Pembimbing:
Disusun Oleh:
Adria Wira N. R.
1522314040
II. EPIDEMIOLOGI
Distribusi liken planus ditemukan di seluruh dunia. Prevalensi dan insidensi pasti untuk
kasus ini belum diketahui, namun diperkirakan jumlahnya 1% dari total populasi dunia. Di
Amerika Serikat, kasus liken planus mencapai 0,44% dari seluruh penduduk. Liken planus
tidak memiliki predisposisi yang kuat untuk setiap jenis kelamin. Beberapa penulis
menemukan 60% kasus terjadi pada wanita, dengan bentuk inflamasi dan deskuamasi vaginitis.
Predominan terjadi pada orang dewasa di usia 30-60 tahun, bagaimanapun sebetulnya penyakit
ini dapat menyerang segala usia.
Liken planus tidak memiliki kecenderungan untuk menjadi suatu keganasan, namun
lesi ulseratif di mulut, terutama pada pria, memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk
berlanjut menjadi ganas. Meskipun begitu, insidensi transformasi ini kecil, yakni kurang dari
2% kasus. Lesi di vulva pada penderita wanita juga dapat berkembang menjadi karsinoma sel
skuamosa.
III. ETIOPATOGENESIS
Sistem imunitas spesifik, terutama selular, memiliki peran penting dalam memicu
terjadinya penyakit liken planus. CD4 dan CD8 dapat ditemukan pada lesi-lesi kulit.
Akumulasi sel CD8 pada kulit menentukan progresivitas penyakit yang diderita; semakin
banyak CD8 yang ditemukan maka akan semakin berat penyakitnya. Sel-sel ini kemudian akan
memicu reseptor-reseptor lain di kulit dan akan berakhir pada suatu proses yang diyakini
menjadi dasar dari setiap perubahan yang terjadi pada kulit yakni apoptosis.
Ada tiga proses yang terjadi sampai akhirnya menjadi apoptosis, yakni pengenalan
antigen, aktivasi limfosit, dan apoptosis keratinosit. Perjalanan penyakit dimulai dari
pengenalan antigen spesifik liken planus oleh sel CD8 di tempat lesi. Antigen liken planus
belum diketahui. Beberapa pendapat menyebutkan antigen ini adalah suatu protein autoreaktif
yang dapat memicu proses autoimun tubuh, namun ada juga yang menyebutkan bahwa antigen
ini menyerupai antigen eksogen seperti virus, bakteri, dan lain-lain. Selanjutnya, sistem
imunitas innate menjadi terstimulasi, dan memacu sekresi beberapa interleukin, interferon dan
TNF1. Setelah pengenalan antigen, sel CD8 menjadi teraktivasi, dan kemudian melepaskan
sitokin dan kemokin yang menyebabkan terjadinya konsentrasi limfosit di tempat lesi.
Limfosit-limfosit ini selanjutnya akan terus berada di tempat tersebut. Rangkaian proses ini
akan berakhir dengan apoptosis keratinosit, yang mekanisme pastinya belum diketahui. Diduga
adanya gangguan pada membrane basal kulit dapat menyebabkan apoptosis.
Liken planus dihubungkan dengan reaksi alergi atau reaksi kekebalan, faktor resikonya
termasuk radioterapi, bahan yang dicelup, dan substansi bahan kimia (emas, antibiotik, arsenik,
iodida, kloroquin, quinarine, quinide, phenothiazine, dan diuretik).
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Belum ada analisis pemeriksaan yang spesifik untuk membantu menegakkan diagnosis
liken planus. Jumlah limfosit dan sel darah putih pada pemeriksaan darah dapat menurun,
karena adanya pengaruh dari aktivitas sitokin di jaringan kulit. Pada pemeriksaan histopatologi,
di epidermis terlihat perubahan berupa hiperkeratosis, akantosis tak teratur, penebalan stratum
granulosum setempat, degenerasi mencair membran basalis, dan hilangnya stratum basalis.
Striae Wickham mungkin ada hubungan dengan bertambahnya aktivitas fokal liken planus dan
tidak karena penebalan lapisan granular. Bentuk bula pada liken planus sangat jarang terjadi,
paling menonjol antara lamina basal dan kerotinosis pada sitomembran basal.
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis liken planus ditegakkan berdasarkan:
A. Anamnesis : adanya keluhan mengenai adanya perubahan pada kulit,
seringkali berbentuk papul eritematosa, dan disertai rasa gatal.
B. Pemeriksaan fisik : ditemukan lesi pada tubuh pasien. Perlu diperhatikan bentuk,
morfologi, dan tempat beradanya lesi tersebut.
C. Pemeriksaan penunjang : dapat dilakukan pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan
histopatologi.
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. DH
No Rekam Medis : 1613146
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Umur : 22 tahun
Alamat : Surabaya
Pekerjaan : Manager Cleaning Service RSGR
Status : Menikah
Tanggal Pemeriksaan : Kamis, 29 Juni 2017
2. Anamnesis
Keluhan Utama:
Gatal-gatal pada lengan kanan dan kiri
Riwayat Pengobatan
Pasien sudah ke dokter spesialis kulit, diberi obat (lupa nama obat) dan keluhan gatal dapat
hilang ketika minum obat.
3. Pemeriksaan Fisik
3.1. Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis, GCS 4-5-6
Status gizi : baik
Efluoresensi: Regio manus tampak papul multiple berwarna keunguan dengan diameter
antara 1-2 cm, ditutupi skuama sedang selapis warna putih dengan likenifikasi soliter
unilateral.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakuan pemeriksaan penunjang
5. RESUME
Pasien datang dengan keluhan terasa gatal pada tangan kanan dan kiri yang dialami terus-
menerus. Keluhan ini sudah dialami lebih dari 1 tahun yang lalu. Pasien mengeluhkan
timbul benjolan-benjolan di tangan yang terasa gatal sekali hingga pasien menggaruk
hingga benjolan tersebut pecah dan mengeluarkan cairan, bekas luka garukan membekas
pada lengan pasien. Pasien sudah ke dokter spesialis kulit, diberi obat (lupa nama obat)
dan keluhan gatal dapat hilang ketika minum obat. Pasien mengatakan merasa gatal-gatal
setelah makan telur, ikan, dan ayam. Ibu pasien mempunyai riwayat alergi dan keluhan
gatal-gatal, tidak ada orang sekitar pasien yang mengalami keluhan yang sama. Pasien
tinggal serumah dengan istri, pasien mandi minimal sehari 2 kali, pasien mandi
menggunakan sabun batang merk citra sudah sebulan, tetapi sebelumnya menggunakan
sabun merk dettol
6. DIAGNOSIS
Diagnosis Utama : Lichen Planus
7. PLANNING
7.1. Planning Diagnostik
• Pemeriksaan histopatologi
• Pemeriksaan darah lengkap
7.2. Planning Terapi
R/ Loratadine 10 mg No. XV
S 1 dd 1
R/ Prednison 5 mg No, XI
S 3dd 1
Pro : Tn. DH
Usia : 22 tahun
Alamat : Surabaya
Daoud M S, Pittelkow M R. Lichen Planus, in : Freedberg I.M, Eisen A.Z, Wolff K, Austen K.F,
Goldsmith L.A, Katz S.I, Fitzpatrick T.B, eds. Dermatology in General Medicine Eighth
Edition, Part 1; Vol. 1. P. 296-312.
Chuang T. Lichen Planus. 2013. [cited 2014 Jan 26]. Available from :
http://www.emedicine.medscape.com
Cleach L L, Chosidow O. Lichen Planus. [cited 2014 Jan 24]. N Engl J Med 2012; 366:723-732.
Available from :http://www.nejm.org
Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI;2009.
Katta R. Lichen Planus. [cited 2014 Jan 24]. Am Fam Physician. 2000 Jun 1;61(11):3319-3324.
Available from :http://www.aafp.org
Cole G W. Lichen Planus. 2013. [cited 2014 Jan 26]. Available from: http://www.medicinenet.com
Berman K. Lichen Planus. [cited 2014 Jan 26]. Atlanta;U.S. National Library of Medicine NIH
(National Institutes of Health);2008. Available from : http://www.nlm.nih.gov
Solomon L M, Ehrlich D, Zubkov B. Lichen Planus and Lichen Nitidus, in : John Harper, Arnold
Oranje, Neil Prose, editors. Textbook of Pediatric Dermatology Volume I, Second Edition.
Oxford ; Blackwell Publishing; 2006. P. 801-10.
Higgins E, Vivier A d. Lichen Planus. Skin Disease in Childhood and Adolescence. Blackwell
Science;1996. P.65-66.
BS Sahni. Lichen Planus [Serial on the internet]. Homoeopathy Clinic [Cited 2011-01-15].
Available from : http://www.homoeopathyclinic.com/articles/diseases/skin/Lichen_Planus.pdf
Serrão V.V, Organ V , Pereira L, Vale E , Correia S. Annular lichen planus in association
with Crohn disease. Dermatology Online Journal Volume 14 Number 9 [Serial On the
Internet]. Lisbon;2008; September [Cited 2011-01-15] 13