Disusun oleh:
Kelompok “Kertas”:
Jakarta
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanasan global merupakan sebuah isu lingkungan hidup yang sudah
sangat sering dikemukakan. Hampir setiap lapisan masyarakat sudah mengerti
apa dan bagaimana itu pemanasan global. Namun sama halnya saat mencoba
satu buah resep makanan. Hal tersebut tidak akan berhasil tanpa terus membaca
resepnya dengan seksama dan mengimplementasikannya di dapur. Begitu pula
dengan isu mengenai pemanasan global. Hal tersebut akan menjadi tidak
berguna jika hanya membaca mengenai pemanasan global tanpa
memperhatikan dan melakukan kegiatan yang dapat mengurangi efek dari
pemanasan global. Penggunaan energi fosil dan peningkatan emisi karbon ke
atmosfir secara konstan selama sepuluh tahun dari sekarang, maka kurang lebih
8-10% luas daratan akan berkurang setiap tahunnya.
Dari data Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) AR4 (2007)
diketahui bahwa selama 150 tahun terakhir telah terjadi peningkatan suhu
udara dan laut secara global, naiknya permukaan air laut serta pengikisan es
dan salju. PBB menggagas konvensi mengatasi perubahan iklim ini seperti
Kyoto Protocol (2005), Bali Action (COP 13) dan Copenhagen Accord (COP
15) (Ik Kyo Chung., 2010). Salah satu penyebab pemanasan global adalah
tingginya laju deforestasi untuk menghasilkan bahan baku pulp untuk kertas.
Kemajuan teknologi diharapkan mengurangi kebutuhan manusia akan
kertas. Surat telah berganti e-mail. Berita dapat dibaca melalui situs-situs portal
berita yang menawarkan pembaruan yang lebih cepat. Namun tetap saja
keberadaan kertas belum bisa dihilangkan sepenuhnya dari kehidupan sehari-
hari. Masyarakat masih memerlukan kertas dalam wujud buku, surat kabar,
print out laporan pekerjaan, keperluan kuliah atau sekolah, dan berbagai hal
lainnya.
Industri pulp dan kertas dunia didominasi oleh USA, Canada, Finlandia,
Swedia, Cina, Jepang dan Korea Selatan. Negara lainnya yang juga memiliki
industri kertas secara masif yaitu Australia, ASEAN, Amerika Latin. China
menduduki peringkat pertama dunia dengan produksi kertas dan paperboard,
tidak termasuk pulp, sebesar 92,6 juta ton berdasarkan data RISI (2010),
sedangkan Indonesia peringkat ke-9 dengan produksi 9,9 juta ton. Kertas
menjadi komoditas yang murah dengan penggunaan printing press dan
mekanisasi penebangan kayu, sehingga menyebabkan tingkat konsumsi dan
limbah yang tinggi.
Dengan luas hutan 98 juta hektar, Departemen Kehutanan memetakan
selama periode 2000-2005, angka deforestasi hutan Indonesia sebesar 1,15 juta
hektar. Dilihat dari besarnya angka, memang angka deforestasi yang terjadi
lebih rendah dari Brazil, yaitu sebesar 4,3 juta hektar, tapi pada kenyataannya
luas hutan Indonesia lebih kecil ketimbang Brazil yang mempunyai luas 478
juta hektar. Untuk memenuhi kebutuhan pulp setiap tonnya diperlukan 4,6
meter kubik kayu dan setiap jam hutan seluas 5 kali lapangan sepak bola
ditebang untuk menghasilkan kertas (Sutrani, 2009).
Atas dasar kondisi tersebut, maka dilakukan penelitian oleh para peneliti
dari beberapa perguruan tinggi di Korea Selatan, termasuk Universitas
Nasional Chungnam yang menghasilkan kesimpulan bahwa rumput laut merah
dapat dijadikan lembaran kertas. Rumput laut yang selama ini dibudi dayakan
untuk makanan berupa agar-agar, ternyata bisa digunakan untuk bahan
pembuatan kertas yang lebih ramah lingkungan.
Neish mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan produsen rumput laut
tropis untuk jenis Kappaphycus, Gracillaria dan Euchema terbesar di dunia
(50%) dari total produksi 290.000 ton pada tahun 2007, dimana sekitar 80%
diekspor dalam bentuk rumput laut kering sebagai bahan baku industri
makanan, kosmetik, farmasi, dan 20% untuk memasok industri pengolahan
rumput laut di dalam negeri. Jenis rumput laut yang banyak dibudi dayakan di
Indonesia adalah jenis Euchema cottonii dan Gracillaria. Untuk mendukung
industri pulp dari algae merah yang dikembangkan Korea, telah ada kerjasama
antara pihak Korea dan Indonesia untuk mengembangkan rumput laut jenis
Gelidium di daerah Lombok.
B. Deskripsi Produk
Produk yang akan dianalisis yaitu kertas berbahan baku rumput laut jenis
Gelidium amansii. Kertas dari bahan baku ini nantinya akan mensubstitusi
kertas yang selama ini berbahan baku kayu. Hal ini akan sangat membantu
pemerintah maupun dunia agar mengurangi tingkat deforetasi yang terus
meningkat.
D. Peluang Pasar
Dengan meningkatnya wawasan lingkungan, maraknya gerakan sosial, dan
adanya peraturan pemerintah, maka kecenderungannya adalah modernisasi dan
kelestarian pada industri pulp dan kertas.
Indonesia dengan iklim tropis yang dimiliki sangat cocok untuk
pengembangan bisnis pembuatan kertas dari rumput laut. Indonesia
menyumbang sekitar 50% kebutuhan rumput laut di dunia (Komisi Rumput
Laut Indonesia, 2011). Hal ini memungkinkan Indonesia memiliki peluang
jelas merupakan negara dengan potensi yang besar untuk mewujudkan usaha
ini.
Aspek pasar dan pemasaran akan lebih baik jika diidentifikasi dengan
kerangka bauran pemasaran (marketing mix). Menurut William J. Stanton
(1993:7) Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa
baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Berdasarkan
definisi tersebut dapat dilihat bahwa pemasaran terdiri dari empat unsur pokok
kegiatan yang sering dikenal sebagai 4P yaitu, Product (produk),
Price (Harga), Promotion (Promosi) dan Place (Tempat). Seiring dengan
perkembangan ilmu pemasaran, saat ini ditambahkan tiga unsur pokok lainnya
yaitu Process (Proses), Physical Evidence (Bukti Fisik) dan People (Orang
yang terlibat dalam kegiatan pemasaran).
Unsur-unsur tersebut memiliki penjelasan sebagai berikut:
a. Product (Produk)
Barang atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen.
b. Place (Tempat)
Kegiatan yang dilakukan perusahaan agar barang atau jasa dapat diakses
dan tersedia bagi konsumen.
c. Price (Harga)
Sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk memperoleh
produk yang diinginkan.
d. Promotion (Promosi)
Kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk berkomunikasi dan
mempromosikan barang atau jasa yang diproduksi kepada target
konsumen.
e. Process (Proses)
Metode perusahaan dalam menyampaikan produk atau jasanya secara
langsung kepada konsumen, baik prosedur maupun prosesnya.
f. Physical Evidence (Bukti Fisik)
Segala sesuatu bukti fisik perusahaan dalam mendukung produk atau jasa
yang ditawarkan, seperti gedung, kendaraan, peralatan dan seragam
karyawan.
g. People (Personel)
Personel perusahaan yang secara konstan mengadakan kontak dengan
konsumen dimana konsumen akan menilai perolehan produk yang
diinginkan.
Berdasarkan data pada tabel di atas, nilai kenaikan produksi terendah yaitu
8,33%, maka nilai tersebut menjadi nilai minimum persentase proyeksi kenaikan
produksi kertas nasional pada periode berikutnya. Kesadaran masyarakat
Indonesia terhadap isu-isu global terkini seperti pemanasan global akibat
penebangan hutan pun mulai meningkat, sehingga peluang untuk melakukan
investasi bisnis kertas berbahan baku rumput laut ini cukup baik. Target
produksi perusahaan ditetapkan sebesar 0,05% dari total proyeksi produksi
kertas untuk Pulau Jawa karena bisnis ini memiliki resiko tinggi merujuk pada
kenyataan produk ini belum ada di Indonesia dan target pasar untuk sementara dari
produk kertas ini hanya untuk konsumen di Pulau Jawa.
Berdasarkan data yang tertera pada tabel 4, data yang tercantum yaitu data
tingkat konsumsi kertas periode 2008-2012, maka proyeksi target produksi
selama 10 tahun umur analisis untuk kebutuhan kertas di Pulau Jawa yang
memiliki demografi jumlah penduduk sebanyak 56% dari total jumlah penduduk
nasional tercantum pada tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5. Proyeksi Pasar Kertas Selama 10 Tahun Umur Analisis
Data rencana produksi yang akan digunakan dalam analisis kelayakan pabrik
kertas ini yaitu data periode 2018-2022, maka rencana kuantitas kertas yang
akan produksi selama 5 tahun umur analisis dan perusahaan mengambil 0,05%
dari total proyeksi realisasi produksi kertas untuk Pulau Jawa sebagai berikut:
Tabel 6. Proyeksi Target Pasar Kertas Selama 5 Tahun Umur Analisis
B. Proses Operasi
Berdasarkan pengumpulan data mengenai proses produksi kertas berbahan
baku rumput laut jenis Gelidium amansii, maka secara skematis proses, alur, serta
aliran proses pembuatan kertas dapat digambarkan melalui diagram alir dan peta
proses operasi di bawah ini:
Gambar 1. Diagram alir proses pengolahan kertas berbahan baku dari rumput laut
Sumber: Pengolahan Data
Gambar 2. Diagram alir proses pengolahan kertas berbahan baku dari rumput
Sumber: Pengolahan Data
C. Pemilihan Teknologi dan Peralatan
Pemilihan teknologi yang tepat guna mampu meningkatkan efisiensi
kegiatan produksi dalam pembuatan kertas berbahan baku rumput laut jenis
Gelidium amansii. Teknologi ini meliputi mesin dan peralatan yang merupakan
modal tetap yang digunakan pada proses produksi dengan tujuan memperoleh
hasil yang optimal dan biaya pokok produksi yang relatif rendah.
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi kertas
berbahan baku rumput laut Algae Merah jenis Gelidium Amansi sebagai berikut:
Tabel 7. Data Mesin Produksi
Sumber: Pengolahan Data
Pada tabel tersebut, nilai rencana output produk jadi setelah proses pada
mesin paper cutter berdasarkan rata-rata jumlah kertas yang harus diproduksi
bulan pada tahun ke-5 umur analisis dalam perhitungan 20 hari kerja setiap bulan,
5 hari kerja setiap minggu, dan 8 jam kerja efektif per hari. Hal ini
dipertimbangkan agar perusahaan dapat merencanakan sumber daya yang
diperlukan secara optimal untuk mendukung proses produksi dengan kuantitas
yang cukup pada akhir periode umur analisis.
Berdasarkan analisis data rencana produksi dan rencana kapasitas produksi,
untuk memproduksi kertas dalam waktu 1 menit atau 60 detik, perusahaan dapat
menghasilkan output kertas sebanyak 74,16 kg atau 1,24 kg/detik.
E. Lokasi Perusahaan
Penentuan lokasi suatu perusahaan atau pabrik yang tepat dapat membantu
perusahaan atau pabrik beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi perusahaan adalah rencana masa
depan, biaya tanah dan bangunan, kemungkinan perluasaan, adanya fasilitas
pelayanan, ketersediaan air, pajak, sikap masyarakat sekitar lokasi, iklim, tanah,
perumahan, dan fasilitas lainnya.
Menurut Husnan dan Suwarsono (1984), penentuan bobot prioritas meliputi
lima parameter kelayakan lokasi perusahaan. Parameter-parameter yang akan
dibandingkan adalah kemudahan penyediaan bahan baku (Bb), kemudahan akses
pasar (Ps), ketersediaan sarana transportasi (St), dan ketersediaan utilitas air dan
listrik (Ut).
1. Daerah Pemasaran
Kebijakan dalam menentukan lokasi pabrik yang dekat dengan pasar hasil
produksi atau dekat dengan bahan baku harus dipertimbangkan secara teknis dan
ekonomis sehingga kelangsungan dari usaha dapat terjamin. Lokasi usaha yang
dekat dengan pasar biasanya mempunyai beberapa keunggulan, yaitu pelayanan
terhadap konsumen.
2. Bahan Baku
Pendirian pabrik yang dekat dengan bahan baku mempunyai beberapa
keunggulan yaitu pasokan bahan baku dapat menjamin kontinuitas kegiatan usaha,
biaya angkut bahan lebih murah, dan perluasan usaha lebih mudah untuk
dilakukan.
3. Tenaga Kerja
Dalam menentukan lokasi pabrik, pasokan tenaga kerja juga perlu mendapat
perhatian, baik dilihat dari jumlah tenaga kerja maupun kualitas yang diperlukan.
Sebaiknya lokasi usaha yang didirikan tidak terlalu jauh dengan pemukiman
penduduk agar dapat menyerap tenaga kerja dari penduduk sekitar lokasi usaha
sehingga memacu motivasi kerja karena rasa memiliki terhadap usaha yang
dijalankan bersama. Hal ini akan meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap
pekerjaan.
4. Fasilitas
Dalam hal ini, terdapat banyak hal yang menyangkut fasilitas diantaranya
adalah:
a. Fasilitas pengangkutan yang tersedia dalam pemilihan lokasi perlu menjadi
perhatian dari penyusunan studi kelayakan, karena masalah pengangkutan
merupakan masalah dalam pengangkutan material, barang jadi, maupun
tenaga kerja.
b. Fasilitas tenaga listrik dan air. Secara teknis, usaha/proyek yang
direncanakan memerlukan fasilitas listrik dalam kegiatan produksi, tentu
dalam penyusunan studi kelayakan dalam perhitungan lokasi proyek
(pabrik) perlu mendapat perhatian, terutama ketersediaan tenaga listrik dan
air.
c. Fasilitas perizinan usaha yang tidak banyak rantai birokrasi namun masih
dalam koridor peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Lokasi tersebut cocok digunakan untuk budi daya rumput laut Algae Merah
jenis Gelidium Amansii yang diperuntukkan sebagai bahan baku pembuatan kertas
berdasarkan data potensi budidaya rumput laut di daerah tersebut. Lokasi tersebut
cukup strategis untuk mendapatkan pasokan bahan baku tambahan jika dari
daerah tersebut belum masuk masa panen rumput laut. Beberapa daerah yang
berpotensi dapat memasok bahan baku yaitu Nusa Lembongan (Bali), Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan
Nunukan (Kalimantan Timur).
F. Kebutuhan Luas Lantai Produksi Perusahaan
Luas lantai untuk produksi harus dianalisis dengan tepat agar dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan secara efisien
dan efektif. Luas lantai produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi kertas yaitu:
Tabel 13. Luas Lantai Produksi
Berdasarkan data tersebut, luas lantai yang dibutuhkan untuk mendukung proses produksi yaitu 1.017 m2. Luas tersebut
sudah termasuk luas lantai yang dibutuhkan untuk mesin, area pengoperasian mesin, dan area lintas pekerja.
Selain itu, dibutuhkan perhitungan kebutuhan luas lantai untuk gudang penyimpanan bahan baku, bahan lainnya, dan gudang
untuk penyimpanan produk jadi agar dapat mendukung pasokan material yang sesuai dengan rencana produksi dan rencana kapasitas.
Sehingga proses produksi dapat berjalan degan baik. Kebutuhan luas lantai untuk gudang tersebut sebagai berikut:
Tabel 14. Luas Gudang Bahan Baku, Bahan Lainnya, dan Warehouse untuk Finished Goods
Luas gudang yang dubutuhkan sudah termasuk untuk bahan baku, bahan penolong, penyimpanan untuk barang lainnya, area
penerimaan material, area penyimpanan produk jadi, dan area untuk pengeluaran produk jadi untuk dikirim ke konsumen.
Kebutuhan gedung kantor yang dibutuhkan perusahaan untuk pengelolaan
dan pengembangan harus diperhitungkan agar sesuai dengan keperluan
operasional peruhaan. Selain itu, diperlukan sejumlah lahan untuk fasilitas
pelayanan, baik pelayanan untuk proses produksi maupun untuk pelayanan umum.
Kebutuhan luas tanah yang diperlukan untuk hal tersebut termaktub dalam tabel-
tabel data berikut ini:
Tabel 15. Luas Gedung Kantor
Gambar 3. Diagram Alir Proses Pengolahan Kertas Berbahan Baku dari Rumput Laut
Sumber: Churl Hack You, 2010
E. Struktur Organisasi
Perusahaan harus membagi sumberdaya manusia dalam beberapa bagian yang
sesuai dengan keahlian agar aktivitas perusahaan berjalan efisien, efektif, dan
optimal. Pembagian dan susunan tugas dalam perusahaan atau organisasi disebut
struktur organisasi. Proses pembagian tugas tersebut meliputi:
1. Merumuskan rencana kegiatan dan tujuan
2. Membagi tugas utama
3. Membagi tugas utama menjadi lebih rinci
4. Pengarahan tugas tanggung jawab dan alokasi sumber daya
5. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
Struktur organisasi yang diperlukan untuk perusahaan industri kertas ini termaktub pada diagram dibawah ini:
Gambar 4. Diagram Struktur Organisasi Perusahaan Industri Kertas Berbahan Baku Rumput Laut
Sumber: Pengolahan Data
Pengalokasian dan spesifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan termaktub pada
tabel di bawah ini:
Tabel 18. Alokasi dan Spesifikasi Tenaga Kerja
Jabatan Spesifikasi Tenaga Kerja Jumlah
Direktur Utama S1 Teknik Industri/Teknik Mesin/Teknik Kimia 1
Sekretaris S1 Jurusan Kesekretariatan 1
Departemen Produksi
Manager Produksi S1 Teknik Industri/Teknik Mesin/Teknik Kimia 1
Staff PPIC S1 Teknik Industri 3
Staff QC S1 Teknik Industri 5
Operator Produksi SMK Jurusan Mesin 86
Departemen Pemasaran
Manager Pemasaran S1 Jurusan Manajemen/Teknik Industri 1
Staff Penjualan S1 Jurusan Marketing/Teknik Industri 5
Staff Keuangan S1 Jurusan Akuntansi/Manajemen 5
Departemen Personalia
Manager HRD S1 Jurusan Manajemen 1
Staff Administrasi S1 Jurusan Administrasi Niaga 3
Front Officer S1 Jurusan Komunikasi 2
Driver Sekolah Menengah Atas 4
Office Boy Sekolah Menengah Atas 3
Satpam Sekolah Menengah Atas 4
Sumber: Pengolahan Data