Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pyrrolidonyl Aminopeptidase (PYR) Test


Suatu pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi aktivitas
pyrrolidonyl aminopeptidase atau disebut juga pyrrolidonyl arylamidase
dalam Streptococcus pyogenes (streptokokus grup A), Enterococcus spp.,
beberapa stafilokokus koagulase-negatif, dan beberapa bakteri
Enterobacter. PYR test juga dikenal sebagai L-pyrrolidonyl-β-
naphthylamide yang berfungsi sebagai substrat untuk deteksi pyrrolidonyl
peptidase (Anonim1, 2016).
Facklam, Thacker, Fox dan Eriquez melaporkan bahwa 98%
streptokokus grup A dan 96% enterococci grup D menghidrolisis PYR.
Meskipun spesies Aerococcus jarang diisolasi di laboratorium klinis,
organisme ini juga diharapkan untuk menghidrolisis PYR. Facklam et al
lebih lanjut melaporkan bahwa 98% streptokokus grup B, 100%
streptokokus non-grup A, B dan D, 100% streptokokus grup D, dan 82%
streptokokus viridans menghasilkan hasil tes PYR negatif (Aryal S, 2016).

B. Kegunaan pemeriksaan PYR


1. Identifikasi dugaan streptokokus grup A (Streptococcus pyogenes).
2. Diferensiasi cepat enterococci (streptokokus grup D ß-hemolitik).
3. Membedakan beberapa stafilokokus (hemolyticus positif dari S.
auricularis negatif).
4. Identifikasi E. coli (Aryal S. 2016).

C. Streptokokus
Streptokokus adalah bakteri sferis gram positif yang khasnya
berpasangan atau membentuk rantai selama pertumbuhannya. Kelompok
streptokokus merupakan flora normal manusia; kelompok lainnya

6
berhubungan dengan penyakit-penyakit penting yang sebagian disebabkan
oleh infeksi streptokokus dan sebagian lagi karena proses sensitisasi
terhadap bakteri ini. Streptokokus menghasilkan berbagai enzim dan
substansi ekstraselular (Brooks et al., 2007).

Gambar 1. Gambaran dari Streptococcus pyogenes (Leboffe, Pierce., 2011).

D. Uji Laboratorium Diagnostik


1. Sediaan Apus
Sediaan apus dari pus lebih sering memperlihatkan kokus tunggal
atau berpasangan daripada rantai yang jelas. Kokus kadang-kadang
bersifat gram negatif karena organisme tidak lagi aktif (non viable) dan
kehilangan kemampuannya untuk menahan pewarnaan biru (kristal
violet) sehingga tidak menjadi gram-positif. Jika Sediaan apus
memperlihatkan streptokokus tetapi tidak tumbuh pada biakan, harus
dicurigai organisme anaerob. (Brooks et al., 2007).

2. Biakan
Spesimen yang dicurigai mengandung streptokokus dibiakkan pada
lempeng agar darah. Jika diduga ada organisme anaerob, medium
anaerob yang sesuai juga harus di inokulasikan. Inkubasi dalam 10% CO2

7
sering mempercepat hemolisis. Penggoresan inokulum ke dalam agar
darah juga memberikan efek serupa, karena oksigen tidak dapat dengan
mudah berdifusi menembus medium untuk mencapai tempat organisme
tertanam di dalamnya, dan oksigen yang menginaktivasi streptolisin O
(Brooks et al., 2007).

3. Uji Deteksi Antigen


Beberapa alat komersial tersedia untuk menguji antigen
streptokokus grup A dari usapan tenggorok secara cepat. Peralatan ini
menggunakan metode enzimatik atau kimiawi untuk mengekstraksi
antigen dari usapan, lalu menggunakan EIA atau tes aglutinasi untuk
menunjukkan adanya antigen. Tes ini dapat selesai dalam beberapa menit
atau jam setelah spesimen diambil. Sensitivitas tes ini adalah 60-90% dan
spesifisitasnya 98-99% bila dibandingkan dengan metode biakan. Tes ini
lebih cepat daripada biakan (Brooks et al., 2007).

4. Pemeriksaan Serologi
Peningkatan titer antibodi terhadap berbagai antigen streptokokus
grup A dapat dihitung: Antibodi tersebut antara lain adalah
antistreptolisin O (ASO), khususnya pada penyakit pernapasan; anti-
Dnase dan antihialuronidase khususnya pada infeksi kulit;
antistreptokinase; antibodi spesifik tipe anti-M; dan lain-lain. Di antara
semua ini, yang paling sering digunakan adalah titer anti-ASO (Brooks
et al., 2007).

8
Tabel 1. Karakteristik streptokokus yang penting di bidang medis (Brooks et al., 2007).

9
BAB II
PYR TEST

A. Pra Analitik
1. Alat dan Bahan
a. Broth method

Gambar 2. Komposisi PYR Broth (Anonim2, 2015)

b. Disc method (Rapid)


Kit berisi strip uji jenuh dengan asam L-pyroglutamic beta-
naphthylamide dan larutan reagen PYR kromogenik dengan p-
dimethylaminocinnamaldehyde (Anonim3, 2010).

2. Quality Control
a. Broth method
1) Penampilan:
Homogeneous free flowing powder berwarna putih kekuningan
2) Warna dan kejelasan media yang disiapkan:
Solution bening berwarna kuning terang
3) Reaction:
3.7% w/v aqueous solution pada suhu 25°C. pH : 7.8±0.2
4) pH: 7.60 – 8.00
5) Penyimpanan: Simpan pada media yang kering pada suhu 2 - 8
° C dalam wadah tertutup rapat.

10
6) Kontrol
Kontrol positif: Streptococcus pyogenes ATCC 19615,
Enterococcus faecalis ATCC 29212.
Kontrol negatif: Escherichia coli ATCC 25922, Streptococcus
agalactiae ATCC 12386 (Anonim2, 2015).

b. Disc Method (Rapid)


1) Delakukan pengujian setiap lot baru dengan mikroorganisme
kontrol positif atau negatif yang telah diketahui.
2) Bagian reaksi strip tes akan terlihat putih. Strip warna merah
muda / fuchsia tidak boleh digunakan.
3) PYR Test Kit harus disimpan di suhu antara 2 - 8 0C
4) Larutan kromogenik (Reagen PYR) harus berwarna bening dan
kuning tanpa endapan. Organisme secara rutin dalam tes kontrol
kualitas yang digunakan yaitu:

Tabel 2. Mikroorganisme Quality Control Disc Method (Anonim3, 2010)

B. Analitik
1. Prinsip
a) Broth method
Tes PYR menentukan aktivitas enzim L-pyrrolidonyl
arylamidase (PYR) yang diproduksi oleh Streptococcus pyogenes
tetapi tidak oleh streptokokus b-haemolytic lainnya. B-
napthylamide bebas kemudian dideteksi dengan penambahan
kompleks pewarna diazo, N, N- dimethylaminocinnamaldehyde.
Perubahan warna menjadi merah merupakan indikasi terjadinya
hidrolisis PYR . Tes PYR adalah tes yang sangat sensitif, yang

11
menggantikan tes bacitracin dan toleransi garam (pertumbuhan
6,5% NaCl) (Anonim2, 2015).

b) Disc method (rapid)


PYR test metode cepat digunakan untuk identifikasi dugaan
bakteri berdasarkan enzim pyrolidonyl arylamidase. Asam L-
pyroglutamic beta-naphthylamide diresapkan ke dalam strip yang
berfungsi sebagai substrat untuk pyrolidonyl arylamidase.
Katabolisme substrat menghasilkan betanaphthylamide yang
bereaksi dengan reagen PYR untuk membentuk warna pink /
fuchsia. (Anonim3, 2010).

2. Prosedur Kerja
a) Broth method
1) Suntikkan PYR broth dengan 3-5 koloni dari kultur murni 18-
24 jam.
2) Inkubasi tabung secara aerobik pada suhu 35-37 ° C selama 4
jam.
3) Tambahkan 2-3 tetes reagen PYR dan amati untuk perubahan
warna.
4) Amati perkembangan warna merah dalam 1-2 menit (Aryal S.
2016).

b) Disc method (rapid)


1) Basahi cakram uji PYR pada strip dengan 10 μl air suling steril
atau air deionisasi. Hindari penggunaan air yang berlebihan.
2) Letakkan 5-10 koloni dari galur yang diuji dari kultur 18-24
jam pada permukaan cakram dengan satu lingkaran dan lumuri
secara perlahan di atasnya.
3) Inkubasi cakram selama 1-2 menit pada suhu kamar.

12
4) Setelah inkubasi, tambahkan 1 tetes N, N-
dimethylaminocinnamaldehyde.
5) Amati perkembangan warna (Aryal S. 2016).

C. Paska Analitik
Hasil dikatakan positif jika terjadi perubahan warna menjadi warna
merah muda terang atau merah ceri dalam 1-2 menit, contoh: Grup A
Streptococci (Streptococcus pyogenes), Grup D Enterococci (Enterococcus
faecalis dan Enterococcus faecium), spesies Staphylococcus koagulase
negatif seperti S. hemolyticus, S. lugdunensis, S. schleiferi., Enterobacter,
Citrobacter, Serrra, Serra Aerococcus, Gamella, Lactococcus, kebanyakan
Corynebacterium (Arcanobacterium) hemolyticum. (Aryal S. 2016).
Hasil tes dikatakan negatif jika tidak ada perubahan warna atau
merah muda pucat (lemah), contoh: Streptokokus Kelompok B
(Streptococcus agalactiae), Streptococcus mitis, S. bovis, S. equinus, S.
milleri. (Aryal S. 2016).

Gambar 3. Disc Method (Rapid) PYR Test positif (Aryal S. 2016).

Gambar 4. Broth Method PYR Test Negatif dan Positif (Aryal S. 2016).

13
D. Interferensi dan keterbatasan
1. PYR digunakan untuk memisahkan dugaan streptokokus grup A dan
enterokokus grup D dari streptokokus lain. Pengujian tambahan,
menggunakan kultur murni, direkomendasikan untuk identifikasi
lengkap.
2. Tes negative palsu dapat terjadi jika disk atau kertas saring terlalu
lembab, media selektif atau tabung biokimia digunakan untuk
menyediakan inokulasi.
3. Tes positif palsu dapat terjadi pada beberapa isolat lactococci dan
aerococci yang lebih jarang ditemui.
4. Reaksi warna non-spesifik dapat terjadi jika hasilnya dibaca setelah 20
detik (Aryal S. 2016).

14
BAB III
SIMPULAN

PYR Test merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk


mendeteksi aktivitas pyrrolidonyl aminopeptidase Streptococcus pyogenes
(streptokokus grup A), Enterococcus spp., beberapa stafilokokus
koagulase-negatif, dan beberapa bakteri Enterobacter. Streptokokus adalah
bakteri sferis gram positif yang khasnya berpasangan atau membentuk
rantai selama pertumbuhannya. Uji laboratorium diagnostik untuk
menentukan bakteri streptokokus beraneka ragam, yaitu sediaan apus,
biakan (salah satunya PYR test), uji deteksi antigen, dan pemeriksaan
serologi. Hasil dikatakan positif jika terjadi perubahan warna menjadi warna
merah muda terang atau merah ceri dalam 1-2 menit, dan hasil tes dikatakan
negatif jika tidak ada perubahan warna atau merah muda pucat (lemah).

15
DAFTAR PUSTAKA

Brooks G. F., Butel J. S., Morse S. A., 2007. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz,
Melnick, & Adelberg. Ed. 23. Jakarta: EGC, pp:233-4
Leboffe M. J., Pierce B. E., 2011. A Photographic Atlas for the Microbiology
Laboratory. 4th ed. Colorado: Morton, p:161
Tille P. M., 2014. Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology. 13th ed. Missouri:
Mosby, p:249
Aryal S. 2016. PYR Test-Principle, Uses, Procedure and Result Interpretation.
https://microbiologyinfo.com/pyr-test-principle-uses-procedure-and-result-
interpretation/ (diunduh 5 Juni 2019)
Anonim1. 2016. Sreptococcus pyogenes.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK343617/ (diunduh 5 Juni 2019)
Anonim2. 2015. PYR Broth. Mumbai: HiMedia Laboratories
Anonim3. 2010. PYR Test Kit. Madrid: Conda

16

Anda mungkin juga menyukai