Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS I

“ILA (INTRA LABOR ANESTHESIA)”

Dosen Pembimbing : Atun Raudatul.m S.Kep.,Ns., M.Kep

Disusun oleh : Kelompok 7

1. Abdurrosidi 170103002
2. Eka Yuliana 170103025
3. Putri Lutfiatul Ulum 170103070
4. Rakhel Maharani Putri Y.B 170103071
5. Wiwit Arif Hidayat 170103098

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas I

S1 KEPERAWATAN 3A
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO

2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga

makalah “ILA (Intra Labor Anesthesia)” ini dapat tersusun hingga selesai. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah yang kami tulis ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi
teman-teman mahasiswa keperawatan dan semoga bisa menjadi bahan referensi untuk
pembelajaran kita bersama.

Purwokerto, Oktober 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

2
Kata Pengantar.................................................................................................. 2

Daftar Isi........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah................................................................................. 4

C. Tujuan Penulisan ...................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ILA....................................................................................... 6

B. Obat Anestesia Lokal.............................................................................. 7

C. Efek Samping ILA.................................................................................. 10

D. Keuntungan ILA..................................................................................... 10

D. Kelebihan ILA........................................................................................ 11

E. Komplikasi ILA...................................................................................... 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................. 12

B. Saran....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. LATAR BELAKANG
Salah satu kecemasan para ibu menjelang melahirkan adalah menghadapi rasa sakit
dan nyeri. Terutama bagi calon ibu yang belum pernah melahirkan sebelumnya. Namun
kemajuan ilmu kedokteran saat ini dapat meminimalkan rasa nyeri.
Sakit yang ditimbulkan pada saat persalinan akan mempengaruhi fungsi tubuh
seperti tekanan darah yang meningkat, denyut jantung yang meningkat, gelisah dan cemas,
sehingga hal ini akan mengganggu konsentrasi ibu selama proses persalinan.

Rasa sakit saat proses persalinan dikarenakan oleh :


- Kontraksi rahim yang teratur dengan intensitas yang makin lama makin
meningkat.
- Terjadinya proses perlunakan dan pembukaan jalan lahir
- Adanya stress yang berlebih sehingga meningkatkan ambang nyeri, ini
berhubungan dengan peningkatan hormonal (produksi hormone Prostaglandin).

Dunia teknologi saat ini mempunyai cara untuk persoalan mengurangi rasa
nyeri saat persalinan. Teknologi itu dikenal dengan teknik ILA (Intra Labor Anesthesia).
ILA merupakan suatu teknik analgesi spinal yang dapat mengurangi rasa nyeri. Prinsipnya,
teknik ini menggunakan obat anestesi yang disuntikkan pada bagian ruang intratekal yang
berada di dalam sumsum tulang belakang, tempat lewatnya serabut saraf yang berperan
dalam merasakan sensasi nyeri oleh karena itu rasa sakit dapat diblok.

Persalinan dengan ILA dilakukan dokter kandungan dan dokter anastesi yang
menyuntikkan obat ke dalam cairan saraf tulang belakang si ibu. Cairan inilah yang
menghilangkan rasa sakit.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Memahami pengertian ILA (Intra Labor Anesthesia)
2. Mengetahui obat anestia lokal yang digunakan
3. Mengetahui efek samping metode ILA
4. Mengetahui keuntungan dan kelebihan metode ILA
5. Mengetahui komplikasi dari metode ILA

C. TUJUAN
1. Untuk memahami pengertian ILA (Intra Labor Anesthesia)
2. Untuk mengetahui obat anestia lokal yang digunakan

4
3. Untuk mengetahui efek samping metode ILA
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kelebihan metode ILA
5. Untuk mengetahui komplikasi dari metode ILA

C. MANFAAT
1. Sebagai wawasan dan informasi tentang metode melahirkan dengan ILA (Intra Labor
Anesthesia) bagi pembaca atau mahasiswa agar dapat lebih memahami mengenai
materi yang dipelajari dalam keperawatan maternitas.

BAB II
PEMBAHASAN

5
A. Pengertian ILA
Analgesia spinal atau yang lebih dikenal dengan Intrathecal Labor Analgesia
(ILA) adalah suatu teknik untuk mengurangi rasa nyeri pada saat melahirkan dengan
cara menyuntikkan obat penghilang rasa sakit yang disuntikan ke dalam ruang spinal
(cairan saraf tulang belakang). Penyuntikkan obat dilakukan saat sudah mulai
memasuki tahap awal persalinan. Setelah obat bekerja, nyeri pada tiap kontraksi akan
sangat berkurang. Kadang-kadang terasa sensasi kesemutan pada kedua tungkai dan
terasa agak lemas, tapi sifatnya sementara.ILA ini seharusnya hanya dilakukan oleh
seorang yang ahli dan ditempat yang memiliki fasilitas, alat dan obat-obatan untuk
resusitasi. Termasuk didalamnya adalah oksigen, suction dan alat resusitasi
kardioplulmonar.

ILA dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan terhadap ibu dan janin serta
kemajuan persalinannya. Tindakan ILA ini dilakukan setelah pembukaan serviks 3-5
cm , kecuali bila dilakukan induksi dengan oksitosi tindakan dapat diakukan lebih awal.
ILA tidak diberikan sebelum diagnosa persalinan sudah ditegakkan dan sebelum ibu
bersalin meminta untuk meredakan nyeri persalinannya. Penyuntikkan obat dilakukan
saat persalinan mulai masuk pada tahap pembukaan 3 cm, yang ditandai dengan
timbulnya kontraksi berkali-kali disertai rasa nyeri. Setelah obat bekerja, biasanya si
ibu akan merasa otot-otot tungkainya sedikit kesemutan dan lemas, namun tetap dalam
keadaan sadar. Pada beberapa ibu, kontraksi rahim bisa melambat sementara, tapi
sebagian besar umumnya mengalami perbaikan pola kontraksi. Selebihnya, proses
persalinan pun berjalan seperti persalinan normal lainnya.

Bagaimanapun juga, injeksi berikutnya akan dibutuhkan jika pasien mengalami


persalinan yang lama. Anestesia spinal bisa menjadi pilihan pada detik-detik terakhir
yang sangat berguna pada persalinan dengan forsep, untuk perbaikan trauma laserasi
postpartum pada vagina dan rektum, atau untuk pengeluaran dari retensio plasenta jika
tidak terdapat hipovolemia. Penggunaan injeksi subarakhnoid dengan dosis kecil dari
opioid lipophilik kerja cepat dengan atau tanpa dosis kecil anestesi lokal pada
persalinan telah menjadi suatu cara yang populer. Sufentanil 10 μg atau fentanyl 25 μg
dengan bupivacain 1.25 sampai 2.5 mg bisa digunakan. Anestesi khususnya pada awal
persalinan bisa dicapai dalam 5 menit dan bertahan selama 1.5 sampai 2 jam. Setelah
injeksi opioid subarachnoid, pasien harus diawasi secara ketat terhadap tanda-tanda
depresi nafas walaupun hal itu sangat jarang terjadi.

6
Injeksi subarachnoid untuk anestesi persalinan mempunyai keuntungan yang
reliabel dan onset yang cepat dalam blok saraf. Walaupun demikian injeksi intratekal
yang berulang-ulang mungkin diperlukan untuk persalinan yang lama, sehingga
menyebabkan peningkatan resiko dari nyeri kepala akibat punksi postdural.

Selain itu komplikasi yang paling sering terjadi adalah hipotensi, sehingga
diperlukan pemberian cairan elektrolit isotonik sebelum tindakan. Sebagai tambahan,
blok saraf mungkin tidak nyaman pada beberapa persalinan dan menyebabkan
perpanjangan fase kedua dari persalinan. Anestesi spinal adalah metode yang aman dan
efektif daripada anestesi umum dalam persalinan.

Syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan teknik ILA :


- ILA dilakukan untuk calon ibu yang ingin melahirkan secara normal
(pervaginam), tetapi berkeinginan mengurangi rasa nyeri yang timbul saat
proses persalinan.
- Pada pelaksanaannya, posisi ibu berbaring seperti melahirkan normal tetapi
kepala harus lebih tinggi. Hal ini dilakukan untuk menghindari efek analgesi
yang lebih tinggi dan dapat mengganggu pernafasan.
- Memonitor tensi selama proses persalinan
- Teknik ILA baru dapat dilakukan setelah terjadi pembukaan 4, dengan perkiraan
proses persalinan sudah selesai kurang dari 8 jam.
- Selama proses melahirkan calon ibu tetap harus mengejan.

B. Obat anestesia lokal


Obat anestesia lokal yang disuntikkan ke dalam ruangan subarakhnoid akan
mengalami pengenceran oleh cairan serebrospinal, menyebar baik ke kranial maupun
ke kaudal dan kontak dengan radiks medula spinalis yang belum mempunyai selubung
myelin. Obat anestesia lokal tidak boleh mengandung bahan (material) yang
mempunyai efek iritasi pada radiks dan medula spinalis.

Obat yang dipakai untuk anestesia spinal adalah obat yang khusus. Penggunaan
obat-obatan anestesia lokal yang umum dipakai dalam anestesia spinal harus diikuti
dengan pertimbangan-pertimbangan seperti distribusi dari obat dalam cairan
serebrospinalis (level dari anestesia), ambilan obat oleh elemenelemen saraf pada ruang
subarakhnoid (tipe dari saraf yang terblok), dan eliminasi obat dari ruangan
subarakhnoid (duration of action).

7
Terdapat beberapa macam obat anestesia lokal yang sering dipakai pada anestesia
spinal seperti prokain, lidokain (Xylocaine), tetrakain (Pantocaine), bupivakain
(Marcaine atau Sensorcaine), dan dibukain (Cinchorcaine). Prokain dan lidokain
bersifat shortintermediate acting, sedangkan tetrakain, bupivakain dan dibukain
mempunyai sifat intermediate-long duration.

Beberapa obat anestesia lokal yang dipakai untuk blok spinal antara lain sebagai
berikut:

a. Prokain.
Prokain memiliki onset efek sekitar 3 sampai 5 menit dengan durasi
antara 50-60 menit.Di Amerika Serikat, prokain untuk anestesia spinal terdapat
dalam sediaan ampul sebanyak 2 ml larutan 10%. Jika dilarutkan dengan
cairan serebrospinal dalam jumlah yang sama menghasilkan larutan prokain
5% yang mempunyai berat hampir sama dengan cairan serebrospinal dan jika
dicampur dengan glukosa 10% dalam jumlah yang sama akan menghasilkan
larutan yang lebih berat dari cairan serebrospinal. Larutan prokain 2.5% dalam
air lebih banyak digunakan sebagai diagnostik dibandingkan dengan anestesia
spinal untuk operasi. Dosis yang disarankan berkisar antara 50 sampai 100 mg
untuk operasi daerah perineum dan ekstremitas inferior dan 150 sampai 200
mg untuk operasi abdomen bagian atas.

b. Lidokain.
Lidokain juga mempunyai onset anestesia spinal yang sama dengan
prokain yaitu 3 sampai 5 menit namun dengan durasi yang lebih lama dari
prokain yaitu 60 sampai 90 menit. Lidokain yang dipakai untuk anestesia
spinal adalah larutan 5% dalam glukosa 7.5%.Dosis yang biasa digunakan
adalah 25 sampai 50 mg untuk operasi perineum dan saddle block anesthesia
dan 75 sampai 100 mg untuk operasi abdomen bagian atas.

c. Tetrakain.
Onset anestesia tetrakain adalah 3 sampai 6 menit dengan durasi yang
lebih lama dibandingkan dengan prokain dan lidokain (210 sampai 240
menit).21,23 Tetrakain tersedia dalam bentuk ampul berisi kristal 20 mg dan
dalam ampul sebesar 2 ml larutan 1% dalam air. Larutan 1%, jika dicampur
dengan glukosa 10% dalam jumlah yang sama (tetrakain 0.5% dalam 5%

8
glukosa) digunakan secara luas untuk anestesia spinal dimana mempunyai
berat yang lebih besar daripada cairan serebrospinal. Dosis yang digunakan
berkisar antara 5 mg untuk operasi daerah perineum dan ekstremitas inferior
dan 15 mg untuk operasi abdomen bagian atas.

d. Bupivakain.
Bupivakain menghasilkan onset anestesia spinal dalam waktu 5 sampai 8
menit. Durasi anestesia yang dihasilkan 210 sampai 240 menit. Di Australia
dan kebanyakan negara Eropa, larutan 0.5% hipobarik atau hiperbarik telah
digunakan sebagai anestesia spinal.Dosis yang direkomendasikan berkisar
antara 8 sampai 10 mg untuk operasi perineum dan ekstremitas inferior dan 15
sampai 20 mg untuk operasi abdomen bagian atas.

Persalinan harus dipantau baik dari status umum maupun kemajuan


persalinannya. Yang perlu dievaluasi adalah:
1. Denyut jantung janin
2. His (Kontraksi uterus)
3. Penurunan bagian terendah janin
4. Lingkaran retraksi patoogis atau Bandle
5.Kemajuan persalinan dievaluasi sesuai dengan pembukaan servik dengan
penurunan bagian terendah janin ( kepala ) sesuai partograf atau kurva
Friedman. Penting juga untuk diketahui bahwa karena nyeri persalinan telah
hilang, maka reflek ingin mengejan pada kala II pun akan berkurang
sensasinya, sehingga diperlukan edukasi pada ibu dan diberitahu kapan harus
mengejan. Pimpinan persalinan harus baik melibatkan ibu dan penolong.

C. Efek samping ILA


Efek samping yang timbul dari persalinan ILA bisa dibilang amat ringan dan
tidak mempengaruhi kondisi janin. Meski jarang, beberapa efek samping yang mungkin
terjadi adalah mual, muntah, penurunan tekanan darah, serta gatal-gatal ringan yang
mudah diatasi. Efek ILA pada persalinan diantaranya adalah dapat memperpanjang kala
I dan II persalinan, dan meningkatkan penggunaan oksitosin untuk akselerasi persalinan

9
serta penggunaan instrumentasi pada kelahiran dengan menggunakan tarikan vakum
atau forsep. ILA tidak signifikan meningkatkan angka operasi sesar. Perlu disadari
disini bahwa penggunaan ILA untuk Painless Labor adalah untuk mengatasi nyeri
persalinan, sedangkan perjalanan proses persalinan itu sendiri adalah tetap. Jadi tidak
berarti bahwa dengan ILA akan pasti dapat lahir pervaginam. Tindakan seksio sesarea
dilakukan atas dasar indikasi obstetri.
Efek samping dari persalinan dengan metode ILA yang mungkin terjadi seperti
mual, muntah, penurunan tekanan darah, serta gatal-gatal ringan. Efek obat ini akan
berpengaruh sekitar 20 menit setelah penyuntikan. Efek samping ini akan dapat terus
diperpanjang selama proses persalinan berlangsung karena obat dapat ditambahkan
melalui selang sesuai kebutuhan. Walaupun pada prinsipnya menghilangkan nyeri, para
ibu yang memakai cara ini tetap akan merasakan sakit perut atau perasaan tidak nyaman
yang ringan saat rahim berkontraksi. Namun pasien masih tetap dapat berjalan, duduk
dan tidak mempengaruhi kemampuan mengedan.

D. Keuntungan ILA
Adapun keuntungan dari ILA adalah sebagai berikut:
1. Efektif menghilangkan nyeri persalinan selama kala I dan II persalinan.
2. Memfasilitasi kerjasama pasien selama persalinan dan kelahiran.
3. Anestesi untuk tindakan episiotomi atau Persalinan Pervaginam dengan
Tindakan Operatif (PPTO).
4. Dapat untuk anestesi operasi sesar.
5. Tidak menyebabkan depresi napas baik pada janin maupun ibu yang
disebabkan oleh opioid.
6. Membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat setelah obat dimasukkan.
7. Dosis obat yang digunakan sangat kecil sehingga efek samping yang terjadi
minimal.

E. Kelebihan ILA
Sedangkan ada pun berbagai kelebihan dari metode ILA adalah sebagai berikut:
1. Meskipun telah disuntikkan, sang ibu harus tetap bisa merasakan kontraksi
2. Rasa sakit saat persalinan menjadi hilang, tapi sang ibu tetap dapat mengejan
dan merasakan peregangan ketika bayi akan keluar
3. Ibu dapat mengejan lebih rileks dan dapat melalui persalinan dengan nyaman
4. Tidak menyebabkan depresi napas baik pada janin maupun ibu
5. Menggunakan jarum yang kecil & obat sedikit
6. Biaya tidak semahal operasi
7. Proses melahirkan berjalan secara otonom

10
F. Komplikasi ILA
Komplikasi dari tindakan ILA yang paling sering adalah hipotensi. Untuk itu
diperlukan pemberian cairan elektrolit isotolus sebelum tindakan . Komplikasi yang
lain adalah sakit kepala, retensio urin, meningitis, kejang. Namun ini adalah komplikasi
yang jarang terjadi.Dua komplikasi yang umum terjadi adalah Hipotensi dan sakit
kepala. Crawford (1985) dari Birmingham Maternity Hospital, Inggris melaporkan
mulai dari 1968 sampai 1985 lebih dari 26.000 pasien mendapatkan ILA dan tidak
ditemukan adanya kematian, sehingga dapat disimpukan tindakan ini cukup aman.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
ILA (Intra Labor Anesthesia) adalah tindakan untuk meredakan nyeri persalinan,
dan proses persalinan berjalan seperti biasa. Tindakan hanya dilakukan bila diagnosis
persalinan telah ditegakkan dan pasien telah meminta untuk dilakukan prosedur
meredakan nyeri persalinan. Pemantauan status umum dan kemajuan persalinan harus
dilakukan dengan baik selama tindakan I L A dilakukan. Komunikasi, informasi dan
Edukasi untuk pasien sangat penting terutama dalam kerjasama pimpinan persalinan.

11
Walaupun memiliki beberapa resiko tampaknya Intrathecal Labour Analgesia
untuk Persalinan tanpa rasa sakit memiliki banyak keuntungan dan membawa
kenyamanan tersendiri bagi ibu melahirkan dengan keamanan yang cukup. Komplikasi
dari tindakan ILA yang paling sering adalah hipotensi. Untuk itu diperlukan pemberian
cairan elektrolit isotolus sebelum tindakan . Komplikasi yang lain adalah sakit kepala,
retensio urin ,meningitis ,kejang ,akan tetapi ini adalah komplikasi yang jarang terjadi.
Dua komplikasi yang umum terjadi adalah Hipotensi dan sakit kepala.

B. Saran
Dengan teknik dan obat analgetika yang tepat diberikan pada proses persalinan
akan dapat menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri yang terjadi. Sehingga, para
calon ibu tidak perlu cemas dan khawatir lagi dalam menghadapi persalinan. Para calon
ibu bisa berkonsultasi dengan dokter ahli mengenai teknik analgesia dalam proses
persalinan yang akan dipilih.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mangku G, Senapathi TGA. 2010. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan


Reanimasi. Jakarta: Indeks.
2. Rachmawati. 2007. Nyeri Pada Persalinan dan Penatalaksanaannya secara
Farmakologis. [cited 2012 Oktober 12] Available from: URL:
http://staff.ui.ac.id/internal/132147454/material/NyeriManNonFarmakolog
ik.pdf.

12
3. https://www.scribd.com/document_downloads/direct/154117405?
extension=pdf&ft=1540798770&lt=1540802380&user_id=283824650&ua
hk=ihVYin93HH3NPkOuEERqvnMmG54

13

Anda mungkin juga menyukai