Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 4

SISTEM JARINGAN VENTILASI

UDARA DALAM TAMBANG

DI SUSUN OLEH:

SYUKRON MAHA RESTU

DOSEN:

SUHARDIMAN GUMANTI,ST.,MT

SEKOLAH TINGGI ILMU TEKNIK PRABUMULIH

2019
BAB I

PENDAHULUAN

Ventilasi tambang merupakan suatu usaha pengendalian terhadap


pergerakan udara atau aliran udara tambang termasuk didalamnya adalah jumlah,
mutu dan arah alirannya. Adapun tujuan utama dari sistem ventilasi tambang adalah
menyediakan udara segar dengan kuantitas dan kualitas yang cukup baik, kemudian
mengalirkan serta membagi udara segar tersebut ke dalam tambang supaya tercipta
kondisi kerja yang aman dan nyaman baik bagi para pekerja tambang maupun
proses penambangan (Balai Diklat TBT,2006). Pada ventilasi tambang memiliki
tujuan yaitu menyediakan udara segar dengan kuantitas dan kualitas yang cukup
baik dan mengalirkan serta membagi udara segar tersebut kedalam tambang
sehingga tercipta kondisi kerja yang aman dan nyaman bagi para pekerja tambang
maupun proses penambangannya. Dalam hal ini jenis kegiatan manusia dapat
dibeda- bedakan dalam keadaan istirahat, dalam melakukan kegiatan kerja yang
moderat, misalnya kerja kantor, dalam melakukan kegiatan kerja keras, misalnya
olah raga atau kerja di tambang. Atas dasar jenis kegiatan kerja yang dilakukan ini
akan diperlukan juga udara segar yang berlainan jumlahnya.

Dalam suatu pernapasan terjadi kegiatan menghirup udara segar dan


menghembuskan udara hasil pernafasan. Laju pernafasan per menit didefinisikan
sebagai banyaknya udara dihirup dan dihembuskan per satuan waktu satu menit.
Laju pernapasan ini akan berlainan bagi setiap kegiatan manusia yang berbeda,
makin keras kerja yang dilakukan makin besar angka laju pernafasannya. Perlu juga
dalam hal ini didefinisikan arti angka bagi atau nisbah pernafasan (respiratori
quotient) yang didefiniskan sebagai nisbah antara jumlah karbondioksida yang
dihembuskan terhadap jumlah oksigen yang dihirup pada suatu proses
pernapasan. Pada manusia yang bekerja keras, angka bagi pernapasan ini
(respiratori quotient) sama dengan satu, yang berarti bahwa jumlah CO2 yang
dihembuskan sama dengan jumlah O2 yang dihirup pada pernapasannya.
BAB II

PEMBAHASAN

1. JARINGAN VENTILASI TAMBANG

Jaringan ventilasi Tambang Ventilasi Tambang bawah tanah merupakan gabungan


dari beberapa jalur udara yang saling berhubungan antara satu sama lain. Jalur-jalur
udara tersebut digambarkan dengan titik-titik (node) yang saling berhubungan untuk
membentuk suatu jaringan, oleh karena itu suatu jalur udara dapat terbagi lagi
menjadi beberapa jalur udara. Dalam membuat sistem jaringan ventilasi tambang di
butuhkan beberapa elemen-elemen pendukung diantaranya adalah struktur jaringan
(geometri, jalur udara, posisi regulator, fan ), data pengukuran dilapangan dan
perhitungan (dalam hal ini debit udara, resistansi, temperatur dll), Fan (karakterstik
dan tekanan dari fan ). Dalam pembuatan simulasi jaringan ventilasi tambang harus
berpedoman pada hukum Kirchoff 1 yang berbunyi jumlah debit udara yang
memasuki suatu percabangan atau node sama dengan jumlah debit udara yang
meninggalkan percabangan atau node, dengan kata lain jumlah aljabar semua arus
yang memasuki sebuah percabangan atau node sama dengan nol dan hukum
Kirchoff yaitu jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup sama dengan nol, atau
penjumlahan tegangan pada masing-masing komponen penyusunnya yang
membentuk satu lintasan tertutup akan bernilai sama dengan nol Hukum Kirchoff 1
dan II Hukum Kirchhoff adalah dua persamaan yang berhubungan dengan arus
dan beda potensial (umumnya dikenal dengan tegangan) dalam rangkaian listrik.
Hukum ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli fisikaJerman yang bernama

Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887) pada tahun 1845.


HUKUM KIRCHHOFF 1

Hukum Kirchhoff 1 dikenal sebagai hukum percabangan (junction rule), karena


hukum ini memenuhi kekekalan muatan. Hukum ini diperlukan untuk rangkaian yang
multisimpal yang mengandung titik-titik percabangan ketika arus mulai terbagi. Pada
keadaan tunak, tidak ada akumulasi muatan listrik pada setiap titik dalam rangkaian.
Dengan demikian, jumlah muatan yang masuk di dalam setiap titik akan
meninggalkan titik tersebut dengan jumlah yang sama.

