Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA ANAK DAN BAYI DENGAN


“ PEMBERIAN KEMOTERAPI”

DI SUSUN OLEH :

NAMA: pelpina tildjuir

NIM : P.1911157

KELAS : C

TUGAS:

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES PASAUA AMBON
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul
“Kemoterapi Pada Bayi”
Adapun tulisan ini masih jauh dari sempurna dan perlu kajian yang lebih
dalam lagi. Kami membuka diri jika ada saran dan kritik yang ditujukan pada
tulisan ini.
Kami juga sangat berterima kasih kepada teman-teman yang ikut
membantu dalam meyelesaikan tugas makalah kelompok ini, semoga kita semua
senantiasa dilimpahkan rahmat-Nya dan selalu dalam lindungan-Nya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................ii

Daftar Isi ..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Umum............................................................................................1
BAB II KONSEP MEDIS
A. Definisi Kemoterapi..................................................................................2
B. Indikasi Dilakukannya Kemoterapi...........................................................2
C. Dampak Kemoterpi...................................................................................3
D. Penanganan Terhadap Dampak Kempterapi.............................................4
E. SOP kemoterapi..........................................................................................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keganasan merupakan penyakit yang dapat terjadi pada siapa saja, baik pada anak-
anak maupun orang dewasa. Seiring perkembangan IPTEK, terjadi perubahan gaya hidup
dan perubahan kondisi lingkungan. Sebagian masyarakat cenderung memilih hidup yang
serba praktis, misalnya memilih makanan instan, gizi tidak seimbang dan kurang aktivitas
olahraga. Perubahan lingkungan meliputi peningkatan kepadatan penduduk, polusi udara,
paparan radiasi dan lain sebagainya. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan insiden
kasus keganasan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Keganasan atau kanker merupakan diagnosis penyakit yang tidak mudah diterima
oleh penderita maupun keluarganya. Hal ini karena proses pengobatan panjang yang
harus dilalui untuk pemulihan penyakit, dan hasil pengobatan yang tidak selalu sesuai
dengan yang diharapkan. Pengobatan penyakit kanker meliputi pembedahan, kemoterapi
dan radiasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kemoterapi?
2. Apa indikasi dilakukan kemoterapi?
3. Apa dampak Kemoterapi?
4. Bagaimana penanganan terhadap dampak kemoterapi?

C. Tujuan
Adapun tujuannya, untuk mengetahui
1. Definisi dari kemoterapi
2. Indikasi dilakukan kemoterapi
3. Dampak Kemoterapi
4. Penanganan terhadap dampak kemoterapi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat anti kanker yang bertujuan untuk membunuh
sel kanker.
Kemoterapi adalah pengobatan untuk kanker di dunia medis konvensional.
Kemoterapi bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker supaya hancur dan mati,
namun sel-se normal pun turut dihancurkan (Windy Hartanto, 2015).
Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang dapat digunakan untuk menghambat
pertumbuhan kanker atau untuk membunuh sel kanker dengan obat-obat anti kanker yang
disebut sitostatika.
Kemoterapi efektif untuk menangani kanker pada anak, khususnya untuk jenis
penyakit tertentu yang tidak efektif bila hanya ditangani dengan pembedahan atau radiasi
saja. Pada kemoterapi, ada protokol atau panduan yang diikuti terkait jenis obat dan
jadual pemberian kemoterapi. Kemoterapi dapat berlangsung selama beberapa bulan di
rumah sakit dan untuk beberapa kasus dilanjutkan dengan rawat jalan. Dengan demikian,
klien harus menjalani proses pengobatan dan perawatan yang panjang baik di rumah sakit
maupun diluar rumah sakit (Hayati, 2016).

