Anda di halaman 1dari 33

ANALISIS KELAYAKAN PABRIK KERTAS

BERBAHAN BAKU RUMPUT LAUT

BERDASARKAN ASPEK PASAR, ASPEK MANAJERIAL DAN


ORGANISASI, ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI,
DAN ASPEK FINANSIAL

Disusun oleh:

Kelompok “Kertas”:

Afriyadhi Bugis 1112014


Khoirul Solihin 1113031
Dhihyaurrosyidin 1113043
Siswo Bintoro 1213004
Rr. Anindya Putri Kurniasari 1214015

Politeknik STMI Jakarta Kementrian Perindustrian


Republik Indonesia

Jakarta
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemanasan global merupakan sebuah isu lingkungan hidup yang sudah
sangat sering dikemukakan. Hampir setiap lapisan masyarakat sudah mengerti
apa dan bagaimana itu pemanasan global. Namun sama halnya saat mencoba
satu buah resep makanan. Hal tersebut tidak akan berhasil tanpa terus membaca
resepnya dengan seksama dan mengimplementasikannya di dapur. Begitu pula
dengan isu mengenai pemanasan global. Hal tersebut akan menjadi tidak
berguna jika hanya membaca mengenai pemanasan global tanpa
memperhatikan dan melakukan kegiatan yang dapat mengurangi efek dari
pemanasan global. Penggunaan energi fosil dan peningkatan emisi karbon ke
atmosfir secara konstan selama sepuluh tahun dari sekarang, maka kurang lebih
8-10% luas daratan akan berkurang setiap tahunnya.
Dari data Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) AR4 (2007)
diketahui bahwa selama 150 tahun terakhir telah terjadi peningkatan suhu
udara dan laut secara global, naiknya permukaan air laut serta pengikisan es
dan salju. PBB menggagas konvensi mengatasi perubahan iklim ini seperti
Kyoto Protocol (2005), Bali Action (COP 13) dan Copenhagen Accord (COP
15) (Ik Kyo Chung., 2010). Salah satu penyebab pemanasan global adalah
tingginya laju deforestasi untuk menghasilkan bahan baku pulp untuk kertas.
Kemajuan teknologi diharapkan mengurangi kebutuhan manusia akan
kertas. Surat telah berganti e-mail. Berita dapat dibaca melalui situs-situs portal
berita yang menawarkan pembaruan yang lebih cepat. Namun tetap saja
keberadaan kertas belum bisa dihilangkan sepenuhnya dari kehidupan sehari-
hari. Masyarakat masih memerlukan kertas dalam wujud buku, surat kabar,
print out laporan pekerjaan, keperluan kuliah atau sekolah, dan berbagai hal
lainnya.
Industri pulp dan kertas dunia didominasi oleh USA, Canada, Finlandia,
Swedia, Cina, Jepang dan Korea Selatan. Negara lainnya yang juga memiliki
industri kertas secara masif yaitu Australia, ASEAN, Amerika Latin. China
menduduki peringkat pertama dunia dengan produksi kertas dan paperboard,
tidak termasuk pulp, sebesar 92,6 juta ton berdasarkan data RISI (2010),
sedangkan Indonesia peringkat ke-9 dengan produksi 9,9 juta ton. Kertas
menjadi komoditas yang murah dengan penggunaan printing press dan
mekanisasi penebangan kayu, sehingga menyebabkan tingkat konsumsi dan
limbah yang tinggi.
Dengan luas hutan 98 juta hektar, Departemen Kehutanan memetakan
selama periode 2000-2005, angka deforestasi hutan Indonesia sebesar 1,15 juta
hektar. Dilihat dari besarnya angka, memang angka deforestasi yang terjadi
lebih rendah dari Brazil, yaitu sebesar 4,3 juta hektar, tapi pada kenyataannya
luas hutan Indonesia lebih kecil ketimbang Brazil yang mempunyai luas 478
juta hektar. Untuk memenuhi kebutuhan pulp setiap tonnya diperlukan 4,6
meter kubik kayu dan setiap jam hutan seluas 5 kali lapangan sepak bola
ditebang untuk menghasilkan kertas (Sutrani, 2009).
Atas dasar kondisi tersebut, maka dilakukan penelitian oleh para peneliti
dari beberapa perguruan tinggi di Korea Selatan, termasuk Universitas
Nasional Chungnam yang menghasilkan kesimpulan bahwa rumput laut merah
dapat dijadikan lembaran kertas. Rumput laut yang selama ini dibudi dayakan
untuk makanan berupa agar-agar, ternyata bisa digunakan untuk bahan
pembuatan kertas yang lebih ramah lingkungan.
Neish mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan produsen rumput laut
tropis untuk jenis Kappaphycus, Gracillaria dan Euchema terbesar di dunia
(50%) dari total produksi 290.000 ton pada tahun 2007, dimana sekitar 80%
diekspor dalam bentuk rumput laut kering sebagai bahan baku industri
makanan, kosmetik, farmasi, dan 20% untuk memasok industri pengolahan
rumput laut di dalam negeri. Jenis rumput laut yang banyak dibudi dayakan di
Indonesia adalah jenis Euchema cottonii dan Gracillaria. Untuk mendukung
industri pulp dari algae merah yang dikembangkan Korea, telah ada kerjasama
antara pihak Korea dan Indonesia untuk mengembangkan rumput laut jenis
Gelidium di daerah Lombok.
B. Deskripsi Produk
Produk yang akan dianalisis yaitu kertas berbahan baku rumput laut jenis
Gelidium amansii. Kertas dari bahan baku ini nantinya akan mensubstitusi
kertas yang selama ini berbahan baku kayu. Hal ini akan sangat membantu
pemerintah maupun dunia agar mengurangi tingkat deforetasi yang terus
meningkat.

C. Deskripsi Bahan Baku


Bahan baku yang akan digunakan yaitu rumput laut alga merah jenis
Gelidium amansii. Dring, M.J., 1982, mengungkapkan bahwa dari seluruh
tanaman laut yang diketahui, sekitar 27,1% terdiri dari algae merah. Berbeda
dengan pohon yang membutuhkan waktu pertumbuhan sekitar 10 tahun maka
algae merah hanya membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. Waktu yang
dibutuhkan untuk panen yang singkat tersebut menunjukkan bahwa rumput
merupakan bahan baku yang terbarukan.
Komposisi kimia dari algae merah kebanyakan adalah polisakarida, sedikit
protein, lipid/lemak dan materi inorganik. Komponen fisik terdiri dari
mucilaginous material seperti agar atau karaginan yang dengan mudah
diekstrak dengan air panas, serta sejumlah kecil material padat, yaitu
endofibers (Yung, Bum Seo et al. 2009). Setelah proses ekstraksi, materi yang
tinggal kebanyakan adalah endofibers yang dikenal dengan rhizoidal filaments,
rhizine, internal filaments dan hypha (Lee,Y.P., Kim, B.S, 2003) yang
kemudian diputihkan menjadi pulp.
Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa bentuk, jumlah endofiber
serta kualitas dan jumlah mucilaginous carbohydrates bervariasi untuk masing-
masing jenis algae merah (Yung, Bum Seo et al. 2009). Setelah dilakukan
analisis lebih lanjut, maka yang dipilih untuk proses tersebut adalah Gelidium
Amansii karena pertimbangan aplikasinya dan ketersediaan biomassanya untuk
industri. Algae merah jenis Gelidium amansii mempunyai endofiber yang
berkarakteristik untuk pulp berkualitas tinggi, memiliki ketebalan yang sama,
serta memiliki lumen di fibernya. Pulp dari algae merah memiliki fungsi yang
unik karena adanya lumen (You, Churl Hack, 2010) sehingga dapat menyerap
cairan secara cepat dan banyak serta mengering dan effluence secara perlahan.

D. Peluang Pasar
Dengan meningkatnya wawasan lingkungan, maraknya gerakan sosial, dan
adanya peraturan pemerintah, maka kecenderungannya adalah modernisasi dan
kelestarian pada industri pulp dan kertas.
Indonesia dengan iklim tropis yang dimiliki sangat cocok untuk
pengembangan bisnis pembuatan kertas dari rumput laut. Indonesia
menyumbang sekitar 50% kebutuhan rumput laut di dunia (Komisi Rumput
Laut Indonesia, 2011). Hal ini memungkinkan Indonesia memiliki peluang
jelas merupakan negara dengan potensi yang besar untuk mewujudkan usaha
ini.

Berdasarkan kedua tabel di atas, terdapat potensi pasar untuk produksi


kertas dari rumput laut. Hal ini terlihat dari selisih yang telah terealisasi
diproduksi dengan kapasitas produksi pulp dan kertas. Potensi tersebut dapat
meningkat karena rumput laut merupakan alternatif bahan baku yang ramah
lingkungan, sumber daya di Indonesia yang mencukupi, dan masa panen yang
relatif lebih singkat yang dapat mensubstitusi kayu.
E. Keunggulan Produk
Departemen Kelautan dan Perikanan akan membudi dayakan rumput laut
alga merah di kawasan Nusa Lembongan, Bali, sebagai alternatif bahan baku
pembuatan kertas. Proses pengolahannya sangat sederhana dan penetralannya
tidak menimbulkan limbah serta nyaris tidak menggunakan bahan kimia
kecuali pada saat proses pemutihan dengan klorin.
Tabel 3. Perbandingan Pulp dari Kayu dan Pulp dari Algae Merah
Pulp dari Kayu Pulp dari Algae Merah
Tampilan Batang, Stik, Kawat, Tebal Pipa, Sedotan,Tipis
Kondisi Basah Mengering secara normal Mengering dan Effluence
perlahan
Kondisi Kering Menyerap cairan secara normal Menyerap cairan banyak
dan cepat
Bentuk & Ukuran Berbeda tiap fiber Hampir sama

Pemasakan NaOH (sodium hydroxide), Air


H2SO4
Pemutihan Quinone series, Chlorine, H2O2 ClO2 5%, H2O2 35%
Keamanan Kemungkinan Tersisa Tidak berbahaya, dapat
dimakan
Sumber : Churl Hack You, 2010
Berdasarkan uraian data pada tabel 3, bila ditinjau dari aspek lingkungan
pulp algae merah mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pulp dari kayu,
yaitu pada pemasakan hanya membutuhkan air dan pada proses pemutihan
menggunakan bahan tidak berbahaya yaitu ClO2 dan H2O2. Pada sisi keamanan
tidak berbahaya, serta dapat dimakan. Hal tersebut dapat mencegah adanya
polusi udara dan polusi karena limbahnya seperti pada proses pembuatan pulp
dari kayu.
BAB II
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Aspek pasar dan pemasaran akan lebih baik jika diidentifikasi dengan
kerangka bauran pemasaran (marketing mix). Menurut William J. Stanton
(1993:7) Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa
baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Berdasarkan
definisi tersebut dapat dilihat bahwa pemasaran terdiri dari empat unsur pokok
kegiatan yang sering dikenal sebagai 4P yaitu, Product (produk),
Price (Harga), Promotion (Promosi) dan Place (Tempat). Seiring dengan
perkembangan ilmu pemasaran, saat ini ditambahkan tiga unsur pokok lainnya
yaitu Process (Proses), Physical Evidence (Bukti Fisik) dan People (Orang
yang terlibat dalam kegiatan pemasaran).
Unsur-unsur tersebut memiliki penjelasan sebagai berikut:
a. Product (Produk)
Barang atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen.
b. Place (Tempat)
Kegiatan yang dilakukan perusahaan agar barang atau jasa dapat diakses
dan tersedia bagi konsumen.
c. Price (Harga)
Sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk memperoleh
produk yang diinginkan.
d. Promotion (Promosi)
Kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk berkomunikasi dan
mempromosikan barang atau jasa yang diproduksi kepada target
konsumen.
e. Process (Proses)
Metode perusahaan dalam menyampaikan produk atau jasanya secara
langsung kepada konsumen, baik prosedur maupun prosesnya.
f. Physical Evidence (Bukti Fisik)
Segala sesuatu bukti fisik perusahaan dalam mendukung produk atau jasa
yang ditawarkan, seperti gedung, kendaraan, peralatan dan seragam
karyawan.
g. People (Personel)
Personel perusahaan yang secara konstan mengadakan kontak dengan
konsumen dimana konsumen akan menilai perolehan produk yang
diinginkan.

Berdasarkan penjelasan unsur-unsur tersebut, dapat diketahui beberapa hal


dari perencanaan pemasaran mengikuti kerangka bauran pemasaran untuk
bisnis kertas yang terbuat dari rumput laut sebagai berikut:
a. Product (Produk)
Produk yang akan dipasarkan yaitu kertas berbahan baku rumput laut algae
merah jenis Gelidium Amansii. Gulungan kertas akan dipotong menjadi
kertas berukuran A4 yang akan dipasok ke instansi pendidikan, instansi
pemerintah, dan perusahaan atau perkantoran.
b. Place (Tempat)
Hal-hal yang mendasari penentuan lokasi usaha adalah kedekatan dengan
sumber bahan baku, kondisi air dan listrik yang baik, akses jalan, luas
tanah yang sesuai dan harga tanah yang terjangkau. Lokasi yang dipilih
untuk pendirian pabrik yaitu di Paciran. Pemilihan berdasarkan kedekatan
dengan sumber bahan baku, bahwa Paciran merupakan penghasil rumput
laut potensial yang sudah bertahun-tahun melakukan budi daya rumput
laut (Anggadiredja, et al., 2006). Hal ini juga mempertimbangkan lokasi
target pasar yang mayoritas pengguna kertas ada di kota-kota besar yang
terletak di Pulau Jawa, sehingga dapat meminimalkan biaya dan akses
distribusi produk.
c. Price (Harga)
Harga kertas yang berbahan baku algae merah jenis Gelidium Amansii
akan lebih terjangkau dibandingkan dengan kertas berbahan baku kayu.
Hal tersebut dikarenakan proses produksi kertas yang menggunakan bahan
kimia sederhana.
d. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya
menggunakan teknik dan dibawah pengendalian penjual atau produsen
yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang
produk yang ditawarkan. Bisnis kertas memerlukan teknik promosi
tersendi
ri. Salah satunya yaitu dengan mengajukan penawaran produk ke beberapa
instansi yang menggunakan kertas A4 secara masif, seperti instansi
pendidikan (sekolah dan kampus) maupun perkantoran. Salah satu bentuk
promosi akan tertuang dalam bentuk kerjasama pemenuhan kebutuhan
kertas setiap bulannya.
e. Process (Proses)
Dalam proses penyampaian produk kertas berbahan baku rumput laut
secara langsung kepada konsumen seperti sekolah, instansi, kantor yang
ada di daerah Jawa Timur baik prosedur maupun prosesnya.
f. Physical Evidence (Bukti Fisik)
Bukti fisik perusahaan dalam mendukung identitas produk yang
ditawarkan yaitu akan didirikan bangunan pabrik yang berlokasi di daerah
sumber bahan baku.
g. People (Personel)
Personel perusahaan yang secara konstan mengadakan kontak dengan
konsumen untuk penilaian produk konsumen akan menilai perolehan
produk yang diinginkan, seperti membuat kuisioner penilaian produk.
Selain bauran pemasaran, sebuah usaha memerlukan pengetahuan mengenai
nilai peluang pasar, sejauh mana potensi usaha tersebut dapat dijalankan. Hal ini
sebagai titik tolak penilaian suatu usaha akan dapat berkembang, tetap seperti saat
didirikan, atau bahkan cenderung mengalami penurunan. Analisis terhadap
permintaan produk serta kecenderungan perkembangan permintaan perlu dikaji
karena kekurangan atau kelebihan permintaan dapat mengancam perusahaan.
Nilai peluang pasar dapat menggambarkan sejauh mana pangsa pasar dan kondisi
pasar yang ada sehingga perusahaan dapat merencanakan jumlah produk yang
akan dijual dan lebih memudahkan perusahaan dalam menyusun anggaran.
Data produksi kertas yang digunakan adalah data produksi kertas tulis dan
cetak selama periode 2008-2012. Kertas yang dimaksud sebagai kertas tulis disini
adalah kertas HVS yang biasa digunakan seperti di perkantoran dengan ukuran
folio, quatro, A4 dan kertas-kertas yang biasa digunakan untuk percetakan sejenis.
Data ini diperoleh berdasarkan data statistik Badan Pusat Statistik untuk direktori
produksi kertas tulis.
Berdasarkan jumlah produksi kertas yang ada, maka dapat dilakukan
perhitungan untuk mengetahui besarnya persentase kenaikan tingkat konsumsi
kertas tulis yang termaktub pada tabel 4 di bawah ini:
Tabel 4. Persentase Kenaikan Konsumsi Kertas

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan data pada tabel di atas, nilai kenaikan produksi terendah yaitu
8,33%, maka nilai tersebut menjadi nilai minimum persentase proyeksi kenaikan
produksi kertas nasional pada periode berikutnya. Kesadaran masyarakat
Indonesia terhadap isu-isu global terkini seperti pemanasan global akibat
penebangan hutan pun mulai meningkat, sehingga peluang untuk melakukan
investasi bisnis kertas berbahan baku rumput laut ini cukup baik. Target
produksi perusahaan ditetapkan sebesar 0,05% dari total proyeksi produksi
kertas untuk Pulau Jawa karena bisnis ini memiliki resiko tinggi merujuk pada
kenyataan produk ini belum ada di Indonesia dan target pasar untuk sementara dari
produk kertas ini hanya untuk konsumen di Pulau Jawa.
Berdasarkan data yang tertera pada tabel 4, data yang tercantum yaitu data
tingkat konsumsi kertas periode 2008-2012, maka proyeksi target produksi
selama 10 tahun umur analisis untuk kebutuhan kertas di Pulau Jawa yang
memiliki demografi jumlah penduduk sebanyak 56% dari total jumlah penduduk
nasional tercantum pada tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5. Proyeksi Pasar Kertas Selama 10 Tahun Umur Analisis

Sumber: Pengolahan Data

Data rencana produksi yang akan digunakan dalam analisis kelayakan pabrik
kertas ini yaitu data periode 2018-2022, maka rencana kuantitas kertas yang
akan produksi selama 5 tahun umur analisis dan perusahaan mengambil 0,05%
dari total proyeksi realisasi produksi kertas untuk Pulau Jawa sebagai berikut:
Tabel 6. Proyeksi Target Pasar Kertas Selama 5 Tahun Umur Analisis

Sumber: Pengolahan Data

Produk inovasi dengan berbagai kelebihan seperti kertas berbahan baku


rumput laut akan menjadi keunggulan dalam bersaing. Kesadaran masyarakat
Indonesia terhadap isu-isu global terkini seperti pemanasan global akibat
penebangan hutan pun mulai meningkat sehingga peluang untuk melakukan
investasi bisnis kertas berbahan baku rumput laut ini cukup baik. Berdasarkan
analisis aspek pasar, bisnis kertas berbahan baku rumput laut dinyatakan layak
karena adanya peluang pasar dan strategi pemasaran yang dapat diterapkan.
BAB III
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

Analisis kelayakan teknis perusahaan terkait dengan hal-hal yang berkaitan


dengan teknis atau operasi. Aspek teknis perlu dipertimbangkan dan
diperhitungkan secara tepat dan benar karena kesalahan dalam menentukan aspek
ini dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kegagalan. Banyak perusahaan
yang telah beroperasi, namun aspek ini masih merupakan masalah yang
memerlukan pemecahan karena kesalahan memperhitungkan aspek teknis secara
tepat dan benar pada saat pra-pendirian usaha.
Produk dapat dikatakan layak secara teknis jika produk dapat diterima dan
dapat diproduksi secara massal. Evaluasi kelayakan teknis melihat kepada
kelayakan teknis dan teknologi yang digunakan. Hal ini berdasarkan teknologi
yang digunakan dapat bekerja sesuai desain dan kapasitas penggunanya.
Soeharto (1995) menambahkan pengkajian aspek-aspek teknik mencakup
beberapa hal, yaitu menentukan letak geografis lokasi, mencari dan memilih
teknologi proses produksi, menentukan kapasitas produksi, denah atau tata letak
instalasi, bangunan instalasi (plant building).
Secara umum terdapat beberapa hal yang hendak dicapai dalam penilaian
aspek teknis dan teknologi yaitu:
a. Untuk mengetahui deskripsi dari produk yang ingin diproduksi.
b. Untuk mengetahui proses produksi.
c. Untuk mengetahui pemilihan teknologi yang tepat.
d. Untuk mengetahui rencana produksi.
e. Untuk mengetahui rencana kapasitas perusahaan.
f. Untuk mengetahui lokasi perusahaan.
g. Untuk mengetahui luas produksi perusahaan.
h. Untuk mengetahui layout perusahaan.
A. Deskripsi Produk
Adapun deskripsi produk yang akan diproduksi adalah sebagai berikut:
Kertas berbahan baku rumput laut jenis Gelidium amansii. Kertas dari bahan
baku ini nantinya akan mensubstitusi kertas yang selama ini berbahan baku kayu.
Hal ini akan sangat membantu pemerintah maupun dunia agar mengurangi tingkat
deforetasi yang terus meningkat. Gulungan kertas hasil produksi akan dipotong
dalam ukuran kertas HVS A4.

B. Proses Operasi
Berdasarkan pengumpulan data mengenai proses produksi kertas berbahan
baku rumput laut jenis Gelidium amansii, maka secara skematis proses, alur, serta
aliran proses pembuatan kertas dapat digambarkan melalui diagram alir dan peta
proses operasi di bawah ini:

Gambar 1. Diagram alir proses pengolahan kertas berbahan baku dari rumput laut
Sumber: Pengolahan Data
Gambar 2. Diagram alir proses pengolahan kertas berbahan baku dari rumput
Sumber: Pengolahan Data
C. Pemilihan Teknologi dan Peralatan
Pemilihan teknologi yang tepat guna mampu meningkatkan efisiensi
kegiatan produksi dalam pembuatan kertas berbahan baku rumput laut jenis
Gelidium amansii. Teknologi ini meliputi mesin dan peralatan yang merupakan
modal tetap yang digunakan pada proses produksi dengan tujuan memperoleh
hasil yang optimal dan biaya pokok produksi yang relatif rendah.
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi kertas
berbahan baku rumput laut Algae Merah jenis Gelidium Amansi sebagai berikut:
Tabel 7. Data Mesin Produksi
Sumber: Pengolahan Data

D. Rencana Produksi dan Rencana Kapasitas


Selain pemilihan teknologi yang tepat guna, perencanaan produksi harus
dilakukan dengan cermat agar tidak terjadi penumpukan produk jadi karena
produksi berlebih dapat menimbulkan biaya yang tidak perlu dikeluarkan
peruhasaan seperti biaya penyimpanan (holding cost) dan produk rusak karena
sudah lapuk atau expired yang disebabkan terlalu lama mengendap di gudang
penyimpanan. Kuantitas produk yang diproduksi yang kurang dari kebutuhan
pasar pun dapat merugikan perusahaan karena perusahaan kehilangan peluang
untuk mendapatkan profit pada saat terdapat permintaan produk, namun tidak
dapat memenuhi permintaan tersebut karena tidak tersedianya produk. Hal ini
dapat menurunkan tingkat kepuasan konsumen karena tidak terdapat persediaan
produk yang diminta dan berakibat konsumen akan berpindah ke perusahaan
pesaing untuk memenuhi kebutuhan kertas.
Rencana produksi perusahaan berdasarkan data proyeksi produksi untuk area
Pulau Jawa dan besarnya nilai peluang pasar yang akan ditargetkan oleh
perusahaan. Nilai peluang pasar yang ditetapkan perusahaan yaitu 0,05% dari total
proyeksi produksi kertas Pulau Jawa. Rencana produksi selama periode proyeksi
lima tahun umur analisis termaktub pada tabel di bawah ini:
Tabel 8. Data Rencana Produksi Perusahaan

Sumber: Pengolahan Data

Rencana kapasitas perusahaan ditentukan berdasarkan rencana produksi


rata-rata setiap bulan dengan jumlah maksimal yang terjadi pada tahun ke-5. Data
rencana produksi setiap bulan di setiap tahun sebagai berikut:
Tabel 9. Data Rencana Produksi Perusahaan per Bulan

Sumber: Pengolahan Data


Hal ini dipertimbangkan agar pada tahun ke-5, perusahaan masih sanggup
memenuhi kebutuhan pasar produk kertas. Jika terjadi kenaikan permintaan kertas
pada periode setelah tahun ke-5, perusahaan dapat melakukan kegiatan
perencanaan dan analisis kembali untuk pengembangan perusahaan seperti
penambahan jumlah mesin atau ekspansi dengan membangun pabrik baru agar
mampu memenuhi permintaan pasar.
Rencana produksi dan rencana kapasitas perusahaan selama lima tahun umur
analisis dan berdasarkan alur proses produksi termaktub pada tabel di bawah ini:
Tabel 10. Data Rencana Produksi dan Kapasitas Produksi Perusahaan

Sumber: Pengolahan Data

Pada tabel tersebut, nilai rencana output produk jadi setelah proses pada
mesin paper cutter berdasarkan rata-rata jumlah kertas yang harus diproduksi
bulan pada tahun ke-5 umur analisis dalam perhitungan 20 hari kerja setiap bulan,
5 hari kerja setiap minggu, dan 8 jam kerja efektif per hari. Hal ini
dipertimbangkan agar perusahaan dapat merencanakan sumber daya yang
diperlukan secara optimal untuk mendukung proses produksi dengan kuantitas
yang cukup pada akhir periode umur analisis.
Berdasarkan analisis data rencana produksi dan rencana kapasitas produksi,
untuk memproduksi kertas dalam waktu 1 menit atau 60 detik, perusahaan dapat
menghasilkan output kertas sebanyak 74,16 kg atau 1,24 kg/detik.
E. Lokasi Perusahaan
Penentuan lokasi suatu perusahaan atau pabrik yang tepat dapat membantu
perusahaan atau pabrik beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi perusahaan adalah rencana masa
depan, biaya tanah dan bangunan, kemungkinan perluasaan, adanya fasilitas
pelayanan, ketersediaan air, pajak, sikap masyarakat sekitar lokasi, iklim, tanah,
perumahan, dan fasilitas lainnya.
Menurut Husnan dan Suwarsono (1984), penentuan bobot prioritas meliputi
lima parameter kelayakan lokasi perusahaan. Parameter-parameter yang akan
dibandingkan adalah kemudahan penyediaan bahan baku (Bb), kemudahan akses
pasar (Ps), ketersediaan sarana transportasi (St), dan ketersediaan utilitas air dan
listrik (Ut).
1. Daerah Pemasaran
Kebijakan dalam menentukan lokasi pabrik yang dekat dengan pasar hasil
produksi atau dekat dengan bahan baku harus dipertimbangkan secara teknis dan
ekonomis sehingga kelangsungan dari usaha dapat terjamin. Lokasi usaha yang
dekat dengan pasar biasanya mempunyai beberapa keunggulan, yaitu pelayanan
terhadap konsumen.
2. Bahan Baku
Pendirian pabrik yang dekat dengan bahan baku mempunyai beberapa
keunggulan yaitu pasokan bahan baku dapat menjamin kontinuitas kegiatan usaha,
biaya angkut bahan lebih murah, dan perluasan usaha lebih mudah untuk
dilakukan.
3. Tenaga Kerja
Dalam menentukan lokasi pabrik, pasokan tenaga kerja juga perlu mendapat
perhatian, baik dilihat dari jumlah tenaga kerja maupun kualitas yang diperlukan.
Sebaiknya lokasi usaha yang didirikan tidak terlalu jauh dengan pemukiman
penduduk agar dapat menyerap tenaga kerja dari penduduk sekitar lokasi usaha
sehingga memacu motivasi kerja karena rasa memiliki terhadap usaha yang
dijalankan bersama. Hal ini akan meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap
pekerjaan.
4. Fasilitas
Dalam hal ini, terdapat banyak hal yang menyangkut fasilitas diantaranya
adalah:
a. Fasilitas pengangkutan yang tersedia dalam pemilihan lokasi perlu menjadi
perhatian dari penyusunan studi kelayakan, karena masalah pengangkutan
merupakan masalah dalam pengangkutan material, barang jadi, maupun
tenaga kerja.
b. Fasilitas tenaga listrik dan air. Secara teknis, usaha/proyek yang
direncanakan memerlukan fasilitas listrik dalam kegiatan produksi, tentu
dalam penyusunan studi kelayakan dalam perhitungan lokasi proyek
(pabrik) perlu mendapat perhatian, terutama ketersediaan tenaga listrik dan
air.
c. Fasilitas perizinan usaha yang tidak banyak rantai birokrasi namun masih
dalam koridor peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan pada uraian diatas, untuk menentukan letak pabrik maka


dilakukan perhitungan pembobotan sebagai berikut:
Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Pembobotan Untuk Setiap Alternatif Lokasi

Sumber: Pengolahan Data


Berdasarkan tabel tersebut, maka pemilihan lokasi pendirian pabrik yaitu di
Paciran, Jawa Timur. Hal tersebut diperkuat oleh data hasil budi daya rumput laut
di daerah Jawa Timur sebagai berikut:
Tabel 12. Produksi Rumput Laut Menurut Jenis Komoditas di Pulau Jawa 2010

Sumber: Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Kementrian Kelautan dan Perikanan RI

Lokasi tersebut cocok digunakan untuk budi daya rumput laut Algae Merah
jenis Gelidium Amansii yang diperuntukkan sebagai bahan baku pembuatan kertas
berdasarkan data potensi budidaya rumput laut di daerah tersebut. Lokasi tersebut
cukup strategis untuk mendapatkan pasokan bahan baku tambahan jika dari
daerah tersebut belum masuk masa panen rumput laut. Beberapa daerah yang
berpotensi dapat memasok bahan baku yaitu Nusa Lembongan (Bali), Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan
Nunukan (Kalimantan Timur).
F. Kebutuhan Luas Lantai Produksi Perusahaan
Luas lantai untuk produksi harus dianalisis dengan tepat agar dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan secara efisien
dan efektif. Luas lantai produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi kertas yaitu:
Tabel 13. Luas Lantai Produksi

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan data tersebut, luas lantai yang dibutuhkan untuk mendukung proses produksi yaitu 1.017 m2. Luas tersebut
sudah termasuk luas lantai yang dibutuhkan untuk mesin, area pengoperasian mesin, dan area lintas pekerja.
Selain itu, dibutuhkan perhitungan kebutuhan luas lantai untuk gudang penyimpanan bahan baku, bahan lainnya, dan gudang
untuk penyimpanan produk jadi agar dapat mendukung pasokan material yang sesuai dengan rencana produksi dan rencana kapasitas.
Sehingga proses produksi dapat berjalan degan baik. Kebutuhan luas lantai untuk gudang tersebut sebagai berikut:
Tabel 14. Luas Gudang Bahan Baku, Bahan Lainnya, dan Warehouse untuk Finished Goods

Sumber: Pengolahan Data

Luas gudang yang dubutuhkan sudah termasuk untuk bahan baku, bahan penolong, penyimpanan untuk barang lainnya, area
penerimaan material, area penyimpanan produk jadi, dan area untuk pengeluaran produk jadi untuk dikirim ke konsumen.
Kebutuhan gedung kantor yang dibutuhkan perusahaan untuk pengelolaan
dan pengembangan harus diperhitungkan agar sesuai dengan keperluan
operasional peruhaan. Selain itu, diperlukan sejumlah lahan untuk fasilitas
pelayanan, baik pelayanan untuk proses produksi maupun untuk pelayanan umum.
Kebutuhan luas tanah yang diperlukan untuk hal tersebut termaktub dalam tabel-
tabel data berikut ini:
Tabel 15. Luas Gedung Kantor

Sumber: Pengolahan Data


Tabel 16. Luas Fasilitas

Sumber: Pengolahan Data

Tabel 17. Luas Lantai Pelayanan Produksi

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan analisis kebutuhan luas lantai produksi dan fasilitas lainnya,


maka luas yang dibutuhkan yaitu 3.057 m2. Beberapa hal lain yang dibutuhkakn
yaitu jalan, lahan parkir, dan taman di lingkungan pabrik, dapat diasumsikan 50%
dari luas yang dibutuhkan yaitu seluas 1.529 m2. Maka luas tanah keseluruhan
yang diperlukan untuk pendirian pabrik kertas berbahan baku rumput laut ini
yaitu 4.586 m2.
Berdasarkan analisis aspek teknik dan teknologi, bisnis kertas berbahan baku
rumput laut dinyatakan layak karena adanya fasilitas-fasilitas untuk menunjang
proses produksi sesuai dengan kapasitas perusahaan dan penetapan lokasi usaha
untuk bisnis ini.
BAB IV
ANALISIS ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI

Analisis aspek manajemen dan organisasi terkait dengan hal-hal yang


berkaitan dengan beberapa hal,yaitu:
a. Bentuk Badan Usaha
b. Visi dan Misi Perusahaan
c. Perizinan
d. Rencana Kerja
e. Struktur Organisasi
f. Implementasi dan koordinasi fungsi manajemen
Aspek manajemen dan organisasi memerlukan analisis secara tepat dan benar
agar perusahaan berjalan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Sasaran dan tujuan ditetapkan berdasarkan bidang yang dijalankan perusahaan.
Analisis aspek manajemen dan organisasi akan dibahas lebih terperinci di bawah
ini:
A. Bentuk Badan Usaha
Bentuk badan usaha yang diperlukan untuk mampu menjadi wadah
operasional dari pabrik kertas berbahan baku rumput laut ini yaitu sebuah
perusahaan terbatas. Perusahaan adalah institusi atau organisasi yang
menghasilkan barang dan atau jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk
meningkatkan kegiatannya. Kegiatan ini berlangsung terus-menerus dan tercatat
dalam pembukuan. Bentuk perusahaan yang dibutuhkan untuk mendukung
operasional pabrik kertas berbahan baku rumput laut yaitu Perseroan Terbatas
(PT). Perseroan Terbatas adalah perusahaan yang dimiliki oleh satu orang, dua
orang, atau lebih sebagai pemegang saham yang bertanggung jawab terbatas atas
hutang perusahaan.
Bentuk Perseroan Terbatas merupakan salah satu bentuk usaha yang memiliki
sistem. Hal ini diperlukan perusahaan agar memudahkan perusahaan dapat
mengantisipasi segala kemungkinan perubahan dan terus melakukan inovasi untuk
menanggapi perubahan tersebut. Adanya sistem akan memudahkan perusahaan
dalam aktivitasnya dengan tidak bergantung lagi pada keberadaan pemilik usaha
atau direktur. Setiap individu sudah memahami visi, misi, tujuan serta tugas
masing-masing. Sehingga jika timbul permasalahan, masing-masing dapat dengan
mudah mengambil keputusan.

B. Visi dan Misi Perusahaan


Penetapan visi dan misi perusahaan diperlukan untuk memberi arah yang
jelas mengenai sasaran dan tujuan apa saja yang ingin dicapai perusahaan. Visi
tercipta melalui perundingan dan harus memberikan pandangan ke masa depan.
Visi juga harus mempengaruhi anggota perusahaan dan tidak terbatas waktu. Visi
perusahaan kertas berbahan baku rumput laut ini yaitu, "Menjadi produsen kertas
yang inovatif nomor satu di Indonesia".
Sedangkan misi perusahaan harus mewujudkan alasan dan keberadaan
perusahaan serta memanifestasikan kegiatan usaha yang dijalankan. Misi
perusahaan ini yaitu, "Melaksanakan pengusahaan sektor indsutri kertas dengan
berwawasan lingkungan, sehat, dan mengutamakan keselamatan serta keunggulan
yang memiliki nilai tambah bagi pemangku kepentingan".

C. Perizinan Pendirian Perusahaan


Perizinan pendirian perusahaan kertas berbahan baku rumput laut ini
diperlukan agar perusahaan beroperasi sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku. Dokumen legalitas seperti akte pendirian perusahaan
yang diterbitkan oleh notaris, akte tanah, Surat Izin Tempat Usaha, Surat Izin
Usaha Perdagangan, Surat Izin Membangun Bangunan, dan Surat rekomendasi
dari pemerintah daerah setempat diperlukan agar tidak timbul permasalahan dan
sengketa yang dapat menggangu aktivitas perusahaan.
Setelah legalitas usaha diperoleh, maka dilakukan analisis mengenai dampak
lingkungan dari pendirian usaha ini. Hal yang harus diperhatikan adalah limbah
yang dihasilkan pabrik cara menanggulangi limbah yang dihasilkan tadi agar
tidak mengganggu kehidupan di sekitarnya. Untuk penanggulangan limbah ini
perusahaan pun membangun instalasi pengolahan limbah untuk menetralisir
limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari dan membahayakan lingkungan saat
dibuang. Karena limbah padat yang dihasilkan dari proses pengolahan rumput laut
menjadi kertas berbentuk agar-agar, maka limbah dapat di olah kembali menjadi
bahan pangan seperti gambar skematis di bawah ini:

Gambar 3. Diagram Alir Proses Pengolahan Kertas Berbahan Baku dari Rumput Laut
Sumber: Churl Hack You, 2010

Berdasarkan diagram alir tersebut, maka untuk proses pengurusan analisis


mengenai dampak lingkungan dapat diproses dengan baik.

D. Rencana Kerja Perusahaan


Rencana kerja perusahaan harus sesuai dengan kebijakan dan sasaran
perusahaan. Kebijakan merupakan merupakan pernyataan resmi yang dijadikan
landasan dan acuan aktivitas organisasi dalam rangka pencapaian visi dan misi.
Sedangkan sasaran berkaitan dengan tujuan yang merupakan penjabaran dari
kebijakan. Sasaran hendaknya menggunakan prinsip SMART (Tathagi, 2014),
yaitu:
1. Specific
Sasaran atau target harus spesifik. Untuk perusahaan industri kertas ini
sasarannya yaitu mampu memproduksi kertas sesuai dengan target produksi
yang telah ditetapkan.
2. Measureable
Sasaran atau target harus dapat diukur. Target yang ingin dicapai yaitu
mampu memproduksi kertas dengan rata-rata produksi sebanyak 712 ton per
bulan.
3. Achieveable
Sasaran atau target harus masuk akal sehingga dapat dicapai. Berdasarkan
perhitungan rencana produksi dan rencana kapasitas, maka ketersediaan
fasilitas yang diperlukan dapat memenuhi keperluan produksi sesuai dengan
jumlah yang ditargetkan
4. Relevant
Sasaran atau target harus sesuai dengan proses bisnis organisasi. Sasaran
yang ingin dicapai yaitu mampu memproduksi kertas sesuai dengan proses
pengolahannya yang telah dibahan di aspek teknik dan teknologi.
5. Time-Bound
Memiliki batasan waktu yang jelas. Batas waktu yang ditetapkan pada
analisis kelayakan ini yaitu perusahaan dapat beroperasi selama 5 tahun umur
analisis. Jika pada tahun ke-5 terjadi perubahan yang signifikan, perusahaan
harus mengkaji ulang sasaran yang ditetapkan.

E. Struktur Organisasi
Perusahaan harus membagi sumberdaya manusia dalam beberapa bagian yang
sesuai dengan keahlian agar aktivitas perusahaan berjalan efisien, efektif, dan
optimal. Pembagian dan susunan tugas dalam perusahaan atau organisasi disebut
struktur organisasi. Proses pembagian tugas tersebut meliputi:
1. Merumuskan rencana kegiatan dan tujuan
2. Membagi tugas utama
3. Membagi tugas utama menjadi lebih rinci
4. Pengarahan tugas tanggung jawab dan alokasi sumber daya
5. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
Struktur organisasi yang diperlukan untuk perusahaan industri kertas ini termaktub pada diagram dibawah ini:

Gambar 4. Diagram Struktur Organisasi Perusahaan Industri Kertas Berbahan Baku Rumput Laut
Sumber: Pengolahan Data
Pengalokasian dan spesifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan termaktub pada
tabel di bawah ini:
Tabel 18. Alokasi dan Spesifikasi Tenaga Kerja
Jabatan Spesifikasi Tenaga Kerja Jumlah
Direktur Utama S1 Teknik Industri/Teknik Mesin/Teknik Kimia 1
Sekretaris S1 Jurusan Kesekretariatan 1
Departemen Produksi
Manager Produksi S1 Teknik Industri/Teknik Mesin/Teknik Kimia 1
Staff PPIC S1 Teknik Industri 3
Staff QC S1 Teknik Industri 5
Operator Produksi SMK Jurusan Mesin 86
Departemen Pemasaran
Manager Pemasaran S1 Jurusan Manajemen/Teknik Industri 1
Staff Penjualan S1 Jurusan Marketing/Teknik Industri 5
Staff Keuangan S1 Jurusan Akuntansi/Manajemen 5
Departemen Personalia
Manager HRD S1 Jurusan Manajemen 1
Staff Administrasi S1 Jurusan Administrasi Niaga 3
Front Officer S1 Jurusan Komunikasi 2
Driver Sekolah Menengah Atas 4
Office Boy Sekolah Menengah Atas 3
Satpam Sekolah Menengah Atas 4
Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan analisis aspek manajemen dan organisasi, usaha kertas berbahan


baku rumput laut dinyatakan layak karena kebutuhan legalitas, struktur organisasi,
dan tenaga kerja untuk menunjang kegiatan pihak perusahaan terpenuhi.
BAB V
ANALISIS ASPEK FINANSIAL

Anda mungkin juga menyukai