Nama: LFA
Dikembangkan oleh USAID tapi secara original berasal dari pola
perencanaan militer US, sifatnya hirarkis dan top down
Banyak digunakan pada periode 1970-1980
Bentuknya matriks 4x4
Horizontal: indikator, MOV, asumsi
Vertikal: goal, purpose, output, input
1989 USAID merancang software untuk LFA
LFA generasi 2
Nama: ZOPP
Dikembangkan oleh GTZ
Titik tolak: LFA tidak mengakomodasi pihak luar dan tidak memperhatikan
aktivitas
Tools: analisis stakeholder, analisis masalah, analisis tujuan
Banyak digunakan pada periode 1980-1990
Pengguna: NORAD, DANIDA, EU, dll. (umumnya dari Eropa)
Horizontal: indikator, MOV, asumsi
Vertikal: impact, goal, purpose, output, activities
LFA generasi 3
Nama: PCM
Untuk bidang bisnis mengarah pada MBO
Mengapa PCM? Karena selama ini orang hanya terfokus pada LFA dan
matriksnya saja tanpa memperhatikan keseluruhan proses dalam siklus
proyek
Mengapa genre 3? Karena menekankan pada pemanfaatan program
komputer
Dipopulerkan oleh oleh JICA
Sartorius (1996) mempopulerkan penerapannya dalam bidang riset dan
mulai menyinggung penggunaan tool partisipatif
Siklus: Programming Identifikasi (tools2 ZOPP) Appraisal (project
MOU, TOR, kontrak) Financing (budgetting) Implementing (aktivitas,
controlling, monitoring) Evaluasi Programming
LFA generasi 4
Menekankan perlunya partisipasi di tingkat masyarakat pemanfaat proyek
Mendorong penggunaan metode partisipatif seperti PRA
Menekankan pentingnya skill memfasilitasi
1
Kelebihan LFA
Mendorong orang untuk mengungkapkan harapannya dan pencapaiannya
(Ton Farla, 2006)
Detail pada internal logic dari planning, yaitu relevansi antara aktivitas,
output, dan outcome (Farla)
Mendorong untuk mengkaji asumsi eksternal dan faktor2 risiko lainnya
yang berpengaruh pada proyek (Farla)
Mendorong pengembangan indikator yang efektif guna mengefektifkan
monitoring dan evaluasi (Farla)
Sistematis dan relevan (KAR Program)
Membedakan tingkatan tujuan yang hendak dicapai (idem)
Mengkaji hubungan antara efektivitas dan efisiensi dalam sebuah proyek
(idem)
Identifikasi faktor-faktor utama dan yang berhubungan (idem)
Membentuk dasar bagi monitoring dan evaluasi (idem)
Mendorong heterogenitas pendekatan untuk pengembangan proyek
(idem)
Rekomendasi
Perlu paham PCM tidak hanya LFA (Dearden, 2001)
Perlu integrasi dengan tools2 partisipatif (PRA) (idem)
2
Perlu ketrampilan memfasilitasi (idem)
Perlu pemahaman kontekstual atas area yang dihadapi
Usulan kerangka LFA+ZOPP dalam PCM (idem):
1. The Programme and /or Project Cycle.
2. Participatory Approaches in Programme/Project Management (Use
of participatory tools)
3. Skills of participation (Listening, facilitation & working in teams,
Brainstorming & creative thinking)
4. Stakeholders and Stakeholder Analysis.
5. Participatory Problem Analysis and Visioning.
6. Advantages and Disadvantages of the Logical Framework.
Approach – Their use alongside other tools, PRA, PLA, SLA.
7. Logical Framework Analysis and Design.
8. Risk Analysis and Management.
9. The Logical Framework as a communication tool.
10. Participatory Monitoring, Review and Evaluation.
11. Review of tools and processes involved in PPCM
Jadi, kalau LFA, ZOPP, PCM hingga genre ke-4 masih banyak kelemahan?
Something is better than nothing