Anda di halaman 1dari 16

TUGAS FINAL AKUNTANSI MANAJEMEN

MAKALAH

PUSAT PERTANGGUNG JAWABAN

ANDI TENRI DETTYA ULENG PANGERANG

A201 18 1 005

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Di era globalisasi saat ini dunia bisnis pertumbuhan dan persaingan

mengharuskan perusahaan untuk memandang jauh kedepan guna

mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi

perkembangan perusahaan. Setiap perusahaan atau organisasi memiliki

tujuan yang ingin dicapai.pengaruh lingkungan dan perkembangan suatu

oerusahaan yang semakin kompleks mengakibatkan tugas manajemen

puncak dalam mencapai tujuan perusahaan semakin sulit dan kompleks juga.

Untuk mengatasi hal tersebut maka perusahaan harus mendapatkan

informasi yang dibutuhkan untuk tujuan pengambilan keputusan. Sehubungan

dengan itu peran akuntansi pun semakin dibutuhkan terutama untuk

memperoleh informasi tersebut.

Sistem informasi akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan umum

yaitu menyediakan informasi yang dipergunakan dalam penghitungan harga

pokok jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen, menyediakan

informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian,

pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan, menyediakan informasi untuk

pengambilan keputusan. Proses perencanaan pencapaian sasaran

pelaksanaan dan pelaporan hasil pelaksanaan oleh manajemen yang

bertanggungjawab, pada umumnya menggunakan istilah akuntansi

pertanggungjawaban. Untuk dapat menerapkan akuntansi

pertanggungjawaban secara baik, harus di penuhi beberapa hal yang


merupakan syarat penerapan akuntansi pertanggungjawaban. Dengan

demikian dalam konsep akuntansi pertanggungjawaban perilaku dan tindakan

harus mendapat perhatian dari manajemen agar proses pengendalian

khususnya biaya umum dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Ada empat elemen pada model akuntansi pertanggung jawaban yaitu

:menugaskan tanggung jawab, membuat ukuran kinerja/criteria,

mengevaluasi kinerja, memberikan penghargaan yang bertujuan untuk

mempengaruhi prilakusehingga inisiatif individu dan orgaisasional sejalan

untuk mencapai suatu tujuanumum. Akuntansi manajemen memberikan tiga

jenis akuntansi pertanggungjawaban yaitu berdasarkan fungsional,

berdasarkan aktifitas dan berdasarkan strategi. Sistem akuntansi

pertanggung jawaban berdasarkan fungsionalmenugaskan tanggung jawab

pada unit organisasional dan menyatakan ukuran kinerja berdasarkan faktor

keuangan, hal ini menekankan persfektif keuangan. Akuntansi

pertanggungjawaban berdasarkan aktifitas, di pihak lain adalah sistem

akuntansi pertanggungjawaban yang dikembangkan bagi para perusahaan

yang beroperasi dalam lingkungan yang terus-menerus menuntut perbaikan.

Dan akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan aktifitasmenempatkan

tanggung jawab pada proses dan menggunakan ukuran kinerjakeuangan dan

non keuangan.
II. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah tersebut

adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan pusat pertanggungjawaban?

2. Apa manfaat pusat pertanggungjawaban?

3. Apa saja jenis-jenis pusat pertanggungjawaban?

III. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian pusat pengendalian

2. Untuk mengetahui manfaat adanya pusat pertanggungjawaban

3. Untuk mengetahui jenis-jenis pertanggungjawaban


BAB II

LANDASAN TEORI

Pusat Pertanggungjawaban

Desentralisasi dan Pusat Pertanggungjawaban

Secara umum, sebuah perusahaan diatur menurut garis-garis

pertanggungjawaban. Bagan organisasi tradisional dengan bentuk

piramidanya mengilustrasikan garis pertanggungjawaban yang mengalir dari

CEO turun melewati wakil direktur menuju manajer madya dan manajer yang

lebih rendah. Struktur organisasi dan sistem akuntansi

pertanggungjawabannya berhubungan erat. Sistem akuntansi

pertanggungjawaban (responsibility accounting system) adalah sistem yang

mengukur berbagai hasil yang dicapai setiap pusat pertanggungjawaban

menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoperasikan

pusat pertanggungjawaban mereka. Idealnya, sistem akuntansi

pertanggungjawaban mencerminkan dan mendukung struktur dari sebuah

organisasi.

