Anda di halaman 1dari 18

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG

HIPERTENSI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN


KEKAMBUHAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI DESA
BLULUKAN KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN
KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :
PRASETIYO TRI UTOMO
J 210.090.091

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG


HIPERTENSI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN
KEKAMBUHAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI DESA
BLULUKAN KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN
KARANGANYAR

Prasetiyo Tri Utomo*


H.M. Abi Muhlisin, SKM., M.Kep**
Nunuk Haryatun, S.kep., Ns.***

ABSTRAK

Meningkatnya pravelansi hipertensi setiap tahun khususnya pada lansia di


negara berkembang dan negara maju yang masih menjadi beban kesehatan di
masyarakat global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan Upaya Pencegahan Kekambuhan
Hipertensi Pada Lansia di Desa Blulukan Kecamatan Colomadu Kabupaten
Karanganyar. Penelitian ini merupakan penelitian Kuatitatif dengan desain
deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini
adalah lansia yang ber umur ≥55 tahun yang menderita hipertensi di Posyandu
Blulukan. Populasi penelitian ini berjumlah 78 lansia. Teknik pengambilan
sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian berupa kuisioner
pengetahuan tentang hipertensi dan kuisioner upaya pencegahan kekambuhan
hipertensi. Teknik analisis menggunakan uji chi square (x2), dengan tingkat
kepercayaan α=0,05. hasil penelitian menyimpulkan tingkat pengetahuan
responden tentang penyakit hipertensi mayoritas kurang 38 (48,7%), dan upaya
pencegahan kekambuhan hipertensi juga kurang yaitu 34 responden (43,6%). Ada
hubungan antar tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan upaya pencegahan
kekambuhan hipertensi di Posyandu Desa Blulukan Kecamatan Colomadu
Kabupaten Karanganyar dengan P = 0,032.

Kata kunci: pengetahuan, hipertensi, upaya pencegahan, lansia


2

THE RELATION OF LEVEL KNOWLEDGE ABOUT HYPERTENSION


WITH EFFORTS TO PREVENT RECURRENCE OF HYPERTENSION

Abstract

Prasetiyo Tri Utomo*


H.M. Abi Muhlisin, SKM., M.Kep**
Nunuk Haryatun, S.kep., Ns.***

Pravelansi hypertension increased every year especially in the elderly in


developing countries and developed countries are still a burden on global public
health. This study aims to determine the relationship Levels With Knowledge
About Hypertension Hypertension Relapse Prevention in Rural Elderly Blulukan
Colomadu Karanganyar District. This research is quantitative research design
with correlative descriptive and cross-sectional approach. The subjects were
elderly aged ≥ 55 years air with hypertension in IHC Blulukan. The study
population consists of 78 seniors. Sampling technique using total sampling.
Research instruments such as questionnaires knowledge about hypertension and
prevention of recurrence of hypertension. Engineering analysis using chi square
test (x2), with a confidence level of α = 0.05. results of the study concluded the
level of knowledge about hypertension majority less 38 (48.7%), and relapse
prevention hipertensi also less ie 34 respondents (43.6%). There is a relationship
between the level of knowledge about hypertension and the prevention of
recurrence of hypertension in IHC Village District Blulukan Colomadu
Karanganyar with P =0.032 .

Keywords: knowledge, hypertension, prevention, elderly


3

PENDAHULUAN hipertensi yang tidak terkontrol, data


Hipertensi merupakan suatu penyakit diperoleh dari posyandu lansia yang
yang ditandai dengan peningkatan berada di desa Bulukan. Tercatat pada
tekanan darah di atas normal, dengan tahun 2012 ada 78 (31,3%) lansia yang
nilai istolik > 140 mmHg dan sistolik > mengalami hipertensi. Dari hasil
90 mmHg. (kowalski, 2010). wawancara beberapa lansia yang
Hipertensi sering disebut sebagai silent mengalami hipertensi, 23 dari 30 lansia
killer (pembunuh gelap), karena yang mengalami hipertensi, belum
merupakan penyakit yang mematikan, mengetahui upaya untuk mengontrol
kadang tanpa disertai gejala-gejalanya tekanan darah dalam batas normal.
terlebih dahulu (Sustrani, 2005). Tujuan penelitian ini untuk
Faktor resiko, seperti faktor jenis mengetahhui tingkat pengetahuan
kelamin, usia, dan genetik adalah yang tentang hipertebnsi dengan upaya
tidak dapat diganti atau dikontrol . pencegahan kekambuhan hipertensi di
Sedangkan faktor yang dapat diganti Desa Blulukan kecamatan Colomadu
atau dikontrol adalah gaya hidup sehat Kabupaten Karanganyar.
yang meliputi pola makan yang banyak
mengandung lemak dan kolesterol,
asupan garam yang berlebihan, TINJAUAN PUSTAKA
kebiasaan-kebiasaan merokok, minum
alkohol, tidak mau olahraga, kelebihan Pengetahuan
berat badan dan stres. (Yogiantoro, Pengetahuan adalah sesuatu yang
2006). diketahui setelah orang melakukan
Salah satu cara untuk menanggulangi penginderaan terhadap suatu objek
masalah kesehatan adalah dengan tertentu. Pengetahuan diperoleh dari
pencegahan terjadinya hipertensi bagi usaha seseorang mencari tahu terlebih
masyarakat secara umum dan dahulu terhadap rangsangan berupa
pencegahan kekambuhan pada objek dari luar melalui proses sensori
penderita hipertensi pada khususnya. dari interaksi antara dirinya dengan
Pencegahan hipertensi perlu dilakukan lingkungan sehingga memperoleh
oleh semua penderita hipertensi agar pengetahuan baru tentang suatu objek
tidak terjadi peningkatan tekanan darah (Notoatmodjo, 2007).
yang lebih parah. Tetapi sayangnya
tidak semua penderita hipertensi dapat faktor yang mempengaruhi
melakukan pencegahan terhadap pengetahuan
penyakitnya. Hal ini disebabkan karena Notoatmodjo (2007), menjelaskan,
tingkat pengetahuan penderita faktor yang mempengaruhi
hipertensi tentang pencegahan pengetahuan antara lain :
kekambuhan penyakitnya tidaklah 1. Sosial – ekonomi
sama. Berdasarkan studi pendahuluan Lingkungan sosial akan mendukung
yang dilakukan peneliti di desa tingginya pengetahuan sesorang ,
Blulukan Kecamatan Colomadu sedang ekonomi dikaitkan
Kabupaten Karanganyar jumlah pendidikan. Ekonomi baik tingkat
penderita hipertensi pada lansia tahun pendidikan akan tinggi sehingga
2011 tercatat 70 (28,1%) orang dari tingkat pengetahuan akan tinggi
249 orang dan masih mengalami pula.
4

2. Minat semakin tua umur seseorang,maka


Minat sebagai suatu kecenderungan pengalaman juga semakin banyak.
atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan Kekambuhan Hipetensi Pada Lansia
seseorang untuk mencoba dan Pengertian
menekuni suatu hal dan pada Kekambuhan adalah peristiwa
akhirnya diperoleh pengetahuan timbulnya kembali gejala-gejala
yang lebih mendalam. sebelumnya sesudah memperoleh
3. Umur kemajuan (stuart dan laraira, 2001)
Dengan bertambahnya umur Hipertensi adalah keadaan tekanan
seseorang akan terjadi perubahan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan pada aspek fisik dan psikologis dan tekanan diastolik lebih dari 90
(mental). Pertumbuhan pada fisik mmHg pada dua kali pengukuran
secara garis besar ada empat dengan selang waktu 5 menit dengan
kategori perubahan pertama, keadaan cukup istirahat atau tenang
perubahan ukuran, kedua, (Depkes RI, 2007)
perubahan proporsi, ketiga,
hilangnya ciri-ciri lama, keempat, Penatalaksanaan / Penanganan
timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi Hipertensi
akibat pematangan fungsi organ. Hipertensi terdiri dari terapi non
Pada aspek psikologis atau mental farmakologis dan terapi farmakologis.
taraf berpikir semakin matang dan Selain pengobatan untuk hipertensi,
dewasa. pengobatan untuk faktor resiko atau
4. Kultur (Budaya – Agama) kondisi penyerta lainnya seperti
Budaya sangat berpengaruh diabetes melitus atau dislipdemia juga
terhadap tingkat pengetahuan harus dilaksanakan hingga mencapai
seseorang , karena informasi yang target terapi masing-masing kondisi
baru akan disaring sesuai dengan (Yogiantoro, 2007).
budaya yang ada dan agama yang Non farmakologi
dianut. a. Pola makan
5. Pendidikan Makanan merupakan faktor penting
Semakin tinggi pendidikan yang menentukan tekanan darah.
,maka akan mudah menerima hal – Mengkonsumsi buah dan sayuran
hal baru dan mudah menyesuaikan segar dan menerapkan pola makan
diri dengan hal baru tersebut. yang rendah lemak jenuh,
6. Informasi kolesterol, dan total lemak, serta
Kemudahan untuk memperoleh kaya akan buah, sayur, serta produk
suatu informasi dapat membantu susu rendah lemak terbukti secara
mempercepat seseorang untuk klinis dapat menurunkan tekanan
memperoleh pengetahuan yang darah.
baru. Untuk menanggulangi tekanan
7. Pengalaman darah yang tinggi, secara garis besar
Pengalaman disini dikaitkan dengan ada 4 macam diet, yaitu:
umur dan pendidikan, seseorang,
yang berarti pendidikan yang tinggi 1. Kurangi konsumsi garam dalam
maka pengalaman juga luas. Dan makanan Anda.
5

Tujuan diet rendah garam untuk e. Batasi penggunaan gula dan


membantu menghilangkan retensi makkanan yang manis-manis,
(penahanan) air dalam jaringan sepeti sirup, kue, biskuit.
tubuh sehingga dapat menurunkan Diet tinggi serat
tekanan darah. Walaupun rendah Diet tekanan darah tinggi dianjurkan
garam, yng penting dalam setiap hari mengkonsumsi makanan
melakukan diet ini adalah berserat tinggi. Seperti:
komposisi makanan harus tetap a. Golongan buah-buahan, seperti
mengandung cukup zat-zat gizi, jambu biji, belimbing, kedondong,
baik kalori, protein, mineral, anggur, srikaya, markisa, pepaya,
maupun vitamin yang seimbang. jeruk, mangga, apel, semangka dan
2. Diet rendah kolesterol dan lemak pisang.
terbatas b. Golongan sayuran, seperti daun
Diet ini bertujuan untuk bawang, daun singkong, ubi jalar,
menurunkan kadar kolesterol darah lobak, tomat, kangkung, toge,
dan menurukan berat badan bagi buncis, pare, kol, wortel, bayam,
penderita yang kegemukan. dan sawi
Mengurangi berat badan. Ada c. Golongan protein nabati, seperti
hubungan yang jelas antara obesitas kacang tanah, kacang hijau, kacang
dengan hipertensi. Obesitas kedelai, kacang merah, dan biji-
menyebabkan aktivasi sistem saraf bijian (beras merah, jagung).
simpatik dan berbagai hormon yang Serta diet rendah kalori yang
dapat mengubah tekanan darah kegemukan
(Morgan 2010). Penurunan berat Orang yang berat badanya lebih
badan sekitar 4,5 kg dapat (kegemukan) akan beresiko tinggi
menurunkan tekanan darah sistolik terkena hipertensi. Demikian juga
sampai 3mmHg (Grifin 2004). orang yang berusia diatas usia 40
Beberapa hal yang harus tahun. Penanganan hipertensi dapat
diperhatikan dalam mengatur diet dilakukan dengan pembatasan asupan
ini antara lain sebagai berikut: kalori yang harus diperhatikan yaitu:
a. Hindari penggunaan lemak a. Asupan kalori dikurangi
hewan, margarin, dan mentega b. Menu makanan harus seimbang
terutama goreng-gorengan atau c. Pola istirahat
makanan yang digoreng dengan Pemulihan anggota tubuh yang
minyak. beraktivitas sehari penuh untuk
b. Batasi konsumsi daging, hati, menetralisir tekanan darah.
limpa, dan jenis jeroan lainnya d. Pola aktivitas
serta sea food ( udang , kepiting), Olahraga secara teratur bisa
minyak kelapa (santan). menurunkan tekanan darah tinggi. Jika
c. Batasi konsumsi kuning telur, Anda menderita tekanan darah tinggi,
paling banyak tiga butir dalam pilihlah olahraga yang ringan seperti
seminggu. berjalan kaki, bersepeda, lari santai,
d. Lebih sering mengkonsumsi aerobik dan berenang. Orang dengan
tempe, tahu, dan jenis kacang. gaya hidup yang tidak aktif akan
rentan terhadap tekanan darah tinggi.
Melakukan olah raga secara teratur
6

tidak hanya menjaga bentuk dan dan darah yang lebih tinggi di pagi hari
berat badan, tetapi juga dapat juga menunjukkan risiko terhadap stroke
menurunkan tekanan darah. Jika yang tinggi. Untuk itu perlu
mempunyai tekanan darah tinggi memeriksa tekanan darah 2 x sehari
Lakukan selama 30 hingga 45 menit (bagi penderita hipertensi)
sehari sebanyak 3 kali seminggu dapat
menurunkan tekanan darah. Kerangka
Tingkat konsep
e. Mengelola stres Upaya
pengetahuan
Stres adalah salah satu faktor pencegahan
yang berperan besar dalam tekanan tentang
kekambuhan
darah tinggi. Menurunkan stress hipertensi:
hipertensi
bermanfaat menurunkan tekanan - Baik
darah pada sebagian besar orang. - Cukup
Jalan kan terapi anti stres agar - kurang
mengurangi stres dan
mengendalikan emosi.
f. Hindari Alkohol
Mengkonsumsi alkohol dapat
meningkatkan tekanan darah. Untuk Keterangan:
pria yang menderita hipertensi,
sekarang diperkirakan bahwa
hipertensi yang berhubungan :Ada hubungan variabe
dengan alkohol merupakan salah
satu penyebab sekunder paling Hipotesis
banyak dari hipertensi. Kira-kira
sebanyak 5-12% dari kasus. Hipotesis yang di ajukan di penelitian
Mengurangi minum alkohol dapat
menurunkan hipertensi. (Kowalski, ini adalah :
2010).
g. Lakukan terapi relaksasi Ho: Tidak Ada hubungan antara
Pasien hipertensi yang tingkat pengetahuan hipertensi dengan
melakukan teknik releksasi dengan upaya pencegahan kekambuhan
cara mendengarkan musik sambil hipertensi .
menarik nafas dalam-dalam
menunjukan penurunan. Ha: Ada hubungan antara tingkat
Mendengarkan musik santai selama pengetahuan hipertesi dengan upaya
20-30 menit sehari diketahui juga pencegahan kekambuhan hipertensi.
dapat memperlambat jantung dan
menurunkan tekanan darah (Ahmad, METODE PENELITIAN
2011). Jenis dan rancangan penelitian
h. Periksa tekanan darah secara Penelitian ini merupakan
berkala penelitian Kuatitatif dengan desain
Sebaiknya pemeriksaan deskriptif korelatif dengan pendekatan
tekanan darah lakukan setiap hari cross sectional.
dan penting diketahui bahwa .
morning hypertension atau tekanan Sampel
7

Dalam penelitian ini sampel yang


menjadi sampel yaitu semua lansia Instrumen Penelitian
yang ikut dalam posyandu lansia yang Penelitian ini menggunakan alat ukur
menderita hipertensi di desa Blulukan berupa kuisioner.
Colomadu Karanganyar yang
berjumlah 78 lansia. Pada penelitian Analisis Data
ini sampel diambil dengan cara total Analisa data pada penelitian ini adalah
sampling univariat dan bivariat. Analisis
univariat menggunakan tabel atau
Kriteria Sampel grafik, sedangkan analisis bivariat
Kriteria sampel yang diambil sebagai hubungan tingkat pengetahuan dengan
responden adalah sebagai berikut: upaya pencegahan kekambuhan
a. Lansia yang mengalami hipertensi. menggunakan uji Chi Square.
b. Lansia yang bersedia menjadi
responden.
c. Lansia yang berumur 55 tahun
keatas.
d. Lansia yang bisa ditemui saat
penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN

Karakteristik responden
Tabel 1 Distribusi responden menurut umur pada penelitian di Desa Blulukan
Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

Umur Jumlah Persentase (%)


57-59 tahun (middle age) 11 14.1
60-74 tahun (elderly) 62 79.5
75-76 tahun (old) 5 6.4
Total 78 100.0

Tabel 1, diketahui responden terbanyak pada kelompok lanjut usia (elderly)


sebanyak 62 responden (79,5%), sedangkan responden paling sedikit pada usia
kelompok old sebanyak 5 responden (6,4%) sedangkan yang usia middle age
11 (14.1%). Hasil penelitian umur responden diperoleh data usia termuda
adalah 57 tahun dan tertua 76 ahun. Rata-rata usia responden 66,12 tahun.

Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian di desa


Blulukan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar

Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)


Laki-laki 23 29.5
8

Perempuan 55 70.5
Total 78 100.0
Tabel 2 memperlihatkan responden perempuan 55 orang (70,5%) lebih banyak
dari responden laki-laki sebanyak 23 (29.5%)
Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan pada penelitian di
desa Blulukan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar

Pendidikan Jumlah Persentase (%)


SD 32 41.0
SMP 18 23.1
SMA 21 26.9
PT 7 9.0
Total 78 100.0

Tabel 3 menunjukkan responden dengan pendidikan SD sebanyak


32 (41%), kemudian responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak
18 (23,1%), responden dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 21
(26,9%), dan responden dengan tingkat pendidikan sampai ke Perguruan
Tinggi sebanyak 7 (9%). Jadi sebagian besar tingkat pendidikan responden
paling besar dalam penelitian ini adalah SD.

Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan status pekerjaan masa lalu pada

Status pekerjaan Jumlah Persentase (%)


IRT 38 48.7
Swasta 13 16.7
Wiraswasta 9 11.5
Guru 2 2.6
Petani 16 20.5
Total 78 100.0
Tabel 4 menunjukkan pekerjaan masa lalu responden sebagai IRT sebanyak 38 responden
(48,7%), 13 responden (16,7%), wiraswata 9 responden (11,5%), guru (2,6%) dan petani
(20,5%).

Analisis Univariat

Pengetahuan Tentang Hipertensi


Hasil penelitian mengenai pengetahuan responden diperoleh setelah
responden mengisi kuesioner pengetahuan. Sebanyak 17 pertanyaan dengan
9

jawaban benar atau salah dan system penilaian adalah benar dengan nilai 1
sementara jawaban salah dengan nilai 0. Hasil penelitian pengetahuan responden
diketahui nilai tertinggi adalah 15 nilai terendah adalah 3. Rata-rata nilai jawaban
responden sebesar 9,66, median adalah 10 dan standar deviasi 3,17. Nilai jawaban
responden kemudian dikategorikan yaitu baik jika nilai 13-17, cukup dengan nilai
10-12 dan kurang dengan nilai 0-9. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan
tentang hipertensi ditampilkan di Tabel

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


Baik 21 26.9
Cukup 19 24.4
Kurang 38 48.7
Total 78 100.0
Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang hipertensi

Tabel 5 menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan responden


tentang hipertensi masih kurang, yaitu sebanyak 38 responden
(48,7%), Pengetahuan responden yang baik sebanyak 21 (26,9%), dan
responden yang tingkat pengetahuanya cukup 19 (24.4%).

Upaya pencegahan kekambuhan hipertensi


Sebanyak 15 pertanyaan diajukan kepada responden untuk mengetahuai upaya
pencegahan kekambuhan hipertensi. Hasil penelitian diperoleh data nilai tertinggi
adalah 51, nilai terendah adalah 27. Rata-rata nilai responden sebesar 37,57,
median adalah 35 dan standar deviasi 6,97. Nilai jawaban responden kemudian
dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu Baik dengan nilai 46-60, cukup dengan
nilai 34-45dan kurang dengan nilai 15-33 Distribusi responden berdasarkan upaya
pencegahan tentang hipertensi ditampilkan pada Tabel 4.6
Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan upaya pencegahan kekambuhan
hipertensi

Upaya pencegahan
kekambuhan hipertensi Jumlah Persentase (%)
Baik 20 25.6
Cukup 24 30.8
Kurang 34 43.6
Total 78 100.0
Tabel 6 menunjukkan responden masih banyak yang kurang dalam
upaya pencegahan kekambuhan hipertensi sebesar 34 (43,6%), responden
yang cukup upaya pencegahanya sebanyak 24% (30.8%), dan responden yang
sudah baik dalam upaya pencegahan kekambuhan hipertensi sebanyak 20
(25,6%).
10

Analisis Bivariat
Tabel 7 Hubungan antara pengetahuan responden tentang hipertensi
dengan Upaya pencegahan kekambuhan hipertensi

Upaya pencegahan
kekambuhan hipertensi
Baik 2 P
Cukup Kurang Total
Pengetahuan N % N % N % %
Baik 9 11.5 7 9 5 6.4 21 26.9
Cukup 6 7.7 7 9 6 7.7 19 24.4 10.530 0,032
Kurang 5 6.4 10 12.8 23 29.5 38 48.7
Total 20 25.6 24 30.8 34 43.6 78 100
Table 7 memperlihatkan data, bahwa responden dengan
pengetahuan yang baik lebih banyak dapat melakukan upaya pencegahan
kekambuhan hipertensi dengan baik. Responden dengan pengetahuan
yang cukup lebih banyak melakukan tindakan upaya pencegahan
kekambuhan hipertensi dengan cukup, sementara responden dengan
pengetahuan yang kurang mengakibatkan upaya pencegahan kekambuhan
hipertensi juga kurang.

Hasil uji statistic Chi Square diperoleh nilai 2 = 10,530 dengan p = 0,032.
p<0,05 maka hipotesa penelitian yang diambil adalah Ho ditolak, yang artinya
terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan upaya
pencegahan kekambuhan hipertensi pada lansia di Desa Blulukan Kecamatan
Colomadu Kabupaten Karanganyar. Semakin tinggi tingkat pengetahuanya
semakin tinggi upaya pencegahan kekambuhan hipertensi di desa Blulukan

PEMBAHASAN proses yang alamiah yang di ikuti


dengan adanya penurunan kondisi
Karakteristik responden psikologis, fisik maupun sosial yang
Berdasarkan hasil penelitian saling berinteraksi satu sama lain.
yang telah dilakukan peneliti, Keadaan yang cenderung berpotensi
karakteristik responden dari data usia menimbulkan masalah kesehatan
diketahui responden terbanyak pada secara umum ataupun secara khusus
kelompok lanjut usia (elderly) pada lansia.
sebanyak 62 responden (79,5%),
sedangkan responden paling sedikit Ditinjau dari jenis kelamin,
pada usia kelompok old sebanyak 5 responden perempuan 55 orang
responden (6,4%), dan sisanya di usia (70,5%) lebih banyak dari responden
middle age (14.1%). Hasil penelitian laki-laki sebanyak 23 (29.5%),
umur responden diperoleh data usia disebabkan karena sebagian besar
termuda adalah 57 tahun dan tertua 76 lansia di desa Blulukan adalah wanita
ahun. Nugroho, (2004) mengemukakan lansia laki-laki di desa Blulukan
Proses penuaan (aging) adalah suatu kebanyakan tidak mau meninggalkan
pekerjaannya disawah. Lansia
11

perempuan lebih banyak waktu Berdasarkan hasil penelitian


senggang sehingga bisa meluangkan diketahui pekerjaan masa lalu
waktu untuk datang ke posyandu lansia responden sebagai IRT sebanyak 38
daripada lansia laki-laki. (Cohen dan responden (48,7%), 13 responden
Gitman dalam Rahayu, 2009). (16,7%), wiraswata 9 responden
(11,5%), guru (2,6%) dan petani
Ditinjau dari tingkat Pendidikan (20,5%). Hal ini juga terkait dari
responden diketahui lebih banyak SD jumlah responden adalah dimana
yaitu sebanyak 32 (41%), kemudian sebagain besar responden adalah
responden dengan tingkat pendidikan perempuan. Gambaran ini juga
SMP sebanyak 18 (23,1%), dan menunjukkan arti bahwa kepala rumah
responden dengan tingkat pendidikan tangga yaitu suami yang bekerja baik
SMA sebanyak 21 (26,9%), sisanya bekerja sebagai wiraswasta, swasta
responden dengan tingkat pendidikan ataupun pegawai negeri sipil hingga
sampai ke Perguruan Tinggi sebanyak kepala keluarga (suami) telah pensiun.
7 (9%). Berdasarkan penelitian Mendidik anak juga merupakan suatu
dilapangan diperoleh informasi kewajiban orang tua terutama istri
mengenai alasan mengapa responden untuk mengasuh anak dari bayi.
hanya berpendidikan SD. Berdasarkan Pemilihan sebagai ibu rumah tangga
wawancara terhadap responden merupakan keputusan terbaik agar
mengenai tingkat pendidikan, anak dapat dididik secara baik dalam
Diketahui selain dari faktor lingkungan keluarga.
kemampuan orang tua dalam
membiayai sekolah adalah persepsi
orang tua bahwa sekolah yang lebih Analisis Univariat
tinggi tidak terlalu penting, dimana
setelah lulus SD keinginan orang tua Pengetahuan tentang hipertensi
agar anak dapat bekerja di sawah Berdasarkan hasil penelitian pada
sebagai petani agar lahanya orang tua pengetahuan responden diketahui
dapat terbantu dalam pekerjaannya. bahwa mayoritas pengetahuan
responden tentang hipertensi masih
Notoadmojo (2007) Pendidikan kurang, yaitu sebanyak 38 responden
adalah upaya untuk memberikan (48,7%), Pengetahuan responden yang
pengetahuan sehingga terjadi baik sebanyak 21 (26,9%), dan
perubahan perilaku positif yang responden yang tingkat pengetahuanya
meningkat. Pendidikan sangat cukup 19 (24.4%). Kurangnya
berpengaruh terhadap pengetahuan. pengetahuan responden tidak terlepas
Semakin tinggi pendidikan responden, dari kemampuan untuk mengingat
diharapkan wawasan yang dimilikinya pengetahuan tentang hipertensi yang
akan semakin luas sehingga sebenarnya responden pernah dengar
pengetahuanpun juga akan meningkat, saat penyuluhan. Daya ingat yang
termasuk pengetahuan responden menurun sebagai akibat proses menua,
mengenai hipertensi dan dapat mengakibatkan besarnya niai
meningkatkan upaya pencegahan kesalahan yang ada pada hasil jawaban
kekambuhan hipertensi khususnya. kuesioner. Menurut Darmodjo (2005),
Dilihat dari aspek psikologi
12

mundurnya daya ingat, penurunan tentang hipertensi. Menurut Viera, et al


degenerasi otak dan kemunduran (2008), peningkatan pengetahuan
orientasi. Selain dari segi penurunan tentang hipertensi secara pararel dapat
kemampuan untuk mengingat, factor digunakan untuk pengetahuan dalam
latar belakang pendidikan juga upaya pencegahan kekambuhan
mempengaruhi kemampuan responden hipertensi seperti dalam menjaga pola
untuk mengisi kuesioner pengetahuan. makan serta pola aktivitas yang baik,
Parera (2004) menyatakan bahwa salah sedangkan kurangnya pengetahuan
satu faktor yang mempengaruhi tentang hipertensi kebanyakan
pengetahuan terhadap kesehatan adalah menunnjukan kontrol atau
tingkat pendidikan. pendidikan pengendalian tekanan darah yang
merupakan hal yang sangat penting rendah.
dalam mempengaruhi pikiran
seseorang. Orang yang berpendidikan
akan mampu berfikir tenang terhadap Analisis Bivariat
suatu masalah termasuk dalam
pengetahuan tentang hipertensi Hubungan Antara Pengetahuan
Tentang Hipertensi Dengan Upaya
Upaya Pencegahan Hipertensi Pencegahan Kekambuhan hipertensi
Ditinjau dari upaya pencegahan Hasil uji statistic Chi Square
hipertensi diketahui masih banyak diperoleh nilai 2 = 10,530 dengan
yang kurang yaitu upaya pencegahan p = 0,032. p<0,05 maka hasil hipotesa
kekambuhan hipertensi sebesar 34 penelitian yang diambil adalah Ho
(43,6%), responden yang cukup upaya ditolak, yang artinya terdapat
pencegahanya sebanyak 24% (30.8%), hubungan tingkat pengetahuan tentang
dan responden yang sudah baik dalam hipertensi dengan upaya pencegahan
upaya pencegahan kekambuhan kekambuhan hipertensi pada lansia di
hipertensi sebanyak 20 (25,6%). Jadi Desa Blulukan Kecamatan Colomadu
sebagian besar responden dalam Kabupaten Karanganyar
penelitian ini mempunyai upaya Berdasarkan hasil tabulasi
pencegahan kekambuhan yang masih silang diketahui bahwa terdapat 5
kurang. ini berkaitan dengan tingkat responden dengan pengetahuan yang
pengetahuan hipertensi responden yang kurang, namun upaya pencegahan
masih kurang, menurut responden di hipertensi sudah baik. Hal ini dapat
posyandu Blulukan, disana kurang di terjadi karena apa yang telah dilakukan
berikanya penyuluhan kesehatan, responden selama ini merupakan
khususnya tentang hipertensi, hal ini di tindakan yang mengarah pada upaya
dukung dengan hasil pengetahuan pencegahan hipertensi meskipun
tentang hipertensi yang masuh kurang, responden tidak menyadari bahwa dari
responden mengatakan jika tekanan segi pengetahuan responden masih
darahnya tinggi mereka hanya diberi kurang. Sebagai contoh responden
tahu kalau tekanan darahnya tinggi dan selalu berusaha untuk tidur tidak
hanya diberi obat penurun tekanan terlalu larut malam, jika responden
darah saja. Mereka tidak di beri melakukan tidur pada larut malam
penjelasan yang lebih mendalam maka pada pada pagi harinya badan
pendidikan kesehatan khususnya terasa lemas, frekuensi nafas yang
13

meningkat dan terasa kepala terasa dengan tujuan agar masakan lebih
sakit. terasa enak. Tindakan ini lah
Berbeda halnya dengan 7 menjadikan upaya pencegahan
responden yang mempunyai kekambuhan hipertensi pada 5
pengetahuan cukup namun upaya responden masih dalam kategori
pencegahan hipertensi juga sudah baik. kurang.
Hal ini dapat terjadi karena adanya
dukungan keluarga yang berperan Bagi responden makanan yang
untuk membantu responden dalam terpenting adalah untuk memenuhi
melakukan diit hipertensi. Adanya kebutuhan hidup responden, terlepas
informasi dari anggota keluarga apakah sudah memenuhi asupan
kepada responden mengenai hipertensi makanan tersebut baik bagi kesehatan
tentang apa yang seharusnya dilakukan dirinya atau tidak Elvina (2008) setelah
dan apa yang tidak boleh dilakukan penyakit mulai menyerang, orang baru
menjadikan modal penting bagi sadar kalau ada yang salah dengan
responden untuk taat atau patuh pada gaya hidup terutama pola makan.
aturan makan yang telah disarankan Dengan pengaturan pola makan
oleh tenaga kesehatan pada saat ditambah dengan olahraga dan istirahat
melakukan kontrol di puskesmas atau cukup diharapkan dapat meningkatkan
rumah sakit. Menurut Niven (2005) kualitas hidup penderita termasuk
salah satu kepatuhan untuk melakukan dalam upaya pencegahan hipertensi.
terapi pengobatan adalah factor adanya Sebaliknya, responden yang
dukungan keluarga. Keluarga berperan mempunyai pengetahuan yang baik
penting dalam melakukan kepatuhan tentang hipertensi, tentunya
dalam melaksanan perawatan mengetahui bagaimana cara mencegah
kesehatan. terjadinya penyakit hipertensi. Oleh
karena itu, untuk menghindari atau
Hal yang menarik dalam mencegah terjadinya penyakit
penelitian ini adalah adanya 5 hipertensi, dibutuhkan suatu sikap dan
responden dengan pengetahuan baik upaya yang baik yaitu mencegah
namun upaya pencegahan hipertensi terjadinya kekambuan hipertensi.
masih kurang. Hal ini dapat terjadi
karena ketidaksiplinan responden Keterbatasan Penelitian
untuk patuh aturan makan yang 1. Peneliti tidak mengukur sebarapa
dikonsumsi. Diet hipertensi seperti banyak konsumsi makanan dan
membatasi penggunaan garam minuman yang dapat
merupakan suatu yang sulit untuk mengakibatkan kekambuhan
dilakukan. Responden yang indra pen hipertensi
gecapannya sudah menurun 2. Peneliti tidak menghitung jenis
mempunyai kebiasaan menyukai olah raga dan frekuensi olah raga
makanan yang asin, berikut adalah hal dalam rangka pencegahan
yang sulit untuk dihilangkan. Dalam kekambuhan hipertensi.
pratiknya apabila anggota keluarga .
memberikan masakan dengan jumlah Kesimpulan
garam terbatas, maka responden masih
sedapat mungkin menambah garam
14

Berdasarkan hasil penelitian dan 2. Menambah refrensi di institusi agar


pembahasan, kesimpulan yang diambil dapat lebih menjalin kerjasama
berupa dengan puskesmas dan posyandu
1. Tingkat pengetahuan responden 3. Bagi peneliti lain
tentang penyakit hipertensi Bagi peneliti lain menggunakan
mayoritas kurang. variabel lain yang belum diteliti,
2. Upaya pencegahan kekambuhan serta alat analisis yang digunakan
hipertensi pada responden masih seperti menggunakan alat analisis
banyak yang kurang. lain seperti regresi linier berganda.
3. Ada hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang hipertensi 4. Bagi keluarga responden
dengan upaya pencegahan Bagi keluarga responden, dimana
kekambuhan hipertensi pada lansia responden yang sudah lansia,
di Desa Blulukan Kecamatan diharapkan keluarga agar senantiasa
Colomadu Kabupaten Karanganyar. dapat memberikan dukungan untuk
menganjurkan kepada responden
Saran pola hidup yang sehat, makan
1. Bagi tenaga kesehatan makanan yang sehat, khususnya
Bagi kader posyandu, maupun untuk diet penyakit hipertensi.
petugas kesehatan dari puskesmas
ada baiknya memberikan
penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat luas, terutama pada
lansia. Demikian juga kepada
masyarakat untuk dapat berperilaku
hidup sehat, yaitu dengan pola
hidup yang sehat maupun asupan
makanan yang sehat.
2. Bagi institusi pendidikan
a.Bagi institusi pendidikan,
diharapkan untuk lebih menjalin
kerja sama dengan pihak instansi
kesehatan, bukan hanya terfokus
pada rumah sakit, namun bagi
Puskesmas dan posyandu, sehingga
diharapkan dengan adanya
kerjasama di kedua belah pihak,
dapat memberikan suatu informasi
kesehatan dari penelitian yang
dilakukan pihak pendidikan yang
diberikan kepada pihak instansi
kesehatan
15

Joint National Comitte VII. (2003). US


departement of health and human
service. NH Publication.
Julianti ED, Nurjanah N, Sutrisno U.
(2008). Bebas Hipertensi dengan
DAFTAR PUSTAKA
Terapi Jus. Jakarta: Pustaka
Arikunto, Suharsini. (2010). Pembangunan Swadaya
Metodelogi Penelitian. Jakarta: Nusantara.
Rineka cipta
Kowalski, R,K. (2010). Terapi
Dahlan, M.S. (2009). Statistik Untuk Hipertensi: Program 8 Minggu
Kedokteran Dan Kesehatan. Menurunkan Tekanan Darah
Edisi 4. Jakarta: Salemba Tinggi dan Mengurangi Resiko
Medika. Serangan Jantung dan Stroke
Secara Alami terjemahan Rani S.
Darmojo B. , R. dan Martono, H. Ekawati. Bandung: Qanita.
(2004), Buku Ajaran Geriatric
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Maryam,. (2008). Mengenal Usia
Balai Penerbit Fakultas Lanjut dan Perawatanya.
Kedokteran Universitas Jakarta: Salemba Medika.
Indonesia (FKUI), Jakarta.
Mubarok., Wahid, I., Adi, B., B., K,.
Darmojo, B. (2009). Geriatri Ilmu & Patonah, S. (2007). Ilmu
Kesehatan Usia Lanjut. Edisi 4. Keperawatan Komunitas 2-Teori
Jakarta : FKUI. dan aplikasi dalam praktik
Elvina,N. (2008) Social Support And dengan pendekatan asuhan
Coronary Heart Diseases keperawatan komunitas, gerontik
(CHD): Epidemiologic evidence dan keluarga. Jakarta: Sagung
and implications for treatment Seto.

Gde, I. (2008). Hubungan Kebiasaan Muhammadun, AS.( 2010). Hidup


Hidup dan Dukungan Keluarga Bersama Hipertensi. In-Books.
Lansia dengan Kejadian Jogjakarta.
Hipertensio di Puskesmas Mutaqin, A. (2009). Asuhan
Rendang Karang Asem Bali. Keperawatan Klien Dengan
Skripsi. Tidak dipublikasikan. Gangguan Sistem
Hardywinoto dan Setiabudhi , T, Kardiovaskular. Jakarta:
(2005) : Panduan Gerontologi ; Salemba Medika.
Tinjauan Dari Berbagai Aspek, Niven, N. (2005). Psokologi
Penerbit PT Gramedia Pustaka Kesehatan: Pengantar untuk
Utama, Jakarta Perawat Profesional Kesehatan
Hidayat, Azis, A. (2008). Metode Lain Edisi 2. Alih Bahasa:
Penelitian Keperawatan dan Agung Waluyo. Editor Monica
Teknik Analisa Data. Jakarta: Ester. Jakarta: EGC
Salemba Medika.
16

Notoadmodjo, S.( 2007). promosi Udjianti, W.J. (2010). Keperawatan


Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Kardiovaskular. Jakarta:
Jakarta: Rineka Cipta. Salemba Medika.
_____________ (2007). Kesehatan Viera, N, Black, H. R. (2008). Seventh
Masyarakat Ilmu Dan Seni, Report of Joint National
Jakarta : Rineka Cipta. Committee in Prevention,
detection, Evaluations and
_____________. (2010). Metodologi Treatment in High Blood
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Pressure. JAMA,
PT. Rineka Cipta.
WHO.2001.World Population
Nugroho, W.(2004). Keperawatan Prospeats:the 2000 version,
Gerontik. Jakatrta: EGC. population division, departement
of economic and social affairs.
__________. (2008). Keperawatan
the United Nation: Newyork.
Gerontik dan Geriatrik. Edisi 3.
Jakarta : Penerbit Buku Yogiantoro. (2006). Hipertensi
Kedokteran EGC. essensial dalam buku ajar ilmu
penyakit dalam (Edisi IV) (Jilid
Parera Giro, S. 2004. Sehat Suatu
I). Jakarta: FKUI.
Pilihan Bebas. Diakses dari:
http// www.indomedia.com Yulianti, S dan Maloedyn. (2006).
Riskesdas. 2007. Laporan Nasional Ramuan Penakluk Hipertensi.
Riskesdas 2007. Diakses: 23 Jakarta: Agromedia Pustaka.
november 2012.
http://www.k4health.org/system/fi *Prasetiyo Tri Utomo: Mahasiswa S1
les/laporanNasional%20Riskesdas% Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol
202007 Post 1 Kartasura.
** H. Abi Muhlisin, SKM.,M.Kep: Dosen
Sastroasmoro, Ismael. (2008). Dasar-
Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol
dasar Metodelogi Penelitian Post 1 Kartasura.
Klinis. Jakarta: Sagung seto.
*** Nunuk Haryatun, S.kep., Ns: Dosen
Stanley, M., & Beare, P.G. Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol
(2007). Buku Ajar Keperawatan Post 1 Kartasura.
Gerontik terjemahan Nety
Juniarti, Sari Kurnianingsih.
Jakarta: EGC.
Sugiyono. (2007). Metode penelitian
bisnis. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai