Anda di halaman 1dari 21

N-1

NETRALISASI

Acidi – Alkali Metri – Metoda yang berdasar pada reaksi netralisasi yi antara ion
hidrogen (berasal dari asam) dan ion hidroksida (Basa) membentuk mol air.
H+ + OH-  H2O
Netralisasi : Reaksi antara:
Proton Donor (Asam)
Proton Aseptor (Basa)
Asidimetri : Penetapan kadar atau PK dengan larutan baku asam
Alkalimetri : Pk dengan baku Basa

TEORI:
1. Menurut Arrhenius
Asam : Ion hidrogen (H+)
An Ion
Basa : Ion Hidroksida (OH-)
Kat Ion
2. Menurut Bronsted
Asam : Senyawa cenderung melepaskan proton
Basa : Menangkap proton
A H+(p) + B
Asam Proton + Basa

Asam dalam berbagai bentuk:


 Mol yang Netral

CH3 COOH H+ + CH3 COO-


HCl H+ + Cl-
 Ion yang Positif
+
NH 4 H+ + NH3
 Ion yang Negatif
-
H PO
2 4 H+ + HPO42-
N-2
3. Menurut Lewis
Asam : aseptor pasangan elektron
Basa : Donor pasangan elektron
Sehingga senyawa asam tidak harus mengandung hidrogen

NH3 + BF3 H3 N + BF
* LARUTAN BAKU*
Asidimetri : HCl, H2SO4
Alkalimetri : NaOH, KOH, Ba (OH)2

3. Menurut Lewis
- Asam adalah Aseptor pasangan elektron
- Basa adalah Donor pasangan elektron

NH3 + BF3  H3N + BF


Basa Asam

Secara Skematis sbb:


Teori Asam Basa
Arrhenius Donor proton (H+) Donor Hidroksida (OH-)

Bronsted Donor Proton Aseptor Proton

Lewis Aseptor Pasangan Elektron Donor Pasangan Elektron

ASIDI ALKALI METRI

 TITRASI ASAM BASA meliputi:


- Asam dan basa baik kuat maupun lemah
- Pada reaksi asam basa, proton ditransfer dari satu molekul ke molekul
lain. Dalam air proton biasanya tersolvasi sebagai H3+O.
Reaksi asam basa bersifat reversibel.
Reaksi dapat digambarkan sebagai:
HA + H2O  H3+O + A- air sebagai basa.
B + H2O  BH+ - OH- air sebagai asam.
N-3
Di sini (A-) adalah basa konjugasi, H + B adalah sebagai asam konjugasi.
Secara umum:
Asam + Basa basa konjugasi – asam konjugasi.

CH3COOH + H2O  CH3COO- + H3O-+ (basa)


CH3COO- + H2O  CH3COOH + OH- (asam)

KA = (H3O+) (A-) atau KB = (HB) (OH-)


(HA) (H2O) (B-)
Jika Kw = (H-) (OH-) adalah hasil kali ionik air
(H2O)
Maka kemungkinan untuk mengatakan H+ dalam persamaan yang
mengandung suhu KA, KB dan KW, untuk berbagai tipe asam kuat dan

lemah serta basa .

 KURVA TITRASI ASAM-BASA


- Berguna untuk membentuk kurva titrasi dengan mempertimbangkan
aspek kesetimbangan dari reaksi asam basa.
- Pada kurva tersebut akan mengalami perubahan terhadap pH baik
sebelum maupun sesudah titik ekivalen dan perubahan drastis pada sekitar
titik ekivalen dengan hanya penambahan sedikit volume titran

Contoh:
Titrasi Asam kuat dengan Basa kuat
Jika 50 ml 0,1M HCl ditrasi terhadap 0,1N NaOH, hitung pH pada saat mulai
titrasi dan setelah penambahan 10 ml, 50 ml, 60 ml NaOH.
Jawab:
1) pH mula-mula, karena HCl asam kuat ia terurai sempurna (H3O+) =
1,00
pH =- log (0,1) = 1
N-4
2) pH setelah penambahan

(R)TV = VR . MR – Vr . Mr
(VR + Vr)
VR, Vr = masing-masing pereaksi volume titran
MR, Mr = molaritas pereaksi dan molaritas titran

(H3O+) = 50 x 0,1 – 10 x 0,1 = 6,67 x 10-2M


50 + 10
pH = 2 – log 6,68 = 1,175 ~ 1,18
3) pH pada titik ekivalen. Titik tercapai jika 50 ml NaOH di + kan
sehingga, larutan menjadi netral (H3O+) = (OH-) = 1 x 10-7, hingga pH
=7

karena KW = 10-14 = 1 x 10-7


4) pH setelah penambahan 60 ml basa :
(RT) VT = VTMr – VR . MR
VT + VR
(RT) = 60 x 0,1 – 50 x 0,1 = 1/110
60 + 50
= 9,1 x 10-3 M = (OH-)
pOH = -log 3 x 9,1
= 2,04
pH = 14 – 2,04 = 11,96
N-5

Contoh titrasi Basa kuat + Asam lemah


50 ml larutan asam lemah 0,1 M HB (Ka = 10 -5) dititrasi dengan 0,1 M
NaOH. Hitung pada mula-mula titrasi dan setelah penambahan 10 ml, 50ml,
60 ml NaOH.
Jawab:
HB + H2O H3O+ + B- Ka = 1 x 10-5 (disosiasi
basa lemah
B - + H 2O HB + OH- Kb = 1 x 10-9 (disosiasi
basa lemah)
2H2O H3O+ + OH- Kw = 1 x 10-12 (disosiasi air
kebalikan)
HB + OH- B- + H2O K1 = 1 x 10+9 (kebalikan
reaksi tetrasi)
Maka: Ka x Kb = Kw dan Kg = 1 / kb
1) Mula-mula reaksi (H3O+) = (B-)
(HB) = 0,11 – (H3O+) = 0,1
Ka = (H3O+) (B-) = 1 x 10-5
(HB)
Jika (HB) = 0,1 dan Ka = 1 x 10-5
Maka (H3O+) = 1x 10-5
pH = 1 – log 10-5 = 5
N-6

2) pH setelah penambahan 10 ml basa. Jika reaksi


berlangsung baik KB = 1 x 10-9
(R) VR = VR . MR – Vr . Mr = 50 x 0,1 – 10 x 0,1
V R – Vr 50 + 10
= 4/6 ; (B) = 1/60
Ka = 1 x 10-5 = (H3O+) (B-) = (H3O+) (1/60)
(HB) 4/60

Sehingga larutan
(H3O+) = 4 x 10-5
pH = -log4 x 10-5 = 4,90

3) pH pada titik ekivalen pada penambahan 50 ml (NaOH


(B-) = 0,05 karena (HB) = (OH-);
digunakan:
Kp = 1 x 10-9 = (HB) (OH-) =
(B-)
1 x 10-9 = (OH-) = (OH-)2
(B-) 0,05
(OH-)2 = 1 x 10-9 x 5 x 10-2
= 5 x 10-11
2 x pOH = 11 – log 2
= 10,3
pOH = 5,15
pH = 8,85
N-7

4) pH setelah penambahan 60 ml basa, berarti mempunyai


kelebihan NaOH.
(VR) VT = Vr . Mr – VR . MR = 60 x 0,1 – 50 x 01 = 9,1 x 10-3
(Vr + VR) 110
pOH = -log 9,1 x 10-3
= 0,204
pH = 14 – 2,04 = 11,96

Kurva Titrasi asam kuat dan basa kuat


No Vol NaOH yang Volume total (H3O+) pH
ditambahkan (ml)
(ml)
1 0 50 0,1 1,0
2 10 60 6,67 x 10-2 1,18
3 50 100 1 x 10-7 7,0 (titik ekivalen)
4 60 110 - 11,9

Kurva Titrasi asam kuat dan basa kuat


No Vol NaOH Volume (H3O+) pH
yang total (ml)
ditambahkan
(ml)
1 0 50 1 x 10-3 3,0
2 10 60 4 x 10-5 4,40
3 50 100 5 x 10-1 (OH) 8,85
N-8
-3
4 60 110 9,1 x 10 (OH) 11,96
N-9
KESEIMBANGAN ASAM – BASA
Reaksi netralisasi dalam larutan air, atas dasar reaksi antara H + dan OH-,
membentuk air yang mengalami ionisasi yang lemah.
+ - + -
H + OH H O atau H O
2 2 H + OH
Menurut hukum kegiatan masa (Law of Massa Action)
(H  ) (OH-)
(H O) = K
2
INDIKATOR
Adalah suatu senyawa kompleks organik dpt dalam bentuk asam (H In) atau
dalam bentuk basa (In OH) yg mampu berada dalam keadaan dua macam bentuk
warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari bentuk satu ke bentuk
lain pada konsentrasi H+ atau pH tertentu.

:
Indikator yang berupa Asam

H In H+ + In- (1)
Indikator yang berupa Basa:

In OH In+ + OH- (2)


Warna Warna
Bentuk molekul Bentuk Ion
Menurut Kesamaan Kesetimbangan:
1. Apabila dlm larutan banyak Ion H+ / suasana asam maka kestetimbangan (1)
bergeser ke kiri kearah mol yang tidak terion.
- Dlm suasana asam kesetimbangan akan bergeser ke kiri
- Apabila suasana basa kesetimbangan akan bergeser ke kanan shg
indikator banyak meng ion (2). Maka warnanya  warna bentuk ion.
N - 10
Menurut Hukum Kegiatan Masa

a H  x a I (H ) (In- ) fH  . fIn-


a HIn  (HIn)  fHIn . KIn

+
(HIn) x KIn x fHIn
(H ) = (In-)
fH  . fIn-
KIn = Tetapan ionisasi dari indiktor
Apabila koefisien kegiatan f dari MS – MS peserta dipandang = 1

+
(HIn)
Maka (H ) = KIn x
(In )
+ (Btk tak terion)
(H ) = Kin x
Btk Ion
Maka dapat dijabarkan menjadi

(In-)
pH = log
(HIn) + p . K In
Untuk indikator basa organik pers:

(In OH)
(OH) = KIn
(In )
Atau

+ Kw x (In )
(H ) =
KIn . (InOH)
N - 11
PEMILIHAN INDIKATOR
Agar saat TE tercapai terjadi perubahan warna maka perlu menentukan /
memilih indikator, dpt tunggal ‘atau indikator campuran
Indikator yg biasa digunakan pada Asidi – alkalimetri:
Indikator Jarak Warna Warna
Perubahan Asam Basa
Warna
- Kuning Metil 2,9 – 4,0 Merah Kuning
- Biru Brom Penol 3,0 – 4,6 Kuning Biru
- Jingga Metil 3,2 – 4,4 Merah jambu Kuning
- Hijau Brom Kresol 4,0 – 5,4 Kuning Biru
- Merah Metil 4,2 – 6,2 Merah Kuning
- Ungu Brom Kresol 5,2 – 6,8 Kuning Ungu
- Biru Brom Timol 6,0 – 7,6 Kuning Biru
- Merah Fenol 6,8 – 8,2 Kuning Merah
- Merah Kreson 7,2 – 8,8 Kuning Merah
- Biru Timol 8,2 – 9,0 Kuning Biru
- Fenol Fialin 8,0 – 10,2 T.B Merah
- Timol Fialin 8,6 – 10,0 T.B Biru
N - 12
Contoh Indikator Campuran
1. Camp: metil merah / bagi (dlm 0,1 % Alkohol
Metilen Biru (dlm 0,1% Alkohol)
- Perubahan warna tajam dari asam ke basa pada pH 7
- Digunakan pada titrasi asam asetat dgn larutan Amonia ‘a sebaliknya.
2. Camp: 3 bag. P.P. (0,1% dlm alkohol)
1 bag. Naptol Atalin (0,1% dlm alkohol)
- Perubahan warna merah muda  Ungu
pH : 8,9
- Dig. As Fosfat Tribasis ke Dibasis
pH = 8,7
3. Camp : 3 bag Birutimol (0,1% larutan air dari garam Natriumnya)
1 bag Kreson Merah (0,1% larutan air dari garam
Natriumnya)
- Perubahan warna : Kuning – Ungu pH : 8,3
- Dig. Titrasi Karbonat – Bikarbonat
Pembakuan Larutan Titer HCl IN
Menurut FI ED III
- Ditimbang 1,500 gram natrium karbonat anhidrat P yg sebelumnya telah
dikeringkan pd suhu 270o selama 1 jam. Setelah dilarutkan dlm 100 ml air,
dititrasi dgn asam klorida tsb menggunakan indikator merah metil ternyata
diperlukan 29,50ml asam klorida P.
Hitunglah normalitas larutan asam klorida tsb!

Jawab:
Be Na2 CO3 = ½ mol
1 g.eq = ½ mol
Gram = ½ x Mr Na2CO3
= ½ x 106
V x N = mg.eq

29,50 x N =
1.500
1/ 2 x 106
N = 1,042333 ~ 1,0423
N - 13
Ex:
0,300 gram acidum acetylosalicylicum yg ditimbang seksama ditambah 50 ml
NaOH 0,1N dididihkan perlahan-lahan selama 10 menit, sth itu kelebihan basa
dititrasi kembali dgn H2SO4 0,1N menggunakan indikator PP LP, memerlukan
16,0 ml H2SO4 0,1 N. Pada percobaan blangko diperlukan 48,60 ml H 2SO4 0,1
N.
Berapa % kemurnian Acidum Acetylo Salycilicum tsb?

Jawab:

COOH COONa
+ 2NaOH +CH3COONa


O(CH3CO) OH + H2O

Kelebihan NaOH
2 NaOH + H2SO4  Na2SO4 + 2 H2O
1 g mol Acetosal ~ 2g mol NaOH ~ 2g ion OH- ~ 2g Ion H+
Acetosal Val II
mg.eqAcetosal = mg.eq H2SO4 Blangko – mg.eq H2SO4 sesungguhnya.
= (48,6 x 0,1 – 16,0 x 0,1)

=
3,26 x Mr Acetosal x 100%
2 x 0,3
Kalau tidak dilakukan pers. Blangko:
mg.eq Acetosal = mg.eq NaOH – mg.eq H2SO4

* 20 buah tablet acetosal ditimbang seksama beratnya = 12 gram kmd diserbuk


0,400 gram dari serbukan tablet yg ditimbang seksama di+ kan 50 ml NaOH
0,1 N dididihkan perlahan-lahan selama 10 menit, setelah itu kelebihan basa
dititrasi kembali dgn H2SO4 0,1 N menggunakan indikator pp. LP,
memerlukan 16,0 ml H2SO4 0,1 N pada perlakuan blangko memerlukan 48,6
ml H2SO4 0,1 N
Berapa mg bobot rata-rata acetosal murni dalam tab acetosal tsb?
N - 14
Jawab:

COOH COONa
+ 2NaOH +CH3COONa


O (CH3CO) OH + H2O

1g mol acetosal ~ 2g mol NaOH ~ 2 g Ion OH- ~ 2 g Ion H+


Acetosal val = II
Pada titrasi sesungguhnya:
NaOH = 50 x 0,1 =5 mg.eq
H2SO4 = 16 x 0,1 = 1,6 mg.eq -
Acetosal + Faktor X = 3,4 mg.eq
Pada titrasi Blangko
NaOH = 50 x 0,1 =5 mg.eq
H2SO4 = 48,60 x 0,1 = 4,86mg.eq
Faktor X = 0,14mg.eq

Acetosal + Faktor X = 3,4 mg.eq


Faktor X = 0,14mg.eq -
Acetosal = 3,26 mg.eq/0,4000 g

MR Acetosal : 180
Acetosal murni terdapat dlm tiap tablet

=
12.000 x 3,26 x 180 mg
400 x 2 x 20
= 440,1 mg

Soal:
1. 3 gram natrium fostat yg ditimbang seksama dilarutkan dlm 100 ml air, kmd
dititrasi dgn mengg ind. 1 ml camp dari 4 bag vol hijau brumkresol LP dan
1 bag vol merah metil LP. Hingga pH 4,4 ternyata memerlukan 42 ml HCl
0,5N.
Brp % kadar Natrium fosfat tsb?
N - 15

2. 3 gram natrium Tetraborat yg ditimbang seksama dilarutkan dlm 100 ml


air, kmd dititrasi menggunakan ind metil merah LP memerlukan 30,2 ml
HCl 0,5N
Brp % kadar natrium tetraborat dlm natrium tetraborat tsb.

* Na2B4O7 + 2 HCl + 5 H2O  2 NaCl + 4 H3BO3


1 g mol Na2B4O7 ~ 2g mol HCl ~ 2 g ion H+ Na2B4O7 Val II

Contoh Soal:
2 gram Natrium hidroksida ditimbang saksama dilarutkan dalam 25 ml air,
ditambah 5 ml Barium klorida LP, kemudian dititrasi menggunakan indikasi PP
LP memerlukan 47,5 ml Asam Klorida 1N. kemudian titrasi dilanjutkan
menggunakan indikator biru bromfenol LP memerlukan 1 ml Asam Klorida 1N.
a) Berapa % kadar NaOH dalam Natrium Hidrosida tersebut.
b) Berapa % Na2CO3 yang mengotori NaOH- tersebut.
c) Berapa % kadar alkali jumlah bila dihitung sebagia NaOH?

Jawab:

a) 2 NaOH + BaCl2 → Ba (OH)2 + 2 NaCl


Na2CO3 + BaCl2 → BaCO3↓ + 2NaCl
PP
Ba |OH|2 + 2HCl BaCl2 + 2H2O
pp
BaCO3 + 2HCl X
2g mol NaOH ~ 2 g ion H+
NaOH valunsi I (satu)
mg eq NaOH = mg eq HCl pada tirasi dengan Pp = 47,5 x 1 = 47,5 mg eq
 NaOH = 47,5 x 40 x 100% = 95%
1 x 2000
N - 16

b) BaCO3 + 2 HCl biru bramfenol BaCl2 + H2O + CO2


1g mol Na2CO3 ~ 1 g mol BaCO3 ~ 2 g mol HCl
~ 2 g ion H+
Na2CO3 valensi II (dua)
Mg ek Na2 CO3 ~ mg ek HCl pada titrasi dengan
biru bromfenol
HCl pada titrasi dengan biru bromfenol = 1 x 1 =
1 mg ek
 Na2 CO3 = 1 x 106 x 100% = 2,65%
2 x 2000

c) Mg ek alkali jumlah = mg ek NaOH + mg ek Na2 CO3


% alkali jumlah dihitung sebagai NaOH
= 48,5 x 40 x 100 % = 97%
1 x 2000

Kerjakan Soal di Bawah:


1. 0,25 gram Theopilin yang ditimbang saksama dilarutkan dalam 100 ml air,
kemudian ditambah 20 ml perak nitrat 0,1N, dikocok-kocok, kemudian
dititrasi menggunakan indikator 1 ml merah fenol LP memerlukan 13,20 ml
Natrium hidroksida 0,1N.
Berapa % kemurnian Theofilin tersebut?

Reaksi:
O O
CH3 CH3
N NH N N-Ag
+ AgNO3 + HNO3
O N N O N N
CH3 CH3
N - 17

HNO3 + NaOH → NaNO3 + H2O

2. 0,750 gram Metil salisilat yang ditimbang saksama dilarutkan dalam 5 ml


etanol (95%) P yang telah dididihkan hingga CO 2 habis dan dinetralkan
terhadap PP LP, ditambah 20 ml Kalium hidroksida etanol 0,5N, direfluks
selama 90 menit, didinginkan, ditambah 20 ml air, kemudian dititrasi
menggunakan indicator PP LP, memerlukan 10,60 ml Asam Klorida 0,5N .
Pada Percobaan blanko memerlukan 19,50 ml Asam Klorida 0,5N.
Berapa % kemurnian Metil salisilat tersebut?

3. 20 buah tablet Asam Nikotinat ditimbang saksama beratnya = 4 gram,


kemudian diserbuk.
0,60 gram serbukan tablet yang ditimbang saksama ditempatkan di atas
kertas saring, dituangi dengan etanol (95%) P panas yang telah dinetralkan
terhadap penalplalin LP, hingga penyaringan sempurna.
Kepada filtrate ditambahkan 50 ml air bebas karbon dioksida P, didinginkan,
kemudian titrasi dengan menggunakan indicator penalplalin (PP) LP,
ternyata memerlukan 25,80 ml Natrium hidroksida 0,1N.
- Berapa % kadar Asam nikotinat dalam tablet
- Berapa mg kandungan asam nikotinat tiap tablet.

4. 2 gram kalsium karbonat yang ditimbang saksama dilarutkan dalam


campuran 50 ml asam klorida 1N dan 100 ml air, dididihkan hingga karbon
dioksida habis, setelah dingin kelebihan asam dititrasi dengan menggunakan
indicator jingga metal memerlukan 11,40 ml Natrium hidroksida 1N.
Berapa % kadar kalsium karbonat tersebut.
N - 18
LANJUTAN ASIDI ALKALIMETRI

1. 0,3000 gram Acetosal yang ditimbang seksama ditambah 59 mL Natrium hidroksida 0,1N,
dididihkan perlahan-lahan selama 20 menit, setelah itu kelebihan basa dititrasi kembali
dengan asam sulfat 0,1 N menggunakan indikator fenolftalein LP, ternyata memerlukan
16,00 mL Asam Sulfat 0,1N.
Pada percobaan blangko diperlukan 48,60 mL Asam Sulfat 0,1N.
Berapa % kemurnian Acetosal tersebut?
Jawab:
COOH + 2 NaOH COONa+ CH COONa + H O
3 2

KelebihanONaOH: 2NaOH + H2SO4  Na2SO4 + 2HOH


– (CH3CO) 2O
-
1 mol Acetosal 2 mol NaOH 2 g ion OH 2g ion H+
Acetosal Valensi II
Pada titrasi sesungguhnya
NaOH = 50 x 0,1 = 5 mg.eq
H2SO4 = 16 x 0,1 = 1,6 mg.eq
Acetosal = Faktor x = 3,4 mg.eq
Pada titrasi blangko
NaOH = 50 x 0,1 =5 mg.eq
H2SO4 = 48,60 x 0,1 = 4, 86 mg.eq
Faktor  = 0,14 mg.eq
Acetosol + Faktor  = 3,4 mg.eq
Faktor  = 0,14 mg.eq
Acetosal = 3,26 mg.eq
Mr Acetosal = 180

Jadi kadar Acetosal = x x 100%


= 97,8%

2. 20 buah tablet Acetosal ditimbang saksama beratnya = 12 gram, kemudian diserbuk.


0,400 gram dari serbukan tablet yang ditimbang saksama ditambah 50 mL Natrium
hidroksida 0,1 N, dididihkan perlahan-lahan selama 10 menit, setelah itu kelebihan basa
dititrasi kembali dengan Asam Sulfat 0,1N menggunakan indikator fenolftalein LP,
ternyata memerlukan 16,0 mL Asam Sulfat 0,1N. Pada percobaan blangko memerlukan
48,6 mL Asam Sulfat 0,1N.

Berapa mg bobot rata-rata Acetosal murni dalam tiap tablet Acetosal?


Jawab:
COOH + 2 NaOH COONa+ CH COONa + H O
3 2

KelebihanONaOH: 2NaOH + H2SO4  Na2SO4 + 2HOH


– (CH3CO) 2O
-
1g mol Acetosal 1g mol NaOH 2g ion OH 2g ion H+
Acetosal Valensi II
Pada titrasi sesungguhnya
NaOH = 50 x 0,1 = 5 mg.eq
H2SO4 = 16 x 0,1 = 1,6 mg.eq
Acetosal = Faktor  = 3,4 mg.eq
N - 19
Pada titrasi blanko
NaOH = 50 x 0,1 =5 mg.eq
H2SO4 = 48,60 x 0,1 = 4, 86 mg.eq
Faktor  = 0,14 mg.eq
Acetosol + Faktor  = 3,4 mg.eq
Faktor  = 0,14 mg.eq
Acetosal = 3,26 mg.eq
Jadi Acetosal murni terdapat dalam tiap tablet

= x x mg = 440,1 mg

3. 2 gram Natrium hidroksida yang ditimbang saksama dilarutkan dalam 25 mL air,


ditambah 5 mL Barium klorida LP, kemudian dititrasi menggunakan indicator fenolftalein
LP ternyata memerlukan 47,5 mL Asam Klorida 1N. kemudian titrasi dilanjutkan
menggunakan indikator biru bromfenol LP memerlukan 1 mL Asam Klorida 1N lagi.
a) Berapa % kadar NaOH dalam Natrium hidroksida tersebut?
b) Berapa % Na2CO3 yang mengotori NaOH tersebut?
c) Berapa % kadar alkali jumlah bila dihitung sebagai NaOH?
Jawab:
2NaOH + BaCl2 Ba (OH)2 + 2NaCl
Ba (OH)2 + Na2Cl3 BaCo3(s) + 2 NaCl
Ba (OH)2 + 2HCl pp BaCl2 + 2H2O
BaCO3 + 2HCl pp

1g mol NaOH 1g mol Ba(OH)2 2g mol HCl 2g ion H+ 1g mol NaOH
+
1g ion H
NaOH valensi I
Mg.eq NaOH = mg.eq HCl pada titrasi dengan fenolftalein
HCl pada titrasi dengan fenolftalein = 47,5 x 1 (N) = 47,5 mg.eq
Jadi NaOH = 47,5 mg.eq Mr NaOH = 40

a) % NaOH = x 100% = 95%

b) BaCO3 + 2 HCl biru brom fenol BaCl2 + H2O + CO2(g)


1g mol Na2CO3 1g mol BaCO3 2g mol HCl 2g ion H+ Na2CO3 valensi II
mg.eq Na2CO3 = mg.eq HCl pada titrasi dengan biru brom fenol mg.eq HCl pada
titrasi dengan biru brom fenol = 1 x 1 = 1 mg.eq.
Jadi Na2CO3 = 1 mg.eq Mr Na2CO3 = 2 x 23 x 12 x 3 x 16

% = Na2CO = x 100% = 2,65%

c) mg.eq alkali jumlah = mg eq NaOH + mg.eq Na2CO3


= 47,5 mg.eq + 1mg.eq = 48,5mg.eq
Jadi % alkali jumlah dihitung sebagai NaOH

= x 100% = 97%

SOAL:
N - 20
I. 2,500 gram Glycerilis Guaiacalas ditimbang saksama dipanaskan dengan 20 mL larutan
anhidrat asam asetat P 15% b/v dalam peridina P di atas penangas air, memakai
pendingin alir balik selama 2 jam.
Setelah dingin ditambah 40 mL air, kemudian dititrasi menggunakan indikator larutan
fenolftalein P 1% b/v dalam peridina P memerlukan 22,80 mL Natrium hidroksida 1N.
Berapa % kadar Glyceril Guaiacalas tersebut.
Rumus Glyceril Guaiacalas
P – CH2 – CH – CH2OH
| |
OCH3 OH

II. 20 tablet Heksamin ditimbang saksama bobotnya 12,20 gram kemudian diserbuk.
1,260 gram serbukan tablet yang ditimbang saksama dimasukkan ke dalam gelas piala,
ditambah 40 mL Asam Sulfat 1N, didihkan perlahan-lahan hingga tidak berbau
formaldchida, didinginkan, ditambah 20 mL air, kemudian dititrasi menggunakan
indikator merah metil LP memerlukan 12,80 mL. Berapa mg tiap tablet heksamin?
Rumus heksamin (CH2)6 N4
Reaksi: (CH2)6 N4 + 6H2O  6 HCOH + 4NH4
4NH3 + 2H2SO4  2(NH4)2 SO4
berlebihan
Kelebihan H2SO4 = H2SO4 + 2NaOH  Na2SO4 + 2H2O
1g mol Heksamin 2g mol H2SO4 4g ion H+
Heksamin valensi IV
III. 50 mL injeksi Natrium Sitrat diuapkan hingga kering, kemudian dipijarkan sisa
pemijaran dididihkan dengan 50 mL air dan 50 mL Asam Klorida 0,5N, disaring,
penyaring dicuci dengan air.
Filtrate dan cairan cucian dititrasi menggunakan indikator jingga metil LP memerlukan
11,50 mL Natrium hidroksida 0,5N.
Berapa % b/v kadar Natrium Sitrat 2H2O terdapat dalam injeksi Natrium Sitrat tersebut?

IV. 0,300 gram Thiofilin yang ditimbang saksama dilarutkan dalam 100 mL air, ditambah
20 mL perak nitrat 0,1N, dikocok-kocok, kemudian dititrasi menggunakan indikator 1
mL merah fenol LP memerlukan 13,40 mL Natrium hidroksida 0,1N. berapa %
kemurnian Thiofilin tersebut?
Thiofilin

O O
H3C H3C
N NH N NH
+ AgNO3 + HNO3

N NNaNO3 + H2O
O3 + NaOH O N N
HNO
CH3 CH3

Cara menyatakan kadar larutan


1.Molaritas
Larutan 1 molar berarti dalam satu liter larutan berisi 1 mol zat terlarut.Satu liter disini
adalah satu liter larutan ( solotion ) bukan satu liter pelarut atau solvent .
N - 21
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap liter larutan atau M = mol/ L = g / Mr x
V
2.Formalitas
Sistem konsentrasi ini didifinisikan sbg banyaknya bobot rumus zat terlarut per liter
larutan atau :
F= nf / V
Nf= g/BR sehingga F= g/BR Xv
F= formalitas
G = banyaknya zat terlarut dalam gram
Nf= banyaknya bobot rumus
V = volume
BR= bobot rumus.

Anda mungkin juga menyukai