Anda di halaman 1dari 8

Volume 4, Nomor 2, November 2018

p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
 
PENGARUH MEDIA KOKAMI (KOTAK DAN KARTU MISTERIUS) TERHADAP
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 19 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2017/2018

1*
Kristina Mudali Marga, 2M. Isnaini, 3Linda Sekar Utami
1*
Mahasiswa Sarjana Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Mataram
2&3
Dosen Progran Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Mataram

Corresponding author :
Email: lindasekarutami@gmail.com

Diterima 5 November 2018, Disetujui 8 November 2018 

ABSTRAK
Tujuan penelitan ini adalah mengetahui pengaruh media Kokami (Kotak dan Kartu Misterius) terhadap
keterampilan berpikir kritis dan meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP Negeri 19 Mataram Kelas
VIII tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimen, dengan desain
one-group pretest-posttest design. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 19 Mataram. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling dan kelas VIIID ditentukan
sebagai sampel. Instrumen yang digunakan berupa tes soal dan angket yang telah diuji kelayakannya.
Dalam pengukuran motivasi digunakan teknik analisis data berupa kualitatif, diperoleh peningkatan untuk
perhatian, relevansi, percaya diri dan kepuasan dengan menggunakan N-Gain masing – masing sebesar
0,83, 0,68, 0,86 dan 0,82 dengan kategori tinggi kecuali relevansi kategori sedang . Data yang terkumpul
sebelumnya di uji normalitasnya. Pada uji normalitas pre test diperoleh x
2
 1,096 dengan
hitung

x tabel  11,07 sedangkan data post test di peroleh x hitung


2 2
 10,14 dengan x tabel  11,07 (
2

x 2 hitung  x 2 tabel ) maka data dinyatakan terdistribusi normal pada taraf signifikan 5%. Pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai t hitung  14,6 dan t tabel  2,03 ( thitung > ttabel ) menunjukan
bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima menyatakan ada perbedaan
keterampilan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa sebelum dan setelah diajarkan menggunakan
media kokami (kotak dan kartu misterius). Berdasarkan beberapa analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran menggunakan kokami (kotak dan kartu misterius) dapat
meningkatkan motivasi dan keterampilan berpikir kritis IPA fisika siswa SMP Negeri 19 Mataram Tahun
Pelajaran 2017/2018.

Kata Kunci: Media Kokami (Kotak dan Kartu Msterius), Keterampilan Berpikir Kritis, Motivasi Belajar
Siswa

PENDAHULUAN mampu berdaya guna disegala bidang.


Kemajuan suatu bangsa ditentukan Pada dasarnya mata pelajaran IPA
oleh pendidikannya dan majunya pendidikan fisika merupakan mata pelajaran yang
ditentukan oleh manusianya. Pendidikan diharapkan dapat menjadi sarana untuk
merupakan salah satu sektor penting menyalurkan bakat siwa dan mengembangkan
pembangunan di setiap Negara. Melalui kemampuan berpikir dengan menggunakan
pendidikan seseorang dapat mempelajari berbagai konsep dan prinsip IPA, untuk
bagaimana cara meningkatkan dan menjelaskan berbagai peristiwa alam yang
mengembang potensi berupa intelektual, terjadi di lingkungan sekitarnya. Siswa
mental, sosial, emosiaonal dan kemandirian mempunyai kesan yang kuat bahwa pelajaran
dalam kehidupan, sehingga menimbulkan IPA fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk
manusia yang baik juga. Disamping itu dipahami dan kurang menarik. Sebagian besar
perkembangan zaman menuntut adanya siswa merasa kesulitan ketika akan mengikuti
keahlian dan pengetahuan yang luas agar pelajaran IPA fisika. Hal tersebut merupakan

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 18


Volume 4, Nomor 2, November 2018
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
 
akibat kurangnya pemahaman tentang sekitar, kokami (Kotak dan Kartu Misterius) yaitu sebuah
kemanfaatan dan keindahan IPA. kotak, amplop dan kartu pesan.
Masalah yang teridentifikasi dalam
pembelajaran IPA fisika di SMP Negeri 19 METODE PENELITIAN
Mataram (1) kurangnya motivasi dan minat Rancangan Penelitian
belajar siswa, (2) kegiatan pembelajaran masih Jenis penelitian yang dilakukan dalam
kurang maksimal karena siswa cenderung penelitian ini adalah Pre-Eksperimen dengan
menerima semua yang diberikan guru (3) siswa desain One-Group Pretest-Posttest Design yaitu
kurang terlatih dalam mengembangkan ide – belum merupakan eksperimen sungguh-
idenya dalam memecahkan suatu masalah, (4) sungguh, karena masih terdapat variabel luar
siswa cenderung bosan dan malas belajar (5) yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya
kurangnya kemauan siswa mengumpulkan variabel dependen. Hal ini terjadi karena tidak
informasi, bertanya dan menjawab pertanyaan. adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih
Hasil evaluasi belajar siswa pada secara random.
umumnya seringkali menunjukan bahwa nilai
rata-rata kelas untuk materi pelajaran IPA fisika Lokasi dan Waktu Penelitian
merupakan nilai yang terendah dibanding Tempat penelitian ini dilaksakan di SMP
dengan mata pelajaran lain. Nilai KKM untuk Negeri 19 Mataram Tahun Ajaran 2017/2018
pelajaran IPA Terpadu di SMP Negeri 19
Mataram adalah 70. Tanpa disadari, para guru Penentuan Subjek Penelitian
turut memberi kontribusi terhadap faktor yang Populasi dalam penelitian ini adalah semua
menyebabkan kesan tersebut. Ini berarti siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 19
kurangnya motivasi belajar dan keterampilan Mataram Tahun pelajaran 2017/2018 berjumlah
berpikir kritis IPA fisika. Dari hasil observasi empat kelas (kelas A, B, C dan D). Sedangkan
awal yang di lakukan dapat ditunjukan pada sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIIID.
tabel 1:
Tabel 1. daftar nilai rata-rata IPA fisika Teknik Pengumpulan Data
siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Mataram tahun Untuk memperoleh data dalam
ajaran 2017/2018 semester I penelitian eksperimen ini menggunakan angket
dan soal esay yang dilakukan melalui tahap-
tahap sebagai berikut:

Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam penelitian ini
antara lain:
1. Observasi dan wawancara non sistematis
2. Menentukan sampel penelitian (purposive
Oleh karena itu pemilihan metode dan sampling)
media yang tepat dalam pembelajaran IPA fisika 3. Menentukan materi yang diajarkan
sangat diperlukan dalam membantu 4. Membuat instrumen penelitian
pemahaman siswa terhadap materi yang 5. Mengitung validitas, realibilitas, indeks
diajarkan. Pendekatan pembelajaran yang kesukaran dan daya pembeda instrumen
diharapkan mampu meningkatkan motivasi angket dan soal pre-test dan post-test.
belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa
yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil Menentukan Kemampuan Awal Sampel
belajar siswa adalah pembelajaran melalui Dalam tahap ini ada beberapa langkah
media kokami (kotak dan kartu misterius). yang dilakukan antara lain :
Kokami (Kotak dan Kartu Misterius) 1. Melakukan uji kemampuan awal pre-test
adalah salah satu jenis media yang kelompok eksperimen
dikombinasikan dengan permainan bahasa. 2. Menentukan rata-rata hasil kedua
Gabungan antara media dan permainan ini kelompok
mampu secara signifikan memberikan motivasi 3. Menguji normalitas hasil kemampuan
dan menarik minat siswa untuk ikut aktif terlibat awal kedua kelompok
dalam proses pembelajaran. Persiapan-
persiapan yang harus dilakukan yaitu media

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 19


Volume 4, Nomor 2, November 2018
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
 
Instrumen Penelitian Hasil perhitungan dikonsultasikan
Instrumen dalam penelitian ini adalah dengan harga reliabilitas pada tabel dengan
tes . menurut Arikunto, (2013:193), tes adalah taraf signifikan 5%. Jika rhitung > rtabel maka item
serentakan pertanyaan atau latihan serta alat soal tersebut dikatakan reliabel(Arikunto,
lain yang digunakan untuk mengukur 2015:122)
keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh Uji Taraf Kesukaran
individu atau kelompok. Instrumen yang Taraf kesukaran diartikan sebagai
digunakan telah diuji validitas dan proporsi siswa peserta didik yang menjawab
reliabilitasnya dengan menggunakan rumus dengan benar. Pernyataandiatas dinyatakan
sebagai berikut dalam persamaan sebagai berikut:
B
Uji Coba Instrumenpenelitian p=
Uji Validitas Js
Uji validitas soal dan agket dalam
penelitian ini menggunakan rumus pearson Keterangan :
product moment adalah. TK = Tingkat kesukaran soal
∑ B= Jumlah siswa yang menjawab soal
NXY(X)(Y) dengan benar
rxy  ∑ p = Jumlah seluruh siswa peserta tes
{NX2 (X)2}{NY2 (Y)2}
Menurut ketentuan yang sering diikuti,
Keterangan :
indeks kesukaran sering diklafiksi sebagai
rxy = Koefisien korelasi antara x dan y
berikut TK 0,000,32 (Sukar), 0,33 – 0,66
N = Jumlah siswa
(Sedang), 0,67 – 1,00 (Mudah).
ΣX = Skor tiap butir soal
(Purwanto,2016:101)
ΣY = Jumlah skor total
Uji Daya Beda
ΣX2 = Jumlah kuadrat skor tiap butir soal
Uji daya beda dimaksudkan untuk
ΣY2 = Jumlah kuadrat skor total
menyisihkan soal tes yang mempunyai daya
(ΣX)2 =Kuadrat jumlah skor semua butir soal
beda rendah. Rumus yang digunakan adalah
(ΣY)2 =Kuadrat jumlah skor total
(Arikunto, 2015: 228 )
Hasil perhitungan dikonsultasikan X atas  X bawah
dengan harga Product Moment pada tabel D
S max
dengan taraf signifikan 5%. Jika rxy > rtabel maka
item soal tersebut dikatakan valid (Arikunto,
2015: 87). Keterangan :
X atas: Rata-Rata Kelompok Atas
Uji Reliabilitas
X bawah:Rata-RataKelompok Bawah
Adapun rumus yang digunakan untuk
Smax : Skor Maksimal
mencari reliabilitas instrumen yang skornya
bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal
Harga yang diperoleh kemudian
bentuk esay yaitu Alpha Cronbach:
dikonsultasikan dengan harga D pada kriteria
r11 =  n   1    i 
 2
 daya pembeda soal yaitu DP ≤0,19 Jelek, 0,19<

 n  1 
2 
t  DP ≤ 0,29 Cukup, 0,29<DP≤0,39 Baik, DP >
Keterangan: 0,39 Baik sekali (Arikunto, 2015: 232)

r11 = Reliabilitas yang dicari Teknik Analisis Data


k =Proporsi subjek yang menjawab item Uji Normalitas
dengan benar Uji normalitas dilakukan pretest dan
posttest untuk mengetahui data berdistribusi
 i2 = jumblah varians skor tiap-tiap item normal atau tidak menggunakan uji chi-kuadrat
 t2 = varians total yaitu:

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 20


Volume 4, Nomor 2, November 2018
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
 
k
( fO  fh )2 S post  S pre
x2   gain 
i 1 fh S max  S pre
Keterangan: Keterangan:
X2 = chi kudrat g(gain)= gain
Fo= frekuensi yang diobservasi Spre = skor awal
fh = frekuensi yang diharapkan Spost = skor akhir

Kriteria : Jika χ2hitung ≤ χ2tabel dengan dk = Data hasil perhitungan motivasi belajar
k-3 dan α = 5% maka data berdistribusi normal. siswa sebelum dan sesudah, siswa kemudian
akan diiterpretasikan dengan menggunakan
Uji Hipotesis (Uji-t) gain standar antara lain nilai Gain ≥ 0,7 Tinggi,
Sebelum menguji hipotesis kompratif 0,7 ≥ g ≥ 0,3 Sedang, ≤ 0,3 Rendah (Hake,
dua variabel yang berkorelasi maka terlebih 1998 : 65)
dahulu melakukan analisis tentang hubungan .
antara kedua sampel dengan menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
korelasi produk moment yaitu : Hasil Penelitian
 xy Penelitian ini telah dilaksanakan
rxy  tanggal 07 Mei sampai 04 Juni 2018 di SMP
 x  y 
2 2
Negeri 19 Mataram, uji coba instrumen tes
dilakukan pada kelas VIIIA yang berjumlah 30
Untuk menghitung (Uji-t) menggunakan
siswa, setelah dilakukan uji coba instrumen
rumus berpasangan/related adalah sebagai
selanjutnya diberikan kepada kelas
berikut :
eksperimen yaitu kelas VIIID yang berjumlah
1  X 2 30 siswa.
t Hasil Uji Coba Instrumen
s12 s 22  s  s 
  2r  1  2  Tabel 2. Rangkuman Uji Instrumen
n1 n2  n  n 
 1  2 
Keterangan:
t = nilai t yang dihitung
 1 = nilai rata-rata posttest
 2 = nilai rata-rata pretest
n1 = jumlah anggota posttest
n2 = jumlah anggota posttest
2 Analisis Data Hasil Penelitian
s 1 = varians kelas posttest Berdasarkan tes hasil keterampilan
2 berpikir kritis Pre-Test untuk instrumen berupa
s 2 = varians kelas pretest
soal-soal materi getaran dan gelombang
r = korelasi antara data dua kelompok. dilakukan pada sampel yaitu kelas VIIID.
Dengan ketentuan jika thitung > ttabel Tabel 3. Data Pre-Test Siswa
maka hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak dan
thitung<ttabel maka hipotesis nol (Ho) dan ( Ha)
ditolak (Sugiyono, 2017:274).

