Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANG PSIKOLOGI

“ PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL REMAJA“

DI SUSUN OLEH :

 ODIE NABELLA (1520170033)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IAH
A. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA

Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada
masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang
tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk
tubuh orang dewasa yang disertai pula orang dewasa. Pada periode ini pula remaja berubah
secara kognitif dan mulai mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula
remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran
sosialnya yang baru sebagai orang dewasa (Clarke-Sweart & Friedman, 1987; Ingersoll, 1989)

Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula perubahan dalam lingkungan
seperti sikap orang tua atau anggota keluarga lain, guru, teman sebaya, maupun masyarakat pada
umumnya. Kondisi ini merupakan reaksi terhadap pertumbuhan remaja. Remaja dituntut untuk
mampu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya.
Adanya perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin
meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan remaja semakin meningkat terutama
kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
memperluas lingkungan sosial diluar lingkungan keluarga, seperti lingkungan teman sebaya dan
lingkungan masyarakat lainnya.

Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:(Konopka, 1973
dalam Pikunas, 1976; Ingersoll 1989):

Masa remaja awal (12-15 tahun)

Pada masa ini individu memulai meninggalkan peran sebagai individu yang unik dan tidak
tergantung pada orang tua.

Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)

Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru.

Masa remaja akhir (19-22 tahun)

Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa.

Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam renteang kehidupan manusia yang
memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari kedudukan masa
remaja sebagai periode transisional antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Kita semua
mengetahui bahwa antara anak-anak dan orang dewasa ada beberapa perbedaan yang selain
bersifat bilogis atau fisiologis juga bersifat psikologis. Pada masa remaja perubahan-perubahan
besar terjadi dalam kedua aspek tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa ciri umum yang
menonjol pada masa remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang dalam
interaksinya dengan lingkungan sosial membawa berbagai dampak pada prilaku remaja. Secara
ringkas, proses perubahan tersebut dan interaksi antara beberapa aspek yang berubah selama
masa remaja bisa diuraikan sebagai berikut. (Lerner & Hultsch, 1983; 318-320).

Perubahan Fisik

Rangkaian perubahan yang paling jelas yang nampak dialami oleh remaja adalah perubahan
biologis dan fisiologis yang berlangsung pada masa pubertas atau pada awal masa remaja, yaitu
sekitar umur 11-15 tahun pada wanita dan 12-16 tahun pada pria (hurlock, 1973: 20-21).

Perubahan Emosionalitas

akibat langsung dari perubahan fisik dan hormonal adalah perubahan dalam aspek emosionalitas
pada remaja sebagai akibat dari perubahan fisik dan hormonal tadi dan juga pengaruh lingkungan
yang terkait dengan perubahan badaniah tersebt.

Perubahan Kognitif

Semua perubahan fisik yang membawa implikasi perubahan emosional tersebut makin
dirumitkan oleh fakta bahwa individu juga sedang mengalami perubahan kognitif. Perubahan
dalam kemampuan berfikir ini diungkapkan oleh Piaget (1972) sebagai tahap terakhir yang
disebut sebagai tahap formal operation dalam perkembangan kognitifnya.

Menurut John Hill (1983), terdapat tiga komponen dasar dalam membahas periode remaja yaitu:
perubahan pundamental remaja meliputi perubahan biologis kognitif dan sosial. Ketiga
perubahan ini bersifat unipersal.

· Transisi Biologis

Menyangkut Tampilan Fisik (Ciri-Ciri Secara Primer Dan Sekunder)

· Transisi Kognitif

Perubahan dalam kemampuan berfikir, remaja telah memiliki kemampuan yang lebih baik dari
anak dalam berfikir mengenai situasi secara hipotesis, memikirkan sesuatu yang belum terjadi
tetapi akan terjadi.

