PENDAHULUAN
C. Streptokokus
Streptokokus adalah bakteri sferis gram positif yang khasnya
berpasangan atau membentuk rantai selama pertumbuhannya. Kelompok
streptokokus merupakan flora normal manusia; kelompok lainnya
6
berhubungan dengan penyakit-penyakit penting yang sebagian disebabkan
oleh infeksi streptokokus dan sebagian lagi karena proses sensitisasi
terhadap bakteri ini. Streptokokus menghasilkan berbagai enzim dan
substansi ekstraselular (Brooks et al., 2007).
2. Biakan
Spesimen yang dicurigai mengandung streptokokus dibiakkan pada
lempeng agar darah. Jika diduga ada organisme anaerob, medium
anaerob yang sesuai juga harus di inokulasikan. Inkubasi dalam 10% CO2
7
sering mempercepat hemolisis. Penggoresan inokulum ke dalam agar
darah juga memberikan efek serupa, karena oksigen tidak dapat dengan
mudah berdifusi menembus medium untuk mencapai tempat organisme
tertanam di dalamnya, dan oksigen yang menginaktivasi streptolisin O
(Brooks et al., 2007).
4. Pemeriksaan Serologi
Peningkatan titer antibodi terhadap berbagai antigen streptokokus
grup A dapat dihitung: Antibodi tersebut antara lain adalah
antistreptolisin O (ASO), khususnya pada penyakit pernapasan; anti-
Dnase dan antihialuronidase khususnya pada infeksi kulit;
antistreptokinase; antibodi spesifik tipe anti-M; dan lain-lain. Di antara
semua ini, yang paling sering digunakan adalah titer anti-ASO (Brooks
et al., 2007).
8
Tabel 1. Karakteristik streptokokus yang penting di bidang medis (Brooks et al., 2007).
9
BAB II
PYR TEST
A. Pra Analitik
1. Alat dan Bahan
a. Broth method
2. Quality Control
a. Broth method
1) Penampilan:
Homogeneous free flowing powder berwarna putih kekuningan
2) Warna dan kejelasan media yang disiapkan:
Solution bening berwarna kuning terang
3) Reaction:
3.7% w/v aqueous solution pada suhu 25°C. pH : 7.8±0.2
4) pH: 7.60 – 8.00
5) Penyimpanan: Simpan pada media yang kering pada suhu 2 - 8
° C dalam wadah tertutup rapat.
10
6) Kontrol
Kontrol positif: Streptococcus pyogenes ATCC 19615,
Enterococcus faecalis ATCC 29212.
Kontrol negatif: Escherichia coli ATCC 25922, Streptococcus
agalactiae ATCC 12386 (Anonim2, 2015).
B. Analitik
1. Prinsip
a) Broth method
Tes PYR menentukan aktivitas enzim L-pyrrolidonyl
arylamidase (PYR) yang diproduksi oleh Streptococcus pyogenes
tetapi tidak oleh streptokokus b-haemolytic lainnya. B-
napthylamide bebas kemudian dideteksi dengan penambahan
kompleks pewarna diazo, N, N- dimethylaminocinnamaldehyde.
Perubahan warna menjadi merah merupakan indikasi terjadinya
hidrolisis PYR . Tes PYR adalah tes yang sangat sensitif, yang
11
menggantikan tes bacitracin dan toleransi garam (pertumbuhan
6,5% NaCl) (Anonim2, 2015).
2. Prosedur Kerja
a) Broth method
1) Suntikkan PYR broth dengan 3-5 koloni dari kultur murni 18-
24 jam.
2) Inkubasi tabung secara aerobik pada suhu 35-37 ° C selama 4
jam.
3) Tambahkan 2-3 tetes reagen PYR dan amati untuk perubahan
warna.
4) Amati perkembangan warna merah dalam 1-2 menit (Aryal S.
2016).
12
4) Setelah inkubasi, tambahkan 1 tetes N, N-
dimethylaminocinnamaldehyde.
5) Amati perkembangan warna (Aryal S. 2016).
C. Paska Analitik
Hasil dikatakan positif jika terjadi perubahan warna menjadi warna
merah muda terang atau merah ceri dalam 1-2 menit, contoh: Grup A
Streptococci (Streptococcus pyogenes), Grup D Enterococci (Enterococcus
faecalis dan Enterococcus faecium), spesies Staphylococcus koagulase
negatif seperti S. hemolyticus, S. lugdunensis, S. schleiferi., Enterobacter,
Citrobacter, Serrra, Serra Aerococcus, Gamella, Lactococcus, kebanyakan
Corynebacterium (Arcanobacterium) hemolyticum. (Aryal S. 2016).
Hasil tes dikatakan negatif jika tidak ada perubahan warna atau
merah muda pucat (lemah), contoh: Streptokokus Kelompok B
(Streptococcus agalactiae), Streptococcus mitis, S. bovis, S. equinus, S.
milleri. (Aryal S. 2016).
Gambar 4. Broth Method PYR Test Negatif dan Positif (Aryal S. 2016).
13
D. Interferensi dan keterbatasan
1. PYR digunakan untuk memisahkan dugaan streptokokus grup A dan
enterokokus grup D dari streptokokus lain. Pengujian tambahan,
menggunakan kultur murni, direkomendasikan untuk identifikasi
lengkap.
2. Tes negative palsu dapat terjadi jika disk atau kertas saring terlalu
lembab, media selektif atau tabung biokimia digunakan untuk
menyediakan inokulasi.
3. Tes positif palsu dapat terjadi pada beberapa isolat lactococci dan
aerococci yang lebih jarang ditemui.
4. Reaksi warna non-spesifik dapat terjadi jika hasilnya dibaca setelah 20
detik (Aryal S. 2016).
14
BAB III
SIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Brooks G. F., Butel J. S., Morse S. A., 2007. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz,
Melnick, & Adelberg. Ed. 23. Jakarta: EGC, pp:233-4
Leboffe M. J., Pierce B. E., 2011. A Photographic Atlas for the Microbiology
Laboratory. 4th ed. Colorado: Morton, p:161
Tille P. M., 2014. Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology. 13th ed. Missouri:
Mosby, p:249
Aryal S. 2016. PYR Test-Principle, Uses, Procedure and Result Interpretation.
https://microbiologyinfo.com/pyr-test-principle-uses-procedure-and-result-
interpretation/ (diunduh 5 Juni 2019)
Anonim1. 2016. Sreptococcus pyogenes.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK343617/ (diunduh 5 Juni 2019)
Anonim2. 2015. PYR Broth. Mumbai: HiMedia Laboratories
Anonim3. 2010. PYR Test Kit. Madrid: Conda
16