Anda di halaman 1dari 5

06/10/2013

SIFAT MEKANIS
Sifat-sifat mekanisnya
Bahan Pangan/ akan memberikan reaksi
Sifat Permukaan, Tekstur dan Kekerasan
Hasil Pertanian
 Penting dalam proses pengupasan secara mekanis
 Untuk mendisain mesin grading
Ada yang Ada yang  Jenis sifat permukaan : halus, halus berbulu halus, halus
lemah Kuat berbulu kasar, kasar tidak berbulu dan kasar berbulu.

Konsumsi Handling &  Tekstur biasanya digubungkan dengan kesan mulut bila
Processing dikunyah setelah di masak
- Diinginkan - Diinginkan pada o mealy (seperti bertepung)
pada saat saat transportasi
dikonsumsi/di dan proses o gritty/sandy (rasa berpasir)
kunyah atau pengolahan lain
yang o Sticky (pulen)
pada waktu
membutuhkan
Gaya dan tekanan pengecilan
produk yang tidak
 Kekerasan berhubungan erat dengan tingkat kematangan buah
ukuran
Elisa Julianti-FP-USU
mudah rusak Elisa Julianti-FP-USU

Pengertian Sifat Mekanis • Sifat mekanis diperlukan dalam :


 Pemanenan
• Sifat mekanis adalah sifat yang berhubungan dengan  Penanganan
perilaku bahan akibat gaya yang diberikan terhadap bahan
 pengangkutan
tersebut.
• Sifat mekanis yang berhubungan dengan perubahan
• Sifat-sifat mekanis bahan pangan dan hasil pertanian :
bentuk dan aliran bahan disebut dengan sifat reologi
1. Kekerasan
Penting dalam pengecilan • Sifat Reologi adalah sifat fisik produk pangan/hasil
2. Kekuatan tekan ukuran pada biji-bijian pertanian yang berkaitan dengan deformasi bentuk
3. Tahanan geser akibat terkena gaya mekanis
Penting dalam disain teknik
4. Koefisien statis untuk memprediksi aliran bahan • Sifat reologi = sifat mekanis
5. Koefisien luncur (sliding) pada alat panen dan pengolahan Sifat mekanis belum tentu sifat reologi

6. Koefisien gesekan Penting dalam penentuan tekanan


biji-bijian pada dinding gudang/silo
Elisa Julianti-FP-USU Elisa Julianti-FP-USU

KARAKTERISTIK MEKANIS • Pada daerah elastis jika beban diberikan berupa gaya tarik maka
bahan akan bertambah panjang dan jika berupa gaya tekan maka
bahan menjadi lebih pendek. Jika gaya ditiadakan maka bahan
• Mengikuti grafik strain-stress akan kembali ke bentuk semula
Hukum Hooke tentang
modulus elastis (Modulus • Pada daerah plastis, terjadi perubahan struktur yang permanen
yang diikuti dengan patah statis
Young) diterapkan pada
• Pada deformasi elastis, regangan (strain) sebanding dengan
daerah linier elastis  bila tegangan (stress).
muatan tekanan berlebihan • Perbandingan antara tegangan dan regangan disebut Modulus
maka bahan akan kembali Elastis atau Modulus Young  menyatakan kekuatan bahan
ke bentuk asal, bila bahan
diregangkan hingga
mendekati batas elastis
hanya sebagian yang E = Modulus Young (Pascal)
kembali ke keadaan aslinya F = Gaya yang diberikan pada bahan
1 = Batas elastis 4 =plastis
dan menjadi bentuk Ao= luas area dimana gaya diberikan
2 = Batas keseimbangan 5 = batas putus L= perubahan panjang bahan
permanen
(linier elastis) Lo = panjang awal bahan
3 = Hancur Elisa Julianti-FP-USU Elisa Julianti-FP-USU

1
06/10/2013

Tekstur dan Rheologi


Hukum Hooke
(hasil • Timbul dari struktur bahan
percobaan • Dievaluasi oleh sentuhan
Robert Hooke Hukum Hooke : • Berhubungan dengan :
Tekstur adalah gabungan
tahun 1676) : F = kx  Perubahan bentuk (deformasi)
karakteristik fisik yang
 Penghancuran (disintegrasi)
“Jika gaya dinilai secara sensorik
yang diperlukan  Aliran dari bahan dengan perabaan
untuk menarik
sebuah bahan • Sensasi perabaan sering disebut dengan tekstur = kinestetik =
sepanjang x haptaestesis
adalah F, maka • Viskositas : gesekan internal dari fluida atau kecenderungan untuk
untuk menarik X menahan aliran
bahan 2 kali 2X • Beda tekstur dengan viskositas :
lipat dari  viskositas berhubungan dengan pangan fluida atau pangan yang
F
panjang mengalir
tersebut  Tekstur berhubungan dengan bahan pangan padat
diperlukan gaya 2F
2 F. Elisa Julianti-FP-USU Elisa Julianti-FP-USU

TEKSTUR Tabel 1. Sifat-sifat tekstural bahan pangan


• Merupakan sifat penting pada produk hortikultura:
Karakteristik Istilah Tekstural Istilah Umum

 Tektur merupakan masalah dalam proses pembuatan buah- Mekanis Hardness Soft-firm-hard
buahan artifisial  warna dan flavor dapat diganti dengan Mekanis Brittleness Crumbly-Crunchy-Brittle
pewarna dan flavor sintesis, tapi tekstur sulit ditiru Mekanis Chewiness Tender-Chewy-Tough
 Juice buah tiruan saat ini banyak beredar di pasaran dengan Mekanis Gumminess Short-mealy-pasty -gummy
karakteristik flavor dan mouth-feel yang mirip dengan juice buah Mekanis Viscosity Thin-Viscous
aslistrukturnya tidak padat, dan meniru sifat kekentalan meski
tidak mudah tapi tidak sekompleks tekstur tiruan Mekanis Springiness Plastic-Elastic
Mekanis Adhesiveness Sticky-Tacky-Gooey
Geometris Bentuk dan ukuran Gritty-Grainy-Coarse, etc
partikel
Geometris Bentuk dan orientasi Fibrous-Cellular-Crystalline, etc
partikel
Kimia Kadar Air Dry-Moist-Wet-Watery
Elisa Julianti-FP-USU Kimia Kadar Lemak Oily-Greasy
Elisa Julianti-FP-USU

• Hardness : kekerasan  diperlukan gaya untuk mencapai deformasi • Gumminess : energi yang dibutuhkan untuk menghancurkan bahan
 Soft = lembut pangan semipadat sehingga dapat ditelan
 Firm = tegar
 Short : dibuat dari lemak dan rapuh ketika dipanggang (mis. Short
 Hard = keras pastry)
• Brittleness : kerapuhan  Mealy : masir/mudah pisah (misal : kentang bakar, ubi rebus)
 Crumby = mudah hancur
 Pasty : seperti bubur
 Crunchy = renyah/garing
 Gummy : lengket seperti permen karet
 Brittle : rapuh
• Chewiness : energi yang dibutuhkan untuk mengunyah produk • Viscosity : laju aliran per unit gaya
padat hingga dapat ditelan  Thin : encer
 Tender = lembut  Viscous : kental
 Chewy = kenyal • Springiness : kecepatan kembalinya bentuk bahan ke bentuk
 Tough = keras/liat semula setelah terjadi perubahan bentuk
• Adhesiveness : usaha yang diperlukan untuk mengatasi gaya tarik  Plastic : sulit kembali ke bentuk semula
antara permukaan bahan dan permukaan bahan lainnya dimana  Elastic :mudah kembali ke bentuk semula
bahan melakukan kontak (misalnya mulut, gigi, lidah dll)
 Sticky = lengket
 Tacky = sedikit lengket
 Gooey =lengket dan lembut (contoh : coklat beku)
Elisa Julianti-FP-USU Elisa Julianti-FP-USU

2
06/10/2013

Tabel 3. Klasifikasi metode pengukuran tekstur bahan pangan


Tabel 2. Metode objektif untuk pengukuran tekstur produk hortikultura Metode Variabel yang Satuan Contoh
diukur Dimensi
1. Pengukuran Gaya Pengukuran Gaya Gaya (F) mlt2 Tenderometer
a. Kebocoran : Magness, Taylor Pressure Tester, Pengukuran jarak Jarak (D) l Penetrometer
Maturometer Luas l2
b. Ekstrusi : Tenderometer Volume l3
c. Crushing (menghancurkan) Pengukuran waktu Waktu (T) t Ostwald
2. Pengukuran Jarak Viscometer
a. Deformasi : Pnetrometer, Instron Pengukuran energi Kerja (FxD) ml2t-2 Instron
b. Spektrometer Akustik Pengukuran Rasio F, D, T atau FxD Tak Cohesiveness
3. Pengukuran Ganda (Analisis Profil Tekstur) diukur 2 kali berdimensi
Misalnya : Instron, G.F.Texturometer, Shear Press with Pengukuran Ganda F atau D atau T Tidak Jelas Durometer
recorder, Ottawa Texture Measuring System Analisis Kimia Konsentrasi %(ppm) tak Bahan padat
berdimensi yang larut dalam
alkohol
Elisa Julianti-FP-USU Lain-lain - -
Elisa Julianti-FP-USU Optical Density

Motor
Drive

Jarum

Tempat
sampel

Tenderometer Penetrometer

Elisa Julianti-FP-USU Universal Materials Testing Machine


Elisa Julianti-FP-USU

Pengujian Kekerasan dengan Instron :


o Alat untuk mengukur kekerasan dan tekstur bahan
o Cara kerja alat :
 Bahan diletakkan di bawah probe (sensor)
 Diberi beban (misal 50 kg)
 Pembebanan dihentikan setelah terjadi deformasi
 Kecepatan beban penekanan dan kertas grafik ditentukan sesuai
dengan bahan yang diuji (misal 50 mm/menit)
 Selama penekanan akan dihasilkan grafik dengan sumbu horizontal
yang menunjukkan jarak (mm) yang bersesuaian dengan lama Bentuk Kurva Instron 1140
penekanan dan sumbu vertikal menunjukkan beban (kg)
 Kekerasan bahan = gaya yang diperlukan untuk memecahkan Beban = jarak dari garis datar ke puncak I kurva
sampel dalam waktu tertentu
Jarak ditentukan dengan menarik garis vertikal dari
titik awal kurva yang mendatar ke titik puncak

Elisa Julianti-FP-USU Elisa Julianti-FP-USU

3
06/10/2013

EVALUASI TEKSTUR PADA PRODUK PANGAN YANG • Bagian yang dapat dimakan dari produk pangan asal tanaman
BERASAL DARI TANAMAN disusun dari jaringan parenkim yang terdiri dari sel-sel dengan
ukuran 50-500m dengan bentuk polihedral atau bulat.
• Tekstur bahan pangan yang berasal dari tanaman dipengaruhi oleh • Sel-sel ini mengandung sejumlah komponen berupa cadangan
struktur sel dan komposisi bahan tersebut. makanan seperti pati, protein atau lemak serta vakuola yang dalam
beberapa kasus menempati hampir seluruh isi sel.
• Organel-organel subseluler lain juga dikelilingi oleh membran
lipoprotein, misal : vakuola dikelilingi oleh tonoplast serta
mengandung garam dan gula yang larut dalam air.
• Tekanan turgor yang timbul akibat adanya osmosis menyebabkan
sel membesar dan mempengaruhi ketegaran atau kerapuhan
jaringan.

Elisa Julianti-FP-USU Elisa Julianti-FP-USU

• Dinding sel mengandung komponen-komponen polimer yang rentan


• Tekstur sel tanaman ditentukan oleh kekuatan dinding sel yang terhadap stress, yaitu :
disusun dari mikrofibril selulosa  tersusun dalam satu matriks
a. Polisakarida
bersama polisakarida lainnya dan protein.
 Selulosa (tidak larut)
• Di luar membran plasma terdapat dinding sel primer. Pada bebapa  Hemiselulosa
jenis buah dan sayur terdapat dinding sel sekunder o Xyloglukan (larut)
o Xylan (larut)
• Lamela tengah disusun oleh pektat yang labil terhadap panas
o Mixed Glucan (larut)
• Sel tanaman juga mempunyai ruang intraseluler berisi udara  Pektin
sebanyak 1-25% yang dapat mempengaruhi tekstur o Homogalakturonat (larut)
o Rhamnogalakturonat I (larut)
o Rhamnogalakturonat II (Larut)
b. Glikoprotein
 Protein Arabinogalaktan (larut)
 Extensin (Larut)
• Pada sel yang sudah tua juga terdapat lignin (20-30%) dari
b.k.jaringan.

Elisa Julianti-FP-USU Elisa Julianti-FP-USU

KALSIUM SEBAGAI “TEXTURE ENHANCER”


• Pindah massa uap air pada jaringan tanaman selama proses
pengolahan misalnya pada pengeringan, rehidrasi, ekstraksi solid-
liquid dan absorbsi merupakan proses yang kompleks dan • Kalsium mempengaruhi struktur dari matriks pektin
dipengaruhi oleh : • Interaksi antara kalsium dan pektin diamati dengan menggunakan
- difusi Differential Scanning Calorimetry.
- permeabilitas dinding sel  Fase transisi yang merupakan titik leleh dari gel pektin = 52oC
pada dinding sel jaringan kedele yang sedang tumbuh
 Suhu transisi ini dapat ditingkatkan dengan penambahan kalsium
• Difusi pada dinding sel dapat ditingkatkan dengan cara
memodifikasinya dengan pemanasan, penghalusan dan/atau  menunjukkan bahwa kalsium dapat berikatan dengan pektin
perlakuan enzimis  kurang praktis dan efektif. dan memberi kekuatan pada dinding sel
• Rusaknya dinding sel selama proses pengeringan dapat  Pada jaringan yang sudah dewasa dinding sel mengandung
menyebabkan mutu produk menurun pada saat rehidrasi pektin dengan derajat esterifikasi yang tinggi atau penambahan
Penambahan biopolimer seperti dekstrin, amilosa dan amilopektin Ca2+ sedikit memberikan pengaruh terhadap kekuatan dinding
dapat memperbaiki mutunya. sel.
Biopolimer ini meningkatkan kekuatan dinding sel sehingga dapat • Penggunaan garam kalsium dapat mencegah rusaknya jaringan dan
membuat pektat lebih tahan panas
mempertahankan integritasnya pada saat pengeringan berlangsung
Elisa Julianti-FP-USU Elisa Julianti-FP-USU

4
06/10/2013

Wooliness & Mealiness


• Mengembangnya dinding sel dan middle lamela pada saat
• Wooliness adalah kelainan fisiologi pada buah batu berupa kegagalan pendinginan terjadi akibat absorbsi air yang secara fisik terjerat
matang secara normal setelah disimpan pada suhu dingin. atau berikatan dengan matriks dinding sel.
• Kelainan ini pada buah lain berupa mealiness yang menyebabkan
buah menjadi rentan terhadap chilling injury, misalnya pada tomat • Jika buah dipindahkan kembali ke suhu normal, maka dapat terjadi
dan kiwi. proses pematangan secara normal, termasuk sintesis
• Wooliness dan mealiness menyebabkan : poligalakturonat pada beberapa buah.
 Sifat juicy dan flavor buah menurun • Enzim pektinesterase yang dikombinasikan dengan kadar air yang
 Kering Meski kadar airnya
sama dengan buah
tinggi menyebabkan buah menjadi cepat lunak. Hal ini
 Tekstur buah lunak yang belum rusak menyebabkan terbentuknya tekstur “mealy” karena sel tidak dapat
melepaskan cairan selnya secara normal.
• Disebabkan oleh perubahan pola penguraian pektin selama
penyimpanan yang diikuti dengan pematangan. • Perkembangan buah dari keras menjadi lunak selama pematangan
berhubungan dengan menurunnya tekanan turgor sel dan
Pektinesterase terdapat pada jaringan selama pertumbuhan,
pematangan dan kelayuan (senescence), enzim ini kemungkinan berkurangnya distribusi berat dan ukuran molekul dari hemiselulosa
masih tetap aktif pada suhu dingin. Adanya pektin yang tidak dinding sel dan pektin pada lamela tengah.
diesterifikasi pada buah mentah tidak berikatan, sehingga gugus
karboksil bebasnya dapat berikatan dengan ion dan/atau air yang
masuk melalui membran yang luka akibat pendinginan.
Elisa Julianti-FP-USU Elisa Julianti-FP-USU

Anda mungkin juga menyukai