Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN RDTR KAWASAN PRIMER


(BWK G), ZONING REGULATION DAN RANPERDA
KOTA SINGKAWANG TAHUN 2016

A. LATAR BELAKANG

Penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana diatur dalam Undang‐Undang


Nomor 26 Tahun 2007 (sebagai pengganti Undang‐Undang Nomor 24 Tahun 1992)
tentang Penataan Ruang, merupakan sebuah langkah reformasi di bidang penataan ruang
yang cukup signifikan, telah memberikan kewenangan kepada pemerintah
kabupaten/kota untuk melakukan peningkatan diri sesuai dengan potensi sumber daya,
karakteristik dan budaya (kearifan lokal) masing-masing. Undang-Undang ini
mengamanatkan pentingnya penerapan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan,
pertimbangan untuk mitigasi bencana, persyaratan minimal ruang terbuka hijau 30% di
kawasan perkotaan, pengenaan sanksi yang tegas di bidang Penataan Ruang. Selain itu
Undang-Undang ini juga memerlukan dukungan pemerintah daerah dalam implementasi
dan perundang-undangan di tingkat yang lebih rendah.
Di dalam Undang-Undang ini, Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Kota,
merupakan penjabaran dari Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota ke dalam rencana
distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan pada kawasan kota.
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kota mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata
kegiatan fungsional yang direncanakan oleh perencanaan ruang diatasnya, dalam
mewujudkan ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman dan produktif. Muatan yang
direncanakan dalam RDTR kegiatan berskala kawasan atau lokal dan lingkungan, dan atau
kegiatan khusus yang mendesak dalam pemenuhan kebutuhannya.
Rencana Detail Tata Ruang Kota adalah rencana pemanfaatan ruang Bagian
Wilayah Kota secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam
rangka pengaturan zonasi, perijinan dan pembangunan kawasan.
Dalam konteks penyelenggaraan perencanaan penataan ruang di daerah,
berdasarkan Undang‐Undang Nomor 26 Tahun 2007 yang mengamanatkan daerah untuk
menyusun rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Kota Singkawang
sebagai suatu daerah otonom, telah memiliki RTRW yang dijadikan panduan untuk
pembangunan. Seiring dengan berlakunya Undang-Undang tersebut, telah menyusun
kembali RTRW Kota Singkawang yang saat ini sudah bisa digunakan sebagai dasar hukum
tata ruang daerah. Oleh karena itu, perlu pula disusun rencana detail tata ruang sebagai
perangkat operasional rencana umum tata ruang, juga sekaligus penyusunan peraturan
zonasi.
Rencana detail tata ruang ini merupakan dasar penyusunan rencana tata
bangunan dan lingkungan bagi zona-zona yang pada rencana detail tata ruang ditentukan
sebagai zona yang penanganannya diprioritaskan. Rencana Detail Tata Ruang juga
merupakan rencana yang menetapkan blok-blok peruntukan pada kawasan fungsional
perkotaan, sebagai penjabaran “kegiatan” ke dalam wujud ruang, dengan memperhatikan
keterkaitan antara kegiatan dalam kawasan fungsional, agar tercipta lingkungan yang
harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional
tersebut.
Sesuai arahan pasal 16 Perda Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Singkawang bahwa strategi pengendalian perkembangan kegiatan budi daya
agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan cara
mengoptimalkan pemanfaatan ruang secara vertikal dan terpadu di kawasan pusat kota
serta membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan tangkapan air untuk
mempertahankan ketersediaan sumber air.
Potensi pengembangan yang berada di kawasan BWK G ini antara lain:
 Merupakan wilayah dengan kategori pusat pelayanan kota yang meliputi Kecamatan
Singkawang Tengah dan Kecamatan Singkawang Barat yang berfungsi sebagai pusat
kegiatan pemerintahan, perdagangan dan jasa, pusat pelayanan pendidikan dan
kesehatan, serta simpul transportasi darat.;
 Pengembangan sistem jaringan jalan jalan arteri sekunder yang menghubungkan
Jalan Ahmad Yani dengan Jalan Sudirman;
Rencana pengembangan jalan lingkar, meliputi:
- Rencana jalan Lingkar Selatan untuk meningkatkan aksesibilitas antara Kelurahan
Pasiran dan Kelurahan Roban;
- Rencana jalan Lingkar Utara untuk meningkatkan aksesibilitas antara Kelurahan
Sungai Garam, Kelurahan Bukit Batu, dan Kelurahan Roban;
 Rencana jalan elak (by pass) yang menghubungkan Lirang (Kelurahan Sedau), Kuala,
dan Jalan Ratu Sepudak (Kelurahan Sungai Garam Hilir);
 Pengembangan terminal penumpang yang meliputi:
a. Pembangunan terminal angkutan umum penumpang Tipe A di Kecamatan
Singkawang Tengah di sebelah barat Terminal Induk Singkawang yang berakses
ke Jalan Ratu Sepudak atau rencana jalan elak (by pass) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 ayat (2) huruf d;
b. Pengembangan terminal angkutan umum penumpang Tipe B di Kecamatan
Singkawang Tengah yaitu Terminal Induk Singkawang sebagai pengganti
terminal tipe B yang berada di Kecamatan Singkawang Barat;
c. Pengembangan terminal angkutan umum penumpang Tipe C di Kecamatan
Singkawang Tengah yaitu Terminal Beringin;
 Unit pengujian kendaraan bermotor di Jalan Kridasana Kelurahan Pasiran
 Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang meliputi :
a. Kawasan Vihara Tri Darma Bumi Raya di Jalan Sejahtera di Kecamatan
Singkawang Barat;
b. Kawasan lokasi bangunan-bangunan tua di sekitar Taman Burung Kecamatan
Singkawang Barat.;
 Kawasan peruntukan pertanian pangan dan perkebunan dikembangkan di:
a. Kelurahan Pasiran dan Kelurahan Kuala di Kecamatan Singkawang Barat; dan
b. Kelurahan Sungai Wie di Kecamatan Singkawang Tengah.
Dalam penyusunan RDTR BWK G ini juga dibarengi dengan penyusunan petunjuk
teknis sebagai panduan operasionalnya yaitu berupa Peraturan Zonasi. Peraturan Zonasi
ini diharapkan menjadi aturan dalam pemanfaatan ruang sehingga menjamin
pembangunan yang akan dilaksanakan dapat mencapai standar kualitas lokal minimum.
Manfaat Peraturan Zonasi :
- Meminimalkan penggunaan lahan yang tidak sesuai
- Meningkatkan pelayanan terhadap fasilitas yang bersifat public
- Menjaga keseimbangan kehidupan masyarakat
- Mendorong pengembangan ekonomi
Peraturan Zonasi ini terdiri dari Zoning Text dan Zoning Map, keduanya sesuai dengan
dokumen RDTR yang disusunnya.
Pada Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Kota Singkawang melalui Dinas Tata Kota,
Pertanahan dan Cipta Karya Kota Singkawang akan melaksanakan pekerjaan Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Primer (BWK G), Zoning Regulation dan
Raperda Kota Singkawang. Peraturan yang mengatur proses penyusunan RDTR dan
Peraturan Zonasi telah dikeluarkan melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
20/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi. Peraturan zonasi yang dimaksud disini adalah suatu perangkat peraturan yang
dipakai sebagai landasan dalam rencana yang bersifat operasional (rencana mikro)
disamping juga berfungsi sebagai alat kendali dalam pelaksanaan pembangunan kota.

B. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan penyusunan RDTR Kota Singkawang ini adalah menjabarkan RTRW Kota
Singkawang secara lebih terperinci untuk bagian wilayah Kota Singkawang guna penyiapan
perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan perkotaan
di wilayah pusat pelayanan kota yang meliputi Kecamatan Singkawang Tengah dan
Kecamatan Singkawang Barat yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan,
perdagangan dan jasa, pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan, serta simpul
transportasi darat.
Secara lebih spesifik, tujuan penyusunan RDTR Kota Singkawang ini terutama
adalah untuk mengarahkan upaya-upaya pembangunan yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang Kota Singkawang.
Adapun tujuan dari pekerjaan ini adalah:
 Menciptakan keseimbangan dan keserasian yang pada prinsipnya merupakan
upaya dalam menciptakan keserasian dan keseimbangan fungsi dan intensitas
penggunaan ruang bagian-bagian wilayah kota.
 Menciptakan kelestarian lingkungan pemukiman dan kegiatan kota yang
merupakan usaha menciptakan hubungan yang serasi antar manusia dan
lingkungannya, yang tercermin dari pola intensitas penggunaan ruang bagian
wilayah kota.
 Meningkatkan daya guna dan hasil pelayanan yang merupakan upaya
pemanfaatan secara optimal yang tercermin dalam penetapan sistem kota
dengan pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik untuk masing-masing
bagian wilayah kota secara terukur baik kualitas maupun kuantitas.
 Mengarahkan pembangunan kota yang lebih tegas dalam rangka upaya
pengendalian pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik untuk masing-
masing bagian wilayah kota secara terukur baik kualitas maupun kuantitas.
 Membantu penetapan prioritas pengembangan kota dan membantu
penyusunan peraturan zonasi (zoning regulation) untuk dijadikan pedoman
bagi tertib bangunan dan tertib pengaturan ruang secara rinci.
Adapun tujuan Penyusunan zoning regulation dan draft Perda RDTR Kota
Singkawang BWK G secara umum adalah untuk mewujudkan keselarasan, keharmonisan,
keterpaduan antar unsur pemanfaatan ruang sehingga pembangunan di wilayah
perencanaan menjadi lebih terarah, jelas serta memberikan kepastian terhadap berbagai
jenis investasi yang akan masuk. Diharapkan pada akhirnya akan terjadi “Multiplier effect”
yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan secara khusus peraturan
zonasi ini dibuat sebagai acuan/pedoman operasioanal dalam peningkatan pelayanan
publik seperti perijinan.
Adapun sasaran dari pekerjaan ini :
1. Tersajinya data dan informasi wilayah kawasan Pusat Kota Singkawang
2. Mewujudkan keterpaduan program pembangunan antar kawasan maupun dalam
kawasan perencanaan.
3. Teridentifikasinya potensi dan permasalahan di wilayah perencanaan
4. Menyusun Rencana Detail Tata Ruang dan Menyusun Peraturan Zonasi Rencana
Tata Ruang Kota Singkawang (BWK G) yang berbasis GIS dan pertanahan.
5. Memberikan pedoman untuk pemberian perijinan seperti Ijin Penggunaan
Pemanfaatan Tanah (IPPT), Advice Planning, Pengaturan Bangunan Setempat, dan
dalam pemberian perijinan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang.
6. Memberikan kepastian hukum dalam pemanfaatan dan pengendalian ruang di Kota
Singkawang.

C. DASAR HUKUM
Kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Primer (BWK G) di
Kecamatan Singkawang Barat dan Kecamatan Singkawang Tengah ini didasarkan pada
beberapa peraturan perundangan sebagai berikut :
A. Undang-undang:
1. Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnnya;
2. Undang-undang No. 41 tahun 1999 tahun Kehutanan, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pengganti Undang-Undang No.1 tahun 2004 yang
ditetapkan dengan Undang-Undang No. 19 Tahun 2004;
3. Undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
4. Undang-undang No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
5. Undang-undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan;
6. Undang-undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
7. Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
8. Undang-undang No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolalaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil;
9. Undang-undang No. 30 tahun 2007 tentang Energi;
10. Undang-undang No. 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU No.
32/2004 tentang Pemerintah Daerah;
11. Undang-undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas & Angkutan Jalan;
12. Undang-undang No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
13. Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan hidup;
14. Undang-undang No. 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan;
15. Undang-undang No. 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas UU No. 31/2004
tentang Perikanan
16. Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.

B. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah; Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
2. Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
3. Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 2010 tentang Perubahan Fungsi
Kawasan Hutan;
4. Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 2010 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar;
5. Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
6. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan
Hutan;
7. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana
Tata Ruang
C. Peraturan Presiden dan Keputusan Presiden
1. Keputusan Presiden No. 57 tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan Budidaya;
2. Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
3. Keputusan Presiden No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional;
4. Keputusan Presiden No. 4 tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan
Ruang Nasional.

D. Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri:


1. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 tahun 2008 tentang Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Daerah
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 50 tahun 2009 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah

E. Peraturan Daerah :
Peraturan Daerah Kota Singkawang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Singkawang Tahun 2013-2032.

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Primer Kota
Singkawang BWK G, Zoning Regulation dan Ranperda, meliputi ruang lingkup wilayah dan
ruang lingkup substansi.
a. Ruang Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang, Zoning Regulation dan Draft
Perda RDTR Kota Singkawang (BWK G) ini sudah ditetapkan dalam Revisi Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) kota Singkawang Tahun 2013-2032 (gambar 1) dengan luas
wilayah perencanaan ± 4.430 ha atau 44,3 km2.
Mengingat dalam kawasan BWK G ini juga termasuk rencana kawasan strategis
pusat kota Singkawang, dan telah disusun RDTR dan Zoning Regulation, maka dalam
penyusunan RDTR BWK G ini juga harus memperhatikan atau menselaraskan dengan
kondisi perencanaan dalam RDTR Kawasan Strategis Pusat Kota.
Gambar 1. Lokasi Perencanaan BWK G

b. Ruang Lingkup Subtansi


Secara garis besar lingkup subtansi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Primer, Zoning Regulation dan Ranperda Kota Singkawang BWK G meliputi :
1. Ruang Lingkup Kegiatan
Adapun Ruang lingkup kegiatan dalam penyusunan RDTR, Peraturan zonasi dan
Ranperda BWK G adalah sebagai berikut :
1. Menentukan dan menetapkan kawasan perencanaan Kawasan Primer (BWK G)
2. Pengumpulan dan pengolahan data;
- Persiapan survey lapangan
- Persiapan peralatan dan perlengkapan survey lapangan
- Metode dan program survei lapangan; terdiri atas pengambilan data sekunder,
pengambilan data primer, dan indentifikasi lapangan. Adapun muatan data dan
informasi yang harus didapatkan di lapangan adalah sebagai berikut :
1. Data wilayah administrasi;
2. Data fisiografis;
3. Data kependudukan;
4. Data ekonomi dan keuangan;
5. Data ketersediaan prasarana dan sarana;
o Jaringan; jalan raya,rel kereta api dan jalur pelayaran (sungai, danau,
laut);
o Fasilitas; (terminal, kargo, stasiun dan pelabuhan);
o Kelengkapan jalan; halte, parkir dan jembatan penyeberangan;
o Pola gerakan (angkutan penumpang dan barang);
o Air minum (sistem jaringan, bangunan pengolah, hidran); mencakup
kondisi dan jaringan terpasang menurut pengguna, lokasi bangunan
dan hidran, kondisi air tanah dan sungai, debit terpasang, dll;
o Sewarage; air limbah rumah tangga;
o Sanitasi (sistem jaringan, bak kontrol, bangunan pengolah); jaringan
terpasang, prasarana penunjang dan kapasitas;
o Drainase; sistem jaringan makro dan mikro, dan kolam penampung;
o Jaringan komunikasi; jaringan, rumah telepon, stasiun otomat,
jaringan terpasang (rumah tangga, non rumah tangga, umum);
o Pengolahan sampah; sistem penanganan (skala individual, skala
lingkungan, skala daerah), sistem pengadaan (masyarakat, pemerintah
daerah, swasta).
6. Data peruntukkan ruang;
7. Data penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan lahan (data pertanahan
khususnya menyangkut status kepemilikan tanah);
8. Data terkait kawasan dan bangunan (kualitas, intensitas bangunan, tata
bangunan)
9. Peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan, penguasaan
lahan, penggunaan lahan, peta peruntukkan ruang pada skala atau tingkat
ketelitian 1 : 5.000

3. Analisa Kawasan Perencanaan, meliputi :


a. Analisa struktur kawasan perencanaan, yang meliputi analisis penduduk,
analisis fungsi ruang, analisis sistem ruang, analisis sistem jaringan
pergerakan.
b. Analisa peruntukan blok rencana, yang meliputi analisis pembagian blok,
analisis peruntukan lahan, analisis fasilitas lingkungan, analisis mitigasi
bencana.
c. Analisa prasarana transportasi, meliputi analisis angkutan jalan raya,
angkutan kereta api, angkutan air, angkutan udara, serta pengembangan
prasarana lainnya.
d. Analisa utilitas umum, meliputi analisis air minum, drainase, air limbah,
persampahan, kelistrikan, telekomunikasi dan gas serta pengembangan
utilitas lainnya.
e. Analisa kesesuaian lahan.
f. Analisa daya dukung dan daya tampung lingkungan, meliputi aspek fisik dan
lingkungan, aspek ekonomi, aspek sosial budaya terkait isu strategis dan
rencana pengembangan.
g. Analisa amplop ruang ;
1. Intensitas pemanfaatan ruang terdiri atas (i) Koefisien Dasar Bangunan
(KDB), (ii) Koefisien Lantai Bangunan (KLB), (iii) Koefisien Dasar Hijau
(KDH), (iv) Koefisien Tapak Basement (KTB), (v) Koefisien Wilayah
Terbangun (KWT), (vi) Kepadatan Bangunan dan Penduduk.
2. Tata Massa Bangunan, meliputi (i) pertimbangan garis sempadan
bangunan (GSB), (ii) garis sempadan sungai (GSS), (iii) pertimbangan garis
sempadan danau dan waduk, (iv) pertimbangan tinggi bangunan, (v)
pertimbangan selubung bangunan, (vi) pertimbangan tampilan bangunan.
h. Analisa kelembagaan dan peran masyarakat, meliputi (i) indentifikasi aspirasi
dan analisis permasalahan aspirasi masyarakat, (ii) analisis perilaku
lingkungan, (iii) analisis perilaku kelembagaan, (iv) analisis metoda dan sistem.
i. Perkiraan daya tampung ruang, perkiraan kebutuhan sarana sosial, ekonomi
dan sarana umum serta perkiraan kebutuhan prasarana perkotaan (jalan, air
bersih, air limbah, drainase, listrik dll)
4. Penyusunan Produk Rencana Detail Tata Ruang, terdiri atas :
a. Tujuan penataan BWP
b. Rencana Pola Ruang yang meliputi zona lindung dan zona budidaya serta
pembagian sub zona atau sub-sub zona pada BWP
c. Rencana jaringan prasarana yang ada pada BWP yang meliputi :
o Rencana pengembangan jaringan pergerakan
o Rencana pengembangan jaringan energi/kelistrikan
o Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi
o Rencana pengembangan jaringan air minum
o Rencana pengembangan jaringan drainase
o Rencana pengembangan jaringan air limbah
o Rencana pengembangan prasarana lainnya
d. Penetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
e. Ketentuan pemanfaatan ruang, yang terdiri atas : Program pemanfaatan
ruang prioritas, lokasi, besaran, sumber pendanaan, instansi pelaksana, waktu
dan tahapan pelaksanaan
f. Peraturan zonasi
 Perumusan ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan
 Perumusan ketentuan perpetakan minimum
 Perumusan ketentuan intensitas pemanfaatan ruang
 Perumusan ketentuan tata bangunan
 Perumusan ketentuan prasarana dan sarana minimum
 Perumusan ketentuan tambahan
 Perumusan ketentuan khusus
 Perumusan ketentuan standar teknis pemanfaatan ruang
 Perumusan ketentuan pelaksanaan yang mencakup :
- aturan insentif dan disinsentif
- aturan diskresi
- aturan perubahan zonasi
- aturan peralihan
5. Kelembagaan dan peran aktif masyarakat : 1. Peran kelembagaan, 2. Peran
masyarakat.

2. Keluaran
Keluaran dari pekerjaan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Primer,
Zoning Regulation dan Ranperda (BWK G) Kota Singkawang adalah ;
1. Dokumen Laporan Pendahuluan
2. Dokumen Data Fakta dan Analisa (Antara)
3. Dokumen Draft Final RDTR BWK G
4. Dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Primer (BWK G)
5. Dokumen Peraturan Zonasi
6. Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
7. Album peta (A1) dengan skala 1:5000
8. Ringkasan Eksekutif Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Primer (BWK G), Kota
Singkawang
9. Rancangan peraturan daerah (ranperda)

E. Metodologi
Metodologi pendekatan yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan ini minimal
berupa :
1. Menyusun rencana kerja, desk study, termasuk jadwal survey
2. Menyediakan data spasial, berupa data tematik sesuai dengan kebutuhan yang
mempunyai tingkat ketelitian sekurangnya dengan skala 1 : 5.000.
3. Melakukan tinjauan terhadap studi yang telah ada sebelumnya
4. Melakukan survey dalam rangka mengumpulkan data dan informasi yang
berkaitan dengan kegiatan
5. Mengadakan studi literatur untuk menambah dan memperkaya pemahaman
terhadap subtansi pekerjaan.
6. Melakukan tinjauan kebijakan terkait wilayah perencanaan.
7. Melakukan diskusi intensif dengan pemerintah kota dan seluruh pemangku
kepentingan dalam setiap tahapan proses penyusunan RDTR dan Peraturan
Zonasi.
8. Melakukan asistensi/rapat internal sebanyak 2 (dua) kali dengan dinas terkait
pelaksanaan kegiatan dari kompilasi data hingga perumusan rencana.
9. Melakukan pembahasan daerah (seminar) sebanyak 3 (tiga) kali.
10. Melakukan sosialisasi sebanyak 1 (satu) kali
11. Menyelenggarakan koordinasi dengan semua instansi pemerintah daerah yang
terkait di Kota Singkawang
12. Melakukan konsultasi publik focussed group discusssion (FGD) sebanyak 1 (satu)
kali.
13. Melakukan verifikasi perpetaan RDTR di Badan Informasi Geospasial/asistensi
subtansi RDTR dan Peraturan Zonasi ke Kementerian Agraria dan Tata Ruang.

F. Pelaporan
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan dibuat 15 (lima belas) hari setelah dimulainya pekerjaan, dan
dibuat rangkap 20 (dua puluh) menggunakan kertas A4.

Laporan pendahuluan berisi latar belakang kegiatan, maksud, tujuan, dan sasaran,
ruang lingkup dan metodologi kegiatan serta rencana kerja pelaksana kegiatan.

2. Laporan Antara
Laporan Antara dibuat 1,5 (satu setengah) bulan setelah dimulainya pekerjaan dan
dibuat rangkap 22 (dua puluh dua) menggunakan kertas A4. Laporan Antara
berisikan hasil dari pengamatan lapangan, kajian literatur, kebijakan, ketentuan
perundangan dan produk-produk tata ruang, serta standar-standar teknis yang
berlaku, hasil identifikasi program-program per sektor, serta studi kasus yang
terkait dengan mekanisme pemberian intensif dan disinsentif, serta hasil diskusi.

3. Laporan Draf Final / Akhir


Laporan Draf Akhir dibuat 2,5 (dua setengah) bulan setelah dimulainya pekerjaan,
dan dibuat rangkap 25 (dua puluh lima) menggunakan kertas A4. Laporan Draf Akhir
berisi draf RDTR dan peraturan zonasi disertai draft raperda RDTR.

4. Laporan Akhir
Laporan akhir dari seluruh kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kawasan Primer (BWK G), Kota Singkawang dibuat 3 (tiga) bulan setelah dimulainya
pekerjaan, dan dibuat rangkap 25 (dua puluh lima) dibuat di kertas A4 dan peta
ukuran A3 berwarna.

5. Ringkasan Eksekutif
Laporan ringkasan eksekutif yang berisi tentang ringkasan keseluruhan materi
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Primer (BWK G), Kota Singkawang.
Dibuat sebanyak 25 (dua puluh lima) eksemplar/rangkap diatas kertas A4 dan
diserahkan bersamaan dengan laporan Akhir.

6. Peraturan Zonasi

Peraturan Zonasi sebagai bagian dari kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) Kawasan Primer (BWK G), Kota Singkawang dan dibuat rangkap 20
(dua puluh) dibuat di kertas A3 berwarna.
7. Laporan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Laporan Kajian Lingkungan Hidup Strategis sebagai bagian dari kegiatan


penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Primer (BWK G) dibuat
rangkap 22 (dua puluh dua) naskah dibuat di kertas A4 dan peta ukuran A3
berwarna.

8. Album Peta
Album Peta dibuat dalam format peta A1 untuk skala 1 : 5.000 (rangkap 25),
diserahkan 3 (tiga) bulan setelah dimulainya pekerjaan.

9. Dokumentasi Compact Disc (CD)


Berisi data digital laporan pendahuluan, antara, draft akhir, akhir, ringkasan
eksekutif, album peta dan digital lainnya. Dibuat didalam compact disc (CD)
sebanyak 22 (dua puluh dua) rangkap dalam format word dan PDF untuk naskah
dan Arcgis (shp) serta jpeg untuk peta. Diserahkan bersamaan dengan laporan
akhir/3 (tiga) bulan setelah pekerjaan dimulai.

10. Dokumentasi Rancangan Perda


Berisi legal drafting dokumen RDTR Kawasan Primer (BWK D) lengkap dengan
penjelasan pasal per pasal. Dibuat dalam format A4 sebanyak 21 (dua puluh satu).
Diserahkan bersamaan dengan laporan akhir/3 (tiga) bulan setelah pekerjaan
dimulai.

G. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNAAN JASA


Pengguna Jasa untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (SKPD) Dinas Tata Kota, Pertanahan dan Cipta Karya Kota Singkawang.
Pekerjaan ini dilaksanakan oleh pihak ketiga (konsultan perencana) dengan melibatkan
berbagai pemangku kepentingan dalam pembahasannnya.

H. SUMBER DAN BESARNYA PENDANAAN


Sumber pendanaan untuk pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Singkawang Tahun Anggaran 2016 yang
dituangkan dalam DPA SKPD Dinas Tata Kota, Pertanahan dan Cipta Karya Kota
Singkawang. Kegiatan ini dilakukan secara kontraktual, dengan alokasi dana sebesar
Rp. 400.000.0000 (Empat Ratus Juta Rupiah).

I. TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN


Kegiatan ini membutuhkan personil Lulusan SMU/SMK/Perguruan Tinggi
Negeri/Swasta S1/S2 meliputi tenaga ahli sebanyak 6 (enam) orang dan sebanyak 11
(sepuluh) orang tenaga pendukung dan sub profesional. Berikut daftar tenaga ahli
yang dibutuhkan dalam kegiatan ini :
Jumlah Orang-
No Posisi/Keahlian Kualifikasi
Bulan (OB)

Tenaga Ahli Profesional

Magister (S2) Jurusan Studi Perencanaan


Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota memiliki pengalaman
1. Wilayah Dan Kota dibidang perencanaan wilayah minimal 3 3 OB
(Team Leader) tahun dan memiliki SKA Ahli Muda
Perencanaan Wilayah dan Kota

Sarjana (S1) Jurusan Teknik Sipil memiliki


Ahli Perencanaan
2 pengalaman dibidang minimal 4 tahun dan 3 OB
Transportasi
memiliki SKA

Sarjana (S1) Program Studi Biologi atau


Konservasi Sumberdaya Alam memiliki 3 OB
3. Ahli Lingkungan
pengalaman Kerja di Bidangnya minimal 4
Tahun.

Sarjana (S1) Jurusan Teknik Lingkungan,


Ahli Perencanaan
4 memiliki pengalaman dibidangnya minimal 4 3 OB
Prasarana Perkotaan
tahun dan memiliki SKA

Sarjana (S1) Teknik Geodesi/Geografi,


5. Ahli Pemetaan dan GIS memiliki pengalaman dibidangnya minimal 4 3 OB
tahun

Sarjana Hukum (S1) Ilmu Hukum, memiliki


6. Ahli Hukum 3 OB
pengalaman dibidangnya minimal 4 tahun

Selain tenaga ahli sebagaimana telah dijelaskan tersebut diatas, dalam rangka lebih
menunjang pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Primer (BWK G), diperlukan pula beberapa tenaga subprofesional dan tenaga
pendukung yaitu sebagai berikut :
Jumlah
Orang-Bulan
No Posisi/Keahlian Kualifikasi
(OB) / Orang-
Hari (OH)

Tenaga Sub Profesional dan Tenaga Pendukung

Sarjana (S1) Jurusan Teknik Sipil, memiliki


1. CAD/GIS Operator 6 OB
pengalaman dibidangnya minimal 3 tahun

Sarjana (S1) Jurusan Teknik Informatika


2. Operator Computer memiliki pengamalan dibidangnya minimal 3 OH
3 tahun

Minimal D3 Jurusan Akuntansi memiliki


3. Tenaga Administrasi pengalaman kerja dibidangnya minimal 3
tahun 3 OB

Minimal lulusan SMU/SMK/Sederajat


4. Surveyor dengan pengalaman minimal 3 tahun 160 OH
sebagai surveyor
Sarjana (S1) Jurusan Perencanaan Wilayah
5. Drafter dan Kota, memiliki pengalaman minimal 3 6 OB
tahun

J. Jadwal dan Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Jangka waktu yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan seluruh kegiatan dalam
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Primer (BWK G), Zoning Regulation
dan Ranperda adalah 3 (tiga) bulan atau 90 (Sembilan Puluh) hari kalender, dapat
dilihat pada jadwal pelaksanaan kegiatan berikut ini :

BULAN Ke -1 BULAN Ke-2 BULAN Ke-3


KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan/Pendahuluan
Survey dan Analisis
Perumusan Rencana
Detail Tata Ruang, KLHS,
Zoning Regulation dan
Draf Ranperda
Seminar/sosialisasi
Konsultasi Publik/FGD
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat dalam rangka memberi kejelasan
(paling tidak secara garis besarnya) kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap
kegiatan ini, baik maksud, tujuan maupun sasaran yang akan dituju, dengan catatan bahwa
segala bentuk materi dan makna yang telah disusun ini masih belum dapat dikatakan
sempurna. Oleh karenanya segala masukan dan tanggapan dari berbagai pihak terkait sangat
diharapkan sekali guna manfaat kesempurnaannya.

Anda mungkin juga menyukai