Hukum Kirchhoff 1 menyatakan bahwa:

“Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan dalam suatu rangkaian
listrik sama dengan jumlah arus yang keluar melalui titik percabangan tersebut”

Ilustrasi hukum Kirchhoff tentang titik percabangan. Arus I_1yang mengalir melalui
titik percabangan a akan sama dengan jumlah I_2+I_3 yang keluar dari tiik
percabangan

Secara umum rumus hukum Kirchhoff 1 dapat dituliskan sebagai berikut:


Gambar 1.2 menunjukkan suatu titik percabangan dari 5 buah kawat yang dialiri
arus dan .

Dalam rentang waktu , muatan mengalir melalui titik percabangan dari


arah kiri. Dalam rentang waktu juga, muatan dan
bergerak ke arah kanan meninggalkan titik percabangan. Karena muatan tersebut
bukan berasal dari titik percabangan dan tidak juga menumpuk pada titik tersebut
dalam keadaan tunak, maka muatan akan terkonservasi di titik percabangan
tersebut, yaitu:

Hukum Kirchhoff 2
Bunyi hukum Kirchhoff 2 adalah sebagai berikut:

“Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah beda potensialnya harus sama dengan nol”

Hukum Kirchhoff 2 juga sering disebut sebagai hukum simpal (loop rule), karena
pada kenyataannya beda potensial diantara dua titik percabangan dalam satu
rangkaian pada keadaan tunak adalah konstan. Hukum ini merupakan bukti dari
adanya hukum konservasi energi. Jika kita memiliki suatu muatan Q pada
sembarang titik dengan potensial V, dengan demikian energi yang dimiliki oleh
muatan tersebut adalah QV. Selanjutnya, jika muatan mulai bergerak melintasi
simpal tersebut, maka muatan yang kita miliki akan mendapatkan tambahan energi
atau kehilangan sebagian energinya saat melalu resistor baterai atau elemen
lainnya. Namun saat kebali ke titik awalnya, energinya akan kembali menjadi QV.
Sebagai contoh penggunaan hukum ini (Gambar 1.3), dua baterai yang berisi
hambatan dalam dan serta ada 3 hambatan luar. Kita akan bisa menenutukan
arus dalam rangkaian tersebut sebagai fungsi GGL dan hambatan.
Rangkaian berisi 2 buah baterai dan 3 resistor eksternal. Tanda plus minus pada
resistor digunakan untuk mengingatkan kita sisi mana pada setiap resistor yang
berada pada potensial lebih tinggi untuk arah arus yang diasumsikan.

Secara umum rumus hukum Kirchhoff 2 dapat dinyatakan sebagai berikut:

Contoh Soal Hukum Kirchhoff

Contoh Soal :

Perhatikan gambar rangkaian tertutup dibawah ini!


Apabila dan , maka kuat arus yang mangalir pada
rangkaian adalah …

Jawaban:

Kita terlebih dahulu tentukan arah arus dan arah loop, dalam hal ini kita akan
menentukan arah loop searah dengan arah jarum jam.

Dengan menerapkan hukum Kirchhoff 2, kita akan dapatkan nilai arus listrik sebagai
berikut:

maka
TEORI PERHITUNGAN VENTILASI

1. JARINGAN SERI

Suatu jaringan yang mempunyai jaringan yang saling berkait antara satu ujung
dengan lainnya sehingga kualitas udara yang mengalir adalah sama

Pada suatu jaringan seri, kuantitas udara yang mengalir melalui setiap jalur
udara adalah sama.
Dinyatakan sebagai
berikut : Q = Q1
= Q2 = Q3 =......
Berdasarkan hukum kirchoff II arah berlawanan jarum akan memberikan hasil :
HL = HL1 + HL2 + HL3 – Hm = 0
Tekanan fan Hm adalah setara dengan head loss total dari titik A – B. Apabila
tidak ada fan, maka persamaan jadi :
HL = HL1 + HL2 + HL3 ...
2.JARINGAN PARALLEL

Jaringan dianggap pararel bila total udara yang mengalir terbagi dalam masing-
masing jalur udara.
Dalam ventilasi tambang pencabangan ini disebut splitting dan cabang-
cabangnya disebut sebagai split.
Ada 2 macam splitting :

• Natural splitting

• Controlled Splitting

Natural splitting → bila pencabangan terjadi alami tanpa adanya pengaturan.


Controlled splitting terjadi bila kuantitas udara dengan jumlah tertentu harus
mengallir pada suatu jalur udara dengan alat pengatur.

Hukum Kirchoff I dalam jaringan paralel dapat di tulis

Q=Q +Q +Q + ...
1 2 3
Sehingga dalam jaringan paralel kuantitas total merupakan penjumlahan
kuantitas yang mengalir melalui
Hukum Kirchoff II

H = H = H = H = ...
L L1 L2 L3
Berarti Head Loss untuk paralel adalah sama.

Sumber ;

https://www.academia.edu/31148989/SISTEM_VENTILASI_TAMBANG_BAWAH_TANAH?aut
o=download

https://docplayer.info/39878680-Bab-ii-dasar-teori-2-1-jaringan-ventilasi-tambang.html

Anda mungkin juga menyukai