Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 2 SALATIGA
Jl. Parikesit, Dukuh, Sidomukti, Salatiga, 50722 Telepon: (0298)313403
Faksimil: 0298-324069 Surat elektronik: smkn2@smkn2salatiga.sch.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMK NEGERI 2 SALATIGA


Mata Pelajaran : Penerapan Rangkaian Elektronika
Kompetensi Keahlian : Teknik Audio Video
Kelas / Semester : XI / Gasal
Kompetensi Dasar : Menerapkan komponen sensor & transduser pada rangkaian
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Alokasi Waktu : 1 x 4 JP @ 45 menit

A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
1. Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama,
jujur dan percaya diri dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.
2. Memiliki sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
3. Memahami susunan fisis, simbol dan karakteristik macam-macam komponen sensor
dan transduser pada rangkaian elektronika analog dan digital.
4. Menerapkan komponen sensor & transduser pada rangkaian elektronika

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Memahami susunan fisis, simbol dan karakteristik macam-macam komponen sensor
dan transduser pada rangkaian elektronika analog dan digital.
2. Menerapkan macam-macam komponen sensor dan transduser pada rangkaian
elektronika analog dan digital.
3. Menginterprestasikan datasheet macam-macam komponen sensor dan transduser untuk
keperluan perencanaan pada rangkaian elektronika analog dan digital.
4. Memahami metode pencarian kesalahan macam-macam komponen sensor dan
transduser pada rangkaian elektronika analog dan digital.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran, siswa diharapkan mampu :


1. Siswa dapat memahami susunan fisis, simbol dan karakteristik macam-macam
komponen sensor dan transduser pada rangkaian elektronika analog dan digital.
2. Siswa mampu menerapkan macam-macam komponen sensor dan transduser pada
rangkaian elektronika analog dan digital.
3. Siswa dapat memahami metode pencarian kesalahan macam-macam komponen sensor
dan transduser pada rangkaian elektronika analog dan digital.
4. Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja komponen sensor dan transduser pada rangkaian
elektronika analog dan digital.

E. Materi Ajar

TERLAMPIR

F. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific Learning


Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, dan Penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 30 menit
1. Orientasi :
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka
dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.
2. Apersepsi ;
 Mengaitkan materi pembelajaran yang
akan dilakukan dengan pengalaman peserta
didik dengan tema sebelumnya.
 Mengingatkan kembali materi prasyarat.

3. Motivasi
 Memberikan gambaran dari komponen
sensor dan transduser
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung

4. Pemberian Acuan ;
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator pada pertemuan
yang berlangsung
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar. sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti 1. Mengamati : 180 menit
a) Guru menayangkan materi sensor dan
transduser yang akan diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran di kelas melalui
proyektor di ruang kelas.
b) Guru memerintahkan peserta didik untuk
mengamati secara seksama tayangan definisi
sensor dan transduser
c) Peserta didik mengamati secara seksama
materi sensor dan transduser.
d) Peserta didik mendengarkan penjelasan
guru tentang materi sensor dan transduser
kemudian mencatat kesimpulan materi dan
atau mencatat materi yang belum jelas.
2. Menanya :
a) Peserta didik menyusun pertanyaan -
pertanyaan terkait dengan tayangan yang
berhubungan dengan teori sensor dan
transduser
b) Peserta didik menyusun pertanyaan -
pertanyaan terkait dengan tayangan yang
berhubungan dengan kegunaan sensor dan
transduser
.
3. Mengeksperimen
a) Guru menugaskan peserta didik untuk
mencari dan mengumpulkan data yang
dipertanyakan dari sumber belajar tentang
sensor dan transduser.
b) Peserta didik mengumpulkan data yang
dipertanyakan dan menentukan sumber untuk
menjawab pertanyaan tentang materi sensor
dan transduser.
4. Mengasosiasikan
a) Guru menugaskan peserta didik untuk
mendiskusikan dan menganalisis beberapa
soal tentang sensor dan transduser dengan
acuan apa yang telah dijelaskan.
b) Peserta didik mendiskusikan dan
menganalisis soal yang diberikan dengan
memadukan sumber referensi yang sudah
didapat.
5. Mengomunikasikan
a) Guru meminta peserta didik untuk menulis
hasil diskusi di kertas.
b) Guru meminta peserta didik untuk
memaparkan hasil diskusi.
c) Peserta didik sebagai perwakilan
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
Penutup 1. Guru memberikan post test untuk mengukur 30 menit
sejauh mana proses pembelajaran telah
terlaksana
2. Peserta didik menanyakan hal-hal yang masih
ragu.
3. Guru membantu peserta didik untuk
menjelaskan hal-hal yang diragukan sehingga
informasi menjadi benar dan tidak terjadi
kesalah pahaman terhadap materi.
4. Peserta didik menyimpulkan materi di bawah
bimbingan guru
5. Guru memberi tugas untuk pertemuan
selanjutnya
6. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan untuk tetap belajar
7. Peserta didik menutup pembelajaran dengan
doa dan salam.

H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran
1. Alat:
a. White board dan spidol
b. LCD proyektor
c. Komputer atau laptop
2. Media :
a. Power Point
b. Video Pembelajaran
c. Simulasi Software
3. Bahan Ajar :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
4. Sumber belajar :
a. Setiawan, Iwan.2009. Buku Ajar Sensor dan Transduser.Semarang.
b. Informasi yang diperoleh dari internet

I. Penilaian Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian: pengamatan dan tertulis
2. Prosedur Penilaian:
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian
1. Sikap Pengamatan Selama pembelajaran dan saat
a. Terlibat aktif dalam diskusi
pembelajaran
Penerapan Rangkaian
Elektronika.
b. Berdiskusi dalam
menjawab pertanyaan
c. Toleran terhadap
proses pemecahan
masalah yang berbeda
dan kreatif.

2. Pengetahuan Pengamatan dan tes Penyelesaian tugas individu


a. Menjelaskan kembali dan kelompok
konsep dan cara kerja
komponen sensor dan
transduser.
b. Menjelaskan kembali
penerapan komponen
sensor dan transduser
sebagai penguat dan
piranti saklar

3. Keterampilan Pengamatan Penyelesaian tugas (baik


Terampil menerapkan individu maupun kelompok)
konsep/prinsip dan dan saat diskusi
rangkaian yang berkaitan
dengan komponen sensor
dan transduser.
J. Instrumen penilaian hasil belajar
a. Penilaian tes tertulis
No Soal
1 Jelaskan pengertian
a. Sensor
b. Transduser
2 Sebut serta jelaskan macam-macam sensor dan transduser !

No Jawaban Skor
1 a. Sensor adalah alat untuk mendeteksi / mengukur suatu besaran 50
fisis berupa variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia
dengan diubah menjadi tegangan dan arus listrik.
b. Transduser adalah alat yang mengubah suatu energi dari satu
bentuk ke bentuk lain, yang merupakan elemen penting dalam
sistem pengendali.

2 1). Sensor Proximity 50


Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi
adanya target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya
sensor ini tediri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat
untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif
yang berlebihan. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi
penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk
menggerakkan suatu mekanis saklar.

2). Sensor Magnet


Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan
terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi
pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang
digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor
ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu,
kelembapan, asap ataupun uap.

3). Sensor Tekanan


Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur
ketegangan kawat, dimana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal
listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan tahanan pengantar
(transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan luas
penampangnya.
Jumlah 100

b. Pengamatan penilaian sikap


Indikator sikap aktif dalam pembelajaran materi tentang sensor dan transduser :
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi
belum konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus menerus dan konsisten
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok :
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok tetapi masih belum konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan
kelompok secara terus menerus dan konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap
proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan
konsisten.

Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

Sikap
No Nama Siswa Aktf Bekerja Sama Toleran
KB B SB KB B SB KB B SB
1
2
3
4
5
6
7

Kriteria penilaian : 3 = sangat baik 2= cukup 1=kurang baik


Total skor maksimum =

Skor yang diperoleh


Nilai siswa = ----------------------------- X 100
Skor maksimum

Range = Tinggi 85 – 100


Sedang 65 – 85
Rendah 50 – 65

c. Pengamatan penilaian keterampilan


Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang
relevan yang berkaitan dengan komponen sensor dan transduser:
1. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan komponen sensor
dan transduser sebagai penguat dan piranti saklar
2. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip
dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan komponen
sensor dan transduser tetapi belum tepat
3. Sangat terampil jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip
dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan komponen
sensor dan transduser dan sudah tepat

Penilaian Psikomotor
Menyelesaikan job
Kesiapan Peralatan Mengerjakan dengan
N dengan baik dan tepat
Nama Siswa Praktik baik sesuia prosedur
O waktu
Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria penilaian : 3 = baik 2= cukup 1=kurang
Total skor maksimum =

Skor yang diperoleh


Nilai siswa = ----------------------------- X 100
Skor maksimum

Range = Tinggi 85 – 100


Sedang 65 – 85
Rendah 50 – 65

Keterangan:
KT : Kurang terampil
T : Terampil
ST : Sangat terampil

Salatiga, 10 Agustus 2017


Guru Pamong Guru Mata Pelajaan,

Eko Sarwa, S. Pd. Dwi Budi Kristiono


NIP. 19740423 200003 1 003 NIM 5301414035

Mengetahui,
Kepala SMKN 2 Salatiga

Drs. Kamaruddin, M.Pd.


NIP 19611119 198503 1 012
LAMPIRAN
MATERI AJAR SENSOR DAN TRANSDUDER
Sensor adalah alat untuk mendeteksi / mengukur suatu besaran fisis berupa variasi
mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia dengan diubah menjadi tegangan dan arus
listrik. Transduser adalah alat yang mengubah suatu energi dari satu bentuk ke bentuk lain,
yang merupakan elemen penting dalam sistem pengendaliSensor dan transduser pada
dasarnya dapat dipandang sebagai sebuah perangkat atau device yang berfungsi mengubah
suatu besaran fisik menjadi besaran listrik, sehingga keluarannya dapat diolah dengan
rangkaian listrik atau sistem digital (lihat Gambar 1.1). Dewasa ini, hampir seluruh peralatan
modern memiliki sensor di dalamnya.
Variabel fisik Sensor/ Variabel listrik Pengkondisi Sistem pengolah
Transduser Sinyal (microprosesor
)
Gambar
1.1. Blok fungsional Sensor/Transduser
Terkait dengan perkembangan teknologi yang begitu luar biasa, pada saat ini, banyak sensor
telah dipabrikasi dengan ukuran sangat kecil hingga orde nanometer sehingga menjadikan
sensor sangat mudah digunakan dan dihemat energinya. Gambar 1.2 berikut memperlihatkan
salah satu contoh sensor MEMS Gyroscope dalam ukuran satuan mm.
Electrodes

Ring
structure

Gambar 1.2. MEMS Gyroscope


Berdasarkan variabel yang diindranya, sensor dikatagorikan kedalam dua jenis : sensor Fisika
dan sensor Kimia. Sensor Fisika merupakan jenis sensor yang mendeteksi suatu besaran
berdasarkan hukum-hukum fisika, yaitu seperti sensor cahaya, suara, gaya, kecepatan,
percepatan, maupun sensor suhu. Sedangkan jenis sensor kimia merupakan sensor yang
mendeteksi jumlah suatu zar kimia dengan jalan mengubah besaran kimia menjadi besaran
listrik dimana di dalamnya dilibatkan beberapa reaksi kimia, seperti misalnya pada sensor pH,
sensor oksigen, sensor ledakan, serta sensor gas. Gambar 1.3 dan 1.4 dibawah berturut-turut
memperlihatkan salah satu contoh sensor besaran fisika dan sensor besaran kimia
Gambar 1.3. Rangkaian komponen Sensor Thermocople (Fisika)

Gambar 1.4. Sensor Kadar Co2 (Kimia)


Sensor digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dimana aplikasinya mencakup berbagai
bidang, yaitu seperti: automobile, mesin, kedokteran, indistri, robot, maupun aerospace.
Dalam lingkungan sistem kontrol dan robotika, sensor memberi fungsi seperti layaknya mata,
pendengaran, hidung, maupun lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroller sebagai
otaknya.
Berikut adalah beberapa jenis sensor yang dapat dijumpai di lapangan

1.1. Sensor proximity


Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target jenis
logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis solid-
state yang terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan
korosif yang berlebihan. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada
objek yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar.
1.2 Sensor Magnet
Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet
dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi
(on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini
dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun
uap.
1.3. Sensor Sinar
Sensor sinar terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang
mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan
menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan. Demikian pula dengan
Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-
selnya, semakin tinggi intensitas cahaya yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai
tahanannya. Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan
karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun target
pemantulnya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan penerima.
1.4. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini
menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan
waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan
dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak
atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah:
objek padat, cair, butiran maupun tekstil.
1.5. Sensor Tekanan
Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana
mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan
tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan luas
penampangnya.
Strain gage adalah sebuah contoh transduser pasif yang mengubah pergeseran mekanis menjadi
perubahan tahanan. Sensitivitas sebuah strain gage dijelaskan dengan suatu karakteristik yang
disebut factor gage (factor gage), K, yang didefinisikan sebagai perubahan satuan tahanan
dibagi dengan perubahan satuan panjang.

1.6. Sensor Kecepatan (RPM)


Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana
suatu poros/object yang berputar pada suatui generator akan menghasilkan suatu tegangan yang
sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur dengan
menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan
magnetis terjadi.
1.7. Sensor Penyandi (Encoder)
Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi
sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini
biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi rotari tambahan (yang
mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan
membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar. Kedua, Penyandi absolut (yang
memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut) mempunyai cara
kerja sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak
yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu.
1.8. Sensor Suhu
Terdapat 4 jenis utama sensor suhu yang umum digunakan, yaitu thermocouple (T/C)lihat
gambar 1.6, resistance temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor. Thermocouple
pada intinya terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan dan dilebur
bersama, dimana terdapat perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan
sambungan referensi yang berfungsi sebagai pembanding. Resistance Temperature Detector
(RTD) memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan
suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi
pada pendeteksian tahanan. Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki
tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. Termistor adalah resistor yang peka
terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat
maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per
C sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu yang kecil. Sedangkan IC Sensor adalah sensor
suhu dengan rangkaian terpadu yang menggunakan chipsilikon untuk kelemahan
penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus yang sangat linear.
J-TC Thermocouple
JTC merupakan sensor yang mengubah besaran suhu menjadi tegangan, dimana sensor
ini dibuat dari sambungan dua bahan metallic yang berlainan jenis. Sambungan ini
dikomposisikan dengan campuran kimia tertentu, sehingga dihasilkan beda potensial
antar sambungan yang akan berubah terhadap suhu yang dideteksi.
NTC (Negative Temperature Coefficient)
Lain halnya dengan JTC, NTC merupakan sensor yang mengubah besaran suhu
menjadi hambatan. NTC dibuat dari campuran bahan semikonduktor yang dapat
menghasilkan hambatan intrinsik yang akan berubah terhadap temperatur.
Platinum Pt 100
Platinum Pt 100 pada plant kontrol suhu memiliki fungsi yang hampir sama dengan
sensor NTC, dimana letak perbedaannya adalah pada bahan pembuatan sensor.
Platinum Pt 100 dibuat dari platinum dengan resistansi nominal 100Ω pada suhu 0oC.
1.9. Sensor Efek Hall
Sensor Efek-Hall dirancang untuk merasakan adanya objek magnetis dengan perubahan
posisinya. Perubahan medan magnet yang terus menerus menyebabkan timbulnya pulsa yang
kemudian dapat ditentukan frekuensinya, sensor jenis ini biasa digunakan sebagai pengukur
kecepatan.
Sensor Hall Effect digunakan untuk mendeteksi kedekatan (proximity), kehadiran atau
ketidakhadiran suatu objek magnetis (yang) menggunakan suatu jarak kritis. Pada dasarnya ada
dua tipe Half-Effect Sensor, yaitu tipe linear dan tipe on-off. Tipe linear digunakan untuk
mengukur medan magnet secara linear, mengukur arus DC dan AC pada konduktordan funsi-
fungsi lainnya. Sedangkan tipe on-off digunakan sebagai limit switch, sensor keberadaan
(presence sensors), dsb. Sensor ini memberikan logika output sebagai interface gerbang logika
secara langsung atau mengendalikan beban dengan buffer amplifier.
Gambar Diagram Hall Effect
Keterangan gambar :
1. Elektron
2. Sensor Hall atau Elemen Hall
3. Magnet
4. Medan Magnet
5. Power Source

Gambar diagram hall effect tersebut tersebut menunjukkan aliran elektron. Dalam gambar A
menunjukkan bahwa elemen Hall mengambil kutub negatif pada sisi atas dan kutub positif
pada sisi bawah. Dalam gambar B dan C, baik arus listrik ataupun medan magnet dibalik,
menyebabkan polarisasi juga terbalik. Arus dan medan magnet yang dibalik ini menyebabkan
sensor Hall mempunyai kutub negatif pada sisi atas.
Hall Effect tergantung pada beda potensial (tegangan Hall) pada sisi yang berlawanan dari
sebuah lembar tipis material konduktor atau semikonduktor dimana arus listrik mengalir,
dihasilkan oleh medan magnet yang tegak lurus dengan elemeh Hall. Perbandingan tegangan
yang dihasilkan oleh jumlah arus dikenal dengan tahanan Hall, dan tergantung pada
karakteristik bahan. Dr. Edwin Hall menemukan efek ini pada tahun 1879.
Hall Effect dihasilkan oleh arus pada konduktor. Arus terdiri atas banyak beban kecil yang
membawa partikel-partikel (biasanya elektron) dan membawa gaya Lorentz pada medan
magnet. Beberapa beban ini berakhir di sisi – sisi konduktor. Ini hanya berlaku pada konduktor
besar dimana jarak antara dua sisi cukup besar.
Salah satu yang paling penting dari Hall Effect adalah perbedaan antara beban positif bergerak
dalam satu arah dan beban negatif bergerak pada kebalikannya. Hall Effect memberikan bukti
nyata bahwa arus listrik pada logam dibawa oleh elektron yang bergerak, bukan oleh proton.
Yang cukup menarik, Hall Effect juga menunjukkan bahwa dalam beberapa substansi (terutama
semikonduktor), lebih cocok bila kita berpikir arus sebagai “holes” positif yang bergerak
daripada elektron.

Anda mungkin juga menyukai