Pusat Pertanggungjawaban merupakan organisasi yang dipimpin oleh

seorang manager yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan.

Perusahaan pada dasarnya merupakan sekumpulan pusat-pusat tanggung

jawab, yang masing-masing diwakili oleh sebuah kotak dalam bagan

organisasi. Pusat-pusat tanggung jawab tersebut selanjutnya membentuk

suatu hierarki. Pada tingkat terendah adalah pusat untuk seksi-seksi,

pergeseran kerja (workshift) dan unit organisasi kecil lainnya. Departemen

bisnis yang memiliki beberapa unit organisasi yang lebih kecil menduduki
posisi yang lebih tinggi dalam hierarki. Dari sudut pandang manajer senior

dan dewan direksi perusahaan secara keseluruhan merupakan pusat

tanggung jawab meskipun istilah ini biasanya berkenaan dengan unit-unit

dalam perusahaan.

Perusahaan yang memiliki beberapa pusat pertanggungjawaban

biasanya memilih saah satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan

untuk mengelola kegiatan mereka yang rumit dan beragam : tersentralisasi

atau terdesentralisasi. Pada pengambilan keputusan tersentralisasi

(centralized decision making), berbagai keputusan dibuat pada tingkat

manajemen puncak dan manajer pada jenjang yang lebih rendah

bertanggung jawab atas pengimplementasian keputusan-keputusan tersebut.

Di lain pihak, pengambilan keputusan terdesentralisasi (decentralized

decision making) memperkenankan manajer pada jenjang yang lebih rendah

untuk membuat dan mengimplementasikan keputusan-keputusan penting

yang berkaitan dengan wilayah pertanggungjawaban mereka. Desentralisasi

adalah praktik pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada

jenjang yang lebih rendah.

Pusat pertanggungjawaban melakukan kegiatan untuk mencapai satu

atau lebih tujuan yang disebut objective. Organisasi secara keseluruhan

mempunyai goal dan manajer senior menetapkan strategi untuk mencapai

goal. Objective berbagai pusat pertanggungjawab dalam suatu organisasi

membantu implementasi strategi. Karena organisasi merupakan sekumpulan

pusat pertanggungjawaban, maka apabila setiap pusat pertanggungjawaban

mecapai objective-nya , maka goal organisasi akan tercapai.


Kegiatan

Sumber Daya Barang atau


yang digunakan jasa

Pusat pertanggungjawaban menerima masukan atau input, dalam

bentuk bahan baku, tenaga kerja dan jasa. Dengan menggunakan modal

kerja (contohnya persediaan dan piutang), peralatan, perlengkapan pabrik

dan aset lainnya, pusat pertanggungjawaban melakukan kegiatan untuk

mengubah input menjadi output baik dalam bentuk barang atau jasa. Hasil

atau output tersebut kemudian diserahkan ke pusat pertanggungjawaban

yang lain (sebagai input pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan) atau

pusat pertanggungjawaban melemparnya ke pasar sebagai output organisasi

secara keseluruhan.

Alasan-alasan untuk Melakukan Desentralisasi

a. Mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal

Kualitas dari berbagai keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi

yang tersedia. Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan dan penambahan

operasi di pasar dan area yang berbeda, manajemen pasar mungkin tidak

memahami kondisi lokal. Akan tetapi, para manajer tingkat rendah yang

berhubungan dengan kondisi operasional langsung (seperti kekuatan dan

sifat persaingan lokal, sifat tenaga kerja lokal, dan seterusnya) memiliki akses

terhadap informasi ini. Akibatnya, mereka sering berada dalam suatu posisi

yang lebih baik untuk membuat keputusan lokal.


b. Memfokuskan manajemen pusat

Dengan mendesentralisasikan keputusan-keputusan operasional,

manajemen pusat bebas menangani perencanaan dan pengambilan

keputusan strategis.

c. Melatih dan memotivasi para manajer

Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk

menggantikan posisi manajer jenjang lebih tinggi yang keluar untuk

mengambil keuntungan dari peluang yang lain. Cara yang lebih baik untuk

mempersiapkan generasi penerus manajer jenjang yang lebih tinggi adalah

memberikan mereka peluang membuat keputusan-keputusan penting.

d. Keterbatasan Pengetahuan

Keterbatasan pengetahuan berarti para individu dengan keahlian

khusus tetap dibutuhkan. Daripada memiliki individu yang berbeda di kantor

pusat untuk setiap bidang yang berbeda, lebih baik membiarkan para individu

ini bertanggung jawab langsung dalam bidangnya. Dengan cara ini,

perusahaan dapat menghindari biaya dan kesulitan dalam mengumpulkan

dan mengirimkan informasi lokal ke kantor pusat.

e. Meningkatkan daya saing

Pada perusahaan yang sangat tersentralisasi, margin laba secara

keseluruhan mampu menutupi ketidakefisienan yang terjadi di berbagai

divisinya. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kinerja sebuah divisi

atau pabrik adalah memperkenalkannya lebih jauh pada kekuatan-kekuatan

pasar.

Divisi-divisi dalam Perusahaan yang Terdesentralisasi


Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit

yang disebut divisi. Satu cara pembagian divisi adalah berdasarkan jenis

barang atau jasa yang diproduksi. Divisi-divisi dapat juga diciptakan menurut

garis geografis. Cara ketiga untuk membedakan divisi adalah berdasarkan

jenis pertanggungjawaban yang diberikan kepada manajer divisi. Saat

perusahaan tumbuh, manajemen puncak biasanya menciptakan berbagai

area pertanggungjawaban yang dikenal sebagai pusat pertanggungjawaban

dan menugaskan manajer di bawahnya untuk menangani wilayah tersebut.

Pusat pertanggungjawaban (responsibility center) merupakan suatu

segmen bisnis yang manajernya bertanggung jawab terhadap serangkaian

kegiatan-kegiatan tertentu. Hasil-hasil dari setiap pusat pertanggungjawaban

bisa diukur berdasarkan informasi yang dibutuhkan manajer untuk

mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Jenis-jenis utama pusat

pertanggungjawaban adalah :

a. Pusat biaya (cost center)—manajernya bertanggung jawab hanya

terhadap biaya.

b. Pusat pendapatan (revenue center)—manajernya bertanggung

jawab hanya terhadap penjualan.

c. Pusat laba (profit center)—manajernya bertanggung jawab

terhadap penjualan dan biaya.

d. Pusat investasi (investment center)—manajernya bertanggung

jawab terhadap penjualan, biaya, dan investasi modal.

Cara pusat-pusat pertanggungjawaban dibebankan mencerminkan

situasi aktual dan jenis informasi yang tersedia bagi manajer. Informasi

adalah kunci bagi para manajer yang bertanggung jawab pada hasil-hasilnya.
Pusat investasi menunjukkan tingkat desentralisasi tertinggi (diikuti oleh pusat

laba, akhirnya oleh pusat biaya dan pendapatan) karena manajernya bebas

membuat berbagai keputusan.

Contoh pusat biaya adalah Departemen Produksi di dalam sebuah

pabrik, seperti perakitan atau penyelesaian akhir. Penyelia Departemen

Produksi mengendalikan biaya manufaktur, tetapi tidak mengatur harga atau

membuat keputusan pemasaran.

Pusat pendapatan dapat dicontohkan melalui Departemen Pemasaran.

Manajernya mengatur harga dan memproyeksikan penjualan. Pada beberapa

perusahaan, manajer pabrik diberikan tanggung jawab membuat dan

memasarkan produk sekaligus. Manajer pabrik tersebut mengendalikan biaya

dan pendapatan yang menempatkan mereka pada kendali pusat laba.

Akhirnya, divisi-divisi sering disebut sebagai contoh pusat investasi.

Selain memiliki kendali atas biaya dan keputusan penetapan harga,

manajernya juga memiliki kekuasaan untuk membuat keputusan investasi

seperti penutupan dan pendirian pabrik, serta keputusan untuk meneruskan

atau menghentikan suatu lini produk. Karena itu, laba operasi dan beberapa

jenis pengembalian atas investasi menjadi ukuran kinerja yang penting bagi

para manajer pusat investasi.

Meskipun manajer pusat pertanggungjawaban memiliki tanggung

jawab hanya atas kegiatan-kegiatan pada pusat pertanggungjawabannya,

keputusan yang dibuat manajer tersebut dapat memengaruhi pusat

pertanggungjawaban lainnya. Pengorganisasian divisi-divisi sebagai pusat

pertanggungjawaban menciptakan peluang untuk mengendalikan divisi-divisi

melalui penggunaan akuntansi pertanggungjawaban.


Jenis-jenis pusat pertanggungjawaban dan informasi akuntansi yang

digunakan untuk mengukur kinerja :

Biaya Penjualan Investasi Lain-lain


Modal
Pusat biaya X

Pusat X X
pendapatan
Pusat laba X X

Pusat investasi X X X X

Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laporan

Laba Rugi Variabel dan Absorpsi

Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba rugi. Akan tetapi, secara

keseluruhan tidak terlalu berguna untuk tujuan ini. Pengembangan laporan

laba rugi segmen untuk setiap pusat laba adalah suatu hal yang penting.

Metode penghitungan laba yang telah dikembangkan, yaitu berdasarkan

perhitungan biaya variabel dan berdasarkan perhitungan biaya penuh atau

absorpsi. Keduanya merupakan metode penghitungan biaya karena berkaitan

dengan cara menentukan biaya produk. Perbedaan antara perhitungan biaya

variabel dan absorpsi bergantung pada perlakuan terhadap satu biaya

tertentu, yaitu overhead tetap.

Perhitungan biaya variabel menekankan perbedaan antara biaya

manufaktur variabel dan tetap. Perhitungan biaya variabel (variable costing)

yang juga disebut perhitungan biaya langsung (direct costing), hanya

membebankan biaya manufaktur variabel ke produk, yang meliputi bahan

baku langsung, tenaga kerja langsung dan overheadvariabel. Overhead tetap

diperlakukan sebagai beban periode dan tidak disertakan dalam penentuan

biaya produk. Dasar pemikirannya adalah overhead tetap merupakan biaya


kapasitas atau tetap ada dalam bisnis. Menurut perhitungan biaya variabel,

overhead tetap dari suatu periode dipandang habis pada akhir periode itu dan

dibebankan secara total terhadap pendapatan periode tersebut.

Perhitungan biaya absorpsi (absorption costing) membebankan semua

biaya manufaktur pada produk. Menurut perhitungan biaya absorpsi,

overhead tetap dipandang sebagai biaya produk, bukan biaya periode.

Menurut metode ini, overhead tetap dibebankan pada produk melalui

penggunaan tarif overhead tetap yang ditetapkan terlebih dulu dan tidak

dibebankan sampai produk terjual.

a. Laporan Laba Rugi dengan Menggunakan Biaya Variabel dan Absorpsi

Metode perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat mengakibatkan

angka laba bersih yang berbeda, karena biaya produk per unit merupakan

dasar bagi penghitungan harga pokok penjualan. Perbedaan tersebut terjadi

karena jumlah overhead tetap yang diakui sebagai beban pada kedua

metode. Beban penjualan dan administrasi tidak pernah dimasukkan dalam

biaya produk. Beban penjualan dan administrasi selalu dikeluarkan dari

laporan laba rugi dan tidak pernah muncul di neraca.

b. Hubungan antara Produksi, Penjualan dan Laba

Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba

menurut perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara

produksi dan penjualan berubah.

Jika Maka

1. Produksi > Laba Bersih Absorpsi > Laba Bersih


Penjualan Variabel

2. Produksi < Laba Bersih Absorpsi < Laba Bersih


Penjualan Variabel
3. Produksi = Laba Bersih Absorpsi = Laba Bersih
Penjualan Variabel

c. Perlakuan Overhead tetap pada Perhitungan Biaya Absorpsi

Perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel terletak

pada pengakuan beban yang berhubungan dengan overhead tetap. Menurut

perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap harus dibebankan pada unit yang

diproduksi. Hal ini menciptakan dua masalah yaitu :

1. Cara mengkonversi overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan jam

tenaga kerja langsung atau jam mesin terhadap overhead pabrik yang

ditetapkan untuk unit-unit yang diproduksi.

2. Apa yang dilakukan jika overhead pabrik yang aktual tidak sama dengan

overhead pabrik yang dibebankan?

d. Mengevaluasi Manajer Pusat Laba

Secara umum, jika kinerja laba diharapkan untuk mencerminkan

kinerja manajerial, maka manajer berhak mengharapkan berlakunya hal-hal

berikut ini :

1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode

berikutnya, sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan

meningkat.
2. Ketika pendapatan penjualan menurun dari satu periode ke periode

berikutnya, sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan

menurun.

3. Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode

berikutnya, sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan tetap

tidak berubah.

e. Laporan Laba Rugi Segmen dengan Menggunakan Perhitungan Biaya

Variabel

Perhitungan biaya variabel berguna dalam menyiapkan laporan laba

rugi segmen karena perhitungan ini menyediakan informasi penting mengenai

beban variabel dan tetap. Dalam laporan laba rugi segmen, beban tetap

dibagi menjadi dua kategori : beban tetap langsung (direct fixed expenses)

dan beban tetap umum (common fixed expenses). Pembagian tambahan ini

menggarisbawahi biaya yang dapat dikendalikan dengan biaya yang tak

dapat dikendalikan dan meningkatkan kemampuan manajer untuk

mengevaluasi kontribusi setiap segmen terhadap kinerja perusahaan secara

keseluruhan. Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah beban

tetap yang secara langsung dapat ditelusuri ke suatu segmen. Beban ini

terkadang disebut sebagai beban tetap yang dapat dihindari (avoidable fixed

expenses) atau beban tetap yang dapat ditelusuri (traceable fixed expenses)

karena beban ini akan hilang jika segmen ditutup atau dihapus. Beban tetap

umum (common fixed expenses) disebabkan oleh dua atau lebih segmen

secara bersamaan. Beban ini tetap muncul, bahkan ketika salah satu segmen

dihapus. Kontribusi laba yang dihasilkan setiap segmen untuk menutupi biaya
tetap umum perusahaan disebut margin segmen (segment margin). Suatu

segmen harus mampu menutup paling tidak biaya variabel dan biaya tetap

langsungnya sendiri.

Efektif dan Efisien

Konsep input dan output dapat digunakan untuk menjelaskan arti

efisiensi dan efektifitas. Efisien adalah ratio antara input dengan output, atau

jumlah output yang dihasilkan dari setiap unit input yang digunakan. Misalnya

pusat pertanggungjawaban A dikatakan lebih efisien disbanding

pusatpertanggungjawaban B apabila:

1. Menggunakan input lebih rendah dibandingkan pusat

pertanggungjawaban B untuk menghasilkan output yang sama

2. Menggunakan input yang sama dengan yang digunakan pusat

pertanggung jawaban B untuk menghasilkan output yang lebih banyak

Pada beberapa pusat pertanggungjawaban, efisiensi diukur dengan

membandingkan antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar, yaitu

berapa biaya yang seharusnya terjadi untuk menghasikan output yang

ditetapkan. Efektivitas ditentukan oleh hubungan antara output yang

dihasilkan oleh suatu pusat pertanggungjawaban dengan tujuan jangka

pendeknya (objectives). Semakin besar output yang dikontribusikan terhadap

tujuan yang ditetapkan, maka semakin efektiflah unit tersebut. Secara

ringkas, suatu pusat pertanggungjawaban akan bersifat efisien jika

melakukan sesuatu dengan tepat, dan akan bersifat efektif jika melakukan

hal-hal yang tepat.


BAB III

PENUTUP

I. KESIMPULAN

Pengendalian manajemen berfokus pada pusat pertanggungjawaban,

karena pusat tersebut merupakan alat untuk melaksanakan stategi dan

program-program yang telah dieksekusi melalui proses perencanaan strategi.

Pusat-pusat pertanggungjawaban organisasi mempunyai peran yang sangat

penting dalam melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran. Melalui

pusat pertanggungjawaban tersebut anggaran dibuat, dan jika telah disahkan

anggaran dikomunikasikan kepada manajer level menengah dan bawahan

untuk dilaksanakan, idealnya, struktur pusat pertanggungjawaban sebagai

alat pengendalian anggaran sejalan dengan program atau struktur aktivitas

organisasi. Dengan maksud, tiap-tiap pusat pertanggungjawaban bertugas

untuk melaksanakan program atau aktivitas tertentu, dan penggabungan

program-program dari tiap-tiap pusat pertanggungjawaban tersebut

seharusnya mendukung program pusat pertanggungjawaban pada level lebih

tinggi, sehingga pada akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai.

Dengan begitu proses pelaksanaan dalam pencapaian tujuan perusahaan

dapat dengan lebih mudah untuk dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai