Laporan Kesja RW 19
Laporan Kesja RW 19
Disusun oleh:
KELOMPOK RW 19
Asri Nurkarimah 220112180077
Helpika Windiany 220112180041
Wiwin Yudiah 220112180139
Yulian Mutiara Agustin 220112180079
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akhir
Keperawatan Kesehatan Kerja pada Industri Rumah Tangga “Pemotongan Ayam”
Wilayah RW 14 Desa Haurpanggung Kec Tarogong Kidul Kab. Garut. Penyusunan
laporan akhir ini adalah merupakan salah satu tugas dan syarat untuk menyelesaikan
tugas pada Stase Keperawatan Komunitas Program Profesi Ners Angkatan XXXVI
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran.
Dalam penyusunan laporan akhir ini penulis Ucapkan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
laporan akhir ini, terkhusus kepada:
1. Bapak Ahmad Yamin, S.Kp., M.Kes., Sp.Kom selaku koordinator mata kuliah
pada Stase Keperawatan Komunitas yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan
pikiran untuk membantu dalam menyelesaikan tugas ini.
2. Ibu nina sumarni, S.Sos, S.Kep, Ners, M.kes. selaku dosen pembimbing mata
kuliah pada Stase Keperawatan Komunitas yang telah meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk membantu dalam menyelesaikan tugas ini.
3. Ketua RW dan RT serta para ibu-ibu kader yang telah membantu kami dalam
proses pengumpulan data.
4. Pemilik dan pegawai Pemotongan Ayam, masyarakat RW 19 Desa
Haurpanggung, yang telah menyisihkan waktunya dan memberikan informasi
yang dibutuhkan.
5. Semua pihak yang terkait dalam proses penyelesaian tugas ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Dalam penyelesaian laporan akhir ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan sehingga penulis menerima saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan kedepan. Semoga laporan akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca.
Garut, April 2019
i
Kelompok RW 19
DAFTAR ISI
ii
BAB V......................................................................................................................... 36
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 36
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 36
5.2 Saran ................................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 37
LAMPIRAN ...................................................................................................................
SAP PEREGANGAN SAAT BEKERJA ................................................................
SAP APD ....................................................................................................................
POSTER .....................................................................................................................
FOTO KEGIATAN IMPLEMENTASI ..................................................................
ABSENSI PENYULUHAN......................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
6
industry rumah tangga “pembuatan tahu dan tempe” dalam mengkatkan derajat
kesehatan setiap karyawan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan pada para karyawan industri
rumah tangga “pembuatan tahu dan tempe”.
2. Mampu mengidentifikasi perencanaan keperawatan yang dapat diterapkan
pada para pekerja industri rumah tangga “pembuatan tahu dan tempe”.
3. Mampu mengimplementasikan perencanaan yang telah dibuat dalam
megatasi masalah kesehatan pada pekerja industri rumah tangga
“pembuatan tahu dan tempe”.
4. Mampu mengevaluasi hasil implementasi terhadap pekerja industri rumah
tangga “pembuatan tahu dan tempe”.
1.3 Metode Penulisan
Dalam pembuatan laporan ini penulis menggunakan studi lapangan dan
studi kepustakaan.
1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB III LAPORAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
-.1 Pengkajian
-.2 Analisa Data
-.3 Perencanaan
-.4 Implementasi dan Evaluasi BAB IV PEMBAHASAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
7
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Faktor – faktor yang cukup dapat mengganggu daya kerja seorang tenaga kerja,
antara lain:
1. Penerangan yang kurang cukup intensitasnya adalah sebab kelelahan mata.
2. Kegaduhan mengganggu daya mengingat, konsentrasi pikiran dan akibat kelelahan
psikologis.
3. Gas – gas dan uap diserap lewat pernafasan dan mempengaruhi penggunaan
optimal alat pernafasan untuk mengambil zat asam dari udara.
4. Debu – debu yang dihirup paru – paru mengurangi penggunaan optimal alat
pernafasan untuk mengambil zat asam dari udara.
5. Parasit – parasit yang masuk tubuh akibat hygiene di tempat kerja yang buruk
menurunkan derajat kesehatan dan juga daya kerjanya.
6. Sifat badan yang salah mengurangi hasil kerja menyebabkan timbulnya kelelahan
atau kurangnya fungsi maksimal alat –alat tubuh tertentu.
7. Hubungan kerja yang tidak sesuai dapat menyebabkan bekerja lamban atau
setengah – setengahnya.
Beberapa contoh penyakit akibat kerja, yaitu:
a. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut (silikosis,
antrak, osilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan
faktor utama penyebab cacat dan kematian.
12
b. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh
debu logam keras, debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
c. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang
yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
d. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
e. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan
seperti karbon monoksida, hidrogen sianida, hidrogen sulfida, atau derivatnya yang
beracun, amoniak seng, braso dan nikel.
f. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
g. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanis (kelainan-kelainan otot, urat,
tulang persendian, pembuluh darah tepi atau saraf tepi).
h. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau
biologis.
i. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
j. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat
dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi khusus.
k. Sikap badan yang kurang baik bisa menyebabkan LBP (low back pain) dan HNP
(hernia nukleus pulposus)
l. Berdiri terus-menerus bisa menyebabkan varises, dan lain-lain.
14
BAB III
LAPORAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Demografi
Pengkajian dilakukan di sebuah tempat pembuatan tahu yang berada di Desa
Haurpanggung RT 04 / RW 19 Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.
Pengkajian dilakukan sejak tanggal 6 Mei hingga 8 Mei 2019. Pengkajian dilakukan
kepada 8 pegawai dari total seluruh pegawai sejumlah 10 pegawai yang tetap maupun
tidak tetap.
Nama : Tn. B
Usia : 45 tahun
Alamat : Kp.Bojong Sudika RT04/RW19 Desa Haurpanggung
Kec. Tarogong kidul Kab. Garut
Pendidikan terakhir : SMA
3.1.1.2 Profil Perusahaan
15
3.1.1.3 Usia
Dari 8 orang pegawai yang bekerja di pabrik tahu, sebagian besar berada pada
rentang usia dewasa yaitu, 19-44 tahun, hanya 1 pegawai yang masih berusia 18
tahun.
3.1.1.4 Jenis Kelamin
Seluruh pegawai yang bekerja berjenis kelamin laki-laki
3.1.1.5 Agama
Berdasarkan hasil pengkajian, seluruh pegawai di pabrik tahu beragama Islam
3.1.1.6 Suku
Berdasarkan hasil pengkajian, 7 pegawai pada pabrik tahu berasal dari suku
Sunda, 1 orang dari suku jawa .
12%
<1 tahun
50% 1-2 tahun
38% >2 tahun
16
sungai cimanuk. Bangunan terdiri dari tempat
penggilingan kacang, membersihkan kacang,
merebus kacang, mempres tahu, pemotongan
tahu.
Lantai Lantai bangunan yaitu semen dan tanah tidak
merata dengan kondisi lantai yang licin bila
aktivitas pembuatan tahu berjalan.
Dinding Dinding ruangan tampak tidak kedap air dan
tampak kotor
Ventilasi dan Pencahayaan Pada bangunan terdapat ventilasi yang berfungsi
dengan baik sehingga intensitas cahaya yang
masuk pun baik. pencahayaan merata di setiap
ruangan dan tidak menyilaukan
Atap dan Langit-langit Atap tidak bocor dan cukup landau dengan tinggi
mencapai 3 meter. Langit-langit tampak sedikit
kotor.
Pintu Tidak terdapat pintu pada bangunan
2 FASILITAS SANITASI
Air Bersih Air tampak bersih, tidak berwarna, berbau,
ataupun berasa. Jumlah air bersih tampak
mencukupi
Limbah Hasil Produksi Terdapat limbah hasil produksi berupa air bekas
cucian kacang, perebusan kacang, dan ampas
tahu. Tidak terdapat tempat pembuangan limbah
secara khusus, limbah langsung dialirkan ke
sungai cimanuk yang berada langsung di dekat
bangunan.
Toilet Toilet tampak bersih dan berada di dalam
bangunan yang menyatu dengan toilet pemilik.
