MAKALAH Kasus Pajak (Conto
MAKALAH Kasus Pajak (Conto
OLEH KELOMPOK 3 :
1. HAZELELPONI DAUD
2. HUMAIRA
3. SULKIYANA
4. RISWAN
5. JULIUS P
6. WAHIDIN HUSODO
ADMINISTRASI KEUANGAN 67
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat-Nya yang telah dilimpahkan
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul“Kasus Kecurangan
Pajak” Yang merupakan salah satu tugas kelompok yang diberikan Dosen mata
kuliah “Akuntansi Perpajakan” di semester IV.
Dalam menyelesaikan makalah ini. Kelompok kami banyak mendapat bantuan dan masukan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu,dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Bapak Pajaruddin Ibrahim, SE., M.Acc AK Selaku Dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas mengenai “Kasus Kecurangan Pajak” sehingga pengetahuan kami makin
bertambah dan hal ini sangat bermanfaat bagi kami di kemudian hari.
2. Pihak-pihak yag tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah turut membantu sehingga
makalah ini dapat dislesaikan dengan baik dan tepat pada waktuya.
Kami menyadari bahwa penyusunan makah ini sangat jauh dari kesampurnaan, namun demikian
telah memberikan manfaat bagi kami . Akhir kata berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati.
Kelompok III
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pajak merupakan sumber penerimaan Negara disamping penerimaan dari sumber migas dan non
migas. Dengan posisi yang sedemikian penting itu pajak merupakan penerimaan strategis yang
harus dikelola dengan baik oleh negara. Dalam struktur keuangan Negara tugas dan fungsi
penerimaan pajak dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pajak dibawah Departemen Keuangan
Republik Indonesia.Dari tahun ke tahun telah banyak dilakukan berbagai kebijakan untuk
meningkatkan penerimaan pajak sebagai sumber penerimaan Negara. Kebijakan tersebut dapat
dilakukan melalui penyempurnaan undang-undang, penerbitan peraturan perundang-undangan
baru dibidang perpajakan, guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak maupun menggali sumber
hukum pajak lainnya Berbagai upaya yang dilakukan belum menunjukkan perubahan yang
signifikan bagi penerimaan Negara. Bahkan kondisi ini makin diperparah pada tahun 1997
dengan terjadinya krisis ekonomi bahkan krisis multi dimensi yang sampai sekarang ini belum
terselesaikan di Indonesia.
Pada umumnya dinegara berkembang, penerimaan pajaknya yang terbesar berasal dari pajak
tidak langsung, Hal ini disebabkan Negara berkembang golongan berpenghasilan tinggi lebih
rendah persentasenya.namun dalam hal ini masih saja banyak terjadi pengusaha yang
menghindarkan diri dari pajak atau dalam arti lainnya melakukan penyelewengan pajak dimana
penghindaran diri dari pajak ini bisa saja di sebut dengan pelanggaran undang undang dan
resikonya dapat merugikan negara selain itu juga masih banyak terjadi kasus penggelapan pajak
yang masih bisa lolos dari jerat hukum dan mengambang kasusnya dikarenakan aparat penegak
hukum kita tidak tegas dan sungguh-sungguh dalam menegakkan keadilan malah berusaha
menyiasati hukum dengan segala cara tidak lain tidak bukan tujuannya adalah untuk melindungi
tersangka mafia pajak. Dalam hal ini saya akan membahas mengenai salah kasus penggelapan
pajak yang dilakukan oleh Gayus Tambunan, DhanaWidyatmika, Bahasyim Assife, PT Asian
Agri Group, Herry Setiadji, Indarto Catur Nugroho dan Slamet Riyana,Penunggakan
Pembayaran Pajak di Kota Bandung, Dugaan Suap Pejabat Ditjen Pajak, Tommy Hendratno,
Pargono Riyadi, Wilmar Group, Tindak Pidana Perpajakan Yang Diduga Dilakukan Dua Wakil
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),Fadli Zon Dan Fahri Hamzah.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kasus Kecurangan Pajak yang dilakukan oleh Gayus Tambunan?
2. Bagaimna Kasus Kecurangan Pajak yang dilakukan oleh Dhana Widyatmika?
3. Bagaimana Kasus Kecurangan Pajak yang dilakukan oleh Bahasyim Assife ?
4. Bagaimana Kasus Kecurangan Pajak yang dilakukan oleh PT Asian Agri Group ?
5. Bagaimana Kasus Kecurangan Pajak yang dilakukan oleh Herry Setiadji, Indarto Catur Nugroho
dan Slamet Riyana ?
6. Bagaimana Kasus Kecurangan Pajak Penunggakan Pembayaran Pajak di Kota Bandung ?
7. Bagaimana Kasus Kecurangan Pajak Dugaan Suap Pejabat Ditjen Pajak?
8. Bagaimana Kasus Kecurangan Pajak yang dilakukan oleh Tommy Hendratno?
9. Bagaimana Kasus Kecurangan Pajak yang dilakukan oleh Pargono Riyadi ?
10. Bagaimana Kasus Kecurangan Pajak yang dilakukan oleh Wilmar Group ?
11. Bagaimana Kasus Kecurangan Pajak Tindak Pidana Perpajakan yang Diduga Dilakukan Dua
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon Dan Fahri Hamzah ?
3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Kasus Kecurangan Pajak yang dilakukan oleh Gayus Tambunan
2. Untuk Mengetahui Kasus Kecurangan Pajak yang dilakukan oleh Dhana Widyatmika
3. Untuk Mengetahui Kasus Kecurangan Pajak yang dilakukan oleh Bahasyim Assife
4. Untuk Mengetahui Kasus Kecurangan Pajak yang dilakukan oleh PT Asian Agri Group
5. Untuk Mengetahui Kasus Kecurangan Pajak yang dilakukan oleh Herry Setiadji, Indarto Catur
Nugroho dan Slamet Riyana
6. Untuk Mengetahui Kasus Kecurangan Pajak Penunggakan Pembayaran Pajak di Kota Bandung ?
7. Untuk Mengetahui Kasus Kecurangan Pajak Dugaan Suap Pejabat Ditjen Pajak
8. Untuk Mengetahui Kasus Kecurangan Pajak yang dilakukan oleh Tommy Hendratno
9. Untuk Mengetahui Kasus Kecurangan Pajak yang dilakukan oleh Pargono Riyadi
10. Untuk Mengetahui Kasus Kecurangan Pajak yang dilakukan oleh Wilmar Group
11. Untuk Mengetahui Kasus Kecurangan Pajak Tindak Pidana Perpajakan Yang Diduga Dilakukan
Dua Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon Dan Fahri Hamzah
BAB II
PEMBAHASAN
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang dengan tiada
mendapat balas jasa secara langsung. Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara di
Indonesia adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan salah satu direktorat jenderal
yang ada di bawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Dalam hal perpajakan,
ada beberapa kasus yang pernah terjadi di Indonesia. Diantaranya adalah :
Bukti – bukti
Polri telah melakukan penggeledahan terhadap rumah terdakwa mafia hukum, Gayus
Tambunan terkait pemalsuan paspor atas nama Sony Laksono. Hasil pemeriksaan
rumah Gayus di daerah Kelapa Gading, penyidik telah menemukan berbagai barang
bukti perjalanan ke beberapa negara.
"Penyidik telah menemukan berbagai barang bukti yang diperlukan sekaligus dalam
konteks pembuktian," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri,
Kombes Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 14 Januari 2011.
Boy pun menyebutkan barang bukti yang sudah disita Polri tersebut, antara
lain boarding pass dari China Air yang digunakan Gayus ketika pulang dari Makau,
boarding pass Air Asia atas nama istri Gayus, Milana Anggraeni.
Meski berstatus tahanan, Gayus diduga mengajak Milana pergi ke sejumlah negara.
Mereka diduga pergi ke Makau (Hong Kong), Singapura, dan Kuala Lumpur (Malaysia).
Selain Milana, untuk melengkapi keterangan yang dibutuhkan, penyidik juga berharap
bisa memperoleh keterangan dari Devina, penulis surat pembaca Harian Kompas yang
menguak kepergian Gayus ke luar negeri.
Dengan menggunakan paspor atas nama Sony Laksono, Gayus pelesir ke berbagai
tempat. Dari manifes, terdapat seseorang yang berinisial Sony bepergian ke luar negeri
dengan pesawat Mandala pada 24 September dengan tujuan Makau. Pada 30
September, dengan menggunakan pesawat Air Asia tujuan Singapura, Sony Laksono
duduk di bangku 11F.
11. Kasus Tindak Pidana Perpajakan Yang Diduga Dilakukan Dua Wakil Ketua Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon Dan Fahri Hamzah.
Mantan Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada Direktorat Jenderal Pajak Kementerian
Keuangan Handang Soekarno buka suara soal dugaan tindak pidana perpajakan yang
diduga dilakukan dua Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon dan
Fahri Hamzah. Dugaan pidana pajak yang melibatkan Fadli Zon dan Fahri Hamzah
terungkap dalam persidangan terhadap Handang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu
(10/5/2017).
Menurut Handang, dugaan tersebut berawal dari informasi intelijen. "Sumbernya adalah
data dari analisis hasil kerja Direktorat Intelijen, saya sebagai Kasubdit Bukper
menerima masukan dari laporan intelijen," kata Handang saat dikonfirmasi. Dalam
persidangan, jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukan barang bukti
berupa nota dinas yang dimiliki terdakwa Handang Soekarno. Nota dinas tersebut
kemudian dibenarkan oleh Direktur Penegakan Hukum Ditjen Pajak, Dadang Suwarna,
yang menjadi saksi untuk Handang. Nota dinas yang ditunjukan jaksa mencantumkan
sejumlah nama wajib pajak, baik berupa perorangan maupun korporasi. Dua di
antaranya adalah wajib pajak atas nama Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Dalam nota
dinas dijelaskan bahwa Fadli Zon diduga tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) Tahunan PPh orang pribadi atas nama Fadli Zon, untuk tahun pajak
2013 ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama. Dalam catatan lain, Fadli Zon ditulis
tidak menyampaikan SPT dari tahun 2011 sampai 2015. Selain, itu terdapat catatan
atas nama wajib pajak Fahri Hamzah. Dalam nota dinas, Fahri diduga menyampaikan
SPT Tahunan PPh orang pribadi yang isinya tidak benar atau tidak lengkap, untuk
tahun pajak 2013 - 2014 ke KPP Pratama Jakarta Pesanggrahan. "Daftar harta 2014
berbeda dengan LHKPN dengan jumlah selisih Rp 4,46 miliar,"
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Seharusnya kasus sebelumnya seperti kasus Gayus, sudah menjadi pelajaran bagi Indonesia
bahwa lemahnya perhatian yang dilakukan pihak yang berwenang terhadap kasus pajak
sebelumnya. Kasus pajak ini bisa mencoret nama baik pegawai pajak lain yang tidak melakukan
penggelapan pajak seperti yang dilakukan Gayus Tambunan, Dhana Widyatmika, Bahasyim
Assife, Herry Setiadji, Indarto Nugroho dan Slamet Riyana, Pejabat Ditjen Pajak, Tommy
Hendratno, Pargono Riyadi. Tidak semua pegawai pajak melakukan hal yang sama seperti yang
dilakukan para penggelap pajak yang disebut kan di atas.
Diharapkan kasus penggelapan lain, diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan cepat tanpa
menunggu lama.
2. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan mengenai kasus kecurangan pajak yaitu
sebagai berikut :
1. Pemerintah harus tegas dalam menangani kasus kecurangan pajak yang terjadi di
Indonesia
2. Penghindaran Pajak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai. Dalam hal ini, seharusnya Kantor Pelayanan Pajak lebih meningkatkan
kembali pengawasannya kepada para wajib pajak agar tidak melakukan hal-hal yang dianggap
merugikan negara dengan tidak mengikuti peraturan undang-undang perpajakan yang ada.
3. Penggelapan Pajak dan Penghindaran Pajak merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya
penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Hal ini harus menjadi perhatian lebih bagi Kantor
Pelayanan Pajak dikarenakan Pajak Pertambahan Nilai merupakan penerimaan negara yang
cukup besar. Maka dari itu, seharusnya Kantor Pelayanan Pajak lebih meningkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20161122162351-12-174492/rentetan-kasus-korupsi-
yang-menjerat-pegawai-pajak/
http://tulusramdhani.blogspot.co.id/2016/09/contoh-kasus-pajak-dan-penyelesaiannya.html
http://muhammadbayu05.blogspot.co.id/2016/04/penggelapan-pajak.html
http://nasional.kompas.com/read/2017/05/10/18232701/dugaan.pidana.pajak.fahri.hamzah.dan.fa
dli.zon.berawal.dari.intelijen.pajak
https://id.wikipedia.org/wiki/Gayus_Tambunan
http://news.detik.com/berita/2218088/kasus-pargono-riyadi-kasus-pemerasan-pertama-yang-
diusut-kpk