Laporan Kasus Mata
Laporan Kasus Mata
MIOPIA ASTIGMATISMA OD et OS
Oleh:
Aldy Valentino Maehca Rendak
H1A 007 001
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.“I”
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pekerjaan : Pegawai Swasta (Asisten Apoteker)
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Kekalik, Kec. Sekarbela, Kota Mataram
Nomor Rekam Medis : 15-67-59
Tanggal Pemeriksaan : 16 Januari 2013
2. Anamnesis
A. Keluhan Utama:
Penglihatan kedua mata kabur saat melihat jauh.
E. Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat.
F. Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat untuk keluhan penglihatan kabur pada
kedua mata yang dideritanya sekarang.
3. Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran/GCS : Compos mentis / E4V5M6
B. Pemeriksaan Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Frekuensi Napas : 20 kali/menit
Suhu : 36,5 O C
C. Status Lokalis
No Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri
1. Visus Sine Correctio 6/9 6/15
Pin hole 6/9 6/9
Cum correctio (-1.00 DC x 90) 6/6 (-1.50 DC x 145) 6/6
2. Posisi Bola Mata Ortoforia Ortoforia
3. Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan.
Adapun permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah:
Subjective
a. Penglihatan kedua mata pasien kabur jika melihat jauh.
b. Nyeri pada daerah mata kanan disertai dengan nyeri kepala sebelah kanan
jika pasien kelelahan setelah berkativitas sejak sekitar satu bulan terakhir.
c. Riwayat menggunakan kacamata karena pandangan kedua mata pasien
kabur sejak dua tahun terakhir dengan dengan lensa silinder untuk mata
kanan dan lensa sferis -1.00 untuk mata kiri, namun jarang digunakan
tersebut, karena sering mengeluhkan kepala pusing jika menggunakan
kacamata tersebut.
Objective
Dari hasil pemeriksaan visus pasien pasien ditemukan bahwa
Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri
Visus Sine Correctio 6/9 6/15
Pin hole 6/9 6/9
Cum correctio (-1.00 DC x 90) 6/6 (-1.50 DC x 145) 6/6
2. Analisa Kasus
Berdasarkan data yang diperoleh dari anamnesis pasien telah memiliki riwayat
penggunaan kacamata sejak sekitar dua tahun tahun yang lalu. Berdasarkan
riwayat penggunaan kacamata ini dapat diperkirakan bahwa pasien
kemungkinan mengalami gangguan refraksi mata. Gangguan refraksi ini
dipertegas juga dengan adanya perbaikan visus pasien pada mata kiri, yang
semula 6/15 menjadi 6/9 ketika dikoreksi dengan menggunakan pinhole,
selain itu gangguan reraksi juga didukung dengan tidak adanya temuan yang
menunjukkan gangguan pada bilik mata depan dan lensa. Kelainan refraksi
atau ametropia merupakan kelainan pembiasan sinar pada mata sehingga sinar
tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning (macula lutea), tetapi dapat di
depan atau di belakang bintik kuning dan mungkin tidak terletak pada satu
titik yang fokus. Hal ini menyebabkan cahaya tidak dibiaskan sebagaimana
mestinya sehingga gambaran yang terbentuk pada retina dan dipersepsikan
oleh otak terlihat kabur. Hal inilah yang kemungkinan menyebabkan
pandangan kedua mata pasien menjadi kabur. Gangguan refraksi atau
ametropia yang dialami pasien dapat berupa miopia, hipermetropia, atau
astigmatisme. Berdasarkan riwayat penggunaan kacamata koreksi yang
dimiliki pasien, yaitu lensa silinder untuk mata kanan dan lensa sferis -1.00
maka dapat diperkirakan bahwa pasien kemungkinan mengalami gangguan
refraksi terutama miopia atau astigmatisme. Pasien dengan myopia akan
menyatakan melihat lebih jelas bila dekat sedangkan melihat jauh kabur atau
pasien adalah rabun jauh, hal ini sama seperti yang dikeluhkan pasien dimana
pasien mengalami gangguan ketika melihat jauh. Pengobatan pasien dengan
miopia adalah dengan memberikan kaca mata sferis negatif, sama seperti yang
dipergunakan oleh pasien untuk mata kiri pasien. Pada pasien ditemukan
penggunaan kacamata silinder pada mata kanan, penggunaan kacamata ini
adalah untuk menatalaksanai kondisi gangguan refraksi astigmatisma,
sehingga kemungkinan besar pasien mengalami astigmatisma. Pada pasien
dari hasil pemeriksaan visus koreksi dengan kacamata, didapatkan bahwa
dengan pemberian kacamata silinder -1.00 D x 090 untuk mata kanan dan
dengan pemberian kacamata silinder -1.50 D x 145 untuk mata kiri dapat
mengembalikan visus kedua mata pasien menjadi 6/6. Berdasarkan hasil
pemeriksaan ini, dapat disimpulkan pada akhirnya bahwa pasien mengalami
astigmatisma tipe miopia, karena paien menggunakan kacamata koreksi
dengan kaca silinder konkaf (silinder negatif).
3. Nyeri kepala
3. Assessment
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat
pada pasien mengarahkan pada miopia astigmatisma od et os.
4. Planning Tatalaksana
Pasien ditatalaksanai dengan pemberian kacamata silinder -1.00 D x 090
untuk mata kanan dan dengan pemberian kacamata silinder -1.50 D x 145
untuk mata kiri, dimana telah diukur dan dapat mengembalikan visus kedua
mata pasien menjadi 6/6.
5. KIE
- Pasien diberikan informasi bahwa pasien harus melakukan tes penglihatan
untuk menilai kondisi penglihatan mata setiap 2 tahun sekali.
- Pasien harus diberi informasi untuk selalu menjaga agar mata
mendapatkan istirahat yang cukup. Jika melakukan suatu aktivitas yang
mengaharuskan mata melakukan fokus secara kuat (seperti mengemudi,
membaca atau melakukan aktivitas yang dilakukan dengan posisi mata
dekat dengan objek), maka mata harus diistirahatkan dari aktivitas setiap
sekitar 30-60 menit.
6. Prognosis
Prognosis pada pasien ini, meliputi :
Prognosis pengelihatan (ad functionam)
Prognosis pengelihatan pasien bonam.
Prognosis nyawa (ad vitam)
Prognosis nyawa pasien bonam.
BAB IV
RINGKASAN AKHIR