Tempat Sampah Pada setiap ruangan penghasil sampah, terdapat
tempat sampah yang terbuat dari bahan kedap air
dan tertutup. Sampah tersebut dibakar di dekat
sungai cimanuk.
Tempat Cuci Tangan Tidak tersedia air cuci tangan yang mencukupi,
sabun dalam jumlah yang cukup di kamar mandi.
Tempat Mencuci Peralatan Tersedia tempat dan air yang cukup untuk
mencuci peralatan, namun bila peralatan yang
besar di bersihkan dengan cara dipanaskan dan
17
dibuang air kotornya.
3 PENGOLAHAN
Pengolahan tahu Pengolahan tahu dimulai dengan membersihkan
tahu dengan air bersih, merendam tahu,
menggiling tahu, merebus tahu, menyaring sari
kedelai, mencetak tahu. Selama proses
pengolahan, semua pegawai tidak menggunakan
alat pelindung diri seperti barak skort dan sarung
tangan, hanya menggunakan sepatu boot saja.
4 PERALATAN
Jenis Peralatan Peralatan yang digunakan di pabrik tahu
diantaranya adalah mesin giling, hawu, baskom,
wajan besar, drum.
Ketentuan Peralatan Semua peralatan yang digunakan tersedia dalam
keadaan baik dan utuh, serta sering dibersihkan.
Peralatan yang kontak langsung dengan bahan
makanan tidak mengandung racun atau zat
berbahaya lainnya.
18
4. Aturan Kerja Perusahaan tidak menerapkan aturan khusus selama
bekerja. Aturan kerja yang diterapkan hanya semua
pegawai tidak boleh libur sembarangan dan harus
bekerja sesuai jadwalnya, dalam 1 bulan pegawai
dapat jatah libur 1 minggu.
5. Pemeriksaan Pemilik dan karyawan mengatakan tidak pernah
Kesehatan dilakukan pemeriksaan kesehatan rutin setiap 6 bulan
sekali ataupun check up penyakit khusus, serta
apabila ada pegawai yang mengalami kecelakaan,
tidak ada rujukan rumah sakit khusus.
6. Kecelakaan Kerja Semua pegawai pernah mengalami kecelakaan kerja
seperti terkena percikan air panas dan percikan
minyak panas. Dan 1 diantaranya (12,5%) pernah
terkena pisau.
7. Ketersedian P3K Tidak tersedia kotak P3K di tempat pembuatan tahu.
Apabila ada yang terluka, biasanya langsung membeli
plester dan betadine di warung sekitar.
8. Gizi Kerja Berdasarkan hasil pengkajian, tidak terdapat kantin di
tempat kerja dan tidak ada yang menyediakan
makanan untuk para pekerja. Pekerja biasanya
mendapatkan makanan dari pemilik pabrik tahu.
Semua pekerja makan nasi, sayuran dan tersering
adalah ayam selama bekerja, pekerja hanya makan
gorengan, minum kopi, dan merokok saat bekerja.
9. Potensial Hazard 1. Fisik Lantai licin
Wajan besar dan panas
Penggunaan APD :
Semua pegawai yang bekerja di
pabrik tahu hanya menggunakan
sepatu boot
Konsumsi Rokok : Semua pegawai
merokok (100%)
2. Kimia --
3. Biologi Terdapat tikus di area produksi
Pemilik dan pegawai juga
mengatakan terkadang terdapat
tikus
4. Posisi tubuh
19
Ergonomis Semua pegawai lebih sering
berdiri dalam bekerja (100%).
Sebagian besar pegawai
melakukan posisi tersebut selama
lebih dari >2 jam.
Lifting
Empat orang pegawai (50%)
masing-masing mengangkat
kacang dengan beban lebih dari
25 Kg, 2 pegawai (25%)
mengangkat beban 5-10 kg, 2
pegawai (25%) mengangkat
beban 10-15 kg. Posisi yang biasa
digunakan pekerja ketika
mengangkat beban adalah sejajar
pundak 50%, sejajar
siku/pinggang 50%.
Merokok
Tidak 0 0
Ya, dengan jumlah rokok yang dikonsumsi perhari: 8 100
> 3 Batang 8 100
Masalah Sendi dan Tulang
Tidak Ada 0 0
Ada, dengan intensitas: 8 100
Sering 0 0
Kadang-kadang 8 100
Ada, pada bagian:
Leher/kepala 0 0
Punggung 4 50
Pundak/bahu 2 25
Tangan 1 12,5
Kaki 1 12,5
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa 4 pekerja (50%) mencuci tangan dengan air
mengalir, dan 4 pekerja (50%) mencuci tangan di ember.
22
3.1.6 Pengkajian Kesehatan Individu Pekerja
Nama Pekerjaan BP HR RR TB BB Keluhan
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (Cm) (Kg)
Tn. R Merebus 120/90 88 18 160 49 Pegal-pegal
kacang, daerah pinggang
memotong dan punggung
tahu,
menggiling
Tn. R Menggiling 110/80 90 16 163 53 Pegal-pegal
kacang, daerah pinggang
menggoreng, dan punggung
mencetak
Tn. T Menggoreng 120/80 76 18 165 65 Pegal-pegal di
tahu, pinggang
mencetak
tahu
Tn. S Mencetak 120/90 80 18 165 50 Pegal-pegal di
tahu, kaki
merebus
kacang
Tn. U Merebus 120/80 64 20 160 55 Pegal-pegal di
kacang, tangan
memotong
tahu,
menggiling
Tn. A Menggiling 130/80 82 18 170 60 pegal-pegal di
kacang, daerah pinggang
menggoreng, Magh
mencetak
Tn. M Menggiling 120/80 16 170 50 Pegal-pegal di
kacang, punggung
menggoreng,
mencetak
Tn. A Merebus 120/80 84 16 170 62 Pegal-pegal di
kacang, punggung
memotong
tahu,
menggiling
23
24
3.2 Analissa Data dan Diagnosa Keperawatan
No. Data Etiologi Masalah
1. DS: Pembuatan tahu Risiko Gangguan
8 pegawai mengeluh pernah merasakan nyeri/ pegal di Muskuloskeletal
beberapa area tubuh :
- punggung (50%) Tindakan merebus, menggiling,
- pundak/bahu (25%) mencetak, memotong,
- kaki (12,5%) menggoreng
- tangan (12,5%). Sebanyak 8 pekerja (100%) belum
pernah absen saat bekerja karena sakit. Selain itu, semua
pekerja (100%) pekerja merokok. Keluhan dirasakan Karyawan memindahkan dan
dengan intensitas waktu yang kadang-kadang pada 8 mengangkat barang dengan
orang gerakan yang kurang ergonomis
DO:
Pekerja selama bertugas ± 8 jam/ hari dengan jeda istirahat
yang hanya lebih dari 1 jam tanpa memiliki foot rest. Tidak melakukan peregangan
Semua pegawai bekerja dalam posisi berdiri yaitu sebanyak
8 orang (100%). Sebagian besar pegawai melakukan posisi Pegal-pegal di punggung,
tersebut selama lebih dari 2 jam. pundak, kaki dan tangan
Empat orang pegawai (50%) masing-masing mengangkat
kacang dengan beban lebih dari 25 Kg, 2 pegawai (25%) Resiko Gangguan
mengangkat beban 5-10 kg, 2 pegawai (25%) mengangkat Muskuloskeletal
beban 10-15 kg. Posisi yang biasa digunakan pekerja ketika
mengangkat beban adalah sejajar pundak 50%, sejajar
siku/pinggang 50%.Posisi yang biasa digunakan pekerja
ketika mengangkat beban adalah sejajar pundak 50%,
sejajar siku/pinggang 12,5%, dan sejajar betis 37,5%.
25
2 DS: Pembuatan tahu Resiko Cedera
Semua pegawai pernah mengalami kecelakaan kerja seperti
terkena percikan air panas dan percikan minyak panas. Dan
1 diantaranya (12,5%) pernah terkena pisau. Terdapat alat-alat yang berisiko
Pekerja mengatakan tidak tersedia kotak P3K di tempat menyebakan kecelakaan
pembuatan tahu. Apabila ada yang terluka, biasanya
langsung membeli plester dan betadine di warung sekitar. Pekerja tidak menggunakan APD
DO:
Alat penggiling menggunakan mesin
Menggunakan Hawu atau sumber kayu bakar untuk Resiko Cedera
merebus dan menggoreng
Untuk memotongkayu menggunakan pisau
Semua pegawai hanya menggunakan sepatu boot
Lantai tempat kerja yang licin
30
31
BAB IV
PEMBAHASAN
2. Risiko cedera pada pekerja pabrik tahu berhubungan dengan kurang pengetahuan
pemilik dan pekerja tentang standar K3 seperti pencegahan kecelakaan kerja,
33
lingkungan kerja yang aman, dan pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan
kerja
Implementasi yang dilakukan dalam menangani masalah tersebut yaitu
penyuluhan terkait pentingnya penggunaan APD. APD merupakan seperangkat
alat keselamatan yang digunakan untuk pekerja untuk melindungi seluruh atau
sebagian tubuh dari kemungkinan yang terjadi akibat adanya paparan potensi
bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas pekerjaan maupun lingkungan pekerjaan
(Tarwaka,2008).
Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) dalam dunia kesehatan kerja
merupakan salah satu upaya yang cukup sederhana dalam mengendalikan potensi
cedera baik pada kaki,tangan,mata,paru-paru dan kulit, sehingga penggunaan alat
pelindung diri sangat penting untuk meminimalisir resiko cedera yang terjadi
(Yangyang,2010). Mengingat pentingnya penggunaan alat pelindung diri dalam
dunia kesehatan kerja, maka dari itu dibutuhkan kesadaran dan perhatian pemilik
serta para pekerja home industry tersebut.
Saat dilakukan pengkajian kepada pekerja, tidak sedikit pekerja yang
tidak memakai alat pelindung diri saat bekerja dengan beberapa alasan tertentu.
Hal tersebut menunjukkan bahwa perawat perlu memberikan edukasi tentang alat
pelindung diri sebagai intervensi yang dapat diberikan oleh pekerja. Menurut
Notoatmodjo tahun 2013, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan
adalah pengetahuan, Maka apabila seorang pekerja memiliki pengetahuan
penggunaan APD yang baik maka pekerja tersebut akan menerapkan hal positif
dari pengetahuannya pada saat bekerja.
Penyuluhan penggunaan APD disambut dengan antusias oleh para
pekerja di Home Industry Pemotongan Ayam, para peserta penyuluhan
diantaranya para pekerja serta pemilik dari tempat kerja tersebut. Peserta
penyuluhan mendengarkan dengan baik serta memberikan respon yang aktif pada
saat bertanya ataupun diberikan pertanyaan seputar alat pelindung diri. Saat
dilakukan evaluasi, pekerja mengatakan mengerti pentingnya memakai alat
pelindung diri sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja, dan mengatakan akan
34
memakai masker atau sarung tangan, pemilik home industry juga mengatakan
akan mengupayakan pengadaan alat pelindung diri yang bermutu kedepannya.
Respon tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Alfarisi (2018) di Cikalong,Tasikmalaya tentang hubungan pengetahuan dan
sikap dengan pemakaian alat pelindung diri pada pekerja peternakan sapi dan
kambing, hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dan sikap terhadap pemakaian APD, informasi
yang cukup dapat menimbulkan sikap yang positif terhadap penggunaan alat
pelindung diri di tempat kerja.
Penggunaan Alat Pelindung Diri sebaiknya memperhatikan cara dan
teknik pemakaian serta pemeliharaan alat diantaranya seperti pengujian mutu
yang memenuhi standar, ukuran yang tepat sampai cara dan tempat penyimpanan
alat pelindung diri tersebut sehingga dapat tetap berkualitas sampai batas waktu
pemakaian sehingga para pekerja dapat merasakan keuntungan penggunaan alat
pelindung diri tersebut ( Saputro,2015).
35
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Home industry “tahu dan tempe” milik Tn. B telah berjalan selama ±5 tahun.
Hasil pengkajian yang diperoleh dari proses wawancara, pabrik home industry tahu
dan tempe ini memiliki kepegawaian sebanyak 10 orang dengan bayaran perminggu,
dengan jenis kelamin pekerja adalah laki-laki remaja dan dewasa mulai dari lulusan
SD. Pengkajian kesehatan yang dilakukan pada 8 orang pekerja, ditemukan keluhan
yang hamper sama yakni terkadang pegal-pegal area pundak dan pinggang. Para
pekerja diakui belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan kerja. Oleh karena
itu, diagnose kesehatan kerja yang terdapat dalam asuhan keperawatan kesehatan
kerja ini adalah resiko gangguan musculoskeletal dan resiko cedera. Sehingga
implementasi yang dilakukan untuk menangani masalah tersebut adalah pendidikan
kesehatan terkait teknik posisi ergonomis saat akan mengangkat beban berat dan
penggunaan alat perlindungan diri.
5.2. Saran
Berikut saran yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan kesehatan
pada pekerja home industry tahu dan tempe, diantaranya :
1. Menambahkan ketersediaan dan penggunaan alat perlindungan diri seperti
masker, sarung tangan sebagai upaya mencegah terjadinya gangguan kesehatan
seperti gangguan pernapasan dan luka akibat penggunaan alat-alat beresiko bagi
pekerja.
2. Penerapan posisi ergonomis dan peregangan saat bekerja agar terhindar dari
gangguan musculoskeletal.
3. Para pekerja disarankan untuk memeriksakan kesehatannya ke pelayanan
kesehatan rutin 3 bulan sekali.
4. Penerapan dilarang merokok didalam tempat kerja
36
DAFTAR PUSTAKA
37
International Labour Organization. (2013). Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Tempat Kerja: Sarana untuk Produktivitas Pedoman pelatihan untuk
manajer dan pekerja, Modul Lima. International Labour Office. Jakarta:
ILO.
Irzal. (2016). Dasar-Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Edisi Pertama.
Jakarta: Kencana
KepmenTenaga Kerja nomorKep.463/1993 tentang Bulan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Nasional.
Mubarak, Wahit Iqbal, 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV
Sagung seto.
Okananto, Adi (2014) Pengaruh pemberian peregangan (stretching) terhadap
Pengetahuan dan Sikap Dengan pemakaian alat pelindung diri pada pekerja
peternakan sapid an kambing di Kecamatan Cikalong Kabupaten
Tasikmalaya. Jurnal Dunia Kesmas Volume 7. Nomor 4. Oktober 2018.
penurunan keluhan nyeri pinggang dan nyeri punggung bawah (low back
pain) pada pekerja bagian menjahit cv.vanilla production susukan
semarang. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Permatasari, H. (2010). Tinjauan Teori Keperawatan Kesehatan Kerja. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 13(2), 112-118.
Putut Hargiyarto. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Pencegahan
Kecelakaan Kerja. http://www.eprints.uny.ac.id/1237/. Diakses 15 Maret
2019.
Ringgo Alfarisi, Nucky Nurhikmah Rahman, Tusy Triwahyuni. 2018. Hubungan
Sahab, Syukri. 1997. Manajemen Keselamatan Kerja. Jakarta
Saputro, V. A. 2015.Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Dengan
Penggunaan
Sari, R.P.D. (2015). “Jurnal Ilmiah Teknik Industri”, Analisis Kecelakaan Kerja
dengan Menggunakan Metode Hazard and Operability Study (HAZOP)
(Study Kasus: PT. Mayatama Manunggal Sentosa). Vol. 14, No. 1, hal 24-
35.
Sayuti, Abdul Jalaludin. (2013). Manajemen Kantor Praktis. Bandung: Alfabeta.
38
Sedarmayanti. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi
dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil (cetakan kelima). Bandung: PT
Refika Aditama.
Stanhope,M., & Lancaster, J. 2004. Community and Public Health Nursing. St.
Louis: The Mosby Year Book.
Suma’mur, 2009. Hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (HIPERKES). Jakarta :
Sagung Seto
Swarjana, I.K. (2016). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Yogyakarta: CV.
Andi Offset
39
LAMPIRAN
40
41
42
LAMPIRAN DOKUMENTASI
43
44