B. Indikasi Pemberian Kemoterapi


Pelaksanaan kemoterapi menjadi metode pengobatan utama kanker yang dianjurkan oleh
dokter karena bertujuan untuk:
1. Menghambat penyebaran kanker.
2. Menyembuhkan kanker secara keseluruhan. Kemoterapi ini juga digunakan pasca
prosedur operasi guna membunuh sel kanker yang masih tersisa dalam tubuh.
3. Meningkatkan keberhasilan metode pengobatan lain, praoperasi atau kemoterapi
yang dikombinasikan dengan radioterapi.
4. Meringankan gejala yang diderita.
C. Dampak Kemoterapi Pada Bayi
Mekanisme kerja obat kemoterapi yang sangat kuat untuk membunuh sel kanker
juga bepengaruh pada sel-sel sehat. Sehingga obat kemoterapi akan menimbulkan
beberapa efek samping. Dampak fisik kemoterapi pada anak diantaranya adalah pada
sistem pencernaan (mukositis, stomatitis), kurangnya kemampuan untuk mengecap rasa,
mual dan muntah, anoreksia/ kehilangan berat badan, diare, konstipasi, gangguan
hematologi (anemia,trombositopenia, neutropenia), rambut rontok, nephrotoxic, fatigue,
gangguan pendengaran, masalah pada jantung, saraf, dan pernapasan (Ridha Ranailla
dkk, 2016).
1. Pada aspek fisik
Rambut rontok merupakan dampak kemoterapi yang dianggap paling berat pada anak
oleh orang tua. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi keparahan/ beratnya
kerontokan rambut diantaranya adalah obat, dosis, dan jadwal pemberian obat. Reaksi
pasien terhadap kerontokan yang terjadi akibat efek samping kemoterapi berbeda-
beda, pada penelitian sebelumnya melalui pendekatan antropologi yang dilakukan
oleh Hensen dinyatakan bahwa pasien kanker terutama wanita merasa kerontokan
rambut membuat mereka kehilangan kepribadian dan daya tarik serta dikaitkan
dengan status atau peran dalam kehidupan bersosial. (Ridha Ranailla dkk, 2016).
2. Pada Sistem Pencernaan Dan Perkemihan
Kehilangan nafsu makan dapat terjadi karena penyakit kanker yang dialami anak atau
karena berbagai efek samping pengobatan kemoterapi seperti mual dan muntah,
mukositis, penurunan kemampuan pengecapan, konstipasi atau diare, nyeri, dan
fatigue/kelelahan. (Ridha Ranailla dkk, 2016).
3. Pada Aspek Psikologis
Perubahan psikologis anak merupakan salah satu dampak kemoterapi, suasana hati
berubah-ubah dan mudah marah atau merasa tidak bahagia adalah salah satu
karakteristik dari gangguan perilaku pada aspek eksternal (perilaku yang
terekspresikan). Hal ini mungkin terjadi karena beberapa faktor diantaranya adalah
faktor biologis yaitu kelelahan yang dialami oleh anak karena menjalani pengobatan
secara terus menerus maka anak akan mengalami kelelahan sehingga anak harus
mengurangi aktivitas. Faktor durasi penyakit dan lamanya proses pengobatan (Ridha
Ranailla dkk, 2016).

D. Penanganan Terhadap Dampak Kemoterapi


Ada beberapa intevensi yang dapat dilakukan terhadap dampak kemoterapi pada
anak, yaitu :
1. intervensi yang dapat dilakukan pada anak yang mengalami kehilangan nafsu makan
adalah dengan memberikan anak makanan berukuran kecil dan menarik tetapi dalam
frekuensi yang sering, memberikan makanan kesukaan anak, dan menganjurkan anak
untuk makan bersama orang lain agar meningkatkan interaksi sosial. Pada anak usia
lebih muda perawat dapat memberikan makan pada anak dengan metode
bermain(Ridha Ranailla dkk, 2016).
2. Mengkaji beberapa strategi koping yang dilakukan oleh anak dalam menghadapi mual
dan muntah yang dirasakan. Aktivitas yang merupakan bagian dari strategi koping
yang paling sering dilakukan oleh anak adalah distraksi, regulasi emosi, pemecahan
masalah, dan wishful thinking (berpikir positif/penuh harapan), sedangkan koping
yang dianggap paling efektif adalah dukungan sosial dan distraksi (Rodgers et al,
2012)
3. Intervensi lain yang dinilai efektif diantaranya adalah akupresur, membayangkan
gambar, terapi musik, terapi relaksasi otot progresif, dan dukungan
psikoedukasi(Ridha Ranailla dkk, 2016).
4. Upaya yang dilakukan melalui meningkatkan harapan dan keyakinan akan
kesembuhan anak akan membantu mengurangi rasa menderita yang dialami anak
serta menguatkan anak dalam menghindari stress emosional atau perubahan
perilaku(Ridha Ranailla dkk, 2016).
5. Beberapa aktivitas juga dapat dilakukan misalnya terapi bermain. Terapi bermain
dapat mengisi waktu luang anak dan menghilangkan rasabosan dengan kegiatan
positif, namun jenis terapi bermain perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan
fatigue pada anak. Terapi bermain yang menyenangkan juga mampu meningkatkan
koping anak dalam menjalani kemoterapi dan proses hospitalisasi(Ridha Ranailla
dkk, 2016).
6. Untuk penanganan terhadap rambut rontok, strategi menggunakan wig dapat
digunakan untuk mengurangi stress dan rasa malu akibat rambut rontok. (Ridha
Ranailla dkk, 2016).

E. SOP KEMOTERAPI
NO DOKUMEN : NO REVISI : HALAMAN :
I
TANGGAL TERBIT :
PROSEDUR
TETAP

1. PENGERTIAN Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker


dengan jalan memberikan zat/obat yang
mempunyai khasiat membunuh sel kanker.
2. TUJUAN 1. Menurunkan ukuran kanker sebelum
operasi
2. Merusak semua sel-sel kanker yang
tertinggal setelah operasi
3. Mengobati beberapa macam kanker
darah
Menekan jumlah kematian penderita
kanker tahap dini
4. Menunda kematian atau memperpanjang
usia hidup pasien untuk sementara waktu
Meringankan gejala
5. Mengontrol pertumbuhan sel- sel kanker
4. PERSIAPAN KLIEN 1. Berikan salam, perkenalkan diri anda,
dan identifikasi klien dengan memeriksa
identitas klien secara cermat.
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan, berikan kesempatan
kepada klien untuk bertanya dan jawab
seluruh pertanyaan klien.
3. Minta pengunjung untuk meninggalkan
ruangan, beri privasi kepada klien
4. Atur posisi klien sehingga merasakan
aman dan nyaman
5. PERSIAPAN ALAT 1. Obat sitostatika
2. Cairan NaCl 0,9 %, D5% atau intralit
Pengalas plastik dengan kertas absorbsi
atau kain diatasnya
3. Gaun lengan panjang, masker, topi, kaca
mata, sarung tangan, sepatu
4. Spuit disposible (5cc, 10cc, 20cc, 50cc).
5. Infus set dan vena kateter kecil
Alkohol 70% dengan kapas steril
Bak spuit besar
6. Label obat
7. Plasttik tempat pembuangan bekas
8. Kardex (catatan khusus)
6. CARA BEKERJA :
Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi yang digunakan, serta waktu pemberian obat sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat
4. Menyiapkan alat

Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan (inform concent) pasien maupun keluarga

Tahap Kerja
Persiapan Obat
5. Perawat mencuci tangan
6. Meja dialasi dengan pengalas plastik diatasnya ada kertas penyerap atau kain
7. Pakai gaun lengan panjang, topi, masker, kaca mata, sepatu
8. Ambil obat sitostatika sesuai program, larutkan dengan NaCl 0,9%, D5% atau intralit
9. Sebelum membuka ampul, pastikan bahwa cairan tersebut tidak berada pada puncak
ampul
10. Gunakan kasa waktu membuka ampul agar tidak terjadi luka dan terkontaminasi
dengan kulit
11. Pastikan bahwa obat yang diambil sudah cukup dengan tidak mengambil 2 kali
12. Keluarkan udara yang masih berada dalam spuit dengan menutupkan kapas atau kasa
steril diujung jarum spuit
13. Masukkan perlahan-lahan obat kedalam flabot NaCl 0,9% atau D5% dengan volume
cairan yang telah ditentukan
14. Jangan tumpah saat mencampur, menyiapkan dan saat memasukkan obat kedalam
flabot atau botol infus
15. Buat label, nama pasien, jenis obat, tanggal, jam pemberian serta akhir pemberian atau
dengan syringe pump
16. Masukkan kedalam kontainer yang telah disediakan
17. Masukkan sampah langsung ke kantong plastik, ikat dan beri tanda atau jarum bekas
dimasukkan ke dalam tempat khusus untuk menghindari tusukan
Pemberian Obat
18. Periksa pasien, jenis obat, dosis obat, jenis cairan, volume cairan, cara pemberian,
waktu pemberian dan akhir pemberian
19. Pakai proteksi : gaun lengan panjang, topi, masker, kacamata, sarung tangan dan
sepatu
20. Lakukan teknik aseptik dan antiseptic
21. Pasang pengalas plastik yang dilapisi kertas absorbsi dibawah daerah tusukan infuse
22. Berikan anti mual ½ jam sebelum pemberian anti neoplastik (primperan, zofran, kitril
secara intra vena)
23. Lakukan aspirasi dengan NaCl 0,9%
24. Beri obat kanker secara perlahan-lahan (kalau perlu dengan syringe pump) sesuai
program
25. Bila selesai bilas kembali dengan NaCl 09%
26. Semua alat yang sudah di pakai dimasukkan ke dalam kantong plastik dan di ikat 
serta diberi etiket
27. Buka gaun, topi, masker, kacamata kemudian rendam dengan detergent
28. Bila disposible masukkan dalam kantong plastik kemudian di ikat dan diberi etiket,
kirim ke incinerator/bakaran
7. HASIl :
Dokumentasikan Nama Tindakan/Tanggal/jam tindakan, Hasil Yang diperoleh, Respon klien
selama tindakan, Nama dan paraf perawat Pelaksana
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Perhatikan kontaminasi obat dengan kulit
2. Pastikan keadaan umum pasien sebelum pemberian kemoterapi
BAB III
PENUTUP

Kemoterapi efektif untuk menangani kanker pada anak, khususnya untuk jenis
penyakit tertentu yang tidak efektif bila hanya ditangani dengan pembedahan atau radiasi
saja. Pada kemoterapi, ada protokol atau panduan yang diikuti terkait jenis obat dan
jadual pemberian kemoterapi. Kemoterapi dapat berlangsung selama beberapa bulan di
rumah sakit dan untuk beberapa kasus dilanjutkan dengan rawat jalan. Dengan demikian,
klien harus menjalani proses pengobatan dan perawatan yang panjang baik di rumah sakit
maupun diluar rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Windy. 2015. Rainbow After Cancer. Jakarta: PT KAWAHmedia


Hayati. 2016. Ketinggalan Pelajaran: Pengalaman Anak Usia Sekolah Menjalani
Kemoterapi. Jurnal Keperawatan Indonesia. 19(1) : 8- 15. (pISSN 1410-4490, eISSN
2354-9203).
Ranailla, Ridha dkk. 2016. Gambaran Dampak Kemoterapi Pada Anak Menurut Orang Tua
Di Rumah Cinta Bandung. 12(2): 143-158
Rodgers, C., Norville, R., Taylor, O., & Poon, C. 2012.Children's coping strategies for
chemotheraphy-induced nausea and vomiting. Oncology Nursing Forum: 202-209
https://id.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai