Skizofrenia Pasca Trauma Referat
Skizofrenia Pasca Trauma Referat
OLEH
10542 0475 13
PEMBIMBING
dr. Fanny Widjaya, Sp.KJ
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
1
HALAMAN PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas tersebut dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian
Makassar.
Pembimbing
2
BAB I
PENDAHULUAN
sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Atas dasar definisi kesehatan tersebut, dapat
dikatakan bahwa kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kesehatan dan unsur utama dalam terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh.1
yang sangat serius. Skizofrenia merupakan salah satu gangguan kesehatan jiwa yang
menjadi perhatian dan dikategorikan dalam gangguan psikis yang paling serius
aktivitas kehidupan sehari-hari seperti kesulitan dalam merawat diri sendiri, bekerja
atau bersekolah, memenuhi kewajiban peran, dan membangun hubungan yang dekat
banyak tokoh psikiatri dan neurologi yang berperan. Mula-mula Emil Kreaplin (18-
1926) menyebutkan gangguan dengan istilah dementia prekok yaitu suatu istilah yang
menekankan proses kognitif yang berbeda dan onset pada masa awal. Istilah
pasien yang mengalami gangguan ini. Bleuler mengindentifikasi symptom dasar dari
3
skizofrenia yang dikenal dengan 4A antara lain : Asosiasi, Afek, Autisme dan
Ambivalensi.1,2
lebih sering terjadi pada Negara industri terdapat lebih banyak populasi urban dan
merawat diri, hilangnya tilikan dan pemburukan sosial yang bertahap. Kedatangan
diruang gawat darurat atau tempat praktek disebabkan oleh halusinasi yamg
menimbulkan ketegangan yang mungkin dapat mengancam jiwa baik dirinya maupun
positif antara lain thougt echo, delusi, halusinasi. Gejala negatifnya seperti: sikap
apatis, bicara jarang, efek tumpul, menarik diri. Gejala lain dapat bersifat non
Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan
tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya. Diperkirakan, prevalensi depresi pada
populasi dunia adalah adalah 3-8% dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif
antara 20-50 tahun. WHO, memperkirakan pada tahun 2020 depresi akan menduduki
peringkat kedua setelah penyakit jantung koroner dalam urutan daftar penyakit yang
menimbulkan beban global dunia. Sekitar 20% wanita dan 12% pria.6
4
Masalah kesehatan jiwa merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar
episode depresif yang mungkin berlangsung lama dan timbul setelah suatu serangan
seluruh tubuh, dengan mengganggu kesehatan mental, kesehatan fisik, rasa dan
perilaku pada aktifitas yang biasa dilakukan. Semakin cepat keluarga memeriksakan
cepat strategi penanganan yang sesuai untuk menghadapi masalah ini yang sebetulnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Skizofrenia
5
1. Pengertian
proses pikir serta disharmonisasi antara proses pikir, afek atau emosi, kemauan dan
berasal dari dua kata “skizo” yang berarti retak atau pecah (split), dan ”frenia” yang
berarti jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita gangguan jiwa skizofrenia
personality). 1,3
mental dini untuk melukiskan bentuk psikosis tertentu yang sesuai dengan pengertian
skizofrenia sekarang. Hal tersebut dilaporkan dalam bentuk kasus yang terjadi pada
seorang pemuda yang ditandai adanya kemunduran atau keruntuhan fungsi intelek
(dementia) yang diderita oleh orang muds (praecox) yang pada akhirnya dapat
tingkah laku yang aneh pada penderita skizofrenia dapat dikatakan sebagai kelainan
fisik atau suatu penyakit. Eugen Bleuler dalam Kaplan & Sadock, memperkenalkan
istilah skizofrenia atau jiwa yang terbelah, sebab gangguan ini ditandai dengan
disorganisasi proses berpikir, rusaknya koherensi antara pikiran dan perasaan, serta
6
berorientasi dini kedalam dan menjauh dari realitas yang intinya terjadi perpecahan
2. Etiologi Skizofrenia
tersebut. Hal ini sering disebut concordant, yaitu anak kembar dari satu telur
mempunyai kemungkinan tiga sampai enam kali lebih besar untuk sama-sama
menderita gangguan skizofrenia dibandingkan dengan anak kembar dari dua telur.5,7
b. Faktor lingkungan
perkawinan orang tua yang kurang sehat, kesalahan dalam pola komunikasi diantara
suatu penyakit tunggal tetapi sebagai sekelompok penyakit dengan ciri-ciri klinik
umum. Banyak teori penting telah diajukan mengenai etiologi dan ekspresi gangguan
ini, salah satunya yang diungkapkan oleh Residen Bagian Psikiatri UCLA.5,7
mendukung teori bahwa faktor genetik sangat penting dalam transmisi mendukung
skizofrenia atau paling tidak memberi suatu sifat kerawanan dan juga dapat menjadi
keluarga.5,7
7
d. Hipotesis neurotransmitter
dalam susunan syaraf pusat (SSP) penderita skizofrenik. Pada hakekatnya neuroleptik
mengenai skizofrenik yang tidak di obati juga mengungkapkan suatu kelebihan dari
reseptor dopaminergik yang secara langsung berlawanan dengan teori bahwa temuan
e. Pencetus psikososial
1. Model diatesis-stress
Suatu model untuk integrasi faktor biologis dan faktor psikososial dan
mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik (diatesis) yang jika dikenai oleh suatu
gejala skizofrenia.5,7
2. Faktor biologis
8
Semakin banyak penelitian telah melibatkan peranan patofiologis untuk
daerah tertentu di otak termasuk sistem limbik, korteks frontalis dan ganglia basalis.
Ketiga daerah tersebut saling berhubungan sehingga disfungsi pada salah satu daerah
yang paling umum dihubungkan dengan skizofrenia. Delusi ini mencakup delusi
rujukan, penyiksaan, kebesaran, cinta, kesalahan diri, kontrol, nihil atau doss dan
proses berpikir, seperti percaya bahwa pikiran bisa disiarkan, dimasuki yang lain atau
hilang dari alam pikirannya karena paksaan dari orang lain atau objek dari luar.
Delusi somatik meliputi kepercayaan yang salah dan aneh tentang kerja tubuh,
Proses berpikir dari pasien skizofrenia dapat menjadi tidak terorganisasi dan
tidak berfungsi, kemampuan berpikir mereka menjadi kehilangan logika, cara mereka
mengekspresikan dalam pikiran dan bahasa dapat menjadi tidak dapat dimengerti,
9
c. Gangguan persepsi halusinasi
dalam persepsi yang melibatkan kelima alat indera kita walaupun halusinasi tidak
begitu terikat pada stimulus yang di luar tetapi kelihatan begitu nyata bagi pasien
skizofrenia. Halusinasi tidak berada dalam kontrol individu, tetapi tejadi begitu
dibandingkan dengan orang lain. secara umum, perasaan itu konsisten dengan emosi
e. Gangguan psikomotor
Pasien skizofrenia kadang akan terlihat aneh dan cara yang berantakan,
memakai pakaian aneh atau membuat mimik yang aneh atau pasien skizofrenia akan
memperlihatkan gangguan katatonik stupor (suatu keadaan di mana pasien tidak lagi
merespon stimulus dari luar, mungkin tidak mengetahui bahwa ada orang di
mengadakan gerakan) dan katatonik gerakan (selalu mengulang suatu gerakan tubuh)
positif dan negatif. Gejala positif antara lain thougt echo, delusi, halusinasi. Gejala
negatifnya seperti: sikap apatis, bicara jarang, efek tumpul, menarik diri. Gejala lain
10
B. Depresi
1. Pengertian Depresi
gangguan tersendiri terpisah dari gangguan mental lain yang telah sama ada sejak
berbeda, waktu itu diberi nama melancholy, yang digambarkan sebagai kemurungan
atau kesedihan yang ditimbulkan oleh karena kelebihan cairan empedu yang
diganti dengan depresi oleh Meyer dengan alasan etiologi yang luas. Depresi
merupakan kata Indonesia yang disadur dari bahasa Inggris yaitu depression, sadness
dan low spirit . Depresi adalah suatu penyakit jiwa yang gejala utamanya adalah
sedih, yang dapat disertai gejala-gejala psikologik lainnya, gangguan somatik maupun
gangguan psikomotor dalam kurun waktu tertentu dan digolongkan kedalam penyakit
jiwa afektif. Stuart (2006) berpendapat bahwa depresi atau melankolia adalah suatu
kesedihan dan perasaan yang berkepanjangan atau abnormal. Dapat digunakan untuk
yang dimaksud depresi adalah sekumpulan gejala dengan gambaran utama gangguan
11
2. Teori Penyebab Depresi
atau kegagalan. Rasa marah dipindahkan dan dikembalikan pada diri sendiri,
c. Teori Behavioral: kegagalan untuk menerima reinforcement positif dari orang lain
depresi.12
d. Teori kognitif: konsep negatif dari diri, pengalaman, orang lain dan lingkungan
e. Teori sociological: kehilangan kekuasaan, status, identitas, nilai dan tujuan untuk
f. Teori Holism: depresi adalah hasil dari genetik, biologi, psikoanalisa, tingkah laku,
3. Etiologi Depresi
Faktor penyebab terjadinya depresi menurut Kaplan dan Saddock (2010) adalah:
a. Faktor Biologi
12
depresi melibatkan keadaan patologi di limbic system, basal ganglia dan
hypothalamus. Limbic system dan basal ganglia berhubungan sangat erat, hipotesa
sekarang menyebutkan produksi alam perasaan berupa emosi, depresi dan mania
regulasi tidur, selera makan, dorongan seksual dan memacu perubahan biologi dalam
b. Faktor Genetika
Gangguan alam perasaan (mood) baik tipe bipolar (adanya episode manik dan
depresi) dan tipe unipolar (hanya depresi saja) memiliki kecenderungan menurun
Sebanyak 50 % pasien bipolar memiliki satu orang tua dengan alam perasaan atau
gangguan afektif, yang tersering unipolar (depresi saja). Jika salah satu orang tua
alam perasaan. Bila kedua orang tua mengidap gangguan bipolar maka 75 % anaknya
c. Faktor Psikososial
menegangkan dapat menjadi kausa gangguan neurosa depresi. Sejumlah data yang
kuat menunjukkan kehilangan orang tua sebelum berusia 11 tahun dan kehilangan
pasangan hidup dapat memacu serangan awal gangguan neurosa depresi. Boyd dan
13
1) Biologik: penyakit fisik, disregulasi neurotransmitter dalam system saraf pusat
(SSP), efek samping terapi pengobatan, interaksi pengobatan resep maupun non
Menurut Kaplan dan Saddock (2010), faktor resiko dari depresi dipengaruhi oleh:
a. Umur, rata-rata usia onset untuk depresi berat adalah kira-kira 40 tahun, 50 % dari
semua pasien mempunyai onset antara usia 20 dan 50 tahun. Gangguan depresif berat
juga mungkin memiliki onset selama masa anak-anak atau pada lanjut usia, walaupun
b. Jenis kelamin, terdapat prevalensi gangguan depresi berat yang dua kali lebih besar
pada wanita dibandingkan laki-laki. Alasan adanya perbedaan telah didalilkan sebagai
laki-laki c. Status perkawinan, pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling
sering pada orang-orang yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat atau
pekerjaan baru, hilangnya hubungan yang akrab, kondisi sakit, adalah sebagian dari
5. Gejala-gejala Depresi
14
Menurut Pedoman dan Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III depresi
1) Afek depresif
3) Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan aktivitas menurun. 8,15
6) Tidur terganggu.
Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik
dan sosial yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah
dan tersinggung, hilang semangat kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya
a. Gejala fisik
15
Gejala depresi yang kelihatan ini mempunyai rentangan dan variasi yang luas sesuai
dengan berat ringannya depresi yang dialami. Namun secara garis besar ada beberapa
gejala fisik umum yang relatif mudah dideteksi. 8,15 Gejala itu seperti:
2) Pada umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku yang pasif,
menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti nonton tv, makan, tidur.
3) Orang yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada
suatu hal, atau p ekerjaan. Sehingga mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada
hal-hal prioritas. Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efisien dan
menelpon yang tidak perlu. Orang yang terkena depresi akan terlihat dari metode
kerjanya yang menjadi kurang terstruktur, sistematika kerjanya jadi kacau atau
4) Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atau seluruh motivasi
kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan atas apa
kegiatannya seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap beraktivitas
membuatnya semakin kehilangan energi karena energi yang ada sudah banyak
terpakai untuk mempertahankan diri agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya.
Mereka mudah sekali lelah, capai padahal belum melakukan aktivitas yang berarti. 8,15
5) Depresi itu sendiri adalah perasaan negatif. Jika seseorang menyimpan perasaan
negatif maka jelas akan membuat letih karena membebani pikiran dan perasaan dan ia
harus memikulnya dimana saja dan kapan saja, suka tidak suka. 8,15
16
b. Gejala Psikis
dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Pasti mereka senang sekali
membandingkan antara dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih sukses,
2)Sensitif
Orang yang mengalami depresi senang sekali mengkaitkan segala sesuatu dengan
dirinya perasaannya sensitive sekali, sehingga sering peristiwa yang netral jadi
dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan.
Akibatnya, mereka mudah tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akan maksud
orang lain (yang sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka
menyendiri8,15
Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi orang yang gagal
terutama dalam bidang atau lingkungan yang seharusnya mereka kuasai. Misalnya
pimpinan menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusi sesuai dengan yang
diharapkan. 8,15
4)Perasaan Bersalah
17
Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami depresi.
Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman
atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya
dikerjakan. Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan
5) Perasaan terbebani
Banyak orang yang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang dialami. Mereka
merasakan beban yang terlalu berat karena merasa dibebani tanggung jawab yang
berat. 8,15
c. Gejala Sosial
Masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya mempengaruhi
lingkungan dan pekerjaan (atau aktivitas lainnya). Bagaimana tidak, lingkungan tentu
akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi tersebut yang pada umumnya
negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitive, mudah letih, mudah sakit).
Masalah sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah yang berinteraksi dengan
rekan kerja, atasan, atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun
masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada diantara
kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka
merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan
6. Tingkatan Depresi
a. Depresi Ringan
18
Pedoman yang dipakai adalah:
2 minggu
b. Depresi Sedang
lainnya
c. Depresi Berat
19
3) Bila ada gejala penting (misalnya agitasi dan retardasi psikomotor) yang
mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan
Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat
akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, masih dibenarkan untuk
b) Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan
atau urusan rumah tangga, kecuali pada tahap yang sangat terbatas. 8,17
1) Episode depresif berat yang memenuhi kriteria menurut episode depresif berat
2) Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide
tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam dan pasien merasa
bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa
suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk.
Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor. Jika diperlukan, waham
atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek (mood-
congruent)
7. Penatalaksanaan Depresi
20
Penatalaksanaan pada penderita depresi harus dilakukan secara adekuat dengan
a. Terapi Fisik
1) Obat. Secara umum, semua obat anti-depresan sama efektifitasnya. Pemilihan jenis
jenis-jenis anti-depresan. Pertimbangkan baik, untung dan rugi dari setiap pemberian
terapi dengan mengacu pada 4 hal yaitu efektivitas, tolerabilitas, keamanan, dan
interaksi obat.16,18
2) Terapi ECT (Electroconvulsive Therapy). Untuk pasien depresi yang tidak bisa
makan minum, mau bunuh diri atau retardasi psikomotor yang hebat, maka ECT
merupakan pilihan terapi yang efektif dan aman. ECT diberikan 1-2 kali seminggu
pada pasien rawat inap, dengan metode unilateral untuk mengurangi confusion atau
memory problem. Terapi ECT diberikan sampai ada perbaikan mood (sekitar 5-10
masih harus dilanjutkan selama 4-6 bukan dengan dosis terapeutik penuh. Beberapa
penelitian bahkan menganjurkan agar terapi diteruskan sampai 2 tahun. Kapan anti-
efek samping, munculnya penyakit fisik atau kelemahan kondisi umum). 16,18
21
1) Psikoterapi
2) Terapi kognitif
Terapi kognitif perilaku bertujuan mengubah pola pikir pasien yang selalu negatif
(persepsi diri yang buruk, masa depan yang suram, dunia yang tak ramah, diri yang
tak berguna lagi, tak mampu dan sebagainya) ke arah pola pikir yang netral atau
positif. 16,18
3) Terapi keluarga
dukungan terhadap keluarga pasien adalah sangat penting. Tujuan dari terapi terhadap
keluarga pasien yang depresi adalah untuk meredakan perasaan frustasi dan putus asa,
Macam relaksasi antara lain (Davis et.al., 1995): Relaksasi progresif, pernafasan
Dalam mengukur tingkat depresi menggunakan skala Hamilton Rating Scale For
Depresion (HRSD) yaitu suatu skala depresi yang terdiri dari 24 item, yaitu item
berkisar antara 0 sampai 4, atau 0 sampai 2 dengan total skor antara 0 sampai 76.
22
Dokter mengevaluasi jawaban pasien terhadap pertanyaan tentang rasa bersalah,
pikiran bunuh diri, kebiasaan tidur, dan gejala lain dari depresi, dan penilaian
diperoleh dari wawancara klinik. Hasil skor penilaian menggunakan HRSD adalah
sebagai berikut:
HRSD atau Hamilton Rating Scale for Depression merupakan salah satu dari
dengan skor depresi lain didapatkan konsistensi. Reliabilitas antara pemeriksa pada
umumnya cukup tinggi. Demikian juga halnya reliabilitas oleh satu pemeriksa yang
dilakukan pada waktu yang berbeda. Adapun untuk mengukur tingkat depresi
Perasaan ini ada hanya bila ditanya; perasaan ini dinyatakan secara verbal spontan;
perasaan yang nyata tanpa komunikasi verbal, misalnya ekspresi muka, bentuk, suara,
b. Perasaan bersalah
Menyalahkan diri sendiri dan merasa sebagai penyebab penderitaan orang lain; ada
ide-ide bersalah atau renungan tentang kesalahankesalahan masa lalu; sakit ini
23
sebagai hukuman, waham bersalah dan berdosa; ada suara-suara kejaran atau tuduhan
c. Bunuh diri
merasa hidup tak ada gunanya, mengharapkan kematian atau pikiran-pikiran lain
kearah itu, ada ide-ide bunuh diri atau langkah-langkah ke arah itu. 19,20
Ada keluhan kadang-kadang sukar masuk tidur misalnya, lebih dari setengah jam
baru masuk tidur; ada keluhan tiap malam sukar masuk tidur. 19,20
pasien mengeluh gelisah dan terganggu sepanjang malam, terjadi sepanjang malam
bangun saat dini hari tetapi dapat tidur lagi, bangun saat dini hari tetapi tidak dapat
dengan kegiatan kerja atau hobi; hilangnya minat terhadap pekerjaan atau hobi atau
kegiatan lainnya baik langsung atau tidak pasien menyatakan kelesuan, keragu-
raguan dan rasa bimbang; berkurangnya waktu untuk aktivitas sehari-hari atau
(dirumah sakit) bila pasien tidak bekerja sama sekali, kecuali tugas-tugas di bangsal
atau jika pasien gagal melaksanakan; kegiatan-kegiatan di bangsal tanpa bantuan. 19,20
24
h. Kelambanan (lambat dalam berpikir, berbicara gagal berkonsentrasi, dan aktivitas
motorik menurun) sedikit lamban dalam wawancara; jelas lamban dalam wawancara;
i. Kegelisahan (agitasi)
kegelisahan ringan; memainkan tangan jari-jari, rambut, dan lain-lain; bergerak terus
sakit nyeri di otot-otot, kaku, dan keduten otot; gigi gemerutuk; suara tidak stabil;
tinitus (telinga berdenging); penglihatan kabur; muka merah atau pucat, lemas;
nafsu makan berkurang tetapi dapat makan tanpa dorongan teman, merasa perutnya
penuh; sukar makan tanpa dorongan teman, membutuhkan pencahar untuk buang air
anggota gerak, punggung atau kepala terasa berat; sakit punggung, kepala dan otot-
n. Kotamil (genital)
25
sering buang air kecil terutama malam hari dikala tidur; tidak haid, darah haid sedikit
sekali; tidak ada gairah seksual dingin (firgid); ereksi hilang; impotensi. 19,20
(1). Bila hanya dari anamnesis (wawancara) berat badan berkurang berhubungan
(2). Di bawah pengawasan dokter bangsal secara mingguan bila jelas berat badan
berkurang menurut ukuran, kurang dari 0,5 kg seminggu, lebih dari 0,5 kg seminggu,
r. Variasi Harian
adakah perubahan atau keadaan yang memburuk pada waktu malam atau pagi.
