Anda di halaman 1dari 69

ASPEK HUKUM

PERKREDITAN

1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta dapat memahami aspek
hukum Debitur dan usahanya,
Hukum Perjanjian dan Hukum
Jaminan dalam melayani
permohonan Pinjaman dengan
baik dan benar
2
IDENTIFIKASI DOKUMEN
Dalam proses awal pemberian kredit, perlu dilakukan iden4fikasi
terhadap dokumen-dokumen hukum yang terkait dengan diri
pribadi / badan usaha debitur/calon debitur, yaitu melipu4 :

A. Iden4tas Debitur

•  Data Pribadi
•  Reputasi
•  Kecakapan Ber4ndak

B. Legalitas Usaha
•  Perijinan /Kegiatan Usaha
•  Badan Usaha Debitur
3
IDENTITAS DEBITUR

Dokumentasi Data Pribadi :


•  KTP
•  SIM
•  Kartu Keluarga
•  Akta Kelahiran
•  Akta Nikah

4
LEGALITAS IZIN USAHA
•  Surat Keterangan Usaha
•  Izin Gangguan (HO = Hinder Ordonan4e)
•  SITU (Surat Ijin Tempat Usaha)
•  SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan)
•  TDP (Tanda DaRar Perusahaan)
•  NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
•  AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) à untuk
usaha yang memiliki dampak besar dan pen4ng bagi
lingkungan hidup.
5
BENTUK- BENTUK BADAN USAHA
q  Perusahaan Perorangan
q  Perusahaan Persekutuan Firma
q  Perusahaan Persekutuan Komanditer
Atau CV (Comanditair Venotschaap)
q  Perseroan Terbatas ( PT )

6
PERUSAHAAN PERORANGAN
•  Dijalankan sendiri oleh pemiliknya atau keluarganya tanpa
memiliki partner usaha
•  Seperti usaha dagang (UD/PD) atau perniagaan sederhana
seperti toko, rumah makan, bengkel dan usaha perorangan
lainnya.
•  Tidak memerlukan persyaratan formal tertentu seperti
adanya pengesahan atau pendaftaran Akta Pendirian/
Anggaran Dasar dari pejabat yang berwenang.
•  Untuk legalitas perusahaan cukup dibuktikan dengan adanya
perizinan/rekomendasi dari Pejabat Pemerintah Daerah
setempat antara lain berupa SITU dan SIUP
•  Khusus bagi perusahaan kecil perorangan yang melakukan
kegiatan sekadar memenuhi untuk nafkah keluarga sehari-
hari (kedai/warung/pedagang kaki lima), tidak memerlukan
perizinan tertentu. 7
PERSEKUTUAN FIRMA ( FA )
PERSEKUTUAN FIRMA
Adalah bentuk persekutuan yang didirikan untuk menjalankan
perusahaan, antara dua orang atau lebih dengan memakai nama
bersama dan tanggung jawab para Fima yang biasa disebut sekutu
yang bersifat tanggung renteng.

Maksud dari tanggung renteng di sini adalah jika hutang yang


dibuat oleh salah satu sekutu akan mengikat sekutu lainnya,
demikian sebaliknya

Tanggung jawab dari bentuk persekutuan Firma tidak hanya


sebatas modal yang disetor ke dalam Firma, namun meliuti
seluruh harta kekayaan pribadi para sekutu. 8
PERSEKUTUAN KOMANDITER
Definisi : Badan usaha dalam bentuk perkembangan
dari persekutuan firma yang mempunyai sekutu ak4f
dan sekutu pasif (sekutu komanditer).
Sekutu ak4f atau sekutu kerja adalah sekutu yang
menjadi pengurus persekutuan, sedangkan sekutu
komanditer adalah sekutu yang hanya menyerahkan
modal, barang atau tenaga sebagai pemasukan pada
persekutuan 4dak turut campur dalam pengurusan
persekutuan.
9
PERSEROAN TERBATAS ( PT )
PERSEROAN TERBATAS
Adalah suatu badan hokum untuk menjalankan uasaha
yang memilikimodal yang terdiri dari saham- saham, di
mana pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang
dimilikinya.

10
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
Syarat Sahnya Perjanjian (Psl.1320 KUHPdt)

1.Syarat Subyektif
a.Kesepakatan
b.Cakap

2.Syarat Obyektif
a.Hal tertentu
b.Kausa Halal
11
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
KESEPAKATAN

•  Kesepakatan dalam perjanjian kredit dinyatakan dalam


bentuk: penanda-tanganan/paraf pada 4ap lembar, coretan/
renvoi, pada akhir akta perjanjian kredit dan pada ketentuan
syarat-syarat umum
•  Kesepakatan/penandatanganan dianggap sah apabila
diberikan secara bebas dalam hal ini tanpa adanya kekhilafan,
paksaan, dan penipuan.
•  Untuk itu sebelum penandatanganan perjanjian kredit,
petugas bank perlu memberikan informasi yang cukup kepada
calon debitur khususnya informasi mengenai risiko yang
mungkin 4mbul dan biaya-biaya yang harus ditanggung calon 12

debitur.
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
KARENA HAL TERTENTU
Hal/obyek tertentu dalam perjanjian kredit adalah
pemberian/penyediaan uang untuk membiayai
usaha tertentu atau konsumsi debitur, untuk
memenuhi syarat obyek tertentu maka dalam
perjanjian kredit perlu dijabarkan secara spesifik
pinjaman/kredit yang diberikan sekurang-
kurangnya mencakup jumlah, jenis, bunga, dan
jangka waktu kredit.
13
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
KAUSA YANG HALAL
•  Tidak bertentangan dengan kaidah hukum,
kepatutan, e4ka dan kesusilaan.
•  Semua kegiatan-kegiatan yang bertentangan
dengan hukum, kepatutan dan kesusilaan
dilarang dibiayai oleh bank,
•  P e l a n g g a r a n t e r h a d a p a z a s i n i a k a n
menyebabkan perjanjian kredit menjadi “batal
demi hukum”. 14
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
AKIBAT HUKUM
AKIBAT HUKUM APABILA TIDAK TERPENUHINYA
SYARAT PERJANJIAN :

DAPAT DIMINTA PEMBATALAN


Apabila tidak memenuhi syarat Subyektif.

BATAL DEMI HUKUM,


yaitu : secara yuridis dari semula dianggap tidak ada
perjanjian bila tidak dipenuhi syarat Obyektif.
15
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
SURAT PENGAKUAN HUTANG

DITINJAU DARI KEKUATAN PEMBUKTIAN


SUATU PERJANJIAN TERDIRI DARI :

1. Akta Otentik (Pejabat berwenang,al. Notaris)

2. Akta Di bawah tangan


a. Para pihak saja
b. Waarmerking (Camat/PN/Notaris)
c. Legalisasi (PN/Notaris) 16
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
1. Akta OtenIk / Notaril (akta yang dibuat pejabat yang
berwenang) :
–  Menjamin kebenaran dan kepas4an tanggal, tanda
tangan, iden4tas, keterangan dan hal-hal lain yang
dituangkan dalam akta.
–  Sebagai alat buk4, akta oten4k merupakan buk4 yang
mengikat dalam ar4 apa yang dituangkan didalamnya
harus diterima sebagai sesuatu yang benar, kecuali pihak
yang menyangkal dapat membuk4kan hal sebaliknya di
depan persidangan (KEKUATAN PEMBUKTIAN SEMPURNA).
17
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
2. AKTA DI BAWAH TANGAN
a. PARA PIHAK SAJA
•  Akta di bawah tangan hanya mempunyai kekuatan pembuk4an apabila tanda-
tangan yang tertera didalamnya diakui oleh pihak penandatangan atau dianggap
telah diakui menurut hukum.
•  Mengingat kekuatan pembuk4an akta di bawah tangan belum sempurna maka perlu
dilakukan penambahan kekuatan pembuk'annya dengan cara memintakan
tambahan pengesahan atau pernyataan kebenaran dari Notaris atau pejabat umum
lainnya berupa warmerking atau legalisasi
b. WARMERKING
•  Warmerking adalah pernyataan/pengesahan yang dilakukan notaris atau pejabat
umum lainnya mengenai kebenaran tanggal suatu akta di bawah tangan.
•  Akta bawah tangan yang di warmerking mempunyai kekuatan pembuk'an/
kepas'an mengenai tanggalnya. 18
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
C. LEGALISASI

•  Legalisasi adalah pernyataan/pengesahan yang dilakukan


notaris atau pejabat umum lainnya mengenai kebenaran
tandatangan yang dibubuhkan dalam suatu akta di bawah
tangan.
•  Akta di bawah tangan yang dilegalisasi mempunyai kekuatan
pembuktian/kepastian mengenai tandatangannya sehingga
orang yang membubuhkan tandatangan tidak dapat
menyangkal tandatangan yang tercantum dalam akta
tersebut.
•  Legalisasi bisa dilakukan oleh Pengadilan Negeri atau Notaris
19
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
AKTA PENGAKUAN HUTANG

•  Berdasarkan pasal 1878 KUHPerdata, Akta pengakuan hutang yang


dibuat di bawah tangan, disamping penandatanganan harus
ditambahkan dengan tulisan tangan yang dibuat sendiri oleh pihak
yang menandatangani pengakuan hutang tersebut.
•  Jika tulisan tersebut diabaikan maka untuk keperluan pembuk4an di
depan pengadilan hakim akan meminta pembuk4an tambahan untuk
membuk4kan kebenaran pengakuan hutang tersebut.

Contoh tambahan tulisan tangan :
•  “Baik untuk sejumlah Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) ditambah
dengan bunga dan ongkos-ongkos.” 20
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
CAP JEMPOL

•  Berdasarkan Pasal 1874 KUHPerdata, suatu akta yang


dibubuhi cap jempol saja belum merupakan suatu akta
dan pembuk4annya diserahkan pada Hakim.
•  Agar cap jempol dapat dipersamakan dengan tanda
tangan sehingga dokumen bercap jempol tersebut
berkekuatan seper4 suatu akta maka pembubuhannya
harus dilakukan dihadapan Notaris atau pejabat umum
lainnya.
21
ASPEK HUKUM PERJANJIAN
KLAUSULA DALAM PERJANJIAN KREDIT
•  Jumlah putusan pinjaman
•  Bentuk kredit
•  Jenis kredit
•  Tujuan penggunaan kredit
•  Jangka waktu
•  Cara Pembayaran
•  Bunga
•  Profisi
•  Biaya-biaya dan denda 22
ASPEK PERJANJIAN KREDIT
PEMBERLAKUAN SYARAT UMUM

Perjanjian ini dengan segala akibatnya berlaku pula
“Syarat-Syarat Umum Perjanjian Pinjaman dan Kredit
PT. ABC (Persero) (model SU) yang telah disetujui
dan ditanda tangani oleh Debitur untuk dilekatkan
dalam minuta akta perjanjian ini serta merupakan
satu kesatuan yang 'dak dapat dipisahkan dari akta
Perjanjian ini.
23
PERBAHAN PERJANJIAN KREDIT

u R ENVOI
u A D D E N D U M
u N O V A S I

24
PERUBAHAN PERJANJIAN KREDIT
RENVOI

u  Biasanyadilakukan atas perjanjian dengan format


baku (cetakan).
u  Dengan cara pencoretan pada bagian klausula yang
telah tercetak, dengan diberikan tanda tertentu dan
dituliskan kalimat/klausula perubahannya.
u  Ditandatangani/diparafoleh Para Pihak sebagai tanda
persetujuan atas perubahan.
25
PERUBAHAN PERJANJIAN KREDIT
ADDENDUM
Adendum dipergunakan apabila terjadi perubahan
pemberian kredit yang berkaitan dengan :
u Penambahan syarat/ketentuan dan hal-hal lain yang
diatur dalam perjanjian kredit;
u Penggantian syarat/ketentuan dan hal-hal lain yang
diatur perjanjian kredit;
u Penghapusan atau menghilangkan bagian tertentu
dari syarat dan ketentuan perjanjian kredit.

26
PERUBAHAN PERJANJIAN KREDIT
Adendum dipergunakan apabila terjadi perubahan
pemberian kredit yang berkaitan dengan :
u Penambahan syarat/ketentuan dan hal-hal lain yang
diatur dalam perjanjian kredit;
u Penggantian syarat/ketentuan dan hal-hal lain yang
diatur perjanjian kredit;
u Penghapusan atau menghilangkan bagian tertentu
dari syarat dan ketentuan perjanjian kredit.

27
PERUBAHAN PERJANJIAN KREDIT
NOVASI
u  Novasiatau pembaharuan hutang adalah merupakan
suatu perjanjian yang dibuat untuk membebaskan
seseorang dari suatu perikatan yang dibuatnya.
u  Novasi
dipergunakan apabila akan dilakukan
perubahan perjanjian kredit yang menyangkut :
- Obyek perjanjian kredit
- Penggantian dan pembebasan debitur
- Penggantian kreditur
28
PERUBAHAN PERJAJIAN KREDIT
PENGECUALIAN TERHADAP NOVASI :
u  Penggantian
kreditur (novasi subyektif aktif) dengan
ketentuan dalam perjanjian novasi dinyatakan dengan tegas
bahwa perjanjian pengikatan agunan/jaminan akan
dipertahankan untuk kepentingan perjanjian novasi (pasal
1421 KUHPerdata).
u  Penggantian debitur (novasi subyektif pasif) dimana debitur
pemilik agunan dalam perjanjian kredit yang dinovasi ikut
kembali sebagi pihak debitur dalam perjanjian novasi dan
untuk keperluan tersebut harus penegasan dalam perjanjian
novasi (pasal 1423 KUHPerdata).

29
HUKUM JAMINAN ATAU
AGUNAN KREDIT

30
JAMINAN ATAU AGUNAN KREDIT
PERBEDAAN JAMINAN DAN AGUNAN :

JAMINAN KREDIT adalah keyakinan atas kemampuan &
kesanggupan debitur untuk melunasi kreditnya melipuI :
1.Carakter
2.Capacity
3.Capital
4.CondiIon
5.Collateral

AGUNAN adalah bagian dari jaminan kredit dan dibedakan
AGUNAN POKOK dan AGUNAN TAMBAHAN
31
JAMINAN ATAU AGUNAN KREDIT
PENCANTUMAN SYARAT AGUNAN :

Mengacu kepada ketentuan, Agunan Kredit adalah :
•  Agunan Pokok
(Obyek atau usaha yang dibiayai pinjaman)

•  Agunan Tambahan
(Ak4va Tetap di luar obyek yang dibiayai pinjaman)
32
PENGIKATAN HAK ATAS AGUNAN KEBENDAAN

1. HAK TANGGUNGAN
2. GADAI
3. CESSIE
4. FIDUCIA

33

HAK TANGGUNGAN

u  Hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah


sebagai dimaksud dalam UU No.5/1960 tentang
UUPA, berikut atau 4dak berikut benda lain yang
merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk
pelunasan utang tertentu yang memberikan
kedudukan yang diutamakan terhadap kreditur-
kreditur lain (Ps.1 bu4r 1 UU Hak Tanggungan)

34
HAK TANGGUNGAN
OBYEK HAK TANGGUNGAN ANTARA LAIN TERDIRI ATAS :
•  Hak Milik
•  Hak Guna Usaha
•  Hak Guna Bangunan
•  Hak Pakai atas tanah Negara yg menurut ketentuan yg berlaku wajib
didaRar & menurut sifatnya dapat dipindahtangankan.
•  Hak kepemilikan tanah eks hukum adat yang telah ada akan tetapi
proses administrasi/konversinya belum dilaksanakan seper4 girik,
petok D, ke44r dll dapat juga dijadikan obyek Hak Tanggungan dengan
ketentuan pembebanannya dilakukan bersamaan dengan permohonan
pendaRaran hak atas tanah dengan di4ngkatkan hak statusnya.
35
HAK TANGGUNGAN
•  Pembebanan Hak Tanggunan dapat melipu4 juga benda-benda yang
terkait dengan tanah dengan memperjanjikannya dalam Akta
Pembebanan Hak Tanggungan seper4 :
–  Bangunan yang berada diatas tanah maupun dibawah permukaan
tanah obyek Hak Tanggungan (basement);
–  Satuan Rumah Susun/Apartemen yang berada di atas tanah obyek
Hak Tanggungan (Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan,
Hak Pakai Diatas Tanah Negara dan Tanah Hak Pengelolaan);
–  Tanaman yang tumbuh di atas tanah obyek Hak Tanggungan;
–  Mesin-mesin yang tertanam dalam fondasi tanah obyek Hak
Tanggungan;
–  Hasil karya lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan hak atas
tanah obyek Hak Tanggungan dan secara hukum dianggap sebagai
benda 4dak bergerak.
36

HAK TANGGUNGAN
SIFAT HAK TANGGUNGAN

•  Dapat dibebani lebih dari 1 HT


•  Merupakan Hak yang didahulukan
(Preference)
•  Mempunyai kekuatan Eksekutorial

37
SURAT KUASA MEMASANG HAK
TANGGUNGAN ( S K M H T )
SKMHT
•  Pada dasarnya pembebanan Hak Tanggungan wajib dilakukan sendiri
oleh pemberi Hak Tanggungan,
•  Hanya apabila benar-benar diperlukan diperkenankan menggunakan
SKMHT, yaitu dalam hal :
–  Pemberi pemberi HT 4dak dapat hadir dihadapan PPAT. (misalnya karena obyek
agunan berada di luar wilayah)
•  Dalam hal pemberian Hak Tanggungan dilakukan melalui SKMHT maka
kuasa yang diberikan tersebut 4dak dapat ditarik kembali dan 4dak
dapat berakhir oleh sebab apapun kecuali kuasa tersebut telah
dijalankan atau telah habis jangka waktunya.
38
SURAT KUASA MEMASANG HAK
TANGGUNGAN ( S K M H T )
Dibuat oleh : Notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

Beberapa persyaratan sbb :
- Tidak memuat kuasa utk melakukan perbuatan hukum
lain.
- Tidak memuat kuasa subs4tusi
- Mencantumkan secara tegas obyek HT, jumlah hutang,
nama & iden4tas kreditur serta debitur (jika debitur
bukan pemberi HT).
39
SURAT KUASA MEMASANG HAK
TANGGUNGAN ( S K M H T )
Masa berlaku SKMHT :
•  1 bulan utk tanah yg sudah terdaRar (sudah berser4fikat)
•  3 bulan utk tanah yg belum berser4fikat (tanah hak adat atau
konversi hak lama)
•  S/d berakhirnya masa berlaku Perjanjian Pokok (jangka waktu
Perjanjian Kredit) bagi SKMHT yg menjamin jenis usaha kecil a.l. :
Kredit kpd nasabah usaha Mikro dan Kecil, KPR, kredit dgn plafon s/d
Rp. 50 juta.
(Peraturan Meneg. Agraria No.4/1996)
40
AKTA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN A
(APHT)
LEMBAGA PEMBUAT APHT

Dibuat oleh : Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)


Wajib mencantumkan :
•  Nama dan Iden4tas pemegang & Pemberi HT
•  Domisili Para Pihak
•  Penunjukan secara tegas utang/hutang yg dijamin
•  Nilai tanggungan yang diikat
•  Uraian yg jelas mengenai obyek HT. 41
AKTA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN ( A P H T )
•  APHT wajib didaRarkan pada Kantor Pertanahan
(Badan Pertanahan Nasional/BPN)
•  Paling lambat 7 hari setelah APHT ditanda
tangani, PPAT wajib mengirimkan akta tsb &
warkah lain yg diperlukan ke Kantor Pertanahan.
•  HT lahir pd hari tanggal buku tanah HT yaitu hari
ke 7 setelah penerimaan secara lengkap surats yg
diperlukan.(Jika hari ke 7 jatuh pada hari libur,
maka pada hari kerja berikutnya).
42
EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN
Eksekusi Hak Tanggungan. Eksekusi Hak Tanggungan dapat dilakukan dengan 3 (Iga)
cara sbb :
•  MELALUI PENJUALAN DI BAWAH TANGAN. Penjualan di bawah tangan dilakukan
berdasarkan kesepakatan Pemberi dan Penerima Hak Tanggungan jika cara
demikian dapat diperoleh harga ter4nggi yang menguntungkan para pihak.

•  MELALUI KEKUATAN TITEL EKSEKUTORIAL. yang tercantum dalam Ser4fikat Hak


Tanggungan. Eksekusi obyek Hak Tanggungan berdasarkan 4tel eksekutorial (“Demi
Keadilan Berdasarkan Ketuhanan YME”) dengan cara mengajukan permohonan fiat
eksekusi Hak Tanggungan kepada Pengadilan Negeri.

•  PARATE EKSEKUSI : Melalui kekuasaan penerima Hak Tanggungan sendiri


(berdasarkan pasal 6 UUHT), berdasarkan kekuasaan sendiri (parate eksekusi)
dengan cara mengajukan permohonan lelang eksekusi terhadap obyek Hak
Tanggungan langsung Kantor Lelang Negara.
43
HAPUSNYA HAK TANGGUNGAN
HT Hapus karena :
•  Hapusnya atau lunasnya hutang yang dijamin dengan Hak
Tanggungan.
–  Sesuai dengan sifat accesoir dari Hak Tanggungan maka
adanya Hak Tanggungan tergantung dari adanya hutang yang
dijamin dalam hal ini perjanjian kredit/perjanjian pokoknya,
sehingga apabila perjanjian kredit tersebut hapus maka demi
hukum Hak Tanggungan akan turut hapus.
–  Adapun perjanjian kredit akan hapus antara lain oleh sebab-
sebab sebagai berikut : karena pembayaran/pelunasan kredit,
pembaruan hutang (novasi), pembebasan hutang (hapus
tagih), kebatalan atau pembatalan oleh Pengadilan, dan
kadaluwarsa (4dak dilakukan penagihan selama 30 tahun); 44
HAPUSNYA HAK TANGGUNGAN
•  Dilepaskannya HT oleh pemegang HT.
–  Hak Tanggungan diberikan semata-mata untuk kepen4ngan
kreditur/penerima Hak Tanggungan sehingga apabila
penerima Hak Tanggungan secara sukarela melepaskannya
maka Hak Tanggungan dengan sendirinya hapus. ;
•  Pembersihan sisa nilai HT yang membebani obyek HT yang
dijual dalam pelelangan berdasarkan penetapan Ketua
Pengadilan Negeri
•  Hapusnya hak atas tanah yang dibebani HT.
–  Hak atas tanah dapat hapus karena sebab-sebab yang
ditentukan UUPA antara lain karena pencabutan hak oleh
Negara, hapus jangka waktunya (Hak Pakai, HGB, HGU),
karena pelepasan hak oleh pemiliknya, tanahnya musnah. 45
GADAI
Benda Bergerak :
Dimana benda yang dimaksudkan merupakan benda yang dapat berpindah tempat dan
berpindah kepemilikan

1.Obyeknya benda bergerak


Benda bergerak baik berwujud dan tidak berwujud

Contoh benda bergerak berwujud :


o Kendaraan, mesin2 dan Peralatan

Contoh benda bergerak tidak berwujud :


o Deposito/Piutang-piutang
o Surat berharga (saham dan efek lainnya) 46
GADAI
1. Hak kebendaan
2. Barang dikuasai pemegang gadai
3. Pemegang gadai berhak menjual sendiri barang
yang digadaikan.
4. Bersifat preferens
5. Accesoir

47
GADAI
•  Untuk benda bergerak berwujud:
(seper4 kendaraan bermotor, alat elektronik, perhiasan-perhiasan
penyerahannya) dilakukan secara fisik kepada penerima gadai/bank
untuk kemudian disimpan di bank atau oleh pihak lain yang ber4ndak
untuk kepen4ngan bank
•  Untuk benda bergerak Idak berwujud :
–  (seper4 surat-surat berharga atas tunjuk) penyerahannya
dilakukan dengan menyerahkan fisik surat surat berharga beserta
endosemennya;
–  (seper4 piutang atas nama seper4 deposito) penyerahan dilakukan
dengan menyerahkan fisik bilyet deposito dan pemberitahuan
kepada siapa hak gadai harus dilaksanakan (orang/pihak yang
harus membayar piutang yang diserahkan). Penyerahan dan
pemberitahuan tersebut 4dak disyaratkan dalam bentuk akta
cessie namun cukup dengan pemberitahuan biasa. 48
GADAI
HAPUSNYA GADAI
1.Hapusnya perjanjian pokok
2.Dilepaskan secara sukarela
3.Barang tanggungan hilang atau musnah
4.Pemegang gadai menjadi pemilik atas barang jaminan

HAK PEMEGANG GADAI


1.Menjual dengan kekuasaan sendiri (Parate eksekusi)
2.Berhak menahan barang hingga utang lunas (Hak retensi)
3.Berhak mengambil pelunasan atas barang gadai
49
GADAI
HAK PEMEGANG GADAI

4. Berhak minta gan4 rugi atas biaya yg dikeluarkan untuk
menyelamatkan barang gadai
5. Berhak menggadaikan lagi barang yang digadaikan
6. Mempunyai hak preferens

KEWAJIBAN PEMEGANG GADAI
1. Bertg.jawab atas hilangnya/kemerosotan benda gadai
2. Harus memberitahu pd yg berhutang jika akan menjual
barang gadai
3. Bertanggung jawab atas hasil penjualan benda gadai
4. Mengembalikan barang tanggungan jika hutang lunas 50
EKSEKUSI GADAI

Eksekusi gadai dapat dilakukan dengan cara :


•  Penjualan atas kekuasaan sendiri (Parate eksekusi)
di muka umum melalui Kantor Lelang Negara ;
•  Untuk barang berupa efek yang diperdagangkan di
bursa penjualannya dilakukan sesuai tata cara yang
berlaku di bursa;
•  Untuk obyek gadai berupa deposito bank
eksekusinya dapat dilakukan secara langsung di Bank
ybs.
51
CESSIE

•  Suatu penyerahan hak kepemilikan piutang-


piutang atas nama dan kebendaan 4dak
bertubuh lainnya (pasal 613 KUHPerdata).
•  Sebagai suatu sarana penyerahan hak tagih,
cessie dilakukan karena adanya suatu kausa
yang mendasari penyerahan tersebut, yang
dapat berupa jual beli, hibah, tukar, menukar,
jaminan atau kausa yang didasari hubungan
hukum yang sah lainnya. 52
OBYEK CESSIE
•  Piutang atas nama.
–  Pada prinsipnya piutang yang dapat diserahkan adalah
piutang yang telah ada, akan tetapi piutang yang akan
ada juga dapat diserahkan dengan cessie sepanjang
perikatannya sudah dibuat;

•  Kebendaan Idak bertubuh.


–  Kebendaan 4dak bertubuh adalah benda bergerak yang
4dak berwujud suatu benda akan tetapi berupa hak-hak
seper4 hak atas kekayaan intelektual (al. hak cipta,
Brand), hak perorangan lainnya. 53
PEMBUATAN CESSIE
•  Dibuat secara tertulis dalam bentuk akta
oten4k/notaris atau akta di bawah tangan;
•  Diberitahukan secara resmi (betekend) dengan
eksploit juru sita kepada pihak yang berhutang
atau diterima secara tertulis/diakui secara
tertulis oleh oleh pihak yang berhutang. Dalam
hal cessie 4dak diberitahukan dengan cara-cara
tersebut maka cessie 4dak mengikat bagi pihak
yang berutang.
54
PENGGUNAAN CESSIE
•  Cessie 4dak dimaksudkan sebagai lembaga pengikatan
jaminan, namun dalam praktek cessie banyak
dipergunakan sebagai sarana penguasaan harta kekayaan
milik debitur oleh pihak bank sebagai jaminan hutang.
•  Dilakukan karena terdapat hak-hak yang bernilai ekonomi
namun 4dak dapat diikat dengan lembaga jaminan
kebendaan yang ada baik (gadai, fidusia, hak tanggungan
maupun hipotek)
•  Karena sifatnya bukan merupakan hak kebendaan namun
berupa hak perorangan misalnya ijin menempa4 kios
pasar, tagihan termijn atas proyek yang akan dikerjakan,
konsesi/perijinan untuk memanfaatkan/mengelola suatu
sumber daya alam dll. 55
FIDUCIA
Adalah pengalihan hak kepemilikan atas dasar
kepercayaan dengan ketentuan benda
tsb.tetap dalam penguasaan pemilik.
(UU No.42 Tahun 1999).

OBYEK :
Semua benda bergerak maupun tidak
bergerak yang belum diatur dalam UU lain.
56
OBYEK FIDUCIA

•  Kendaraan bermotor
•  Stock barang dagangan yang disimpan di gudang
maupun di tempat barang diperdagangkan ;
•  Peralatan kantor/tempat usaha/rumah tangga
•  Barang elektronik.
•  Bangunan diatas tanah orang lain
•  Mesin-mesin yang 4dak dijadikan satu dengan
fondasi bangunan
57
LEMBAGA PENERBIT SERTIFIKAT FIDUCIA

Agar jaminan fidusia dapat diakui secara hukum dan


mengikat bagi para pihak maka pemberiannya harus
melalui 4ga fase sebagai berikut :
1) Pembuatan perjanjian kredit sebagai perjanjian
pokok
2) Pembuatan perjanjian pemberian jaminan fidusia
yang menunjuk pada perjanjian pokok dengan akta
notaris
3) PendaRaran akta pemberian jaminan fidusia ke
Kantor PendaRaran Fidusia (KPF) dan Penerbitan
Ser4fikat Jaminan Fidusia oleh KPF 58
SIFAT FIDUCIA

1. Acesoir
2. Kekuatan Eksekutorial & Preference
3. Tetap mengiku4 benda
4. Wajib di daRarkan

59
HAPUSNYA FIDUCIA
•  Hapus atau lunasnya hutang yang
dijamin dengan Fidusia.
•  Pelepasan hak atas jaminan fidusia
oleh Penerima Fidusia.
•  Musnahnya benda yang dijadikan
obyek jaminan Fidusia.
60
HAPUSNYA FIDUCIA
•  Melalui penjualan di bawah tangan. Penjualan di bawah tangan
dilakukan berdasarkan kesepakatan Pemberi dan Penerima Fidusia jika
cara demikian dapat diperoleh harga ter4nggi yang menguntungkan para
pihak. Pelaksanaan penjualan di bawah tangan hanya dapat dilakukan
setelah melewa4 1 bulan sejak diumumkan dalam 2 (dua) surat kabar
yang beredar di daerah ybs.

•  Melalui kekuatan Itel eksekutorial yang tercantum dalam Ser4fikat


Fidusia. Eksekusi obyek Fidusia berdasarkan 4tel eksekutorial (irah-irah
“Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan YME”) dengan cara mengajukan
permohonan fiat eksekusi kepada Pengadilan Negeri.

•  Melalui kekuasaan penerima Fidusia sendiri (parate eksekusi). Eksekusi


berdasarkan kekuasaan sendiri (parate eksekusi) dengan cara
mengajukan permohonan lelang langsung Kantor Lelang Negara.
61
BENDA YANG TIDAK DAPAT DIGUNAKAN
SEBAGAI AGUNAN ANTARA LAIN :
•  Benda Wakaf
–  Benda yang menjadi obyek wakaf pada dasarnya telah
dikeluarkan dari lalu lintas ekonomi selama-lamanya atau selama
jangka waktu tertentu sehingga 4dak boleh dijadikan jaminan,
disita, dan dialihkan kepada pihak lain.
•  Benda Sitaan Dalam Perkara Perdata/Pidana
–  Benda yang telah disita oleh pengadilan, polisi, jaksa, dan
lembaga lain yang berwenang dalam perkara perdata/pidana
dilarang dialihkan dan dibebankan/diagunkan.

62
BENDA YANG TIDAK DAPAT DIGUNAKAN
SEBAGAI AGUNAN ANTARA LAIN :
•  Benda Milik Daerah / Negara
–  Berdasarkan UU Perbendaharaan Negara barang milik
negara/pemerintah daerah dilarang dijadikan jaminan
untuk mendapatkan pinjaman.
–  Mengenai benda milik Pemda diatur lebih lanjut dalam UU
Pemerintahan Daerah, dimana yang dilarang untuk
dijadikan jaminan adalah khusus bagi benda-benda yang
dipergunakan untuk melayani kepen4ngan umum antara
lain seper4 rumah sakit, sekolah, pasar (secara
keseluruhan). 63
BENDA YANG TIDAK DAPAT DIGUNAKAN
SEBAGAI AGUNAN ANTARA LAIN :
•  Benda Milik Perusahaan Pembiayaan & Dana Pensiun
–  Perusahaan Pembiayaan (Leasing, Anjak Piutang, Usaha Kartu
Kredit, Pembiayaan Konsumen) dilarang memberikan jaminan
dalam segala bentuknya kepada pihak lain. Namun demikian
Perusahaan Pembiayaan tetap diperbolehkan menerima
pinjaman dari pihak lain termasuk dari bank.
–  Untuk Dana Pensiun selain larangan penjaminan terhadap
harta kekayaannya juga terdapat larangan untuk mengajukan
pinjaman kepada pihak lain. Dengan adanya larangan
tersebut maka Dana Pensiun 4dak dapat menerima
pembiayaan/kredit dari bank. 64
BENDA YANG TIDAK DAPAT DIGUNAKAN
SEBAGAI AGUNAN ANTARA LAIN :
•  Benda Milik Yayasan (sepanjang dilakukan untuk
kepenIngan pinjaman pihak lain).
–  Berdasarkan UU Yayasan, larangan penjaminan
barang milik Yayasan berlaku apabila penjaminan
tersebut dilakukan untuk kepen4ngan hutang
pihak lain (diluar kepen4ngan Yayasan),
sedangkan jika dipergunakan untuk kepen4ngan
pinjaman Yayasan tetap diperbolehkan.
65
BENDA YANG TIDAK DAPAT DIGUNAKAN
SEBAGAI AGUNAN ANTARA LAIN :
u  Tanah Yang Dikuasai Masyarakat
u  Hukum Adat (Hak Ulayat)
–  Di Indonesia masih terdapat beberapa daerah yang masyarakat
hukum adatnya menguasai tanah dengan hak ulayat antara lain di
Provinsi Papua.
–  Pemanfaatan tanah-tanah ulayat termasuk pengalihan dan
pembebanannya 4dak dapat dilakukan secara perorangan namun
harus melalui musyawarah dengan masyarakat hukum adat ybs.
Dengan demikian pada prinsipnya tanah hak ulayat sulit untuk
dialihkan sehingga bank perlu menghindari menggunakan obyek yang
demikian sebagai jaminan kredit. 66
PERSETUJUAN PENJAMINAN KEBENDAAN
•  Prosedur yang harus dipenuhi untuk suatu penjaminan
adalah adanya persetujuan atau izin dari orang atau pihak
tertentu seperI dari :
–  Persetujuan suami/isteri bagi penjaminan harta bersama
–  Persetujuan Pengadilan bagi penjaminan harta anak di bawah umur
–  Persetujuan organ ter4nggi atau organ pengawas Badan Hukum
bagi penjaminan harta Badan Hukum
–  Persetujuan Lembaga Legisla4f/DPRD bagi penjaminan harta
Pemerintah Daerah
–  Persetujuan pemegang Hak Pengelolaan bagi penjaminan obyek
Hak Guna Bangunan (HGB) yang berada diatas tanah Hak
Pengelolaan . 67
DISKUSI KELOMPOK
Diskusikan bersama atas permasalahan yang ada sehingga peserta dapat
mengetahui risikonya :
–  Jika pada saat realisasi pinjaman ada dari salah satu debitur memiliki
iden4tas yang habis masa berlakunya, untuk itu apakah perjanjian
tersebut dapat dilakukan? Dimana letak risiko secara yuridis yang
harus diwaspadai
–  Bagaimana jika agunan yang belum berseri4fikat tersebut dapatkah
dilakukan Parate eksekusi atau Titel Eksekotorial ? Dengan tujuan
untuk melunasi pinjamannya karena kreditnya bermasalah / NPL
–  Dapatkah dilakukan Suplesi pinjaman dimana pemilik agunan (an.
Peminjam ke 2) meninggal dimana nilai pengikatannya masih
mencukupi jika di suplesi, apakah agunan tersebut harus dibalik nama/
waris lebih dahulu atau dilakukan novasi sehingga suplesi dapat
68

dilakukan?
TERIMA KASIH

69

Anda mungkin juga menyukai