Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA


(INTRA UTERINE DEVICES)

OLEH

I GUSTI AYU RISA ARISTANTI


P07120215076
PRODI D-IV KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA
(INTRA UTERINE DEVICES)

A. PENGERTIAN
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau di sebut juga Intra Uterin
Devices (IUD) adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang
sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua
perempuan usi produktif (Saifudin. 2008).
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim,
bentuknya bermacam-macam terdiri dari plastik (polytiline) ada yang dililit
tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit tembaga campur
perak (Ag). (Mansjoer, 2010)
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang
bentuknya bermacam-macam terdiri dari plastik yang dililiti tembaga atau Cu.
(Manuaba, 2010)
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang
bentuknya bermacam- macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit
tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga
bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon
progesterone. (Marjati, 2011)

B. MACAM-MACAM IUD
IUD telah dikembangkan dari generasi pertama yang terbuat dari benang
sutera dan logam (besi baja, stainlessteel, perak, dan tembaga), sampai pada
generasi plastik baik yang ditambahi obat (medicated), maupun yang tidak
ditambahi obat (unmedicated) (Prawirohardjo, 1987).

1. Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi:


a. Bentuk terbuka (open device) misalnya: Lippes Loop, CU-T, CU-7,
Marquiles, Spring coil Multiload, NOVA-T,dan lainnya.
b. Bentuk tertutup (closed device) misalnya Otaring, Antigon,
Gravenbergring, Hall-Stone ring, dll.
2. Menurut tambahan obat:
a. Medicated IUD, misalnya: CU-T 200, 220, 300, 380-A, CU-T, NOVA-T,
ML-CU 250, 375.
b. Unmedicated IUD, misalnya: Lippes loop, Marquiles, Saf-T Coil,
Antigon, dll

C. MEKANISME KERJA IUD


Menurut Mochtar, 2008 dalam buku Sinopsis Obstetri : hal 109-111,
mekanisme kerja yang pasti dari IUD belum diketahui. Ada beberapa mekanisme
kerja IUD yang telah dianjurkan :
1. Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik didalam cavum uteri sehingga
implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
2. Prodiksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambat
implantasi.
3. Teori reaksi benda asing yang menyebabkan pemadatan endometrium oleh sel-
sel makrofag dan limfosit yang menyebabkan blastokis rusak atau tidak dapat
bernidasi.
4. Teori pengaruh zat bioaktif progesteron (untuk IUD yang berisi progesteron)
yang menghambat ovulasi, mempengaruhi endometrium yang berakibat
menghambat nidasi, mempengaruhi lendir serviks yang menghalangi gerak
sperma.
5. IUD menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin yang
menyebabkan rahim berkontraksi sehingga menghalangi transport sel sperma
ke kavum uteri.
6. Ion Cu yang dikeluarkan IUD dengan Cuppes menyebabkan gangguan gerak
spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS IUD
Menurut Hanafi Hartanto, 2003 dalam buku KB dan Kontrasepsi, Efektifitas
dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation rate) yaitu berapa
lama IUD tetap tinggal di uteri tanpa :
1. Ekspulsi spontan
2. Terjadinya kehamilan
3. Pengangkatan atau
pengeluaran karena alasan-alasan medis atau pribadi.
Efektifitas dari macam-macam IUD tergantung pada IUD nya : Jenis,
ukuran, besar dan luasnya permukaan IUD, untuk IUD medisionalis bergantung
pada luasnya permukaan bahan bioaktif yang dikandung dan lama pemakaian.
Akseptor : Umur, paritas, ketaatan dan keteraturan kontrol dan frekuensi
senggama, personal hygiene. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan
akseptor yaitu umur dan paritas, diketahui :
1. Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan
atau pengeluaran IUD.
2. Makin muda usia terutama pada multigravida, maka tinggi angka ekspulsi dan
pengangkatan atau pengeluaran IUD.
Maka efektifitas IUD tergantung pada variabel administratif pasien dan
medis, termasuk kemudahan insersi, pengalaman pemasang, kemungkinan
ekspulsi dari pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk mengetahui terjadinya
ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk mendapatkan pertolongan medis.
E. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN IUD
Menurut Saifuddin Abdul Bari dalam buku Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi, 2008:
Keuntungannya :
1. Sangat efektif, angka kegagalan 0,3 % sampai 1 %
2. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT.380A dan tidak perlu
diganti).
4. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
6. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
7. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (CuT.380A)
8. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
10. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
Kerugiannya :
1. Resiko penyakit radang panggul meningkat.
2. Bertambahnya darah haid dan rasa sakit selam beberapa bulan pertama pada
berbagai pemakai IUD.
3. Tidak dapat melindungi klien dari PMS dan AIDS.
4. Tali IUD dapat menimbulkan perlukaan partia uteri dan mengganggu
hubungan sseksual pada sebagian pemakai.
5. Klien tidak dapat mencabut sendiri IUD nya.

F. INDIKASI PEMASANGAN IUD


Menurut Manuaba, 2010 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB, pemasangan IUD untuk bertujuan kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita
yang :
1. Telah memakai IUD di masa lalu dengan memuaskan dan aman.
2. Pernah melahirkan dan telah punya anak hidup.
3. Ukuran rahim tidak kurang dari 15 cm.
4. Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk steril.
5. Tidak ingin hamil paling tidak lebih 2 tahun atau menjarangkan kehamilan.
6. Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi horrmonal (mengidap
penyakit jantung, hipertensi, hati).
7. Sedang menyusui dan menginginkan kontrasepsi.
8. Tidak ada kontra indikasi.
G. KONTRA INDIKASI PEMASANGAN IUD
Menurut Manuaba, 2010 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB, kontraindikasi pemasangan IUD antara lain :
1. Diketahui dan curiga hamil.
2. Infeksi panggul (pelvis)
3. Pendarahan vagina yang tidak diketahui.
4. Dicurigai atau dikrtahui adanya kanker rahim.
5. Kelainan rahim (rahim kecil, stenosis kanalis servikalis, polip endometrium)
6. Anemi berat dan gangguan pembukaan darah.
7. Wanita dengan resiko tinggi mendapat PMS.

H. WAKTU PEMASANGAN IUD


Menurut Manuaba, 2010 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB, waktu pemasangan IUD yaitu :
1. Sedang Haid
Pada waktu ini pemasangan akan mudah karena kanalis servikalis agak
melebar dan kemungkinan terjadi kehamilan sangat kecil, perasaan sakit
kurang dan perdarahan tidak begitu banyak
2. Pasca Persalinan
Pemasangan dini yaitu pemasangan sebelum ibu dipulangkan dari rumah
sakit. Pemasangan langsung yaitu pemasangan 3 bulan setelah ibu
dipulangkan. Pemasangan tidak langsung yaitu pemasangan setelah lebih dari
3 bulan pasca persalinan atau keguguran.
3. Pasca Keguguran
Langsung setelah keguguran, atau dipasang sewaktu ibu pulang dari rumah
sakit.
4. Sewaktu Seksio Sesaria
Sebelum luka rahim ditutup terlebih dahulu dikeluarkan darah-darah beku
dari kavum uteri, kemudian IUD dipasangkan pada bagian fundus.

I. HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI OLEH AKSEPTOR KB IUD


Menurut BKKBN tahun 2010 dalam buku Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan
Kontrasepsi:
1. Cara memeriksa sendiri benang IUD pada bulan-bulan pertama post insersi
dan setiap selesai haid.
a. Mencuci tangan dengan air sabun kemudian duduk dengan posisi
jongkok
b. Memasukkan jari telunjuk atau jari tengah kedalam liang senggama
sampai menjangkau rahim.
c. Raba adanya benang berarti IUD ada pada posisi yang benar dan jangan
ditarik.
2. Setelah pemasangan IUD boleh melakukan aktifitas seperti biasa dan boleh
melakukan hubungan suami istri setelah 3 hari pemasangan.
3. Efek samping yang terjadi misalnya perdarahan bertambah banyak atau lama,
rasa sakit atau kram.
4. Mengetahui tanda-tanda bahaya IUD.
a. Terlambat haid, perdarahan abnormal.
b. Nyeri abdomen, disparenmia.
c. Vaginal discargo abnormal.
d. Merasa tidak sehat, menggigil dan benang IUD teraba tambah panjang,
ujung IUD keluar, benang tambah pendek atau tidak teraba.
5. Bila berobat karena alasan apapun (medis, chinergis, problem sexual)
beritahu dokter bahwa metode KB yang dipakai IUD.
6. Sebaiknya tunggu 3 bulan untuk hamil kembali setelah IUD dilepas dan
gunakan kontrasepsi lain selama waktu tersebut, untuk mencegah hubungan
ektopik.
7. IUD tidak memberi perlindungan terhadap AIDS dan penyakit sexual lainnya
dan bagian perut tidak boleh dipijat.
8. Bila suami merasa nyeri saat berhubungan intim kemungkinan disebabkan
oleh benang yang terlalu panjang atau pendek, segera kontrol.
9. Boleh dilepas bila akseptor ingin hamil lagi atau ada komplikasi berat
meskipun daya kerjanya belum habis.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
a. Identitas
Yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama, umur, suku,
agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, no. telp.
b. Keluhan Utama
Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB IUD
tersebut antara lain amenorea/perdarahan tidak terjadi, perdarahan bercak,
keputihan, nyeri saat berhubungan.
c. Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum
menggunakan KB IUD dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB
tersebut.
d. Riwayat Obstetri Lalu
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
e. Riwayat Menstruasi Lalu
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah
haid, dysmenorhea atau tidak.
f. Riwayat Kesehatan Klien
Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker
payudara, DM, dan TBC.
g. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM,
TBC, hipertensi dan kanker payudara.
h. Pola Kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas,
pola aktivitas seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB, suhu
badan, kesadaran.
b. Pemeriksaan Khusus
1) Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedem,
conjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.
2) Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe,
adanya bendungan vena jugularis.
3) Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada payudara.
4) Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba
adanya infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
5) Ekstremitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas bawah dan
ekstrimitas atas, adanya varices pada ekstremitas bawah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD
2. Ansietas berhubungan dengan terjadinya efek samping penggunaan alat
kontrasepsi IUD
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut NOC : NIC :
Berhubungan dengan:  Pain Level, Pain Management
penggunaan alat kontrasepsi  Lakukan pengkajian nyeri secara
 pain control,
IUD komprehensif termasuk lokasi,
 comfort level
karakteristik, durasi, frekuensi,
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama …. Pasien kualitas dan faktor presipitasi
tidak mengalami nyeri, dengan  Gunakan teknik komunikasi
kriteria hasil:
terapeutik untuk mengetahui
 Mampu mengontrol nyeri
pengalaman nyeri pasien
(tahu penyebab nyeri, mampu
 Kontrol lingkungan yang dapat
menggunakan tehnik
mempengaruhi nyeri seperti suhu
nonfarmakologi untuk
ruangan, pencahayaan dan
mengurangi nyeri, mencari
kebisingan
bantuan)
 Pilih dan lakukan penanganan
 Melaporkan bahwa nyeri
nyeri (farmakologi, non
berkurang dengan
farmakologi, dan inter personal)
menggunakan manajemen
 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
nyeri
menentukan intervensi
 Mampu mengenali nyeri
 Ajarkan tentang teknik non
(skala, intensitas, frekuensi
farmakologi: napas dalam,
dan tanda nyeri)
relaksasi, distraksi, kompres
 Menyatakan rasa nyaman
hangat/ dingin
setelah nyeri berkurang
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasi dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
Analgesic Administration
 Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
 Cek riwayat alergi
 Tentukan pilihan analgesik
bergantung tipe dan beratnya
nyeri
 Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala
Ansietas NOC : NIC :
Berhubungan dengan :  Anxiety self-control  Gunakan pendekatan yang
terjadinya efek samping  Anxiety level menenangkan
penggunaan alat kontrasepsi  Coping  Jelaskan semua prosedur dan
IUD Setelah dilakukan tindakan apa yang dirasakan selama

keperawatan selama …. prosedur

diharapkan ansietas teratasi  Dorong keluarga untuk

dengan kriteria hasil: menemani pasien

 Klien mampu  Identifikasi tingkat kecemasan


mengungkapkan  Bantu pasien untuk mengenali

kecemasannya situasi yang menimbulkan

 Mengetahui dan kecemasan

mengungkapkan teknik  Dorong pasien untuk

untuk mengontrol cemas mengungkapkan perasaan dan


ketakutan
 Vital sign dalam batas
 Ajarkan pasien untuk
normal
menggunakan teknik relaksasi
Ekspresi nonverbal
menunjukkan berkurangnya
kecemasan
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). USA:


ELSEVIER.
Carpenito, Lynda Juall 2010. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan.
Jakarta : EGC.
Mansjoer, A. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: FKUI.
Manuaba, Ida Bagus. 2010. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Hipokrates
Moorhead, Sue. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). USA:
ELSEVIER.
Mochtar, Pustam. 2008. Sinopsis Obstetri.Jakarta: EGC.
NANDA Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2015 - 2017. Jakarta: EGC.
NANDA NIC-NOC.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC-NOC.
Jakarta: EGC
Prawirohardjo, S. 1987. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Saifudin,A. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Agungsa. 2016. Laporan Pendahuluan Keluarga Berencana.
(dalam:http://agungsa10001.academia.edu./2016/04/lp-keluarga-
berencana.html). Diakses tanggal 10 Maret 2017 pukul 16.00 wita.
Denpasar, 13 Maret 2017

Mengetahui Mahasiswa
Pembimbing Klinik/ CI

Ida Ayu Rohini, S.S.T. I Gusti Ayu Risa Aristanti


NIP.196809091988012002 NIM. P07120215076

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

Ns. Ni Nyoman Hartati, S.Kep.,M.Biomed


NIP. 196211081982122001

Anda mungkin juga menyukai