s. Depersonalisasi (perasaan diri berubah) dan derealisasi (perasaan tidak nyata tidak
realistis). 19,20
t. Gejala-gejala paranoid
Kecurigaan; pikiran dirinya menjadi pusat perhatian, atau peristiwa kejadian diluar
C. Terapi Senam
26
Pendekatan psikoterapi bagi pasien terdepresi adalah pendekatan kognitif dan
pendekatan yang lebih terarah dan lebih terstruktur. Walaupun setelah periode
perorangan, terapi berorientasi kesadaran, terapi tingkah laku, terapi bermain, model
stress hidup, psikoterapi kognitif, terapi aktivitas kelompok, terapi kerja, pendidikan
remedial, penempatan di luar rumah serta ECT (Weller, 1990). Terapi aktivitas
kelompok merupakan suatu jenis terapi aktivitas yang dilaksanakan oleh pasien
dengan depresi secara bersama-sama dalam usaha penyaluran energy secara benar
dalam bentuk senam. Pengertian senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik
sebagai cabang olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga
lainnya. Berbeda dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil
aktivitasnya pada obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan
dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari
keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan
tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik
(Brick, 2002). Sedangkan menurut Hidayat (1990) menyatakan senam ialah latihan
tubuh yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematik dan dilakukan
27
senam sekolah, senam alat, senam korektif, senam irama, turnen, senam artistik dan
Depresi pasca skizofrenia merupakan gejala depresif setelah suatu episode psikotik
pada seorang pasien skizofrenik dikategorikan sebagai contoh dari gangguan depresif
depresi pasca skizofrenia masuk ke dalam F20.4 dengan kriteria sebagai berikut:
b. Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi
gambaran klinisnya).
untuk episode depresif (F32.-) dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2
minggu. 6,8,19
menjadi Episode depresif (F32.-). Bila gejala skizofrenia masih jelas dan menonjol,
Diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai (F20.0- F20.3).
28
Terapinya antara lain dengan pemakaian anti depresan dalam pengobatan
penelitian. Kira-kira setengah dari beberapa penelitian telah melaporkan efek yang
positif, dan setengah penelitian lain tidak melaporkan adanya efek hilangnya gejala
ketidakmampuan sekarang ini untuk membedakan pasien mana yang akan berespons
29
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
30
DAFTAR PUSTAKA
31
9. Maslim. R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Penerbit
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta; 2014: 14-23.
16. Philip Gorwood , M.D., Ph.D. , Emmanuelle Corruble , M.D., Ph.D. , et all.
Depressive symptoms, medical illness, and functional status in depressed
psychiatric inpatients. American Journal of Psychiatry; June 2010: 910 – 915.
32
20. Lewis L. Judd, Dilip V. Jeste. Depressive Symptoms in Schizophrenia.
American Journal of Psychiatry; 2012: 1736 – 1743.
33