Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

METODE PERAMALAN / FORECASTING

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


Metode Kuantitatif Pengambilan Keputusan

Disusun Oleh :

AIDAH YULIANA : 030216700


ASTI RIZKIANI : 030216685
ASUL BASHYAR : 030216680
CHOTIBIN : 030216686
NUR ASIYAH JAMIL : 030216792
INTAN YULIANI : 030216669

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN PURWAKARTA
Jln. KK. Singawinata No. 83 Tlp/Fax (0264) 217612 Purwakarta 41111
www. stiemuttaqien.ac.id e-mail stiemuttaqien.purwakarta@gmail.com

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang kami panjatkan segala puji dan rasa syukur kehadirat – Nya yang

senantiasa memberikan kita kehidupan, jasmani dan rohani yang sehat dan tak

lupa pula kepada Nabi kita Nabi Besar Muhammad SAW yang mana telah

membawa kita dari alam KEBODOHAN ke alam yang penuh dengan ilmu

PENGETAHUAN, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang

METODE PERAMALAN / FORECASTING ini tepat pada waktunya. Makalah

ini kami buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Kuantitatif

Pengambilan Keputusan.

Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat banyak

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

untuk itu pada kesempatan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen

Mata Kuliah Metode Kuantitatif Pengambilan Keputusan dan semua pihak yang

telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua kami menyadari sepenuhnya bahwasannya makalah

ini belum dapat dikatakana dan dikategorikan sempurna, seperti yang kita ketahui

tidak ada yang sempurna di dunia ini melainkan hanya milik Allah SWT, baik dari

segi susunan, kalimat, materi, bahasa maupun sistematika pembahasannya. Oleh

karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaannya di masa yang akan datang.

i
Akhir kata kami berharap semoga dengan adanya makalah ini sedikit

banyaknya dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada kita semua.

Purwakarta, Juni 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ...............................................1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................2
C. BATASAN MASALAH .................................................................2
D. TUJUAN PEMBAHASAN ............................................................2
E. MANFAAT PEMBAHASAN ........................................................3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................4
A. PENGERTIAN PERAMALAN / FORECASTING .....................4
B. TUJUAN DAN FUNGSI PERAMALAN / FORECASTING .....6
C. JENIS – JENIS PERAMALAN / FORECASTING .....................6
D. METODA PERAMALAN / FORECASTING ............................9
E. PROSES PERAMALAN (FORECASTING) ..............................20
BAB III STUDI KASUS ..................................................................................23
BAB III PENUTUP ..........................................................................................28
A. KESIMPULAN .............................................................................28
B. SARAN ..........................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

“Forecasting is the art and science of predicting the events of the

future. Forecasting require historical data retrieval and project into the

future with some form of mathematical models.” “(menurut Rudy Aryanto,

tahun 2009). Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa

yang akan tejadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena

adanya perbedaan kesenjagan waktu (Timelag) antara kesadaran akan

dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan

tersebut. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang maka peran peramalan

begitu penting dan sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan kapan

terjadinya suatu sehingga dapat dipersiapkan tindakan yang perlu dilakukan.

Menurut Arman Hakim Nasution (2006), Peramalan adalah proses

untuk memperkiraan beberapa kebutuhan di masa datang yang meliputi

kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan lokasi yang

dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang dan jasa.

Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar

yang stabil, karena perubahan permintaan relatif kecil. Tetapi peramalan

akan sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat kompleks dan

dinamis. Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih banyak bersifat

kompleks, dan dinamis karena permintaan tersebut akan tergantung dari

1
keadaan sosial, ekonomi, politik, aspek teknologi, produk pesaing dan

produk substitusi. Oleh karena itu peramalan yang akurat merupakan

informasi yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan

manajemen.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Metoda – metode apa saja yang dapat digunakan dalam peramalan

(forecasting) ?;

2. Bagaimana proses dalam forecasting ?

C. BATASAN MASALAH

Pada pembahasan makalah kali ini, penulis akan membatasi

pembahasan yang akan dibahas, kami hanya akan membahas tentang

forecasting, tentang metode – metode yang digunakan dalam forecasting,

dan tentang proses forecasting.

D. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Untuk mengetahui metode yang dapat digunakan dalam forecasting.

2. Untuk mengetahui proses forecasting.

2
E. MANFAAT PEMBAHASAN

Hasil dari pembahasan materi ini, di harapkan dapat memberi manfaat

dan pengetahuan tentang metode – metode yang digunakan dalam

forecasting, dan tentang proses forecasting yang mungkin akan berguna

dimasa yang akan datang.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERAMALAN / FORECASTING

Peramalan (Bahasa Inggris = Forecasting) adalah suatu teknik analisa

perhitungan yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif maupun

kuantitatif untuk memperkairakan kejadian dimasa depan dengan

menggunakan referensi data-data di masa lalu. Peramalan bertujuan untuk

memperkirakan prospek ekonomi dan kegiatan usaha serta pengaruh

lingkungan terhadap prospek tersebut.

Peramalan atau Forecasting merupakan bagian terpenting bagi setiap

perusahaan ataupun organisasi bisnis dalam setiap pengambilan keputusan

manajemen. Peramalan itu sendiri bisa menjadi dasar bagi perencanaan

jangka pendek, menengah maupun jangka panjang suatu perusahaan. Di

dalam sebuah peramalan (forecasting) dibutuhkan sedikit mungkin

kesalahan (error) di dalamnya. Agar dapat meminimalisir tingkat kesalahan

tersebut, maka akan lebih baik jika peramalan tersebut dilakukan dalam

satuan angka atau kuantitatif.

Berikut ini beberapa pengertian atau definisi peramalan atau

forecasting dari beberapa sumber buku:

Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008:29), peramalan adalah

proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan di masa datang yang

4
meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang

dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.

Menurut Sumayang (2003:24), peramalan adalah perhitungan yang

objektif dan dengan menggunakan data-data masa lalu, untuk menentukan

sesuatu di masa yang akan datang.

Menurut Supranto (2000), ramalan merupakan dugaan atau perkiraan

mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan

datang. Ramalan bisa bersifat kualitatif, artinya tidak berbentuk angka dan

bisa bersifat kuantitatif, artinya berbentuk angka, dinyatakan dalam

bilangan.

Menurut Heizer dan Render (2009:162), peramalan (forecasting)

adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini

dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan

memproyeksikannya ke masa mendatang dengan suatu bentuk model

matematis. Selain itu, bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat

subjektif. Atau dapat juga dilakukan dengan menggunakan kombinasi model

matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari seorang

manajer.

Menurut Murahartawaty (2009:41), peramalan adalah penggunaan

data masa lalu dari sebuah variabel atau kumpulan variabel untuk

mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Jika kita dapat

memprediksi apa yang terjadi di masa depan maka kita dapat mengubah

kebiasaan kita saat ini menjadi lebih baik dan akan jauh lebih berbeda di

5
masa yang akan datang. Hal ini disebabkan kinerja di masa lalu akan terus

berulang setidaknya dalam masa mendatang yang relatif dekat.

B. TUJUAN DAN FUNGSI PERAMALAN / FORECASTING

Fungsi peramalan atau forecasting terlihat pada saat pengambilan

keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas

pertimbangan apa yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan.

Apabila kurang tepat ramalan yang kita susun, maka masalah peramalan

juga merupakan masalah yang selalu kita hadapi (Ginting, 2007).

Menurut Heizer dan Render (2009:47), peramalan atau forecasting

memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengkaji kebijakan perusahaan yang berlaku saat ini dan dan di

masa lalu serta melihat sejauh mana pengaruh di masa datang.;

2. Peramalan diperlukan karena adanya time lag atau delay antara saat

suatu kebijakan perusahaan ditetapkan dengan saat implementasi;

3. Peramalan merupakan dasar penyusutan bisnis pada suatu perusahaan

sehingga dapat meningkatkan efektivitas suatu rencana bisnis.

C. JENIS – JENIS PERAMALAN / FORECASTING

Berdasarkan horizon waktu, peramalan atau forecasting dapat dibagi

menjadi tiga jenis, yaitu (Herjanto, 2008:78):

1. Peramalan jangka panjang, yaitu yang mencakup waktu lebih besar

dari 18 bulan. Misalnya, peramalan yang diperlukan dalam kaitannya

6
dengan penanaman modal, perencanaan fasilitas dan perencanaan

untuk kegiatan litbang;

2. Peramalan jangka menengah, yaitu mencakup waktu antara 3 sampai

18 bulan. Misalnya, peramalan untuk perencanaan penjualan,

perencanaan produksi dan perencanaan tenaga kerja tidak tetap;

3. Peramalan jangka pendek, yaitu mencakup jangka waktu kurang dari 3

bulan. Misalnya, peramalan dalam hubungannya dengan perencanaan

pembelian material, penjadwalan kerja dan penugasan karyawan.

