Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y PDF
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y PDF
Abstrak: DVI atau Disaster Victim Identification adalah suatu defenisi yang diberikan sebagai
prosedur untuk mengidentifikasi korban mati akibat bencana massal secara ilmiah yang dapat
dipertanggung-jawabkan dan mangacu pada standar baku Interpol. Dalam melakukan proses
identifikasi terdapat bermacam-macam metode dan teknik identifkasi yang dapat digunakan.
Namun demikian Interpol menentukan Primary Identifiers yang terdiri dari Fingerprints, Dental
Records dan DNA serta Secondary Indentifiers yang terdiri dari Medical, Property dan
Photography.
Kata kunci: identifikasi, bencana massal, primary identifiers
Abstract: DVI or Disaster Victim Identification is defined as a standard procedure for the
identification of mass disaster victims scientifically and based on the Interpol Standard. In the
process of identification there are various different methods available. Interpol has formulated
Primary Identifiers consisting of Fingerprints, Dental Records and DNA and secondary identifiers
comprising of Medical, Property And Photography.
Keywords: identification, mass disaster, primary identifiers
didapatkan akurasi yang sangat tinggi dan juga Dengan adanya informasi mengenai
dapat dipertanggung-jawabkan secara hukum. perkiraan batas-batas umur korban
Metode ilmiah yang paling mutakhir saat misalnya, maka pencarian dapat dibatasi
ini adalah DNA Profiling (Sidik DNA). Cara pada data-data orang hilang yang berada di
ini mempunyai banyak keunggulan tetapi sekitar umur korban. Dengan demikian
3,8
memerlukan pengetahuan dan sarana yang penyidikan akan menjadi lebih terarah.
canggih dan mahal. Dalam melakukan 2) Mencari ciri-ciri yang merupakan tanda
identifikasi selalu diusahakan cara-cara yang khusus pada korban tersebut.
mudah dan tidak rumit. Apabila dengan cara Di sini dicatat ciri-ciri yang diharapkan
yang mudah tidak bisa, baru meningkat ke dapat menentukan identifikasi secara lebih
cara yang lebih rumit. akurat dari pada sekedar mencari
Selanjutnya dalam identifikasi tidak informasi tentang umur atau jenis
hanya menggunakan satu cara saja, segala cara kelamin. Ciri-ciri demikian antara lain:
yang mungkin harus dilakukan, hal ini penting misalnya adanya gigi yang dibungkus
oleh karena semakin banyak kesamaan yang logam, gigi yang ompong atau patah,
ditemukan akan semakin akurat. Identifikasi lubang pada bagian depan biasanya dapat
tersebut minimal harus menggunakan 2 cara lebih mudah dikenali oleh kenalan atau
yang digunakan memberikan hasil yang positif teman dekat atau keluarga korban. Di
(tidak meragukan). samping ciri-ciri di atas, juga dapat
Prinsip dari proses identifikasi adalah dilakukan pencocokan antara tengkorak
mudah yaitu dengan membandingkan data- korban dengan foto korban semasa
data tersangka korban dengan data dari korban hidupnya. Metode yang digunakan dikenal
yang tak dikenal, semakin banyak kecocokan sebagai Superimposed Technique yaitu
semakin tinggi nilainya. Data gigi, sidik jari, untuk membandingkan antara tengkorak
3,6,8
atau DNA secara tersendiri sudah dapat korban dengan foto semasa hidupnya.
digunakan sebagai faktor determinan primer, c. Identifikasi dengan Teknik Superimposisi
2,6
sedangkan data medis, property dan ciri fisik
harus dikombinasikan setidaknya dua jenis Superimposisi adalah suatu sistem
untuk dianggap sebagai ciri identitas yang pemeriksaan untuk menentukan identitas
pasti.
3,4
seseorang dengan membandingkan korban
Gigi merupakan suatu cara identifikasi semasa hidupnya dengan tengkorak yang
yang dapat dipercaya, khususnya bila rekam ditemukan. Kesulitan dalam menggunakan
dan foto gigi pada waktu masih hidup yang tehnik ini adalah:
pernah dibuat masih tersimpan dengan baik. 1) Korban tidak pernah membuat foto
Pemeriksaan gigi ini menjadi amat penting semasa hidupnya.
apabila mayat sudah dalam keadaan 2) Foto korban harus baik posisinya
membusuk atau rusak, seperti halnya maupun kwalitasnya.
kebakaran. 3) Tengkorak yang ditemukan sudah
Adapun dalam melaksanakan identifikasi hancur dan tidak berbentuk lagi.
manusia melalui gigi, kita dapatkan 2 4) Membutuhkan kamar gelap yang perlu
kemungkinan: biaya tersendiri.
1) Memperoleh informasi melalui data gigi Khusus pada korban bencana massal, telah
dan mulut untuk membatasi atau ditentukan metode identifikasi yang
menyempitkan identifikasi. dipakai yaitu:
Informasi ini dapat diperoleh antara lain a. Primer/utama
mengenai: 1) gigi geligi
a. umur 2) sidik jari
b. jenis kelamin 3) DNA
c. ras b. Sekunder/pendukung
d. golongan darah 1) visual
e. bentuk wajah 2) properti
f. DNA 3) medik
3. Slamet P, Peter S, Yosephine L, Agus M. 7. Mason JK. Forensic Medicine for Lawyers.
Pedoman Penatalaksanaan Identifikasi Great Britain: Oxford University Press;
Korban Mati pada Bencana Massal. 1983. h.39–42
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
8. Franklin CA. Modi’s Text Book of
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Medical Jurisprudenc and Toxicology.
Indonesia; 2004. h.1–23
Bombay: N.M. Tripathi Private Limited;
4. International Criminal Police Organization. 1988. h.29-68
Disaster Victim Identification Guide, GB
9. Bernard K. Forensic Pathology. New
Version: 1998
York: Oxford University Press Inc; 1996.
5. Amri A. Ilmu Kedokteran Forensik. h.96–105
Medan: Percetakan Ramadan; 2007.
10. Panduan Umum Pelatihan Penaggulangan
h.178-203
Bencana Terpadu di Provinsi Sumatera
6. Dikshit PC. Forensic Medicine and Utara: Pemprovsu/Poldasu; 2008
Toxicology. New Delhi: Peepee
Publishers and Distributors Ltd.; 2007.
h.47–88