· Transisi Sosial

Perubahan dalam status sosial membuat remaja mendapatkan peran-peran baru dan terikat pada
kegiatan-kegiatan baru.
B. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL REMAJA

1. Perkembangan Psikososial Remaja Awal ( 10 – 14 Tahun )

a. Tahap Perkembangan

- Cemas terhadap pemampilan Badan /fisik

- Perubahan Hormonal

- Menyatakan kebebasan dan merasa sebagai seorang individu, tidak hanya sebagai seorang
anggota keluarga

- Perilaku memberontak dan melawan,

- Kawan menjadi lebih penting

- Perasaan memiliki terhadap teman sebaya Anak Laki-laki : membentuk gang, kelompok,
anak perempuan : mempunyai sahabat.

- Sangat menuntut keadilan, tapi cenderung melihat sesuatu sebagai hitam putih serta dari sisi
pandang mereka sendiri

b. Dampak Terhadap Anak

- Kesadaran diri meningkat (self consciousness)

- Pemarah, anak laki-laki yang tadinya baik dapat menjadi lebih agresif,mungkin pula timbul
jerawat baik pada anak laki-laki maupun. Perempuan .Bereksprerimen dengan cara berpakaian,
berbicara dan cara penampilan dirim sebagai suatu usaha untuk mendapatkan identitas baru

- Kasar

- Menuntut memperoleh kebebasan

- Ingin tampak sama dengan teman yaitu dalam cara berpakaian, gaya rambut, mendengarkan
musik dan lain-lain

- Pengaruh teman dan orang–tua teman menjadi sangat besar.

- Remaja tidak mau berbeda dari teman sebaya

- Mungkin tampak tidak toleransi dan sulit berkompromi, Mungkin pula timbul iri hati
terhadap saudara kandung dan seringkali ribut dengan mereka.

c. Efek Terhadap Orang-Tua

- Orang-tua mungkin menganggap anak “ ter fokus pada dirinya “.


- Orang tua mungkin menenmukan kesulitan dalam hubungan dengan remaja

- Orang tua merasa ditolak dan sulit menerima keinginan anak yang berbeda dari mereka

- Orang-tua perlu menangani anak secara hati-hati, bila ingin mempertahankan hubung baik.

- Orang–tua merasa tidak mudah membuat keseimbangan antara “permisif “ dan” over
protective “

- Orang tua mungkin terganggu oleh tuntutan finansial dan gaya hidup anak

- Orang–tua merasa kurang enak karena dikritik oleh anaknya sendiri. Kadang-kadang terjadi
bentrok dengan peraturan keluarga.

- Orang tua harus meninjau sikapnya untuk mengatasi perasaan “ tidak adil “

2. Perkemabangan Psikososial Remaja Pertengahan ( 15 – 16 Tahun )

a. Tahap Perkembangan

- Lebih mampu untuk berkompromi

- Belajar berpikir secara independen dan membuat keputusan sendiri

- Terus menerus bereksperimen untuk mendapatkan cira diri yang dirasakan nyaman bagi
mareka

- Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru, mengujinya walaupun berisiko

- Tidak lagi terfokus pada diri sendiri

- Membangun nilai/norma dan mengembangkan moralitas

- Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan rasa setia kawan

- Mulai membina hubungan dengan lawan jenis

- Intelektual lebih berkembang dan igni tahu tentang banyak hal. Mampu berpikir secara
abstrak, mulai berurusan dengan hipotesa

- Berkembangnya ketrampilan intelektual khusus misalnya, kemampuan matematika, bahasa


dan ilmu pengetahuan lainnya

- Mengembangkan minat yang besar dalam bidang seni dan olah raga seperti musik, seni
lukis, tari, basket dan lain-lain
- Senang bertualangan, ingin berpegian secara mandiri mengikuti kegiatan seperti memanjat
tebing, naik gunung dan lain-lain

b. Dampak Terhadap Anak

- Lebih tenang, sabar dan lebih toleransi.

- Dapat menerima pendapat orang lain, meskipun berbeda dengan pendapatnya sendiri

- Menolak campur tangan orang tua untuk mengendalikannya kurang dapat dipengaruhi dan
teman tidak lagi berpengaruh besar

- Baju , gaya rambut,Sikap dan pendapat mereka sering berubah-ubah

- Mulai bereksperiman dengan rokok , alkohol dan kadang-kadang Napza.

- Lebih bersosialisasi dan tidak lagi pemalu

- Mempertanyakan ide dan nilai/ norma yang diterima dari keluarga

- Ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman dari pada dengan keluarga

- Mulai berpacaran ,tapi hubungan belum serius.

- Mulai mempertanyakan sesuatu yang sebelumnya tak berkesan . Ingin mengikuti diskusi
atau debat

- Mungkin tidak mendapat kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan ini

- Mungkin mengabaikan pekerjaan sekolah karena adanya minat yang baru ini

- Remaja merasa dirinya mampu sehingga mereka tidak mengikuti upaya penyelamatan diri
yang dianjurkan

c. Efek Terhadap Orang Tua

- Orang –tua secara bertahap merasakan semakin mudah berhubungan dengan anaknya

- Orang-tua harus untuk memberikan kepercayaan kepada anak dan tidak terlalu
mengendalikannya

- Oang-tua mungkin menanggapi sikap remaja secara serius dan kuatir akan jadi menetap

- Cemas terhadap risiko ini sehingga orang-tua cenderung membatasi dan menetapkan aturan.

- Orang-tua melihat bahwa remaja siap untuk membina hubungan dekat.


- Dapat menjadi masalah bila remaja menolak sikap yang mempunyai nilai tinggi bagi orang-
tua

- Orang-tua cemas akan pengaruh teman

- Orang-tua cemas dan mungkin pula terlalu ikut campur.

- Orang tua mempunyai kesempatan untuk lebih mengetahui anaknya

- Orang tua perlu menunggu sampai tahap remaja pertengahan sebelum menyimpulkan
tentang keampuan intelektual anak

- Orang tua perlu mengenali bahwa anaknya memiliki kemampuan yang mungkin lebih dari
dugaannya

3. Perkembangan Psikososial Remaja Akhir ( 17 – 19 Tahun )

a. Tahap Perkembangan

- Ideal

- Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan diluar keluarga

- Harus belajar untuk mencapai kemandirian baik dalam bidang finansial maupun emosional

- Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis

- Merasa sebagai orang dewasa yang setara dengan anggota keluarga lainnya

- Hampir siap untuk menjadi orang dewasa yang mandiri

b. Dampak Terhadap Anak

- Cenderung menggeluti masalah sosial/politik. Dapat pula menggeluti nilai-nilai keagamaan


dan bahkan pindah agama

- Mulai belajar mengatasi stres yang dihadapinya, mungkin lebih senang pergi dengan teman
daripada berlibur dengan keluarganya

- Kecemasan dan ketidak pastian masa depan dapat merusak harga diri dan keyakinan diri

- Mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak menghabiskan waktunya dengan
mereka

- Cenderung merasa pengalamannya berbeda dengan orang-tuanya


- Mungkin ingin meninggalkan rumah dan hidup sendiri

d. Efek Terhadap Orang-Tua

- Orang tua menjadi tegang dan distres karena penolakan anak terhadap agama dan
kepercayaannya sendiri

- Keinginan orang-tua untuk melindungi anaknya dapat menimbulkan bentrokan

- Orang-tua mungkin masih memberikan dukungan financial terhadap remaja yang secara
emosional tidak lagi tergantung kepada mereka, Hal ini dapat membuat hubungan menjadi tidak
mudah

- Orang-tua cenderung cemas terhadap hubungan yang terlalu serius dan terlalu dini. mereka
takut sekolah atau pekerjaan akan terabaikan

- Orang-tua mungkin berkecil hati menghadapi keadaan ini. Orang-tua perlu menyesuaikan
bila akhirnya anak meninggalkan rumah.

Anda mungkin juga menyukai