Berdasarkan fungsi dan perencanaan operasi di masa depan,

peramalan atau forecasting dibagi menjadi tiga jenis, yaitu (Heizer dan

Render, 2009:47):

1. Peramalan ekonomi (economic forecast), peramalan ini menjelaskan

siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang,

dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indikator

perencanaan lainnya;

2. Peramalan teknologi (technological forecast), peramalan ini

memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan

produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan

yang baru;

3. Peramalan permintaan (demand forecast), adalah proyeksi permintaan

untuk produk atau layanan perusahaan. Proyeksi permintaan untuk

produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini juga disebut

peramalan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta

7
sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan,

pemasaran, dan sumber daya manusia.

Berdasarkan jenis data ramalan yang disusun, peramalan dibagi

menjadi dua jenis, yaitu (Saputro dan Asri, 2000:148):

1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data

kualitatif pada masa lalu. Hasil ramalan yang dibuat sangat tergantung

pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena peramalan

tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi,

pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya.

Biasanya peramalan secara kualitatif ini didasarkan atas hasil

penyelidikan, seperti pendapat salesman, pendapat sales manajer

pendapat para ahli dan survey konsumen;

2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data

penjualan pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat

tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut.

Penggunaan metode yang berbeda akan diperoleh hasil yang berbeda

pula.

Berdasarkan sifat penyusunannya, peramalan dibagi menjadi dua jenis, yaitu

(Ginting, 2007) :

1. Peramalan subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan

atau intuisi dari orang yang menyusunnya;

8
2. Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang

relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik – teknik dan

metode – metode dalam penganalisaan data tersebut.

D. METODA – METODA PERAMALAN / FORECASTING

Meramalkan permintaan dari pasar yang dimasuki oleh perusahaan

adalah suatu pekerjaan yang perlu dilakukan oleh setiap manajer perusahaan

dalam rangka memprediksi berapa besar peluang pasar yang tersedia di

masa depan. Peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui

jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang dalam

kendala satu set kondisi tertentu.

Hal yang perlu diingat adalah bahwa aktivitas peramalan permintaan

tidaklah dapat diartikan sebagai aktivitas yang bertujuan untuk mengukur

permintaan di masa yang akan datang secara pasti, melainkan sekedar usaha

untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan antara

keadaan yang sungguh – sungguh terjadi di kemudian hari dengan apa yang

menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain, hasil maksimal dari aktivitas

peramalan adalah melakukan minimisasi ketidakpastian yang mungkin

terjadi di masa yang akan datang.

Untuk melakukan forecasting atau peramalan terhadap permintaan

pasar, disini akan diuraikan berbagai metode model peramalan terhadap

permintaan pasar dari barang atau jasa yang diproduksi dan dijual oleh

perusahaan. Secara garis besar terdapat dua macam metode peramalan

9
permintaan yang biasa dilakukan, yaitu metode kualitatif yang terdiri atas

teknik survey dan teknik pengumpulan opini. Sedangkan metode berikutnya

adalah metode kuantitatif, yang terdiri atas Metode Time Series, Metode

Tren Linear, Metode Kuadratik, Analisis Musiman dan Model Ekonometri.

Pembahasan lebih lanjut tentang metode-metode peramalan

permintaan adalah sebagai berikut:

1. Metode Kualitatif

Metode peramalan permintaan secara kualitatif berhubungan

dengan data – data kualitatif, misalnya tentang selera konsumen

terhadap suatu produk, atau survey tentang loyalitas konsumen, dan

lain-lain. Forecasting kualitatif ini dapat dikelompokkan ke dalam

beberapa metode teknik seperti akan dijelaskan berikut ini :

a. Teknik Survey

Teknik survey ini merupakan suatu alat meramalkan yang

cukup penting khususnya untuk memprediksi kejadian –

kejadian atau kecenderungan – kecenderungan dalam jangka

pendek mendatang ini. Survey biasanya menggunakan alat

interview atau daftar pertanyaan yang akan ditujukan kepada

para responden yang terpilih dan yang dituju. Sesuai kelompok

yang memang diperkirakan akan menjadi sasaran pasar yang

dituju oleh perusahaan.

Survey ini dilakukan untuk meramalkan variabel ekonomi

yang memang berhubungan baik langsung maupun tidak

10
langsung dengan permintaan konsumen atau pasar yang dituju.

Variabel – variabel ekonomi yang disurvey ini misalnya variabel

yang berhubungan dengan budget rumah tangga yang

dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Sasaran dan klasifikasi sasaran dan jenis kebutuhan dan

keperluan dari kelompok responden ini dapat dikategorikan

sebagai berikut :

1) Survey tentang budget keperluan rumah tangga

masyarakat eksekutif bisnis dan pemerintahan yang

sekiranya berkait dengan rencana perusahaan. Survey ini

diharapkan dapat merekam keseluruhan anggaran setiap

rumah tangga yang disurvey;

2) Survey mengenai barang atau jasa yang diperlukan bagi

para pelaku bisnis yang akan memperdagangkan barang

atau jasanya. Mereka ini mungkin pelaku bisnis yang

bergerak pada bisnis distributor, pengecer atau pedagang

besar.

Survey ini dilakukan bagi para rumah tangga umum

mengenai keperluan rumah tangga, produk atau barang apa

secara periodik diperlukan dan frekuensi pemenuhan yang

dilakukan untuk masa – masa yang akan datang, dan lain – lain.

Dari metode survey berdasar kelompok sasaran ini

sebenarnya terkandung maksud dari surveyor bahwa barang dan

11
jasa apa saja yang dibutuhkan, berapa frekuensi pemenuhan

kebutuhan dan faktor – faktor apa saja yang pada umumnya

yang mempengaruhi perilaku beli mereka ini. Sehingga secara

tidak langsung perusahaan melihat peluang dan apa saja yang

bisa ditarik sebagai kepentingan bagi perusahaan atas hasil –

hasil survey ini untuk memprediksi dan memperkirakan perilaku

pasar atau konsumen perusahaan.

Bila diklasifikasikan bahwa hasil survey ini merupakan

bagian dari kegiatan riset pasar yang dilakukan oleh perusahaan.

Dari sini berbagai kemungkinan yang diperoleh adalah

munculnya variabel ikutan yang dapat diprediksi apa yang bisa

dimanfaatkan oleh perusahaan yang hendak atau sudah

diproduksi dan dijual kepada pasar yang dituju yang telah

disurvey ini.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil survey ini

sebagian atau seluruhnya dapat dipergunakan untuk

memprediksi permintaan konsumennya dari produk yang dibuat

dan jual oleh perusahaan.

b. Teknik Jajak Pendapat (Opinion Pools)

Teknik jejak pendapat sering dilakukan untuk melengkapi

data dari survey. Jejak pendapat dari para pakar, para eksekutif,

dari masyarakat umum, atau dari konsumen. Jejak pendapat ini

12
lebih bersifat pandangan atau pendapat pribadi (subjektif) dari

respondennya, sebaliknya teknik survey lebih bersifat objektif.

Sebelum peluncuran produk baru, biasanya diadakan pre

test dan jejak pendapat terhadap responden yang menjadi sampel.

Teknik pooling ini melibatkan berbagai media seperti media TV,

telepon, koran, surat, SMS, email, atau internet untuk

menyebarkan kuesioner atau daftar pertanyaan tentang berbagai

informasi yang dibutuhkan perusahaan.

Laporan atau pernyataan resmi dari suatu perusahaan atau

pemerintah suatu negara dapat digunakan sebagai sumber data

guna meramalkan kondisi ekonomi di masa yang akan datang,

sekaligus dapat digunakan untuk membuat strategi bersaing

dalam pasar bebas.

2. Metode Kuantitatif

a. Metode Time Series

Metode Time Series berhubungan dengan nilai – nilai

suatu variabel yang diatur secara periodesasi sepanjang periode

waktu dimana prakiraan permintaan diproyeksikan. Misalnya

mingguan, bulanan, kwartalan, dan tahunan, tergantung

keinginan dari pihak – pihak yang melakukan prakiraan

permintaan ini. Metode ini semata – mata mendasarkan diri pada

data dan keadaan masa lampau. Jika keadaan di masa yang akan

datang cukup stabil dalam arti tidak banyak perubahan yang

13
berarti dengan keadaan masa lampau, metode ini dapat

memberikan hasil peramalan yang cukup akurat.

b. Metode Tren Linear

Khusus metode ini digunakan jika scatter diagram

berbentuk garis lurus dengan persamaan umum adalah :

Y = a + bX

Untuk metode tren linear ini banyak jenisnya, antara lain :

1) Metode Least Square

Metode ini sering digunakan oleh perusahaan karena

dianggap paling mudah untuk dipraktekkan. Metode ini

digunakan pada waktu data yang tersedia adalah

mempunyai kecenderungan berbentuk garis lurus. Maka

persamaannya adalah

Y = a + bX

Dimana :

Y = Variabel yang akan diramalan, dalam hal ini

adalah ramalan penjualan produk perusahaan

a = Konstanta, yang akan menunjukkan

besarnya harga

b = Variabilitas per X, yaitu menunjukkan besarnya

perubahan nilai Y dari setiap perubahan satu unit

X = Unit waktu/ periode

14
Untuk mencari besarnya nilai a, dan b tersebut akan dapat

dilakukan dengan mempergunakan rumus – rumus sebagai

berikut :

Dengan syarat bahwa å X = 0

Dimana n adalah sama dengan jumlah data

c. Metode Product Moment

Metode ini lazim dinamakan metode momen saja. Metode

ini digunakan oleh perusahaan karena dianggap mudah di

samping metode least square, karena perlakuan angka X

(prediksi) untuk data ganjil maupun genap tidak ada perlakuan

khusus seperti halnya pada metode least square. Tentunya

metode ini digunakan dalam ramalan penjualan untuk data yang

tersedia adalah mempunyai kecenderungan berbentuk garis lurus

terutama nilai ramalannya, sedangkan persamaannya adalah:

Y = a + bX

Dimana :

Y = Variabel yang akan diramalkan, dalam hal ini adalah

ramalan penjualan produk perusahaan

a = Konstanta, yang akan menunjukkan besarnya harga Y

(ramalan) apabila X sama dengan 0 (nol)

b = Variabilitas per X, yaitu menunjukkan besarnya

perubahan nilai Y dari setiap perubahan satu unit X

X = Unit waktu/ periode, yang dapat dinyatakan dalam

15
minggu, bulan, semester, tahun dan lain sebagainya

Untuk mencari besarnya nilai a, dan b tersebut akan dapat

dilakukan dengan mempergunakan rumus-rumus sebagai berikut:

Persamaan I

∑Y = n.a + b∑x

Persamaan II

∑XY = a ∑x + b ∑x2

Dengan syarat ∑x ≠ 0

d. Metode Setengah Rata – rata (Semi Evarage Method)

Metode setengah rata-rata ini masih tergolong metode tren

linier dimana data yang tersedia tetap berbentuk linier jika

digambar dalam bentuk grafik. Metode tren setengah rata – rata

menentukan bahwa untuk mengetahui fungsi Y = a + bX

tersebut, semua data historis dikelompokkan menjadi dua

kelompok (himpunan) dengan jumlah anggota masing-masing

yang sama. Berdasarkan perhitungan rata – rata dari anggota

masing – masing kelompok itulah akan diperoleh fungsi garis

lurus yang bersangkutan.

3. Metode Kuadratik

Metode kuadratik adalah merupakan tren non linier, dan jika

digambar berbentuk garis lengkung. Metode ini biasanya digunakan

atau diterapkan untuk data historis dimana jika digambar akan

16
membentuk garis tidak lurus atau berbentuk parabola. Sedangkan

persamaan dari metode kuadratik adalah:

Y = A + BX + C

Dimana :

Y = Variabel yang akan diramalkan, dalam hal ini adalah

Ramalan penjualan produk perusahaan

a = Konstanta, yang akan menunjukkan besarnya harga Y (ramalan)

apabila X sama dengan 0 (nol)

b = Variabilitas per X, yaitu menunjukkan besarnya perubahan nilai

Y dari setiap perubahan satu unit X

X = Unit waktu/ periode, yang dapat dinyatakan dalam minggu,

bulan, semester, tahun dan lain sebagainya

Sedangkan koefisiennya adalah:

A = (∑Y - c∑ ) / n

B = (∑XY / ∑ )

C = (n ∑ Y) – ((∑ ) – (∑Y))

(n ∑ ) – ((∑Z )

Dengan syarat ∑ = 0 (nol)

4. Metode Variasi Musim

Melakukan prakiraan volume permintaan konsumen di waktu –

waktu yang akan datang dapat didasarkan pada gelombang musiman

yang melekat pada kultur budaya atau kebiasaan dari masyarakat.

17
Tetapi dapat juga karena faktor sifat dan keadaan alam yang

melekat pada iklim atau cuaca. Misalnya produksi musim semi, gugur

dan musim penghujan dan bahkan musim kemarau, produk apa yang

sedang atau akan datang musimnya.

Sifat masyarakat yang menimbulkan musiman ini oleh karena

faktor budaya dan kebiasaan misalnya karena musim hari raya

keagamaan. Pada saat – saat itu biasanya masyarakat akan memiliki

hajat yang cukup besar dalam melakukan pemenuhan konsumsi

barang keperluan pesta dan sehari – hari. Maka dapat dipastikan pada

periode ini permintaan akan kebutuhan dan keperluan konsumsi akan

meningkat dalam jumlah yang cukup berarti.

Demikian juga ketika datang musim bulan – bulan baik maka

banyak masyarakat menggunakan bulan tersebut melaksanakan hajat

perkawinan, pesta perkawinan, dan hajat – hajat yang lain yang

memerlukan pesta dan upacara – upacara sacral yang memerlukan

konsumsi dan persediaan barang kebutuhan untuk keperluan tersebut.

5. Metode Ekonometri

Metode ekonometri merupakan metode prediksi volume atau

nilai dependen variabel dengan melibatkan berbagai faktor atau

variabel independent yang relevan dan cukup signifikan

mempengaruhi dependen variabel tersebut. Secara ekonomi dari

model ekonometri ingin dilihat relevansinya pengaruh independent

variabel terhadap dependen variabel. Bahkan juga ingin dilihat apakah

18
antar variabel independent itu saling mempengaruhi dan berapa besar

pengaruh mempengaruhi antar variabel independent ini atas besarnya

pengaruh terhadap dependen variabel. Juga ingin dilihat berapa tepat

antara kebenaran statistik dikoreksi dengan kebenaran secara ekonomi.

Jadi secara literatur ekonometrik merupakan suatu pengukuran

secara ekonomi baik secara statistik, matematik maupun secara

ekonomi teori sekaligus dalam konteks hubungan antara variabel –

variabel ekonomi. Memang metode ekonometrik sering lebih

kompleks dibanding dengan metode proyeksi trend. Namun

ekonometrik setidaknya memiliki dua keunggulan sebagai alat

prakiraan.

Pertama adalah keunggulan dalam memperoleh prediksi nilai

variabel yang penting. Ini akan sangat berguna bagi manajer untuk

mengevaluasi kemungkinan pengaruh alternatif keputusan yang

diambil.

Kedua adalah metode ekonometrika mengestimasi perilaku

hubungan antara variabel – variabel. Secara mencolok meramalkan

dengan dasar metode lain seperti misalnya survey data hanya

memperoleh sesuatu yang lebih kecil dari penyebab yang hakiki pada

hubungan antar variabel – variabel ini secara umum.

Terdapat empat tahapan yang termasuk di dalam memformulasi

forecast model ekonometrika ini.

19
(a) Membangun suatu model teori;

(b) Mengumpulkan data;

(c) Memilih bentuk persamaan fungsi yang diestimasi;

(d) Mengestimasi dan menginterpretasi hasil.

E. PROSES PERAMALAN (FORECASTING)

Proses peramalan (forecasting) biasanya terdiri dari langkah – langkah

sebagai berikut. (Handoko, 1984: 260).

1. Penentuan Tujuan

Analis mengatakan dengan para pembuat keputusan dalam perguruan

tinggi untuk mengetahui apa kebutuhan – kebutuhan mereka, dan

menentukan:

a. Variabel – variabel yang akan diestimasi;

b. Siapa yang akan menggunakan hasil peramalan;

c. Untuk tujuan – tujuan apa hasil peramalan akan digunakan;

d. Estimasi jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan;

e. Derajat ketepatan estimasi yang diinginkan;

f. Kapan estimasi dibutuhkan;

g. Bagian – bagian yang diinnginkan, seperti peramalan untuk

kelompok pembeli, kelompok produk atau daerah geografis.

2. Penggunaan Model

Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah

mengembangkan model, yang merupakan penyajian secara lebih

20
sederhana sistem yang dipelajari. Dalam peramalan, model adalah

suatu kerangka analitik yang apabila dimasukkan data akan

menghasilkan estimasi jumlah calon mahasiswa baru diwaktu

mendatang (atau variabel apa saja yang diramal). Analis hendaknya

memilih suatu model yang menggambarkan secara realitis perilaku

variabel-variabel yang dipertimbangkan.

Sebagai contoh, bila suatu perguruan tinggi ingin meramalkan

jumlah calon mahasiswa baru yang polanya berbentuk linier, model

yang dipilih mungkin Y = a + bX, dimana menunjukkan besarnya

jumlah calon mahasiswa baru, X menunjukkan unit waktu, serta a dan

b adalah parameter-parameter yang menggambarkan posisi dan dan

kemiringan garis pada grafik. ˆYˆ

3. Pengujian Model

Sebelum diterapkan, model biasanya diuji untuk menentukan

tingkat akurasi, validitas, dan reliabilitas yang diharapkan. Ini sering

mencakup penerapannya pada data historik, dan penyiapan estimasi

untuk tahun – tahun sekarang dengan data nyata yang tersedia. Nilai

suatu model ditentukan oleh derajat ketepatan hasil peramalan dengan

data aktual.

4. Penerapan Model

Setelah pengujian, analis menerapkan model dalam tahap ini,

data historis dimasukkan dalam model untuk menghasilkan suatu

21
ramalan. Dalam kasus model calon mahasiswa baru, Y= a + bX,

analis menerapkan teknik-teknik matematika agar diperoleh a dan b.

5. Revisi dan Evaluasi

Ramalan – ramalan yang telah dibuat harus senantiasa

diperbaiki dan ditinjau kembali. Perbaikan mungkin perlu dilakukan

karena adanya perubahan – perubahan dalam perguruan tinggi atau

lingkungan, seperti tingkat biaya masuk perguruan tinggi, jumlah

kelulusan di tingkat SMU, tingakt jumlah perguruan tinggi, jumlah

jurusan/program studi baru yang ada di perguruan tinggi, pengeluaran

– pengeluaran pengiklanan atau pamflet, kebijakan moneter dan

kemajuan teknologi.

Evaluasi, di pihak lain, merupakan perbandingan ramalan – r

amalan dengan hasil – hasil nyata untuk menilai ketepatan

penggunaan metodelogi atau teknik peramalan. Langkah ini

diperlukan untuk menjaga kualitas estimasi-estimasi diwaktu yang

akan datang.

22
BAB III

STUDI KASUS

Peramalan Penjualan PT. Bakrie Telecom (ESIA)

Penjualan merupakan kegiatan ekonomi yang umum, dimana dengan

penjualan sebuah perusahaan akan memperoleh hasil/laba sesuai dengan apa yang

direncanakan atau memperoleh pengembalian atas biaya – biaya yang

dikeluarkan. Berikut ini dikemukakan definisi penjualan menurut beberapa ahli

sebagai berikut :

1. Sutamto (1979) mengemukakan bahwa penjualan adalah usaha yang

dilakukan manusia untuk menyampaikan barang kebutuhan yang telah

dihasilkannya kepada mereka yang memerlukannya dengan imbalan uang

menurut harga yang ditentukan atas persetujuan bersama;

2. Winardi (1991 : 3) mengemukakan penjualan sebagai proses dimana sang

penjual memastikan, mengaktifkan, dan memuaskan kebutuhan atau

keinginan sang pembeli yang berkelanjutan dan menguntungkan kedua

belah pihak;

Dari definisi penjualan diatas terlihat bahwa betapa pentingnya fungsi

penjualan bagi sebuah perusahaan. Pada umumnya, para pengusaha mempunyai

tujuan mendapatkan laba yang maksimal serta mempertahankan atau berusaha

meningkatkannya untuk jangka waktu lama. Tujuan tersebut dapat direalisir

apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan.

23
Menurut Basu Swastha (dalam Tri Eka Pujiastuti, 2004 : 13) perusahaan

pada umumnya mempunyai tiga tujuan dalam penjualannya, yaitu :

1. Mencapai volume penjualan tertentu;

2. Mendapat laba tertentu;

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

Adapun faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam mencapai tujuan

penjualan diantaranya adalah :

1. Modal yang diperlukan;

2. Kemampuan merencanakan dan membuat produk;

3. Kemampuan menentukan tingkat harga yang tepat;

4. Kemampuan memilih penyalur yang tepat;

5. Kemampuan menggunakan cara – cara promosi yang tepat;

6. Unsur penunjang yang lain.

Peramalan penjualan merupakan salah satu cara untuk membantu

menentukan perencanaan pemesanan yang sesuai dengan kebutuhan. Nilai

penjualan yang diramalkan diharapkan mendekati nilai penjualan sebenarnya yang

akan terjadi. Dengan begitu frekuensi dan jumlah pemesanan persediaan dapat

dihitung sedemikian rupa sehingga biaya untuk penyediaan persediaan dapat

ditekan.

Peramalan penjualan pada studi kasus PT. Bakrie Telecom yaitu dalam hal

ini target penjualan (aktivasi nomor untuk pengguna Esia), di bawah ini contoh

kasus peramalan yang menggunakan metode Trend Linier :

24
Peramalan merupakan proses mengestimasi keadaan yang tidak diketahui.

Salah satu metode dalamagar tren yang diperoleh tidak dikacaukan oleh variasi

siklis seperti kontraksi dan ekspansi. Agar memudahkan perhitungan dalam

mencari persamaan tren, digunakan kode tahun (X) sebagaipengganti tahun yang

sesunggguhnya dengan rumus X = t-t, dimana t = rata-rata dari tahun awal dan

tahun akhir yang di pelajari.

Persamaan tren linier adalah

Yt = a + bX…………………….. (1)

Dengan :

Yt = Nilai tren untuk periode tertentu

a = Nilai Yt jika X = 0 atau nilai Yt pada periode t,

b = Kemiringan garis tren atau besarnya perubahan Yt

jika terjadi perubahan satu besaran peride waktu,

X = Kode periode waktu = t – t

Untuk mendapatkan nilai Yt, nilai a dan b harus diketahui terlebih dahulu.

Dengan n sebagai banyaknya pasangan data, persamaan yang diturunkan dengan

metode kuadrat terkecil untuk menghitung nilai a dan b adalah sebagai berikut:

a = Σ Y ………………………(2)

b = Σ XY …………………….(3)

Σ X2

25
n=9

t = Σ t = 18027 = 2003

n 9

No. Tahun Kode Penjualan XY X2

(t) Tahun ( X ) (Y)

1 1999 -4 332500 -1330000 16

2 2000 -3 301000 -903000 9

3 2001 -2 366000 -732000 4

4 2002 -1 356500 -356500 1

5 2003 0 417000 0 0

6 2004 1 444500 444500 1

7 2005 2 459500 919000 4

8 2006 3 512000 1536000 9

9 2007 4 515000 206000 16

Σ 18027 0 3704000 1638000 60

Untuk meramalkan tahun 2010 :

a = Σ Y = 3704000 = 411556

n 9

b = Σ XY = 1638000 = 27300

Σ X2 60

Sehingga persamaan tren liniernya adalah :

Y = 411556 + 27300X

26
Untuk meramalkan penjualan tahun 2010, kita hitung terlebih dahulu kode tahun

(X) untuk tahun 2010.

X = t – t = 2010 – 2003 = 7

Lalu nilai X dimasukkan ke dalam persamaan tren linier menjadi :

Y = 411556 + 27300 (7) = 602656

Jadi ramalan penjualan tahun 2010 dengan menggunakan tren linier adalah

sebesar 602656

Peramalan penjualan dapat dilakukan dengan beberapa cara bukan hanya dengan

menggunakan tren linier saja seperti yang di jelaskan dalam pembahasan

peramalan dapat dilakukan sesuai dengan dengan berbagai metode yang di

inginkan suatu perusahaan contoh diatas merupakan sebegian contoh yang

dilakukan untuk meramalkan penjualan (aktivasi nomor Esia) pada PT. Bakrie

Telecom. Hal ini menunjukan adanya peningkatan dari tahun ke tahun dalam

penjualan.

27
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Peramalan (forecasting) merupakan seni dan ilmu untuk

memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan

melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya kemasa yang

akan datang dengan suatu bentuk model matematis.

Tujuan peramalan dalam kegiatan produksi adalah untuk meredam

ketidakpastian, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang mendekati keadaan

yang sebenarnya. Peramalan tidak akan pernah “perfect”, tetapi meskipun

demikian hasil peramalan akan memberikan arahan bagi suatu perencanaan.

Terdapat dua pendekatan umum peramalan, sebagaimana ada dua

cara mengatasi semua model keputusan. Yang pertama adalah analisis

kuantitatif dan yang kedua adalah analisis kualitatif.

B. SARAN

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang metode – metode

forecasting yang lebih praktis, lebih efisien;

2. Diperlukan metode – metode lebih lanjut tentang peramalan

ngembangan program komputer yang lebih tepat dibandingkan dengan

menggunakan program komputer excell, sehingga dapat diperoleh

hasil peramalan yang tepat;

28
3. Bagi PT. Bakrie Telecom, perlu untuk melakukan peningkatan

peramalan penjualan untuk meningkatkan keuntungan dimasa yang

akan dating.

29
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Adi Saputro dan Marwan Asri. 2000. Anggaran Perusahaan Edisi 3.

Yogyakarta: BPFE.

Nasution A.H. dan Prasetyawan Y. 2008. Perencanaan & Pengendalian Produksi,

Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Salemba

Empat,Jakarta.

Supranto J. 2000. Statistik (Teori dan Aplikasi), Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Heizer, Jay dan Render, Barry. 2009. Manajemen Operasi, Buku 1 Edisi 9. Jakarta:

Salemba Empat.

Murahartawaty. 2009. Peramalan. Jakarta: Sekolah Tinggi Teknologi Telkom.

Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi, Edisi Ketiga. Jakarta: Grasindo.

http://library.binus.ac.id/

http://directory.umm.ac.id/

http://repository.usu.ac.id/

30

Anda mungkin juga menyukai