Uji N-gain
Gain adalah selisih antara nilai pretest
dan posttes. Gain menunjukan peningkatan
motivasi belajar siswa setelah pembelajaran
dilakukan. Tes akhir (post-test) juga diberikan
kepada sampel dengan mengunakan

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 21


Volume 4, Nomor 2, November 2018
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
 
instrumen soal-soal materi getaran dan x 2 tabel 11, 07 ada taraf signifikan 5%.
gelombang yang sudah dipelajari oleh siswa. 2
Tabel 4. Data Post-Test Siswa Berdasarkan kriteria pengujian jika x hitung ≤
2
Kela Jumla Nilai Nilai Rata x tabel maka data terdistribusi normal. Dengan
s h Tertingg Terenda -rata demikian hasil posttest terdistribusi normal.
Siswa i h Nilai
VIIID 30 95 65 75,5 Uji Hipotesis (Uji t)
0 Uji hipotesis dilakukan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan
Tes hasil motivasi belajar dalam keterampilan berpikir kritis IPA fisika siswa
pengumpulan data penelitiannya sebelum menggunakan media kokami (kotak
menggunakan instrumen berupa angket untuk dan kartu misterius) setelah menggunakan
mengetahui peningkatan motivasi belajar media kokami (kotak dan kartu misterius).
siswa. Hasil motivasi belajar siswa untuk Untuk membuktikan signifikan perbedaan
setelah menggunakan media pembelajaran media pembelajaran sebelum dan setelah
kokami (Kotak dan Kartu Misterius) menggunakan media media kokami (kotak dan
menunjukan terjadinya peningkatan motivasi kartu misterius) tersebut perlu diuji secara
belajar seperti pada tabel dibawah ini. statistik dengan t-test berkorelasi (related).
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data
Tabel 5. nilai N-Gain motivasi belajar siswa sebagai berikut:
Tebel 7. Hasil Uji Hipotesis Menggunakan Data
Pre Test dan Post Test

Analisis Data Keterampilan Berpikir Kritis


Uji Normalitas Berdasarkan hasil perhitungan
Berdasarkanhasil pretest dan post test diperoleh nilai thitung = 14,6.
dilakukan uji normalitas untuk mengetahui Dari hipotesis tersebut maka dapat digunakan
distribusi hasil yang diperoleh. Berikut ini kaidah pengujian dua pihak bahwa (thitung ≥ ttabel
disajikan uji normalitas yang dilakukan pada ) diperoleh ttabel = 2, 03yang berarti Ha diterima
masing-masing data. dan Ho ditolak .
100 94,47
Tabel 6. Uji Normalitas Data
80 75,5
68,72

60 47,17 rata‐rata

40 simpang baku
Pada hasil pre test, berdasarkan hasil varian
perhitungan diperoleh x 2 hitung = 1,096 dan 20 8,29 9,72
x 2 tabel 11, 07 ada taraf signifikan 5%. 0
Berdasarkan kriteria pengujian jika pre test post test
x 2 hitung ≤ x 2 tabel maka data terdistribusi
Gambar 1. Grafik Hasil Uji Hipotesis Data Pre
normal. Dengan demikian hasil pre test Test Dan Post Test
terdistribusi normal.
Pada data post test, berdasarkan hasil Dari gambar 1 diatas dapat dilihat
2 bahwa pre test berdasarkan hasil perhitungan
perhitungan diperoleh x hitung = 10,14 dan

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 22


Volume 4, Nomor 2, November 2018
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
 
uji hipotesis di peroleh nilai dengan rata-rata misterius. Penggunaan media pembelajaran
47,17, simpangan baku 8,29 dan varians kokami (Kotak dan Kartu Misterius) dalam
68,72. Sedangkan post testdengan perolehan pembelajaran IPA fisika juga dapat
rata-rata 75,50, simpangan baku 9,72 dan membentuk keterampilan berpikir kritis siswa
varians 94,47. karena bersifat menantang dan dituntut
Sedangkan dari hasil perhitungan berpikir kritis dalam menjawab pertanyaan
menggunakan rumus nilai N-gain pada kelas dalam waktu terbatas sesuai dengan yang
eksperimen untuk soal nmor 1 keterampilan ditentukan juga siswa dapat meningkatkan
berpikir kritis (elementary clarification) tanggung jawab, kepercayaan diri, interaksi
diperoleh nilai pre test sebesar 355 dan post dan kerja sama dengan teman
test 605, sehingga menggunakan rumus N- sekelompok,teman kelas dan guru.
gain 0,094, untuk soal nomor 2 (bassic Penerapan media pembelajaran
support) diperoleh nilai pre test sebesar 375 kokami (Kotak dan Kartu Misterius)
dan post test 380, sehingga menggunakan mempunyai dampak posistif dalam kegiatan
rumus N- gain 0, 001, soal nomor 3 (strategies pembelajaran, karena dapat menyebabkan
and tactics) diperoleh nilai pre test sebesar proses penerimaan siswa terhadap
410 dan post test 575, sehingga menggunakan pembelajaran akan lebih menyenangkan. Hal
rumus N- gain 0,063, soal nomor 4 (advanced yang terpenting adalah perhatian siswa lebih
clarification) diperoleh nilai pre test sebesar berfokus pada pelajaran yang sedang
120 dan post test260, sehingga menggunakan berlangsung, sehingga membentuk
rumus N- gain 0, 048, dan soal nomor 5 pemahaman dan pengertian yang baik serta
(advanced clarification) diperoleh nilai pre test sempurna sesuai dengan tujuan penggunaan
sebesar 155 dan post test 450, sehingga media kokami (Kotak dan Kartu Misterius)
menggunakan rumus N- gain 0, 103 sesara yang diharapkan.
keseluruhan dalam peningkatan keterampilan Peningkatan motivasi belajar siswa
berpikir kritis peserta didik berada pada berupa perhatian menunjukan bahwa
kriteria sedang, dapat diartikan Ha diterima motivasinya rata-rata 97%. Hal ini disebabkan
dan Ho ditolak sehingga dapat dikatakan media pembelajaran yang digunakan guru
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara sebelumnya masih minim dan monoton pada
keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan buku sehingga siswa merasa jenuh dan bosan.
setelah penggunaan media pembelajaran Akan tetapi setelah belajar dengan
kokami (kotak dan kartu misterius). menggunakan media pembelajaran kokami
(Kotak dan Kartu Misterius) siswa jadi
Tabel 8. Tabel N-Gain memperhatikan penjelasan guru, mengerjakan
soal yang diberikan, berdiskusi kelompok
mengerjakan pertanyaan yang ada pada kartu
pesan kokamidibuktikan dengan peningkatan
rata-rata skor perolehan siswa adalah 182%
dengan nilai N-Gain sebesar 0,83 yang dalam
kategori tinggi.
Motivasi belajar siswa berupa
keterkaitan sebelum menggunakan media
pembelajaran kokami (Kotak dan Kartu
Misterius) menunjukan bahwa skor rata-rata
perolehan siwa sebesar 304%. Sementara
setelah menggunakan media pembelajaran
Pembahasan
Kokami (Kotak dan Kartu Misterius) kokami (Kotak dan Kartu Misterius) mengalami
peningkatan dimana skor rata-rata yang
dalam pembelajaran IPA fisika merupakan
diproleh siswa sebesar 572% dengan nilai N-
salah satu media yang digunakan oleh guru
untuk menarik perhatian siswa terhadap Gain 0,68 dalam kategori sedang.
Motivasi belajar siswa berupa
pelajaran IPA fisika sehingga siswa termotivasi
keyakinan sebelum menggunakan media
untuk mengikuti pembelajaran dan mencari
tahu jawaban dari setiap pertanyaan atau pembelajaran kokami (Kotak dan Kartu
Misterius) menunjukan bahwa skor rata-rata
pernyataan pada kartu pesan yang berada
sebesar 40% sementara setelah
didalam amplop yang pula berada dalam kotak

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 23


Volume 4, Nomor 2, November 2018
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
 
menggunakan media pembelajaran kokami menggunakan media pembelajaran kokami
(Kotak dan Kartu Misterius) mengalami (kotak dan kartu misterius ) dapat
peningkatan dimana skor rata-rata yang meningkatkan motivasi, dan keterampilan
diproleh siswa sebesar 92% dengan nilai N- berpikir kritis IPA fisika siaswa di
Gain 0,86 dalam kategori tinggi. Hal ini SMPNegeri19Mataram tahun pelajaran
ditunjukan bahwa siswa mampu menjawab 2017/2018.
pertanyaan dari guru dan menyelesaikan
pertanyaan dalam kokami, mampu SIMPULAN DAN SARAN
menyampaikan pendapat pribadi dan dapat Simpulan
bekerja sama dalam berdiskusi dengan teman Berdasarkan hasil penelitian dan
sekelompoknya. pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
Motivasi belajar siswa berupa 1. Media pembelajaran kokami (kotak dan
kepuasan sebelum menggunakan media kartu misterius pada materi getaran dan
pembelajaran kokami (Kotak dan Kartu gelombang dapat meningkatan motivasi
Misterius) menunjukan bahwa skor rata-rata belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 19
siswa sebesar 133%. Sementara setelah Mataram Tahun Pelajaran 2017/2018
menggunakan media pembelajaran kokami dibuktikan dengan nilai perolehan rata-
(Kotak dan Kartu Misterius) mengalami rata siswa sebelum menggunakan
peningkatan dimana skor rata-rata yang di kokami (Kotak dan Kartu Misterius)
proleh siswa 271% dengan nilai N-Gain sebesar 28,54 dan setelah
sebesar 0,82 dalam kategori tinggi. menggunakan media kokami (Kotak dan
Pembelajaran menggunakan media kokami Kartu Misterius) sebesar 56,08.
(Kotak dan Kartu Misterius) dapat meningkat 2. Terdapat perbedaan yang signifikan
motivasi siswa dalam pembelajaran IPA. keterampilan berpikir kritis sebelum dan
Dalam penelitian ini untuk menguji setelah menggunakan media
apakah ada perbedaan keterampilan berpikir pembelajaran kokami (kotak dan kartu
kritis siswa sebelum dan setelah misterius) pada materi getaran dan
menggunakan media pembelajaran kokami gelombang pada siswa kelas VIII SMP
(Kotak dan Kartu Misterius ). Dimana nilai rata- Negeri 19 Mataram Tahun Pelajaran
rata untuk pretest sebesar 47,17 sedangkan 2017/2018, dibuktikan dengan
nilai rata-rata untuk posttestsebesar 75,50. perolehan nilai rata-rata sebelum
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan menggunakan media kokami (Kotak dan
yang signifikan sebelum dan setelah Kartu Misterius) sebesar 47,17 dan
menggunakan media pembelajaran kokami setelah menggunakan media kokami
(kotak dan kartu misterius) maka di gunakan (Kotak dan Kartu Misterius) memperoleh
uji hiptesis (t-test) sehingga di peroleh nilai t- rata-rata sebesar 75,65
test sebesar 14,6 dengan tarif signifikan 5% Saran
maka t tabel sebesar 2.03 dengan Bagi pihak pengajar, hendaknya
menggunakan uji 2 pihak ternyata t-test lebih mempertimbangkan pengaruh media kokami
besar daripada ttabel sehingga hipotesis (kotak dan kartu misterius) guna meningkatkan
alternatif yang di ajukan dapat diterima berarti motivasi belajar siswa dan keterampilan
ada perbedaan keterampilan berpikir kritis berpikir kritis IPA fisika. Bagi peneliti lain yang
sebelum dan setalah menggunakan media ingin meneliti dengan menerapkan media
pembelajaran kokami (kotak dan kertu kokami (kotak dan kartu misterius) diharapkan
misterius). dapat mempersiapkan semua instrumen dan
Dibuktikan dengan dihitung perlengkapan pembelajaran dengan matang
menggunakan rumus N-Gain dengan skor pre disetiap proses belajaran mengajar.
test = 1415 dan skor post test = 2270 ,
memperoleh niali N- Gain 0,53 sehingga DAFTAR PUSTAKA
peningkatan keterampilan berpikir kritis Arikunto Suharsimi . 2015. Dasar-Dasar
tergolong dikategorikan sedang . Evaluasi Pendidikan. Jakarta: penerbit
Berdasarkan beberapa analisis data PT Bumi Aksara
yang telah di lakukan sesuai dengan rumusan Aqip zainal. 2016. Model-model, media, dan
masalah yang telah di anjurkan oleh peneliti strategi pembelajaran kontekstual
maka dapat di katakan bahwa penelitian

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 24


Volume 4, Nomor 2, November 2018
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
 
(inovatif). Bandung: penerbit Yrama Riduwan. 2014. Metode dan Teknik Menyusun
Widya Proposal Penelitian. Bandung: penerbit
Arsyad, Azhar. 2017. Media Alfabeta
Pembelajaran.Cetakan ke-20. Jakarta: Rusiana, Yuli. (2014) Penggunaan Media
PT Rajagrafindo Persada Kokami Pada Materi Pembelajaran IPA
Astutik Puji. 2015. Peningkatan kualitas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
pembelajaran IPA melalui model Siswa Kelas VA SDN Darungan 01
problem based instruction berbantuan Kecamatan Tanggul Kabupaten
media kokami pada siswa kelas IV Jember. Pancaran, guru IPA 3(4), 183-
SDN Beberang Kendal 192
Azwar saifuddin. 2015. Tes prestasi. Rusman. 2017.Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: penerbit Pustaka Pelajar Jakarta: penerbit Kencana.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Sadirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Mengajar. Jakarta : penerbit
Emzir. 2014.Metode Penelitian Pendidikan Rajagrafindo Peresade.
Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: PT Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif
Raja Grafindo Persada Kualitatif dan R & D. Bandung:
Giancoli. 2001. Fisika. Jakarta : PT Gelora penerbit Alfabeta
Aksara Praktama. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif
Hake, R.R. (1998). Interactive-engagement Kualitatif dan R & D. Bandung:
versustraditional methods: A six- penerbit Alfabeta
thousand-student survey of mechanics Uno B. Hamzah. 2016. Teori Motivasi &
test data for introductory physics Pengukuran. Jakarta: penerbit Bumi
courses. American Journal of Physics Aksara
66, 64 (1998). 10.1119/1.18809 Wiyono, dkk. 2017. Pengembangan media
Hamalik, Oemar. 2001.Proses Belajar pembelajaran kotak dan kartu
Mengajari. Jakarta: PT. Bumi Aksara misterius (kokami) pada kompetensi
Komsiyah indah. 2012. Belajar dan dasar menejelaskan cara membuat
pembelajaran. Yogyakarta: penerbit surat niaga siswa kelas X APK 1 di
Teres SMKN 1 B angkalan.
Kowiyah. 2012. Kemampuan berpikir kritis.
Jurnal pendidikan dasar vol.3, No. 5 .
Kustandi, Cecep dan Sutjipto Bambang.
2016.Media Pembelajaran.Edesi ke-2.
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia
Kuswana Wowo Sunaryo. 2013. Taksonomi
berpikir. Bandung : PT Remaja
Rossakarya
Maslikan. (2017). Penggunaan Media
Pembelajaran Kotak Dan
KartuMisterius (Kokami)
UntukMeningkatkanAktivitas Dan
Ketuntasan Belajar Peserta Didik Pada
Pokok Bahasan Bola Volly Di Kelas XII
Mipa 1 SMANegeri 2 Pekanbaru.
Pendidikan ekonomiakuntansi FKIP
UAR. 5(2). 2598- 3253
Paisah, Neneng. (2013). Penerapan Media
Kotak dan Kartu Misterius (Kokami)
untuk Peningkatan Keterampilan
Berpikir Kritis pada Siswa Kelas VII
SMP Negeri 25 Purworejo. RADIASI-
Pendidikan Fisika, 3(1), 28-32
Purwanto. 2016.Evaluasi hasil belajar.
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika 25

Anda mungkin juga menyukai