Anda di halaman 1dari 15

1

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Sawerigading Kota Palopo

pada tanggal 28 Mei – 23 Juni 2018. Penelitian ini menggunakan

rancangan penelitian kuantitatif berbentuk eksperimen dengan

pendekatan case control yang bertujuan untuk mengidentifikasi

hubungan sebab akibat dari salah satu atau lebih variabel terikat

dengan melakukan manipulasi variabel bebas pada suatu keadaan

yang terkendali (variabel control). dan Teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini mengggunakan cara purposive sampling, yaitu subjek

dalam penelitian ini adalah sebagian pasien post op fraktur yang di

rawat di RSUD Sawerigading Kota Palopo. Banyaknya sampel yang

digunakan adalah sebanyak 24 responden yang dibagi menjadi dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana

subjek yang dipilih sesuai kriteria inklusi yang telah ditentukan oleh

peneliti.

Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui Data primer

dalam penelitian ini didapat langsung dari responden data sekunder

dan observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti kepada responden

yang dirawat di ruangan angrek RSUD Sawerigading Kota Palopo.

Adapun hasil penelitian ini disajikan secara berurutan sesuai dengan

pola analisis yang telah direncanakan yaitu pertama dengan analisis

62
2

univariat yang meliputi variabel dependen yaitu tingkat nyeri.

Sedangakan variabel independen yang meliputi teknik relaksasi nafas

dalam dan masase.

Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, maka hasil penelitian

dapat disajikan sebagai berikut :

1. Karakeristik Responden

a. Distribusi frekuensi responden menurut umur.

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Di Ruangan
Angrek RSUD Sawerigading Kota Palopo Tahun 2018.
Frekuensi Persentase
Umur
(n) (%)
15-20 Tahun 9 37,5

21-30 Tahun 12 50,0

31-40 Tahun 3 12,5


Total 24 100,0
Sumber : Data Primer, 2018
Distribusi Umur Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 24

responden, ada 12 orang (50,0%) yang berumur 21-30 atau

terbanyak, sedangkan yang paling rendah adalah umur 31-40

tahun ada 3 orang (12,5%)


3

b. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis


Kelamin Di Ruangan Angrek RSUD Sawerigading
Kota PalopoTahun 2018
Jenis kelamin Frekuensi Persentase

(n) (%)

Laki-Laki 18 75,0
Perempuan 6 25,0
Total 24 100,0
Sumber : Data primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.2 responden terdapat 24 subjek,

dimana terdapat 18 pasien post op fraktur (75,0%) yang yang

berjenis kelamin laki-laki dan 6 pasien post op fraktur (25%)

yang berjenis kelamin perempuan.

c. Distribusi frekuensi responden berdasrkan pendidikan

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Di


Ruangan Anggrek RSUD Sawerigading Kota Palopo
Tahun 2018

Pendidikan Frekuensi Persentase

(n) (%)

SLTP/Sederajat 1 4,2
SMA/Sederajat 8 33,3
Mahasiswa 11 45,8
S1 4 16,7
Total 24 100,0
Sumber : Data primer, 2018
4

Berdasrkan tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa jumlah

responden terbanyak adalah yang berpendidikan mahasiswa

sebanyak 11 orang (45,8%).

d. Distribusi frekuensi responden berdasrkan pekerjaan

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan


Di Ruangan Angrek RSUD Sawerigading Kota Palopo
Tahun 2018

Pekerjaan Frekuensi Persentase

(n) (%)

Buruh harian 3 12,5


Wirasuasta 2 8,3
Pegawai swasta 5 20,8
Pelajar 14 58,3
Total 24 100,0
Sumber : Data primer, 2018

Berdasrkan tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa jumlah

responden yang bekerja terbanyak adalah pelajar sebanyak 14

orang (58,3%).
5

2. Variabel yang diteliti

a. Analisa univariat

1) Tingkat nyeri sebelum diberi tindakan teknik relaksasi nafas

dalam dan masase pada kelompok eksperimen

Tabel 4.5

Tingkat Nyeri Sebelum Diberikan Tindakan Teknik Relaksasi


Nafas Dalam Dan Masase Pada Kelompok Eksperimen Di
Ruangan Anggrek RSUD Sawerigading
Kota Palopo Tahun 2018

Tingkat Nyeri Frekuensi Persentase

(n) (%)

Tidak ada nyeri 0 0


Nyeri ringan 0 0
Nyeri sedang 0 0
Nyeri berat 12 100.0
Total 12 100.0
Sumber : Data primer, 2018

Berdasrkan tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa jumlah

responden yang mangalami tingkat nyeri berat sebelum

diberi tindakan teknik relaksasi nafas dalam dan masase


6

pada kelompok eksperimen adalah sebanyak 12 orang

(100,0%).

2) Tingkat nyeri sesudah diberi tindakan teknik relaksasi nafas

dalam dan masase pada kelompok eksperimen

Tabel 4.6

Tingkat Nyeri Sesudah Diberikan Tindakan Teknik Relaksasi


Nafas Dalam Dan Masase Pada Kelompok Eksperimen Di
Ruangan Anggrek RSUD Sawerigading
Kota Palopo Tahun 2018

Tingkat Nyeri Frekuensi Persentase

(n) (%)

Tidak ada nyeri 0 0


Nyeri ringan 0 0
Nyeri sedang 12 100.0
Nyeri berat 0 0
Total 12 100.0
Sumber : Data primer, 2018

Berdasrkan tabel 4.6 diatas menunjukan bahwa jumlah

responden yang mangalami tingkat nyeri sedang sesudah

diberi tindakan teknik relaksasi nafas dalam dan masase


7

pada kelompok eksperimen adalah sebanyak 12 orang

(100,0%).

3) Tingkat nyeri sebelum yang tidak diberi tindakan pada

kelompok kontrol

Tabel 4.7

Tingkat Nyeri Sebelum Yang Tidak Diberikan Tindakan Teknik


Relaksasi Nafas Dalam Dan Masase Pada Kelompok Kontrol
Di Ruangan Anggrek RSUD Sawerigading
Kota Palopo Tahun 2018

Tingkat Nyeri Frekuensi Persentase

(n) (%)

Tidak ada nyeri 0 0


Nyeri ringan 0 0
Nyeri sedang 5 41.7
Nyeri berat 7 58.3
Total 12 100.0
Sumber : Data primer, 2018
8

Berdasrkan tabel 4.7 diatas menunjukan bahwa jumlah

responden yang mangalami tingkat nyeri berat sebelum yang

tidak diberi tindakan teknik relaksasi nafas dalam dan

masase pada kelompok kontrol adalah sebanyak 7 orang

(58.3%) sedangkan nyeri sedang sebanyak 5 orang (41.1).

4) Tingkat nyeri sesudah yang tidak diberi tindakan teknik

relaksasi nafas dalam dan masase pada kelompok kontrol

Tabel 4.8

Tingkat Nyeri Sesudah Yang Tidak Diberikan Tindakan


Tindakan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Masase
Pada Kelompok Kontrol Di Ruangan Anggrek
RSUD Sawerigading Kota Palopo
Tahun 2018

Tingkat Nyeri Frekuensi Persentase

(n) (%)

Tidak ada nyeri 0 0


Nyeri ringan 0 0
Nyeri sedang 5 41.7
9

Nyeri berat 7 58.3


Total 12 100.0
Sumber : Data primer, 2018

Berdasrkan tabel 4.8 diatas menunjukan bahwa jumlah

responden yang mangalami tingkat nyeri berat sesudah yang

tidak diberi tindakan teknik relaksasi nafas dalam dan

masase pada kelompok kontrol adalah sebanyak 7 orang

(58.3%) sedangkan nyeri sedang sebanyak 5 orang (41.1).

b. Analisa bivariat

Distribusi tingkat tingakt nyeri sebelum dan sesudah

pemberian tindakan teknik relaksasi nafas dalam dan masase

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak

diberikan tindakan teknik relaksasi nafas dalam dan masase.

Tabel 4.9

Tingkat Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diberikan Tindakan


Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Masase Pada Kelompok
Eksperimen Dan Kelompok Kontrol Yang Tidak Diberikan
Tindakan Di Ruangan Anggrek RSUD Sawerigading
Kota Palopo Tahun 2018

Std.
Tingkat nyeri Mean N P (Value)
Deviation
Kelompok Eksperimen 7.67 12 0.651 0.000
Sebelum
10

Kelompok Eksperimen
4.67 12 0.492
sesudah
Kelompok Kontrol
6.83a 12 1.115
sebelum
Kelompok Kontrol
6.83a 12 1.115
sesudah
Sumber : Data primer, 2018

Pada tabel 4.9 menunjukan distribusi tingkat nyeri pada

kelompok eksperimen sebelum dan sesudah pemberian teknik

relaksasi nafas dalam dan masase. Hasil yang di peroleh nilai

rata-rata responden sebelum pemberian teknik relaksasi nafas

dalam dan masase yaitu 7.67 dengan standar deviasi 0.651,

sedangkan sesudah pemberian teknik relaksasi nafas dalam

dan masase adalah 4.67 dengan standar deviasi 0.492. Hasil

yang di peroleh nilai rata-rata responden pada kelompok kontrol

sebelum yang tidak diberikan teknik relaksasi nafas dalam dan

masase yaitu 6.83 dengan standar deviasi 1.115, sedangkan

sesudah yang tidak diberikan teknik relaksasi nafas dalam dan

masase adalah 6.83 dengan standar deviasi 1.115.

Hasil analisa secara “Paired Samples Test” didapatkan

nilai P=0,000<0.05. Dengan demikian ada pengaruh teknik

relaksasi nafas dalam dan masase terhadap tingkat nyeri

selama perawatan luka pada pasien post op fraktur di RSUD


11

Sawerigading Kota Palopo Tahun 2018. Maka Ha diterima dan

H0 ditolak.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil frekuensi tingkat nyeri pada kelompok

eksperimen sebelum dan sesudah pemberian teknik relaksasi nafas

dalam dan masase. Hasil yang di peroleh nilai rata-rata responden

sebelum pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan masase yaitu

7.67 dengan standar deviasi 0.651, sedangkan sesudah pemberian

teknik relaksasi nafas dalam dan masase adalah 4.67 dengan standar

deviasi 0.492. Hasil yang di peroleh nilai rata-rata responden pada

kelompok kontrol sebelum yang tidak diberikan teknik relaksasi nafas

dalam dan masase yaitu 6.83 dengan standar deviasi 1.115,

sedangkan sesudah yang tidak diberikan teknik relaksasi nafas dalam

dan masase adalah 6.83 dengan standar deviasi 1.115.

Hasil analisa secara “Paired Samples Test” didapatkan nilai

P=0,000<0.05. Dengan demikian ada pengaruh teknik relaksasi nafas

dalam dan masase terhadap tingkat nyeri selama perawatan luka

pada pasien post op fraktur di RSUD Sawerigading Kota Palopo

Tahun 2018. Maka Ha diterima dan H0 ditolak.

Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yusrial dkk (2012) pengaruh teknik relaksasi nafas


12

dalam dan masase terhadap penurunan skala nyeri pada pasien

pasca apendiktomi di ruangan bedah RSUD Dr. M. Zein Painan tahun

2012. Hasil uji statistik kelompok eksperimen dan kontrol di dapatkan

nilai p = 0,000 (p<0,05). Di simpulkan bahwa teknik relaksasi nafas

dalam dan masase dapat menurunkan skala nyeri pada klien pasca

apendiktomi.

Sementara hasil penelitian yang dilakukan oleh Kalalo Ribka

Novita dkk (2017) tentang pengaruh teknik relaksasi nafas dalam dan

masase terhadap respon nyeri pada ibu inpartu kala i fase aktif di

Puskesmas Bahu Kota Manado tahun 2017. Data diuji menggunakan

uji statistik dan diperoleh hasil p-value 0.000 < (0.05), maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak atau adanya pengaruh teknik relaksasi

nafas dalam dan masase terhadap respon nyeri pada ibu inpartu kala I

fase aktif di Puskesmas Bahu Kota Manado tahun 2017,

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa teknik relaksasii nafas

dalam dan masase terhadap tingkat nyeri selama perawatan luka

pada pasien post op fraktur hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata 7.67

sebelum pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan masase

mengalami penurunan yaitu 4.67 sesudah pemberian teknik relaksasi

nafas dalam dan masase.


13

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
14

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh teknik relaksasi

nafas dalam dan mases terhadap tingkat nyeri selama perawatan luka

pada pasien post op fraktur di RSUD Sawerigading Kota Palopo dari

tanggal 28 Mei sampai dengan 23 Juni 2018, dapat disimpulkan

bahwa :

1. Ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap tingkat nyeri

selama perawatan luka pada pasien post op fraktur di RSUD

Sawerigading Kota Palopo Tahun 2018 dilihat dari nilai rata-rata

7.67 sebelum pemberian teknik relaksasi nafas dalam mengalami

penurunan yaitu 4.67 sesudah pemberian teknik relaksasi nafas

dalam dan masase. dengan hasil uji statistik nilai P=0,000<0.05

berarti Ha diterima dan H0 ditolak.

2. Ada pengaruh masase terhadap tingkat nyeri selama perawatan

luka pada pasien post op fraktur di RSUD Sawerigading Kota

Palopo Tahun 2018 dilihat dari nilai rata-rata 7.67 sebelum

pemberian masase mengalami penurunan yaitu 4.67 sesudah

pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan masase. dengan hasil

uji statistik nilai P=0,000<0.05 berarti Ha diterima dan H0 ditolak.

74
15

B. SARAN

Dengan memperhatikan hasil penelitian dengan segala

keterbatasan yang dimiliki peneliti, maka peneliti memberikan

beberapa saran:

1. Disarankan kepada instansi kesehatan maupun pihak Rumah Sakit

untuk memberikan pelatihan teknik relaksasi nafas dalam dan

masase dalam upaya mengurangi tingkat nyeri pada pasien yang

berkelanjutan demi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

keperawatan.

2. Diharapkan bagi rumah sakit agar lebih meningkatkan kualitas

tenaga kerja pada umumnya dan pada perawat pada khusunya

dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat

untuk penanganan tingkat nyeri.

3. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan analisis

terhadap pemahaman tingkat nyeri kepada responden yang lebih

baik.

Anda mungkin juga menyukai