PERKREDITAN
1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta dapat memahami aspek
hukum Debitur dan usahanya,
Hukum Perjanjian dan Hukum
Jaminan dalam melayani
permohonan Pinjaman dengan
baik dan benar
2
IDENTIFIKASI DOKUMEN
Dalam proses awal pemberian kredit, perlu dilakukan iden4fikasi
terhadap dokumen-dokumen hukum yang terkait dengan diri
pribadi / badan usaha debitur/calon debitur, yaitu melipu4 :
A. Iden4tas Debitur
• Data Pribadi
• Reputasi
• Kecakapan Ber4ndak
B. Legalitas Usaha
• Perijinan /Kegiatan Usaha
• Badan Usaha Debitur
3
IDENTITAS DEBITUR
4
LEGALITAS IZIN USAHA
• Surat Keterangan Usaha
• Izin Gangguan (HO = Hinder Ordonan4e)
• SITU (Surat Ijin Tempat Usaha)
• SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan)
• TDP (Tanda DaRar Perusahaan)
• NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
• AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) à untuk
usaha yang memiliki dampak besar dan pen4ng bagi
lingkungan hidup.
5
BENTUK- BENTUK BADAN USAHA
q Perusahaan Perorangan
q Perusahaan Persekutuan Firma
q Perusahaan Persekutuan Komanditer
Atau CV (Comanditair Venotschaap)
q Perseroan Terbatas ( PT )
6
PERUSAHAAN PERORANGAN
• Dijalankan sendiri oleh pemiliknya atau keluarganya tanpa
memiliki partner usaha
• Seperti usaha dagang (UD/PD) atau perniagaan sederhana
seperti toko, rumah makan, bengkel dan usaha perorangan
lainnya.
• Tidak memerlukan persyaratan formal tertentu seperti
adanya pengesahan atau pendaftaran Akta Pendirian/
Anggaran Dasar dari pejabat yang berwenang.
• Untuk legalitas perusahaan cukup dibuktikan dengan adanya
perizinan/rekomendasi dari Pejabat Pemerintah Daerah
setempat antara lain berupa SITU dan SIUP
• Khusus bagi perusahaan kecil perorangan yang melakukan
kegiatan sekadar memenuhi untuk nafkah keluarga sehari-
hari (kedai/warung/pedagang kaki lima), tidak memerlukan
perizinan tertentu. 7
PERSEKUTUAN FIRMA ( FA )
PERSEKUTUAN FIRMA
Adalah bentuk persekutuan yang didirikan untuk menjalankan
perusahaan, antara dua orang atau lebih dengan memakai nama
bersama dan tanggung jawab para Fima yang biasa disebut sekutu
yang bersifat tanggung renteng.
10
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
Syarat Sahnya Perjanjian (Psl.1320 KUHPdt)
1.Syarat Subyektif
a.Kesepakatan
b.Cakap
2.Syarat Obyektif
a.Hal tertentu
b.Kausa Halal
11
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
KESEPAKATAN
debitur.
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
KARENA HAL TERTENTU
Hal/obyek tertentu dalam perjanjian kredit adalah
pemberian/penyediaan uang untuk membiayai
usaha tertentu atau konsumsi debitur, untuk
memenuhi syarat obyek tertentu maka dalam
perjanjian kredit perlu dijabarkan secara spesifik
pinjaman/kredit yang diberikan sekurang-
kurangnya mencakup jumlah, jenis, bunga, dan
jangka waktu kredit.
13
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
KAUSA YANG HALAL
• Tidak bertentangan dengan kaidah hukum,
kepatutan, e4ka dan kesusilaan.
• Semua kegiatan-kegiatan yang bertentangan
dengan hukum, kepatutan dan kesusilaan
dilarang dibiayai oleh bank,
• P e l a n g g a r a n t e r h a d a p a z a s i n i a k a n
menyebabkan perjanjian kredit menjadi “batal
demi hukum”. 14
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
AKIBAT HUKUM
AKIBAT HUKUM APABILA TIDAK TERPENUHINYA
SYARAT PERJANJIAN :
u R ENVOI
u A D D E N D U M
u N O V A S I
24
PERUBAHAN PERJANJIAN KREDIT
RENVOI
26
PERUBAHAN PERJANJIAN KREDIT
Adendum dipergunakan apabila terjadi perubahan
pemberian kredit yang berkaitan dengan :
u Penambahan syarat/ketentuan dan hal-hal lain yang
diatur dalam perjanjian kredit;
u Penggantian syarat/ketentuan dan hal-hal lain yang
diatur perjanjian kredit;
u Penghapusan atau menghilangkan bagian tertentu
dari syarat dan ketentuan perjanjian kredit.
27
PERUBAHAN PERJANJIAN KREDIT
NOVASI
u Novasiatau pembaharuan hutang adalah merupakan
suatu perjanjian yang dibuat untuk membebaskan
seseorang dari suatu perikatan yang dibuatnya.
u Novasi
dipergunakan apabila akan dilakukan
perubahan perjanjian kredit yang menyangkut :
- Obyek perjanjian kredit
- Penggantian dan pembebasan debitur
- Penggantian kreditur
28
PERUBAHAN PERJAJIAN KREDIT
PENGECUALIAN TERHADAP NOVASI :
u Penggantian
kreditur (novasi subyektif aktif) dengan
ketentuan dalam perjanjian novasi dinyatakan dengan tegas
bahwa perjanjian pengikatan agunan/jaminan akan
dipertahankan untuk kepentingan perjanjian novasi (pasal
1421 KUHPerdata).
u Penggantian debitur (novasi subyektif pasif) dimana debitur
pemilik agunan dalam perjanjian kredit yang dinovasi ikut
kembali sebagi pihak debitur dalam perjanjian novasi dan
untuk keperluan tersebut harus penegasan dalam perjanjian
novasi (pasal 1423 KUHPerdata).
29
HUKUM JAMINAN ATAU
AGUNAN KREDIT
30
JAMINAN ATAU AGUNAN KREDIT
PERBEDAAN JAMINAN DAN AGUNAN :
JAMINAN KREDIT adalah keyakinan atas kemampuan &
kesanggupan debitur untuk melunasi kreditnya melipuI :
1.Carakter
2.Capacity
3.Capital
4.CondiIon
5.Collateral
AGUNAN adalah bagian dari jaminan kredit dan dibedakan
AGUNAN POKOK dan AGUNAN TAMBAHAN
31
JAMINAN ATAU AGUNAN KREDIT
PENCANTUMAN SYARAT AGUNAN :
Mengacu kepada ketentuan, Agunan Kredit adalah :
• Agunan Pokok
(Obyek atau usaha yang dibiayai pinjaman)
• Agunan Tambahan
(Ak4va Tetap di luar obyek yang dibiayai pinjaman)
32
PENGIKATAN HAK ATAS AGUNAN KEBENDAAN
1. HAK TANGGUNGAN
2. GADAI
3. CESSIE
4. FIDUCIA
33
HAK TANGGUNGAN
34
HAK TANGGUNGAN
OBYEK HAK TANGGUNGAN ANTARA LAIN TERDIRI ATAS :
• Hak Milik
• Hak Guna Usaha
• Hak Guna Bangunan
• Hak Pakai atas tanah Negara yg menurut ketentuan yg berlaku wajib
didaRar & menurut sifatnya dapat dipindahtangankan.
• Hak kepemilikan tanah eks hukum adat yang telah ada akan tetapi
proses administrasi/konversinya belum dilaksanakan seper4 girik,
petok D, ke44r dll dapat juga dijadikan obyek Hak Tanggungan dengan
ketentuan pembebanannya dilakukan bersamaan dengan permohonan
pendaRaran hak atas tanah dengan di4ngkatkan hak statusnya.
35
HAK TANGGUNGAN
• Pembebanan Hak Tanggunan dapat melipu4 juga benda-benda yang
terkait dengan tanah dengan memperjanjikannya dalam Akta
Pembebanan Hak Tanggungan seper4 :
– Bangunan yang berada diatas tanah maupun dibawah permukaan
tanah obyek Hak Tanggungan (basement);
– Satuan Rumah Susun/Apartemen yang berada di atas tanah obyek
Hak Tanggungan (Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan,
Hak Pakai Diatas Tanah Negara dan Tanah Hak Pengelolaan);
– Tanaman yang tumbuh di atas tanah obyek Hak Tanggungan;
– Mesin-mesin yang tertanam dalam fondasi tanah obyek Hak
Tanggungan;
– Hasil karya lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan hak atas
tanah obyek Hak Tanggungan dan secara hukum dianggap sebagai
benda 4dak bergerak.
36
HAK TANGGUNGAN
SIFAT HAK TANGGUNGAN
37
SURAT KUASA MEMASANG HAK
TANGGUNGAN ( S K M H T )
SKMHT
• Pada dasarnya pembebanan Hak Tanggungan wajib dilakukan sendiri
oleh pemberi Hak Tanggungan,
• Hanya apabila benar-benar diperlukan diperkenankan menggunakan
SKMHT, yaitu dalam hal :
– Pemberi pemberi HT 4dak dapat hadir dihadapan PPAT. (misalnya karena obyek
agunan berada di luar wilayah)
• Dalam hal pemberian Hak Tanggungan dilakukan melalui SKMHT maka
kuasa yang diberikan tersebut 4dak dapat ditarik kembali dan 4dak
dapat berakhir oleh sebab apapun kecuali kuasa tersebut telah
dijalankan atau telah habis jangka waktunya.
38
SURAT KUASA MEMASANG HAK
TANGGUNGAN ( S K M H T )
Dibuat oleh : Notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
Beberapa persyaratan sbb :
- Tidak memuat kuasa utk melakukan perbuatan hukum
lain.
- Tidak memuat kuasa subs4tusi
- Mencantumkan secara tegas obyek HT, jumlah hutang,
nama & iden4tas kreditur serta debitur (jika debitur
bukan pemberi HT).
39
SURAT KUASA MEMASANG HAK
TANGGUNGAN ( S K M H T )
Masa berlaku SKMHT :
• 1 bulan utk tanah yg sudah terdaRar (sudah berser4fikat)
• 3 bulan utk tanah yg belum berser4fikat (tanah hak adat atau
konversi hak lama)
• S/d berakhirnya masa berlaku Perjanjian Pokok (jangka waktu
Perjanjian Kredit) bagi SKMHT yg menjamin jenis usaha kecil a.l. :
Kredit kpd nasabah usaha Mikro dan Kecil, KPR, kredit dgn plafon s/d
Rp. 50 juta.
(Peraturan Meneg. Agraria No.4/1996)
40
AKTA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN A
(APHT)
LEMBAGA PEMBUAT APHT
47
GADAI
• Untuk benda bergerak berwujud:
(seper4 kendaraan bermotor, alat elektronik, perhiasan-perhiasan
penyerahannya) dilakukan secara fisik kepada penerima gadai/bank
untuk kemudian disimpan di bank atau oleh pihak lain yang ber4ndak
untuk kepen4ngan bank
• Untuk benda bergerak Idak berwujud :
– (seper4 surat-surat berharga atas tunjuk) penyerahannya
dilakukan dengan menyerahkan fisik surat surat berharga beserta
endosemennya;
– (seper4 piutang atas nama seper4 deposito) penyerahan dilakukan
dengan menyerahkan fisik bilyet deposito dan pemberitahuan
kepada siapa hak gadai harus dilaksanakan (orang/pihak yang
harus membayar piutang yang diserahkan). Penyerahan dan
pemberitahuan tersebut 4dak disyaratkan dalam bentuk akta
cessie namun cukup dengan pemberitahuan biasa. 48
GADAI
HAPUSNYA GADAI
1.Hapusnya perjanjian pokok
2.Dilepaskan secara sukarela
3.Barang tanggungan hilang atau musnah
4.Pemegang gadai menjadi pemilik atas barang jaminan
OBYEK :
Semua benda bergerak maupun tidak
bergerak yang belum diatur dalam UU lain.
56
OBYEK FIDUCIA
• Kendaraan bermotor
• Stock barang dagangan yang disimpan di gudang
maupun di tempat barang diperdagangkan ;
• Peralatan kantor/tempat usaha/rumah tangga
• Barang elektronik.
• Bangunan diatas tanah orang lain
• Mesin-mesin yang 4dak dijadikan satu dengan
fondasi bangunan
57
LEMBAGA PENERBIT SERTIFIKAT FIDUCIA
1. Acesoir
2. Kekuatan Eksekutorial & Preference
3. Tetap mengiku4 benda
4. Wajib di daRarkan
59
HAPUSNYA FIDUCIA
• Hapus atau lunasnya hutang yang
dijamin dengan Fidusia.
• Pelepasan hak atas jaminan fidusia
oleh Penerima Fidusia.
• Musnahnya benda yang dijadikan
obyek jaminan Fidusia.
60
HAPUSNYA FIDUCIA
• Melalui penjualan di bawah tangan. Penjualan di bawah tangan
dilakukan berdasarkan kesepakatan Pemberi dan Penerima Fidusia jika
cara demikian dapat diperoleh harga ter4nggi yang menguntungkan para
pihak. Pelaksanaan penjualan di bawah tangan hanya dapat dilakukan
setelah melewa4 1 bulan sejak diumumkan dalam 2 (dua) surat kabar
yang beredar di daerah ybs.
62
BENDA YANG TIDAK DAPAT DIGUNAKAN
SEBAGAI AGUNAN ANTARA LAIN :
• Benda Milik Daerah / Negara
– Berdasarkan UU Perbendaharaan Negara barang milik
negara/pemerintah daerah dilarang dijadikan jaminan
untuk mendapatkan pinjaman.
– Mengenai benda milik Pemda diatur lebih lanjut dalam UU
Pemerintahan Daerah, dimana yang dilarang untuk
dijadikan jaminan adalah khusus bagi benda-benda yang
dipergunakan untuk melayani kepen4ngan umum antara
lain seper4 rumah sakit, sekolah, pasar (secara
keseluruhan). 63
BENDA YANG TIDAK DAPAT DIGUNAKAN
SEBAGAI AGUNAN ANTARA LAIN :
• Benda Milik Perusahaan Pembiayaan & Dana Pensiun
– Perusahaan Pembiayaan (Leasing, Anjak Piutang, Usaha Kartu
Kredit, Pembiayaan Konsumen) dilarang memberikan jaminan
dalam segala bentuknya kepada pihak lain. Namun demikian
Perusahaan Pembiayaan tetap diperbolehkan menerima
pinjaman dari pihak lain termasuk dari bank.
– Untuk Dana Pensiun selain larangan penjaminan terhadap
harta kekayaannya juga terdapat larangan untuk mengajukan
pinjaman kepada pihak lain. Dengan adanya larangan
tersebut maka Dana Pensiun 4dak dapat menerima
pembiayaan/kredit dari bank. 64
BENDA YANG TIDAK DAPAT DIGUNAKAN
SEBAGAI AGUNAN ANTARA LAIN :
• Benda Milik Yayasan (sepanjang dilakukan untuk
kepenIngan pinjaman pihak lain).
– Berdasarkan UU Yayasan, larangan penjaminan
barang milik Yayasan berlaku apabila penjaminan
tersebut dilakukan untuk kepen4ngan hutang
pihak lain (diluar kepen4ngan Yayasan),
sedangkan jika dipergunakan untuk kepen4ngan
pinjaman Yayasan tetap diperbolehkan.
65
BENDA YANG TIDAK DAPAT DIGUNAKAN
SEBAGAI AGUNAN ANTARA LAIN :
u Tanah Yang Dikuasai Masyarakat
u Hukum Adat (Hak Ulayat)
– Di Indonesia masih terdapat beberapa daerah yang masyarakat
hukum adatnya menguasai tanah dengan hak ulayat antara lain di
Provinsi Papua.
– Pemanfaatan tanah-tanah ulayat termasuk pengalihan dan
pembebanannya 4dak dapat dilakukan secara perorangan namun
harus melalui musyawarah dengan masyarakat hukum adat ybs.
Dengan demikian pada prinsipnya tanah hak ulayat sulit untuk
dialihkan sehingga bank perlu menghindari menggunakan obyek yang
demikian sebagai jaminan kredit. 66
PERSETUJUAN PENJAMINAN KEBENDAAN
• Prosedur yang harus dipenuhi untuk suatu penjaminan
adalah adanya persetujuan atau izin dari orang atau pihak
tertentu seperI dari :
– Persetujuan suami/isteri bagi penjaminan harta bersama
– Persetujuan Pengadilan bagi penjaminan harta anak di bawah umur
– Persetujuan organ ter4nggi atau organ pengawas Badan Hukum
bagi penjaminan harta Badan Hukum
– Persetujuan Lembaga Legisla4f/DPRD bagi penjaminan harta
Pemerintah Daerah
– Persetujuan pemegang Hak Pengelolaan bagi penjaminan obyek
Hak Guna Bangunan (HGB) yang berada diatas tanah Hak
Pengelolaan . 67
DISKUSI KELOMPOK
Diskusikan bersama atas permasalahan yang ada sehingga peserta dapat
mengetahui risikonya :
– Jika pada saat realisasi pinjaman ada dari salah satu debitur memiliki
iden4tas yang habis masa berlakunya, untuk itu apakah perjanjian
tersebut dapat dilakukan? Dimana letak risiko secara yuridis yang
harus diwaspadai
– Bagaimana jika agunan yang belum berseri4fikat tersebut dapatkah
dilakukan Parate eksekusi atau Titel Eksekotorial ? Dengan tujuan
untuk melunasi pinjamannya karena kreditnya bermasalah / NPL
– Dapatkah dilakukan Suplesi pinjaman dimana pemilik agunan (an.
Peminjam ke 2) meninggal dimana nilai pengikatannya masih
mencukupi jika di suplesi, apakah agunan tersebut harus dibalik nama/
waris lebih dahulu atau dilakukan novasi sehingga suplesi dapat
68
dilakukan?
TERIMA KASIH
69