Makalah Pandangan Islam Terhadap Plasent
Makalah Pandangan Islam Terhadap Plasent
DISUSUN OLEH :
21154503A
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS FARMASI
2015/2016
1
اار ِحيم
َّ الر ْح َم ِن
َّ ِــــــــــــــــم اﷲ
ِ ِب ْس
KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
petunjuknya serta nikmat sehat sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “PANDANGAN ISLAM TERHADAP PLASENTA SEBAGAI BAHAN
KOSMETIK DAN OBAT” dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah ini saya susun
dengan tujuan untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam dalam menempuh
pendidikan di UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA.
Penulis menyadari bahwa dalam penyajian data dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan keterbasan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini penulis susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan
terdapat kekurangan dala makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Terimakasih.
Wassalamua’laikum wr.wb
Penyusun
Anisa Devi Kharisma Wibowo
2
DAFTAR ISI
JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.3 TUJUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa manfaat plasenta bayi ?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab penggunaan plasenta bayi sebagai bahan
kosmetik dan obat ?
3. Bagaimana pandangan Islam mengenai penggunaan plasenta bayi sebagai
kosmetik dan obat ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui manfaat plasenta
2. Untuk mengetahui dasar hukum plasenta bayi yang digunakan untuk kosmetik
dan obat
3. Untuk mengetahui pandangan Islam mengenai plasenta bayi yang digunakan
untuk kosmetik dan obat
5
BAB II
PEMBAHASAN
Plasenta adalah organ dalam kandungan pada masa kehamilan. Plasenta berfungsi
untuk mengirim gizi dan oksigen dari ibu kepada bayi yang ada di kandungan. Rata
rata plasenta berdiameter 22 cm, dan berat rata rata 470 gram dan tebal rata rata 2,5
cm.
Dan kini penjualan plasenta bayi sebagai bahan kosmetika sedang maraknya.
Bahkan lebih diminati karena manfaatnya yang banyak sekali. Walaupun harganya
yang melangit.
Berbicara mengenai kosmetika sendiri mungkin sudah tidak asing terdengar di
telinga kita. Kosmetika sendiri adalah hal-hal yang menyangkut kecantikan,
penampilan, dan sebagainya.
Khususnya kaum hawa memiliki penampilan yang menarik dan cantik pasti sudah
menjadi keinginan wajib. Bahkan kaum hawa sering berlomba-lomba dalam hal
penampilan dan kecantikan.
6
Pada awalnya, plasenta bayi di dunia farmasi digunakan untuk obat. Karena
plasenta memiliki berbagai macam manfaat. Namun karena kemajuan di bidang bio
teknologi, plasenta bayi bisa juga digunakan untuk kosmetik.
“Dan sesungguhnya kami telah Kami muliakan anak anak Adam.” (QS. Al Isra’ : 70)
Namun, plasenta bayi boleh digunakan sebagai obat jika memang tidak ada obat
lain yang bisa digunakan. Tetapi tidak dibenarkan bila plasenta bayi digunakan untuk
kosmetik.
Plasenta bayi najis hukumnya sesuai dengan kaidah fiqih yang artinya “Setiap
cairan yang keluar dari dua lubang (dubur dan kemaluan) adalah najis, kecuali
mani.”
Dan menggunakan barang yang najis sendiri sebenarnya dilarang sesuai dengan
firman Allah :
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa plasenta bayi tidak najis. Diantaranya
Al mausu’ah Al-Fiqhiyah, Imam Nawawi, Al Majmu’, II/563-564; Imam Ramli, dan
sebagainya.
7
Rasulullah bersabda : “Wahai umat manusia! Sesungguhnya Allah adalah tayyib
(baik), tidak akan menerima yang tayyib (halal dan baik)”
Allah berfirman :
“Yang halal itu sudah jelas dan yang haram pun sudah jelas; dan diantara
keduanya itu ada hal-hal yang musyta-bihat (syubhat, samar-samar, tidak jelas halal
maupun haramnya), kebanyakan manusia tidak mengetahui hukumnya. Barang siapa
hati-hati dari perkara syubhat, sungguh ia telah menyelamatkan agama dan harga
dirinya...” (HR. Muslim).
Artinya : “Orang yang dalam keadaan darurat boleh memakan bangkai manusia
jika tidak didapati bangkai lainya. Karena manusia ketika hidupnya lebih mulia
daripada ketika matinya.” (Mughnil Muhtaj, 4 : 413)
Jadi dapat diartikan kita boleh menggunakan organ tubuh manusia itu ketika
manusia tersebut sudah mati. Seperti donor kornea mata dari seseorang yang sudah
meninggal dipasangkan pada manusia yang sudah hidup.
Jika ditinjau, mejual belikan bagian organ tubuh manusia untuk keperluan yang
tidak terlalu penting manfaatnya seperti menjual plasenta bayi untuk kosmetik. Sama
saja kita melecehkan Allah.
8
Dan dalam Keputusan Fatwa MUI No.2/MunasVI/MUI/2000, isinya :
Barang yang bersifat haram boleh digunakan untuk bahan pengobatan jika
darurat saja. Akan tetapi, jika ada pilihan lain maka wajib dihindari barang haram
tersebut. Walaupun barang haram tersebut lebih mujarab, kita harus tetap
menghindarinya.
Seperti hal nya plasenta bayi yang digunakan untuk kosmetik, kita dapat
menggantinya dengan plasenta hewan mamalia. Namun hewan tersebut juga haru
hewan yang dihalalkan menurut agama. Karena manfaat plasenta hewan sama dengan
plasenta manusia. Walaupun lebih banyak manfaat plasenta manusia.
Artinya : “Dia-lah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk
kamu...” (QS AL Baqoroh : 29)
9
Artinya : “Katakanlah : ‘Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah
yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapakah yang
mengharapkan) rezki yang baik?’. Katakanlah : ‘Semuanya itu (disediakan) bagi
orang-orang yang beriman dalam kehidupan, khusus (untuk mereka saja) di hari
kiamat.’ Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang
mengetahui.” (QS Al-A’raf : 32)
Bangkai hewan adalah binatang yang mati dengan tanpa disembelih atau yang
disembelih dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan syar’i. (Fatma MUI)
Penggunaan plasenta yang berasal dari hewan halal untuk bahan kosmetik dan
obat luar hukumnya boleh (mubah). (Fatwa MUI)
Penggunaan plasenta yang berasal dari bangkai hewan yang halal untuk bahan
kosmetik dan obat luar hukumnya haram. (Fatma MUI)
Fatma MUI tersebut berlaku dan ditetapkan di Jakarta pada 18 Sya’ban 1432
H atau 20 Juli 2011 M.
Allah berfirman :
10
Artinya : ”Katakanlah : ‘Tiadalah Aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali
kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir, atau babi, karena sesungguhnya
semua itu kotor.’” (QS Al An’am : 145)
Artinya : “Tidaklah Allah menurunkan penyakit, kecuali Allah turunkan pula obatnya.
Rasulullah bersabda :
َّعزَّ َو َجل الدا ََّء بَ َرَّأَ بهإ ه ْذ هنَّ ه، َّاب الد َواء
َ َّللا َ َ َد َواءَّ فَإ ه َذا أ، ََّداء
ََّ ص
َّلهك هل
Artinya : “Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan
penyakitnya, maka dia akan sembuh sesuai dengan izin Allah Subhanallahu
Wata’ala.”
Namun, manusia punya hawa nafsu. Mereka selalu tidak puas dan kurang
bersabar. Sehingga mereka bisa saja menempuh jalan apa saja untuk mendapatkan apa
yang mereka inginkan. Sekalipun itu barang yang haram.
Menurut pakar farmasi juga staf ahli LPPOM-MUI, sekarang ini terdapat
banyak obat dalam bentuk pil maupun kapsul dengan merk tertentu menggunakan
plasenta manusia dijual di pasaran. Seperti obat perangsang atau pelancar air susu ibu
(ASI).
Karena banyaknya obat yang dijual di pasaran. Maka, sekarang tidak ada alasan
bagi kita manusia khususnya umat muslim menggunakan plasenta bayi untuk bahan
pengobatan. Kita bisa memilih alternatif lain. Namun, kita perlu menimbang halal dan
haramnya.
11
Rasulullah bersabda : “Setiap daging (jaringan tubuh) yang tumbuh dari
makanan yang haram, maka api nerakalah baginya.” HR Tirmidzi.
Artinya : “Diharamkan bagi kamu (memakan) bangjai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang
jatuh, yang ditanduk, yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagi kamu) yang disembelih untuk berhala. Dan
(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak
panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus ada untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kapada mereka dan takutlha
kepada-Ku. Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi islam itu jadi agama bagimi.
Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa disengaja berbuat dosa,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al-Maidah : 3)
Rasulullah SAW bersabda : “Setiap daging tumbuh dari makanan haram, maka
api neraka lebih utama baginya.” (HR Tirmidzi dari Ka’ab bin Ajazah r.a)
Jika memang tidak ada obat lainnya. Plasenta yang dimuliakan itu yang pada
awalnya haram menjadi Al-Istihalah. Al-Istihalah yaitu perubahan suatu benda
menjadi benda lain yang berbeda dalam semua sifat-sifatnya dan menimbulkan akibat
hukum dari benda najis atau mutanajis menjadi benda suci dan dari benda yang
diharamkan menjadi benda yang dibolehkan (mubah).
Bahkan sekarang sudah ada lembaga yang menampung plasenta bayi dengan
nama Bank Plasenta. Yang nantinya plasenta itu dapat digunakan sebagai obat untuk
sang anak jika terjadi penurunan fungsi organ sang anak. Jadi tidak bisa digunakan
untuk mengobati sakit karena faktor lingkungan. Dan memang biaya yang dibutuhkan
mahal. Berkisar 9-10 juta dan itu belum termasuk biaya yang lainnya. Namun hal itu
tidak mengurangi minat masyarakat.
12
2.4 HUKUM MENGUBUR PLASENTA
Artinya : “Dan disunnahkan mengubur anggota badan yang terpisah dari orang
yang masih hidup dan tidak akan segera mati, atau dari orang yang masih diragukan
kematiannya, seperti tangan pencuri, kuku, rambut, ‘alaqah (gumpalan darah), dan
darah akibat goresan demi menghormati orangnya.”
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penggunaan plasenta bayi sebagai bahan kosmetik diharamkan karena itu termasuk
organ manusia. Dan Allah sangat memuliakan organ manusia. Walaupun dalam keadaan
tersedak sebaiknya kita hindari. Tapi jika penggunaan organ manusia seperti donor
kornea mata orang yang sudah mati tidak apa apa. Dan untuk penggunaan plasenta bayi
diganti dengan plasenta hewan yang halal. Plasenta bayi sebaiknya dikubur.
Sepertinya kosmetik, penggunaan obat dengan bahan plasenta manusia sebaiknya kita
hindari. Karena Allah memuliakan setiap organ tubuh manusia. Baiknya kita cari
pengobatan alternatif lain. Asalkan pengobatan itu baik lagi halal. Dan tidak melanggar
aturan Allah.
3.2 SARAN
Saran dari saya sebagai penulis adalah sebaiknya mulai dari saat ini kita menjauhi hal-
hal yang haram. Jika sesuatu itu belum pasti hukumnya, kita cari banyak baiknya atau
buruknya. Namun, jika memang dalam keadaan yang mendesak dan tidak ada alternatif
lain. Maka, boleh menggunakan sesuatu yang haram tersebut. Tapi tujuannya untuk
pengobatan bukan untuk kosmetik.
14
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
https://konsultasi.wordpress.com/2011/08/14/hukum-memanfaatkan-plasenta-
untuk-kosmetika-dan-obat/ diakses pada tanggal 04 Oktober 2015, pukul 20:06
http://muijatim.org/index.php/13-fatwa-mui-2011/32-fatwa-mui-penggunaan-
plasenta-hewan-halal-untuk-bahan-kosmetika-dan-obat-luar diakses pada tanggal
04 Oktober 2015, pukul 20:10
15