Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setiap orang dalam hidupnya pasti akan menghadapi yang namanya masalah, sikap
seseorang dalam menghadapi sangat ditentukan oleh keyakinan mereka masing-masing.
Keyakinan yang dimiliki setiap orang selalu dikaitkan dengan kepercayaan atau agama. Spiritual,
keyakinan dan agama merupakan hal yang berbeda namun seringkali diartikan sama. Penting
sekali bagi seorang perawat memahami perbedaan antara Spiritual, keyakinan dan agama guna
menghindarkan salah pengertian yang akan mempengaruhi pendekatan perawat dengan pasien.
Pasien yang sedang dirawat di rumah sakit membutuhkan asuhan keperawatan yang
holistik dimana perawat dituntut untuk mampu memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif bukan hanya pada masalah secara fisik namun juga spiritualnya. Untuk itulah materi
spiritual diberikan kepada calon perawat guna meningkatkan pemahaman dan kemampuan
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kebutuhan spiritual.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian konsep kesehatan spiritual ?
2. Apa pengertian agama dan hubungannya dengan sehat dan sakit ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual ?
4. Apa itu support keagamaan ?

C. Tujuan
1. Untuk menambah wawasan mengenai konsep kesehatan spiritual.
2. Untuk mengetahui pengertian agama dan hubungannya dengan sehat dan sakit.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritua.l
4. Untuk menambah pengetahuan mengenai support keagamaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Kesehatan Spiritual


Spirituality atau spiritual berasal dari bahasa latin “spiritus” yang berarti nafas atau udara,
spirit memberikan hidup, menjiwai seseorang. Spirit memberikan arti penting ke hal apa saja
yang sekiranya menjadi pusat dari seluruh aspek kehidupan seseorang (Dombeck,1995). Spiritual
adalah konsep yang unik pada masing-masing individu (Farran et al, 1989). Masing-masing
individu memiliki definisi yang berbeda mengenai spiritual, hal ini dipengaruhi oleh budaya,
perkembangan, pengalaman hidup dan ide-ide mereka sendiri tentang hidup. Spiritual
menghubungkan antara intrapersonal (hubungan dengan diri sendiri), interpersonal (hubungan
antara diri sendiri dan orang lain), dan transpersonal (hubungan antara diri sendiri dengan
tuhan/kekuatan gaib) . Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar manusia dengan
beberapa kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energi serta spiritual juga merupakan
pencarian arti dalam kehidupan dan pengembangan dari nilai-nilai dan sistem kepercayaan
seseorang yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi.
Dalam hirarki kebutuhan manusia, kesehatan spiritual tampak untuk pemenuhan yang
mengandung arti dari kebutuhan melebihi tingkat aktualisasi diri. Kesehatan spiritual berkaitan
erat dengan dimensi lain dan dapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan dimensi lain
(fisiologis,psikologis, sosiologis, kultural). Peran perawat adalah bagaimana perawat mampu
mendorong klien untuk meningkatkan spiritualitasnya dalam berbagai kondisi, Sehingga klien
mampu menghadapi, menerima dan mempersiapkan diri terhadap berbagai perubahan yang terjadi
pada diri individu tersebut.

B. Pengertian Agama dan Hubungannya dengan Sehat dan Sakit


Agama merupakan suatu sistem ibadah yang terorganisir atau teratur. Agama mempunyai
keyakinan sentral, ritual, dan praktik yang biasanya berhubungan dengan kematian, perkawinan
dan keselamatan/penyelamatan (salvation). Agama mempunyai aturan-aturan tertentu yang
dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari yang memberikan kepuasan bagi yang menjalankannya.
Perkembangan keagamaan individu merujuk pada penerimaan keyakinan, nilai, aturan dan ritual
tertentu
Agama merupakan petunjuk perilaku karena di dalam agama terdapat ajaran baik dan
larangan yang dapat berdampak pada kehidupan dan kesehatan seseorang, contohnya minuman
beralkohol sesuatu yang dilarang agama dan akan berdampak pada kesehatan bila di konsumsi

2
manusia. Agama sebagai sumber dukungan bagi seseorang yang mengalami kelemahan (dalam
keadan sakit) untuk membangkitkan semangat untuk sehat, atau juga dapat mempertahankan
kesehatan untuk mencapai kesejahteraan. Sebagai contoh orang sakit dapat memperoleh kekuatan
dengan menyerahkan diri atau memohon pertolongan dari Tuhannya.
Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia.
Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun semakin dekat,
mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu
membangkitkan dari kesembuhan, kecuali Sang Pencipta. Dalam pelayanan kesehatan, perawat
sebagai petugas kesehatan harus memiliki peran utama dalam memenuhi kebutuhan spiritual.
Perawat dituntut mampu memberikan pemenuhan yang lebih pada saat pasien kritis atau
menjelang ajal.
Dengan demikian, terdapat keterkaitan antara keyakinan dengan
pelayanan kesehatan, di mana kebutuhan dasar manusia yang diberikan melalui pelayanan
kesehatan tidak hanya berupa aspek biologis, tetapi juga aspek spiritual. Aspek spiritual dapat
membantu membangkitkan semangat pasien dalam proses penyembuhan.

C. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Spiritual


1. Perkembangan, usia perkembangan dapat menentukan proses pemenuhan kebutuhan spiritual,
karena setiap tahap perkembangan memiliki cara meyakini kepercayaan terhadap Tuhan.
2. Keluarga, keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam pemenuhan kebutuhan
spiritual, karena keluarga memilki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Ras/suku, memiliki keyakinan/kepercayaan yang berbeda, sehingga proses pemenuhan
kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki.
4. Agama yang dianut, keyakinan pada agama tertentu yang dimiliki oleh seseorang dapat
menetukan arti pentingnya kebutuhan spiritual.
5. Kegiatan keagamaan, adanya kegiatan keagamaan dapat selalu
mengingatkan keberadaan dirinya dengan Tuhan, dan selalu mendekatkan diri
kepada Penciptanya.

D. Support Keagamaan
Support keagamaan merupakan dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekat klien
maupun petugas kesehatan agar klien tidak merasa sendiri dalam menghadapi penyakitnya. Klien
dianjurkan untuk lebih berserah diri kepada Tuhan dan menerima ketentuan yang ada dengan

3
melakukan usaha-usaha untuk mencapai kesembuhan. Beberapa klien yang memerlukan support
keagamaan diantaranya:
1. Pasien Kesepian
Pasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan membutuhkan bantuan spiritual
karena mereka merasakan tidak ada kekuatan selain kekuatan Tuhan, tidak ada yang
menyertainya selain Tuhan.
2. Pasien Ketakutan dan cemas
Adanya ketakutan atau kecemasan dapat menimbulkan pasien kacau, yang dapat membuat
pasien membutuhkan ketenangan pada dirinya, dan ketenangan yang paling besar adalah
bersama Tuhan.
3. Pasien menghadapi pembedahan
Menghadapi pembedahan adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan karena akan timbul
perasaan antara hidup dan mati. Pada saat itulah keberadaan pencipta dalam hal ini adalah
Tuhan sangat penting sehingga pasien selalu membutuhkan bantuan spiritual.
4. Pasien yang harus mengubah gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat membuat seseorang lebih membutuhkan keberadaan Tuhan
(kebutuhan spiritual). Pola gaya hidup dapat membuat kekacauan keyakinan bila ke arah yang
lebih buruk. Akan tetapi bila perubahan gaya hidup ke arah yang lebih baik, maka pasien akan
lebih membutuhkan dukungan spiritual.
Support keagamaan sangat penting karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan
perilaku selfcare klien. Pengaruh dari support keagamaan yang perlu dipahami adalah sebagai
berikut:
1. Menuntun kebiasaan hidup
Praktik tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan mungkin
mempunyai makna keagamaan bagi pasien. Sebagai contoh, ada agama yg menetapkan
makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan. Begitu pula metode keluarga berencana ada
agama yang melarang cara tertentu untuk mencegah kehamilan termasuk terapi medik atau
pengobatan.
2. Sumber dukungan
Pada saat mengalami stress, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya.
Dukungan ini sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakit yang dialami, khususnya
jika penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan yang lama dengan hasil yang belum
pasti. Sembahyang atau berdoa, membaca kitab suci, dan praktik keagamaan lainnya sering
membantu memenuhi kebutuhan spiritual yang juga merupakan suatu perlindungan terhadap
tubuh.
4
3. Sumber kekuatan dan penyembuhan
individu cenderung dapat menahan stress baik fisik maupun psikis yang luar biasa karena
mepmpunyai keyakinan yang kuat. Keluarga klien akan mengikuti semua proses penyembuhan
yang memerlukan upaya ekstra, karena keyakinan bahwa semua upaya tersebut akan berhasil
4. Sumber konflik
Pada suatu situasi tertentu, bisa terjadi konflik antara keyakinan agama dengan praktik
kesehatan. Misalnya ada orang yang memandang penyakit sebagai suatu bentuk hukuman
karena pernah berdosa. Ada agama tertentu yang menganggap manusia sebagai makhluk yg
tidak berdaya dalam mengendalikan lingkungannya, oleh karena itu penyakit diterima sebagai
nasib bukan sebagai sesuatu yang harus disembuhkan.

5
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Perawat berupaya untuk membantu memenuhi kebutuhan spiritual klien sebagai bagian dari
kebutuhan menyeluruh klien, antara lain dengan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual
klien tersebut, walaupun perawat dan klien mempunyai keyakinan spiritual atau keagamaan yang
berbeda.
Peran agama dalam keperawatan sangat berpengaruh. Agama dijadikan pedoman yang
digunakan perawat dalam melakukan suatu tindakan terhadap klien oleh karena itu, pemahamaan
tentang peranan agama sangat penting dan pendasar dalam memberikan asuhan keperawatan
dimana nilai spiritual pasien selalu menjadi pertimbangan dan dihormati. Dengan demikian setiap
perawat harus menunjukkan sikap etis profesional yang baik dalam setiap penampilan dan
tindakannya, termasuk dalam mengambil keputusan ketika merespon sebuah situasi yang sulit.
Selain bertugas untuk merawat klien, perawat juga mempunyai tugas untuk mensupport
klien agar tetap semangat menjalani hidup dengan berserah diri kepada Tuhan dan menerima
ketentuan yang ada. Menerima ketentuan yang ada bukan berarti berdiam diri, tetapi harus disertai
dengan usaha dan diiringi dengan do’a. Dengan begitu klien tidak akan merasa kesepian dan
merasa sendiri dalam menghadapi penyakit yang dideritanya.

B. Saran
Sebagai Penulis, kami merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan agar
kami bisa memperbaikinya di makalah yang selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai