam fusidat cream. Ibu penderita disarankan untuk menjaga Higiene dan
sanitasi yang baik pada anak, mencakup cuci tangan teratur, menjaga kuku jari tetap
pendek dan bersih, memandikan anak dua kali sehari dengan sabun dan air, dan
control rutin sampai benar-benar sembuh.

Anda mungkin juga menyukai