Anda di halaman 1dari 14

MODEL KONSEPTUAL LEININGER DAN APLIKASINYA DALAM

KEPERAWATAN KOMUNITAS

MAKALAH
disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas I
Dosen Pengampu: Ns. Irwina Angelia Silvanasari, S.Kep., M.Kep.

oleh
Kelompok 4
Angga Dwi Praditya 16010100
Auwalia Ismy A. 16010102
Evi Nurdiana M. 16010108
Furqon Romadhon 16010114
Khusnul Chotimah W. 16010119
Muhamad Abdul W. 16010127
Novelia Andrika R. P. 16010131
Siti Azlinda 16010136
Siti Nur Latifah 16010137
Tria Yunis M. 16010139
Vita Putri Rahayu 16010141

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
banyak nikmat-Nya kepada kami sehingga atas berkat dan rahmat serta karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Model KonseptuaL
Leininger dan Aplikasinya Dalam Keperawatan Komunitas” ini sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Terima kasih kami sampaikan kepada Ns. Irwina Angelia Silvanasari, M.Kep.,
selaku dosen pengajar Keperawatan Komunitas I yang telah memberikan
kesempatan bagi kami untuk mengerjakan tugas ini, sehingga kami menjadi lebih
mengerti dan memahami tentang model konseptual Leininger.
Walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi kami
menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Untuk itu kritik dan saran tetap kami harapkan demi perbaikan
makalah ini ke depan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat.

Jember, 21 September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2 Tujuan ..................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 2

2.1 Biografi Leininger ................................................................................... 2


2.2 Pengertian Keperawatan Transkultural ................................................... 2
2.3 Tujuan Keperawatan Transkultural ......................................................... 3
2.4 Konsep Keperawatan Transkultural ........................................................ 4
2.5 Paradigma Keperawatan Transkultural ................................................... 5
2.6 Kelebihan Keperawatan Transkultural .................................................... 6
2.7 Kekurangan Keperawatan Transkultural................................................. 6
2.8 Penerapan Teori Leininger ...................................................................... 7

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 10


3.2 Saran ........................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga,
dan masyarakat. Sebagai salah satu tenaga profesional, keperawatan
menjalankan dan melaksanakan kegiatan praktek keperawatan dengan
menggunakan ilmu pengetahuan dan teori keperawatan yang dapat
dipertanggung jawabkan. Dimana ciri sebagai profesi adalah mempunyai
body of knowledge yang dapat diuji kebenarannya serta ilmunya dapat
diimplementasikan kepada masyarakat langsung.
Perawat dalam mempratikan keperawatannya harus memperhatikan
budaya dan keyakinan yang dimiliki oleh klien, sebagaimana yang disebutkan
oleh teori model Madeleine Leininger bahwa teori model ini memiliki tujuan
yaitu menyediakan bagi klien pelayanan spesifik secara kultural. Untuk
memberikan asuhan keperawatan dengan budaya tertentu, perlu
memperhitungkan tradisi kultur klien, nilai-nilai kepercayaan ke dalam
rencana perawatan.
Berdasarkan latar belakang di atas kami membuat makalah mengenai
penerapan teori model Madeleine Leininger dalam praktek keperawatan. Hal
ini ditujukan supaya lebih memahami teori model menurut Madeleine
Leininger dalam praktek keperawatan, agar perawat mampu melakukan
pelayanan kesehatan peka budaya kepada klien menjadi lebih baik.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang biografi dari Madeleine Leininger
2. Untuk mengetahui tentang pengertian dari keperawatan transkultural
3. Untuk mengetahui tentang tujuan dari keperawatan transkultural
4. Untuk mengetahui tentang konsep dari keperawatan transkultural
5. Untuk mengetahui tentang paradigma keperawatan transkultural
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan keperawatan transcultural
7. Untuk mengetahui penerapan teori Leininger

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biografi Madelaine Leininger


Madelaine Leininger adalah guru besar yang terkenal diseluruh dunia,
penulis, pengembang teori, peneliti, dan pembicaraan publik. Lahir di Suton,
Nebraska. Dia menempuh pendidikan diploma tahun 1948 di St. Anthony
Hospital School of Nursing, daerah Denfer. Dia juga mengabdi di organisasi
Cadet Nurse Corps pada tahun 1950 dia meraih gelar sarjana. Menjadi
professor dari sekitar 70 perguruan tinggi, menulis 25 buku, dan menerbitkan
lebih dari 220 artikel. Bidang keahliannya adalah keperawatan Transkurtural,
Perawatan Manusia Komparatif, teori keperawatan budaya, budaya dibidang
keperawatan, dan kesehatan, antropologi, dan masa depan dunia keperawatan.
Pada awal kariernya sebagai perawat, Leininger mengakui pentingnya
konsep “peduli” dalam keperawatan. Teori peduli bertujuan untuk
memberikan budaya pelayanan keperawatan melalui tindakan bantu,
mendukung, fasilitasif, atau keputusan yang sebagian besar dibuat khusus agar
sesuai dengan individu, kelompok, lembaga budaya nilai-nilai, keyakinan dan
lifeways selama tahun 1950 an Lininger mengalami apa yang menggambarkan
sebagai kejutan budaya ketika dia meyadari bahwa pola-pola perilaku
berulang pada anak-anak tampaknya bedasar mimiliki dasar budaya. Lininger
mengidentifikasi kurangnya pengetahuan budaya dan perawatan sebagai rantai
yang hilang. Wawasan ini adalah awal yang baru membangun fenomena
terkait dengan pelayanan keperawatan disebut keperawatan transkurtural
(Yohana, 2014).
2.2 Pengertian Keperawatan Transkultural
Transcultural Nursing adalah suatu area atau wilayah keilmuan budaya
pada proses belajar dan praktek keperawatan yang focus memandang
perbedaan dan persamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan ,sehat
dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan
,dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan dan
khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

2
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku caring. Caring adalah esensi
dari keperawatan , membedakan,mendominasi sertamempersatukan tindakan
keperawatan. Tindakan caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan
dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Dalam
perkembangan dan pertumbuhan , masa pertahanan sampai dikala manusia itu
meninggal. Human caring secara umum dikatakan segala sesuatu yang
berkaitan dengan dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human
caring ini merupakan fenomena universal dimana expresi, struktur dan
polanya bervariasi diantara kulltur satu tempat dengan tempat yang lain
(Iskandar, 2015).

2.3 Tujuan Keperawatan Transkultural


Keperawatan Transkurtural adalah mengembangkan sains dan pohon
keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada
kebadayaan (Kultur-Culture) yang spesifik dan universal (Leinnger)
Kebudayaan yang spesifik adalah kebudayan dengan nilai dan norma yang
spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain seperti pada suku Osing,
Tengger ataupun dayak, sedangkan kebudayaan yang universal adalah
kebudayaan dengan nilai bernorma yang diyakini dan dilakukan oleh hamper
semua kebudayaan seperti budaya olahraga untuk mempertahankan keshatan.
Pada teori ini terdapat negosiasi budaya untuk intervensi dan implementasi
keperawatan untuk membantu klien berdaptasi terhadap budaya tertentu yang
lebih menguntungkan kesahatannya. Perawat membantu klien agar dapat
memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung status kesehatan.
Terdapat pula Restrukturisasi budaya perlu dilakukan bila budaya yang
dimiliki merugikan status kesehatan klien. Perawat berupaya melakukan
strukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok.
Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan
sesuai dengan keyakinan yang dianut (Makhfudli, 2013).

3
2.4 Konsep Dalam Keperawatan Transkultural
1. Budaya
Adalah norma atau aturan tindakan dari kelompok dan dibagi serta
memberi petunjuk,dalam berfikir , bertindak dan mengambil keputusan
2. Nilai budaya
Adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau
sesuatu tindakan yang dipertahankan pada waktu tertentu yang
berlandaskan tindakan dan keputusan
3. Perbedaan budaya
Dalam asuhan keperawatan yang optimal mengacu pada variasi
pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
budaya yang menghargai nilai budaya individu,kepercayaan dan tindakan
termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan
individu yang mungkin kembali lagi (Leinenger, 1985).
4. Etnosentris
Adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa
budayanya adalah yang terbaik diantara budaya yang dimiliki oleh orang
lain.
5. Etnis
Berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang
digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
6. Ras
Adalah perbedaan macam-macam manusia dan didasarkan pada
mendiskreditkan asal muasal manusia.
7. Etnografi
Adalah ilmu yang mempelajari dengan pendekatan metode pada penelitian
etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang
tinggi pada perbedaan budaya setiap individu
8. Care
Adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan ,
dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya

4
kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktualmaupun potensial yang
bertujuan untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia
9. Caring
Adalah tindakan yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan
mengarahkan individu keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata
atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi atau kualitas hidup.
10. Cultural care
Beerkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,
kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakna untuk membimbing,
mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok
untuk mepertahankan kesehatan , sehat, berkembang, dan bertahan hidup,
hidup dala keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
11. Cultural imposition
Berkenaan dengan kecendrungan tenaga kesehatan untuk memaksakan
kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karna percaya
bahwa ide yang dimiliki. oleh perawat lebih tinggi dati pada kelompok.

2.5 Paradigma Keperawatan Transkultural


Leininger (1985), mengartikan paradigma transcultural sebagai cara
pandang, keyakinan, nilai nilai, konserp konsep budaya terlaksananya asuhan
yang sesuai dengan latarbelakang budaya terhadap empat konsep sentral
keperawatan yaitu:
1) Manusia
Adalah individu,keluarga atau kelompok yang memiliki nilai dan norma
norma yang diyakini berguna untuk menekankan pilihan dan melakukan
pilihan.
2) Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktivitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan
suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang
digunakan untuk menjaga dan memlihara keadaa seimbang yang dpat di
observasi dalam aktivitas sehari hari.

5
3) Lingkungan
Didefinisikan sewbagai keseluruhan venomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang
sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling
berinteraksi. Terdapat 3 bentuk lingkungan yaitu : fisik, social, dan
simbolik.
4) Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan pada klien sesuai dengan latar
belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandrikan
individu memiliki sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan
dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan atau mempertahankan
budaya mengakomodasi atau menegosiasi budaya dan mengubah atau
mengganti klien (Leinenger, 1991).

2.6 Kelebihan Teori Leininger


1. Merupakan prefektif teori bersifat unit dan kompleks, kebudayaan klien
juga sangat patut di perhatikan dalam memberikan asuhan.
2. Pengaplikasiannya memaksimalkan teori keperawatan lain, seperti orem
Virginia Henderson dan neuman.
3. Teori transcultural dapat mengarahkan perawat untuk membantu klien
dalam mengambil keputusan guna meningkatkan kualitas kesehatannya.
4. Mengatasi berbagai permasalahan hambatan budaya yang sering
ditemukan saat melakukan asuhan keperawatan.

2.7 Kekurangan Teori Leininger


Teori ini tidak mempunyai metode spesifik yang mencakup proses asuhan
keperawatan.

6
2.8 Penerapan Teori Madelaine Leininger
1. Riset (Reseach)
Teori Leaninger telah diuji cobakan menggunakan metode penelitian
dalam bergagai budaya. Teori Transkultural Nursing ini, merupakan satu-
satunya teori yang membahas cara spesifik tentang pentingnya menggali
budaya pasien untuk memenuhi kebutuhannya.
Kajian yang telah dilakukan mengenai etnogeografi dilakukan pada
keluarga yang salah satu anggota keluarganya mengalami gangguan
neurologis yang akut. Hal yang dilihat disini adalah bagaimana anggota
keluarganya menjaga anggota keluarga yang mengalami gangguan
neurologis. Anggota keluarga yang sehat diwawancara dan obserfasi guna
memperoleh data. Setelah dikaji, ada beberapa factor yang mempengaruhi
kepedulian anggota keluarga yang sehat untuk menjaga anggota yang
sakit. Faktor diantaranya adalah komitmen dalam kepedulian, pergolakan
emosional hubungan keluarga yang dinamis, transisi dan ketabahan.
Tujuan dari kajian kedua adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis
ekspresi dari pelaksanaan sifat kering warga anglo amerika dan afrika
amerika dalam sift kering jangka panjang dengan menggunakan metode at
nursing kualitaatif (Nela Indriani, 2017).
2. Edukasi (Education)
Keaneka ragaman budaya atau dalam dunia keperawatan mulai
diintegrasikan dalam kurikulum keperawatan pada tahun 1917.
Promosi kurikulum pertama tentang transkultural nursing dilaksanakan
antara tahun 1965-1969 oleh Medeleine Leininger. Leininger tidak hanya
mengembangkan transkultural nursing dibidang khusus. Kemudian dia
memperkenalkan teori ini kepada mahasiswa pasca sarjana pada tahun
1677. Teori Leininger memberikan pengaruh yang sangat besar dalam
proses pembelajaran keperawatan yang ada didunia.
Di Indonesia sendiri, sangat penting untuk menerapkan teori transcultural
nursing dalam sistem pendidikan.
3. Kolaborasi (Colaboration)

7
Asuhan keperawatan merupakan bentuk yang harus dioptimalkan
dengan mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang
dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai
budaya individu, kepercayaan dan tidakan terhadap lingkungan dari invidu
yang datang dan invidu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985)
Dalam mengaplikasikan teori Leininger dilingkungan pelayanan
kesehatan memerlukan suatu proses atau rangkain kegiatan sesuai dengan
latar belakang budaya klien. ketika melakukan kolaborasi dengan klien,
ataupun dengan staf kesehatan lainnya. pemahaman terhadap budaya klien
akan diimplementasikan kedalam stategi yang digunakan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Strategi ini dikemukakan oleh
Leininger antara lain:
a. Strategi I, Perlindungan atau Mempertahankan Budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak
bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi
keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai relavan.
b. Strategi II, Mengakomodasi atau Negoisiasi Budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan dilakukan untuk membantu
klien beradaptasi terhadap budaya yang lebih menguntungkan
kesehatan. Misalnya Klien sedang hamil mempunyai pantang makan
yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein
hewani atau nabati lain.
c. Strategi III, Mengubah atau Mengganti Budaya Klien
Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya
merokok menjadi tidak merokok,. Pola rencana hidup yang dipilih
biasanya yang lebih menguntungkandan sesuai dengan keyakinan yang
di anut.
4. Pemberi Perawatan (Care Giver)
Perawat sebagai Care Giver diharuskan memahami konsep teori
transcultural nursing. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat akan
mengakibatkan terjadinya Kultural Shock atau Kultur Culture Inposition.
Culture Shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat

8
tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya. culture
inposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (Perawat), baik secara
diam maupun terang-terangan memaksakan nilai budaya, keyakinan dan
kebiasaan atau perilaku yang dimiliki pada individu, keluarga, atau
kelompok dan budaya lain.
Pemahaman budaya klien oleh perawat sangat mempengaruhi
efektifitas keberhasilan menciptakan hubungan perawat dank klien yang
bersifat terapeutik.
5. Manajemen
Dalam mengaplikasikan di bidang keperawatan Transkiltural Nursing bisa
ditemukan dalam manajemen keperawatan. Ada beberapa rumah sakit
yang dalam memberikan pelayanan kesehatan menggunakan bahasa
daerah yang digunakan oleh pasien. Terutama bagi masyarakat awam,
mereka justru akan merasa lebih dekat dengan pelayanan kesehatan yang
menggunakan bahasa ibu mereka.
6. Sehat dan sakit
Leininger menjelaskan konsep sakit dan sakit sebagai suatu hal yang
sangat bergantung, dan ditentukan oleh budaya. Budaya yang
mempengaruhi seseorang mengapresiasi keadaan sakit yang diderita.
Apresiasi terhadap sakit yang ditampilkan dari berbagai wilayah di
Indonesia juga beragam.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Garis besar Leininger adalah tentang culture diversity dan universality,
yaitu yang lebih dikenal dengan transcultural nursing. Berfokus pada nilai-
nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan kesehatan yang berbasis budaya, di
dalam teorinya membahas khusus culture, culture care, diversity, universality,
world view, ethnohistory. Tujuan menggunakan keperawatan transcultural
adalah mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis, sehingga
tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan universal.
Dalam teori ini terdapat beberapa kelebihan dan juga kekurangan yang perlu
diperbaiki dan dipertahankan. Teori ini juga dapat diterapkan dalam berbagai
aspek diantaranya bidang riset, edukasi, kolaborasi, pemberi perawatan,
menejemen, dan sehat sakit.
Dalam bidang riset teori Leininger berguna bagi masyarakat dan para staf
professional untuk mengembangkan teori transkulturan nursing. Dalam bidang
edukasi Leininger mengembangkan transcultural nursing dibidang kursus dan
disebuah program sekolah masyarakat. Di dalam teori ini menciptakan
perawat professional yang peka. Dalam bidang kolaborasi teori Leininger di
terapkan di lingkungan kesehatan ketika melakukan kolaborasi dengan klien
dimana perawat harus memahami konsep teori transkulturan nursing untuk
menghindari terjadinya cultural shock atau cultural imposition saat pemberian
asuhan keperawatan. Dalam bidang manajement transcultural nursing bisa
diaplikasikan menggunakan bahasa daerah yang digunakan oleh pasien.
Karena hal ini memungkinkan pasien merasa lebih nyaman dan lebih dekat
dengan pemberi pelayanan kesehatan.
3.2 Saran
Penerapan teori Leininger diperlukan pengetahuan dan pemahaman
tentang ilmu antropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang
baik. Pelaksanaan teori Leininger memerlukan penggabungan dari teori
keperawatan yang terkait seperti teori adaptasi, self care, dll.

10
DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, R. (2015, Maret 18). Aplikasi Teori Transcultural Nursing Dalam


Proses Keperawatan. Retrieved from Academia Education:
www.academia.edu.com

Makhfudli, F. E. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik


dalam Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika.

Nela Indriani, d. (2017). Teori Model Madeleine Leininger Dalam Praktik


Keperawatan Komunitas. Retrieved September 2018, 20, from Scribd:
https://www.scribd.com

Yohana, A. (2014). Biografi Medeleine Leininger. Retrieved September 20, 2018,


from Scribd: https://www.scribd.com

11

Anda mungkin juga menyukai