Tangsel, ISSN
Ecolab Vol. 11 No. 2 Hal. 53 - 104
Juli 2017 1978-5860
Diterbitkan oleh:
Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan - KLHK
Kawasan Puspitek, Gedung 219, Jl. Raya Puspitek Serpong, Tangerang Selatan 15310 Banten - Indonesia
Telp +62-21-7563114, Fax. +62-21-7563115 email : jurnal_ecolab@yahoo.com
ISSN (P) 1978-5860
ISSN (E) 2502-8812
Penangung Jawab
Dr.Wahyu Marjaka, M. Eng
a. JUDUL (Title Case, Center, 14 pt, Bold)
Ketua Editor Singkat, jelas dan mencerminkan isi
Ir. Anwar Hadi, MEM b. Nama (para) penulis atau baris kepemilikan (Center, 11 pt, Bold)
Ditulis lengkap tanpa gelar, dengan diberi nomor penulis 1,2...dst
Wakil Ketua Editor
Instansi, Alamat, Telepon, Fax, dan E-mail. (left,, 8 pt) ditulis paling bawah di halaman pertama.
Dra. Arum Prajanti, MEM c. ABSTRACT (UPPERCASE,left, 12 pt, Bold)
Melania Hanny, S.Hut.MT Berisi intisari makalah, cara penyelesaian masalah, dan hasil yang diperoleh, maksimal 300 kata (Sentence case, 11 pt)
Keywords: berisi 5 – 8 kata dalam bahasa Inggris. (Sentence case, 10 pt, Italic)
Editor Pelaksana
d. PENDAHULUAN (UPPERCASE, left, 12pt, Bold)
Ir. Dewi Ratnaningsih
Berisi latar belakang, permasalahan, tujuan, dan ruang lingkup, serta teori yang digunakan untuk menyelesaikan
Rita Mukhtar, M.Si
permasalahan. (Sentence case, 12 pt).
Sri Unon Purwati,S.Si e. METODOLOGI (UPPERCASE, left, 12 pt, Bold)
Dra. Asiah Berisi tentang subjek yang dibahas, alat, bahan, lokasi ( bila ada ) pengukuran, prosedur, dan metode analisis yang
Dra. Alfrida Ester digunakan. (Sentence case,12 pt)
Alfonsus H.Harianja, Sp, M.Sc f. HASIL DAN PEMBAHASAN (UPPERCASE, left, 12 pt, Bold)
Edy Junaedi, S.P., M.Si Berisi penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, gambar, diagram dan/atau lain sebagainya. Pembahasan dilakukan
terhadap hubungan berbagai variabel baik bebas maupun terikat, analisis tentang keterkaitan data dan kesesuaian hasil
Editor Bahasa penelitian terhadap teori yang digunakan berikut alasannya. (Sentence case,12 pt)
Ir .Rina Aprishanty, MA g. SIMPULAN (UPPERCASE, left, 12 pt, Bold)
Retno Puji Lestari, M.Sc Berisi simpulan dari pembahasan. (Sentence case,12 pt)
Rizqika Rahmani, M. Ens h. DAFTAR PUSTAKA (UPPERCASE, left, 12 pt, Bold)
Penulisan daftar pustaka ditulis berdasarkan sistem Vancouver, yaitu menggunakan nomor arab (misal: (1). (1-3) dst)
e-Journal berdasarkan urutan pemunculan (Sentence case, 12pt).
Mansur
Desain Grafis
Uki Nugroho
Redaktur Pelaksana
Ir. Eva Betty Sinaga, M.P
Sekretariat
Medyawati, SKM
Siti Nurhomsah
Ali Fardian, ST., M. Kom
M. Faiz
Cecep Supriyatna
Mitra Bestari
Prof. (r) DR. Yanni Sudiyani (LIPI) Prof. (r) DR. Chairil Anwar Siregar (KLHK)
Prof. DR Hefni Effendi (IPB) Prof. (r) DR. Muhayatun Santosa (Batan)
DR. Budi Haryanto (UI) Prof. (r) DR. Gustan Pari (KLHK)
Alamat Redaksi
Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan - KLHK
Kawasan Puspitek, Gedung 219, Jl. Raya Puspitek Serpong, Tangerang Selatan 15310 Banten - Indonesia
Telp +62-21-7563114, Fax. +62-21-7563115
email : jurnal_ecolab@yahoo.com
Percetakan: CV. Sentra Global Asia, Jl. Kayu Manis Timur No. 4D Utan Kayu Utara, Matraman- Jakarta Timur 13120
Salam,
Redaksi.
ISSN (P) 1978-5860
ISSN (E) 2502-8812
DAFTAR ISI
Penentuan Batas Kuantifikasi Metode Pengukian Logam Berat Cd, Cu, Mn, Zn
dalam Air Secara Inductively Couple Plasma Time of Flight Mass Spetrometry......... 53 - 61
Ely R. dan Anwar Hadi
Validasi Metode Kalibrasi Gas Analyser untuk Pengukuran O2, CO, NO, NO2, SO2,
CH4, dan H2S Secara Perbandingan Langsung dengan Certified Span Gas................. 62 - 71
Anwar Hadi, Jaja Ahmad Subarja, dan Idris Firdaus
ABSTRAK
Logam berat Cd, Cu, Mn, dan Zn dalam air atau air limbah dapat dianalisis dengan berbagai metode pengujian
tergantung pada kadar analit dan tujuan yang ditetapkan. Salah satu metode pengujian logam berat pada kadar
rendah hingga ng/L adalah Inductive Couple Plasma Time of Flight Mass Spectrophotometry (ICP-ToF-MS).
Untuk mengetahui seberapa kecil kadar analit yang mampu dideteksi oleh ICP-ToF-MS, maka perlu ditentukan
batas deteksi instrumen dan batas kuantifikasi. Batas deteksi instrumen ditentukan melalui 3 kali simpangan baku
hasil pengukuran air bebas analit yang telah ditambahkan asam nitrat. Berdasarkan batas deteksi instrumen yang
diperoleh, maka batas kuantifikasi dapat ditentukan melalui pengulangan kadar logam yang setara dengan 10 kali
kadar batas deteksi instrumen. Batas deteksi instrumen diperoleh berturut-turut untuk logam Cd, Cu, Mn, dan Zn
adalah 0,0006 μg/L, 0,002 μg/L, 0,002 μg/L, dan 0,004 μg/L sedangkan batas kuantifikasi masing-masing 0,006
μg/L, 0,02 μg/L, 0,02 μg/L, dan 0,04 μg/L. Dengan menetapkan batas kuantifikasi, laboratorium dapat melaporkan
hasil pengujian disertakan ketidakpastian pengukuran pada kadar lebih dari batas kuantifikasi atau dilaporkan kurang
dari batas kuantifikasi pada kadar rendah, sehingga pelaporan jadi bermakna.
Kata Kunci: Logam Cd, Cu, Mn, Zn, batas deteksi instrumen, batas kuantifikasi, ICP-ToF-MS
ABSTRACT
Heavy metals Cd, Cu, Mn, and Zn in water or waste water can be analyzed by various testing methods depend
on the concentration of analyte and the intended purpose. One of the testing methods for heavy metals at low
concentration until ng/L, is Inductively Couple Plasma Time of Flight Mass Spectrometry (ICP-ToF-MS). To know
how small the concentration of analyte can be detected by ICP-ToF-MS, so instrumental detection limit (IDL) and
limit of quantitation (LoQ) must be determined. IDL is determined by measuring 10 times of free analyte water
which contained nitric acid . From the measurement, resulted standard deviation and then multiple 3 times so the
value of IDL known. Based on the result of IDL which obtained by experiment, the limit of quantitation (LoQ) can
be determined by the repeatability of heavy metals concentration at 10 times the IDL. The result of determining IDL
of Cd, Cu, Mn, and Zn, are 0.0006 μg/L, 0.002 μg/L, 0.002 μg/L, and 0.004 μg/L, whereas LoQ respectively 0.006
μg/L, 0.02 μg/L, 0.02 μg/L, and 0.04 μg/L. By determining the LoQ, a laboratory can report the test results including
uncertainty of measurement at concentration more than LoQ or be reported less of LoQ at low concentration, so
that the reporting becomes meaningful
Keywords: Metal Cd, Cu, Mn, Zn, instrumental detection limit, limit of quantification, ICP-ToF-MS
PENDAHULUAN
Kadar logam dalam air permukaan atau air kompleksometri, spektrofotometri UV-
limbah dapat ditentukan dengan beberapa Vis, voltametri, AAS atau ICP-MS dan
metode pengujian diantaranya gravimetri, sebagainya. Pemilihan metode pengujian dan
1
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan, BLI - KLHK, Kawasan PUSPIPTEK Gedung 210, Jl. Raya
PUSPIPTEK Serpong Tangerang – Banten, telp/fak. 021-75631113, email: elyrahmy@yahoo.com
53
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
54
Ely R. dan Anwar Hadi: Penentuan Batas Kualitas Metode Pengujian Logam Berat...
55
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
56
Ely R. dan Anwar Hadi: Penentuan Batas Kualitas Metode Pengujian Logam Berat...
Tabel 2. Perbandingan peak area larutan standar dengan peak area IDL
Semakin kecil nilai IDL, maka kemampuan menggunakan persamaan (4) sebagaimana
peralatan lebih sensitif dalam membaca kadar tersebut diatas. Contoh perhitungan IDL dalam
analit. Namun demikian, nilai IDL dalam satuan μg/L, adalah sebagai berikut:
Tabel 1 merupakan peak area yang dihasilkan
dari ICP-ToF-MS, karena itu perlu dilakukan
konversi ke satuan kadar μg/L dengan
melakukan pengukuran larutan standar logam Selanjutnya, penentuan LoQ dilakukan
Cd, Cu, Mn, Zn dalam air pada kadar IDL yang dengan cara pembacaan pengulangan kadar
ditetapkan oleh pabrikan sehingga diperoleh 10 kali nilai IDL percobaan dan dihasilkan
data sebagaimana Tabel 2. sebagaimana pada Tabel 3. Perkalian tersebut
didasarkan perbandingan IDL dengan LoQ
Kadar IDL dalam satuan μg/L diperoleh dengan
(Gambar 1). Nilai LoQ masing - masing
melakukan perbandingan larutan standar
logam berat Cd, Cu, Mn dan Zn adalah:
yang yang telah diketahui peak area–nya,
57
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
Tabel 3. Perbandingan peak area larutan standar dengan peak area IDL
Larutan standar
No Analit
Kadar (μg/L) Peak area Keterangan
565.80
589.10
567.45
499.01
Rerata (x): 574,12
598.39 Simpangan baku (sd): 44,59
1 Cd 0,006
503.27 Signal to Noise rasio (x/sd): 12,87
Batas keberterimaan: (x/sd) = 10 – 20
579.25
591.05
646.66
601.21
1749.41
1613.01
1684.21
1543.45
Rerata (x): 1682,29
1681.76 Simpangan baku (sd): 119,48
2 Cu 0,02
1819.59 Signal to Noise rasio (x/sd): 14,08
Batas keberterimaan: (x/sd) = 10 – 20
1859.04
1776.99
1499.67
1595.78
15326.70
15289.60
15508.15
14991.99
Rerata (x): 15375,13
14237.34 Simpangan baku (sd): 1215,35
3 Mn 0,02
15395.34 Signal to Noise rasio (x/sd): 12,65
Batas keberterimaan: (x/sd) = 10 – 20
17507.78
14847.57
13453.56
17193.24
1457.91
1366.31
1392.11
1233.98
Rerata (x): 1405,07
1521.89 Simpangan baku (sd): 117,00
4 Zn 0,04
1583.22 Signal to Noise rasio (x/sd): 12,01
Batas keberterimaan: (x/sd) = 10 – 20
1413.44
1355.70
1225.15
1501.01
58
Ely R. dan Anwar Hadi: Penentuan Batas Kualitas Metode Pengujian Logam Berat...
The signal to noise ratio (S/N) yang dinyatakan pertimbangan batas bawah pembuatan kurva
dalam perbandingan antara rerata hasil kalibrasi. Secara kimia statistik, suatu kurva
pengulangan pengujian dengan simpangan kalibrasi sebaiknya dibuat dengan satu larutan
baku (x/sd) harus berkisar antara 10 - 20. blanko dan minimal 3 kadar larutan kerja yang
Kisaran S/N antara 10 - 20 berarti bahwa proposional dimana kadar larutan terendah
kadar analit mampu menghasilkan sinyal lebih adalah nilai LoQ, sedangkan kadar larutan
besar dari blanko pada kondisi kegiatan rutin kerja tertinggi sekitar 2 kali kadar sampel.
yang dapat diterapkan di laboratorium (limit Sebagai contoh pada Tabel 4 diperoleh nilai
of practicable, LoP). Dengan demikian, LoQ LoQ untuk elemen Cd adalah 0,006 µg/L,
merupakan suatu batas terkecil hasil pengujian maka jika saat melakukan pengujian sampel
yang dapat dilaporkan (limit of reportable, logam Cd dalam air atau air limbah diperoleh
LoR) dengan menyertakan nilai ketidakpastian nilai 0,001 µg/L, maka dilaporkan < 0,006
pengukuran. µg/L atau < LoQ. Hal ini karena nilai 0,001
S/N juga dapat diartikan sebagai evaluasi belum dapat dipastikan apakah nilai tersebut
kesalahan acak (random error) yang terjadi merupakan signal analit atau noise instrument
pada pengujian dan perkiraan presisi yang [1-12].
diharapkan dari sejumlah pengulangan Tabel 4. Nilai LoQ hasil percobaan di laboratorium
pengujian. Bila S/N berkisar antara 2 – 3, hal No Analit IDL (μg/L) LoQ (μg/L)
ini menunjukan batas deteksi instrumen dan 1 Cd 0,0006 0,006
2 Cu 0,002 0,02
bila S/N sama dengan 5 – 10 maka hal ini
3 Mn 0,002 0,02
merupakan batasan deteksi terendah (lower 4 Zn 0,004 0,04
limit detection, LLD). Sehubungan larutan
standar pada kadar 0,006 μg/L (Cd), 0,02 μg/L Keunggulan penggunaan ICP-MS
(Cu), 0,02 μg/L (Mn), dan 0,04 μg/L (Zn) dibandingkan dengan instrumentasi
memberikan nilai S/N dalam kisaran 10 – 20, lainnya, misalnya atomic absorption
maka dapat dipastikan bahwa kadar larutan spectrophotometer, AAS, adalah kemampuan
standar Cd, Cu, Mn dan Zn tersebut adalah ICP-MS dalam pembacaan multi element,
batas kuantifikasi dan dapat digunakan sebagai sensitivitas tinggi, dan informasi isotopic
batasan suatu laporan [10]. element. Perbandingan tersebut dapat dilihat
Nilai LoQ dapat digunakan sebagai pada Tabel 6, berikut ini:
59
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
60
Ely R. dan Anwar Hadi: Penentuan Batas Kualitas Metode Pengujian Logam Berat...
(11) Thomas, Robert., 2008, “Practical (12) Wells, Greg., et. al., 2011, Technical
Guide to ICP-MS : A Tutorial for Note Agilent Technologies, “Signal,
Beginners” Second Edition, ISBN Noise, and Detection Limits in Mass
: 978-1-4200-6786-6, CRC Press Spectrometry” Wilmington – USA;
Taylor & Francis Group, Boca Raton;
61
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
ABSTRAK
Salah satu persyaratan validasi data pengukuran gas adalah dilakukan oleh personel yang kompeten dengan
menggunakan gas analyzer yang terkalibrasi dan pengunaan metode tervalidasi. Validasi metode pengukuran gas
dengan peralatan gas analyzer dilakukan secara perbandingan langsung dengan certified span gas (CSG) yang
tertelusur ke sistem satuan internasional melalui rantai perbandingan yang tidak terputus. Tujuan validasi metode
kalibrasi adalah untuk mendapatkan informasi penting dalam menilai kemampuan serta keterbatasan metode kalibrasi.
Validasi metode kalibrasi gas analyzer O2, CO, NO, NO2, SO2, CH4, dan H2S menghasilkan akurasi, presisi dan
linieritas memenuhi kriteria batas keberterimaan yang telah ditentukan yaitu % R ≤ 2% relatif, % RSD ≤ 0,5 nilai
horwitz dan koefisien determinasi ≥ 0,990. Kemampuan kalibrasi dan pengukuran digunakan sebagai informasi atas
kemampuan pengukuran dan kalibrasi serta ketidakpastian yang dicapai yang tersedia bagi pelanggan dalam kondisi
normal. Dengan demikian, metode kalibrasi gas analyzer yang telah divalidasi dapat digunakan untuk mengukur
sampel gas untuk kebutuhan pelanggan.
Kata kunci: validasi metode, certified span gas, zero gas, gas analyzer, calibration and measurement capability
ABSTRACT
One of the requirements for data validation of gas measurement with gas analyzer is performed by competent
personnel using calibrated gas analyzer and validation of method. The validation of calibration method for the gas
analyzer is carried out in direct comparison to the certified span gas (CSG) which is traceable to the international
unit system through an unbroken chain of comparison. The purpose of calibration method validation is to obtain
important information in assessing the capabilities as well as the limitations of the calibration methods. Validation
of calibration method for O2, CO, NO, NO2, SO2, CH4, and H2S analyzer resulted in accuracy, precision and linearity
that meets the predetermined acceptance limit criteria are in which % R ≤ 2% relative,% RSD ≤ 0,5 Horwitz value
and coefficient of determination ≥ 0.990. The Calibration and Measurement Capability (CMC) obtained is the most
precise uncertainty value that the laboratory could achieve in gas analyzer calibration routine services. Calibration
and measurement capability (CMC) is used as information on measurement and calibration capability including
uncertainty available to customers under normal conditions. Thus, the validated calibration method for gas analyzer
can be used for measuring the gas sample for customer needs.
Keywords: method validation, certified span gas, zero gas, gas analyzer, calibration and measurement capability
PENDAHULUAN
Untuk mendapatkan validitas data hasil menggunakan peralatan ukur yang telah
pengukuran, maka di samping harus dilakukan dikalibrasi serta sumber daya laboratorium
oleh personel yang kompeten dengan yang mendukung, penggunaan metode
1
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan, Kawasan PUSPIPTEK Gedung 210, Serpong – Tangerang
Provinsi Banten, 15310, Telp. 021-7560981, email: cak_war@yahoo.com.
2
PT Trusur Unggul Teknusa, Ruko Jalan Lapangan Tembak Raya No. 64 G Cibubur Jakarta Timur 13720
No. Telp: (021) 29627001-3, Website: trusur.com & email: jaja@trusur.com.
62
Anwar Hadi, Jaja Ahmad Subarja, dan Idris Firdaus: Validasi Metode Kalibrasi Gas Analyzer ...
yang valid juga memegang peranan yang yang tidak terputus [2-5]. Adapun lingkup
sangat penting. Penggunakan metode yang validasi metode pengukuran meliputi gas
valid, dapat menjamin tingkat akurasi dan O2, CO, NO, NO2, SO2, CH4 dan H2S yang
presisi dari suatu data hasil pengukuan. Bila ditentukan nilai accuracy, repeatability
laboratorium menggunakan metode standar atau stability, linearity dan calibration and
yang telah dipublikasi dan sudah divalidasi measurement capability (CMC). Sedangkan
oleh lembaga atau organisasi nasional tujuan validasi metode pengukuran gas adalah
maupun internasional, maka laboratorium untuk mendapatkan informasi penting dalam
harus melakukan revalidasi metode tersebut menilai kemampuan sekaligus keterbatasan
meskipun hanya meliputi aspek - aspek dari metode pengukuran tersebut.
tertentu saja. Hal ini dimaksudkan, agar
laboratorium yang bersangkutan memiliki data METODOLOGI
revalidasi yang merupakan bukti objektif yang Kadar certified span gas dialirkan dengan
sesuai dengan kebutuhannya. kecepatan tertentu melalui gas inlet port pada
Perlu diperhatikan bahwa setiap laboratorium gas analyzer akan dideteksi oleh sensor dan
memiliki kondisi yang berbeda, misalnya menghasilkan output berupa sinyal listrik
sarana akomodasi dan lingkungan pengukuran, yang sebanding dengan kadar gas tersebut.
kompetensi personel, kemampuan peralatan, Sinyal listrik yang terdeteksi dikonversi
sehingga kinerja laboratorium yang satu dalam satuan part per-million (ppm) atau
berbeda dengan laboratorium lain dalam prosentase (%) sesuai besaran sinyal yang
menerapkan metode standar. Salah satu syarat diterima sehingga dapat dibaca dalam monitor
validitas data hasil pengukuran sampel emisi gas analyzer. Sebelum digunakan untuk
gas buang cerobong industri atau insinerator validasi metode, uji kinerja dan kalibrasi gas
dengan gas analyzer adalah penggunaan analyzer dilakukan dengan cara pengukuran
metode pengukuran yang telah divalidasi certified span gas yang tertelusur ke sistem
dengan hasil memenuhi kriteria batas satuan international. Jika perbedaan antara
keberterimaan. Validasi metode merupakan kadar gas yang ditunjukkan oleh gas analyzer
konfirmasi melalui pengujian dan pengadaan dengan kadar certified span gas memenuhi
bukti yang objektif bahwa persyaratan tertentu batas keberterimaan toleransi, maka gas
untuk suatu maksud khusus dipenuhi [1]. analyzer dalam keadaan terkalibrasi dan
langkah selanjutnya yaitu validasi metode
Validasi metode pengukuran gas dengan
dapat dilakukan [5-9]. Ilustrasi kalibrasi gas
peralatan gas analyzer dilakukan secara
analyzer dengan perbandingan langsung
perbandingan langsung dengan certified span
certified span gas sebagaimana Gambar 1
gas (CSG) yang tertelusur ke sistem satuan
dibawah ini:
internasional melalui rantai perbandingan
63
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
Gambar 1. Ilustrasi kalibrasi gas analyzer dengan perbandingan langsung certified span gas
Peralatan yang dibutuhkan untuk validasi kadar tinggi dengan menggunakan CSG yang
metode pengukuran gas O2, CO, NO, NO2, tertelusur ke sistem satuan internasional.
SO2, CH4, dan H2S meliputi gas analyzer, Kriteria batas keberterimaan validasi metode
certified span gas (CSG), zero gas, regulator, kalibrasi mempertimbangkan, hal – hal
tubing, flowmeter, dan ventilation hood for sebagai berikut:
gas calibration. Sedangkan bahan kimia
1. akurasi (%R) merupakan kedekatan
yang diperlukan yaitu gas nitrogen kemurnian
antara hasil pengukuran dengan nilai
tinggi (nitrogen ultra high purity, N2 - UHP
sebenarnya dari besaran ukur. Jika %R
grade) 99,999% dan certified span gas O2, CO,
yang diperoleh ≤ 2%, maka akurasi
NO, NO2, SO2, CH4, dan H2S yang memiliki
memenuhi kriteria batas keberterimaan.
akurasi relatif ≤ 2% sebagaimana tertera dalam
Nilai akurasi ditentukan dengan rumus:
sertifikat.
Validasi metode pengukuran gas di x
%R = .100% ....................................(1)
lakukan di laboratorium kalibrasi PT µ
Trusur Unggul Teknusa yang berlokasi di dimana:
Jakarta. Laboratorium kalibrasi tersebut x = hasil (rerata) pengulangan
telah terakreditasi berdasarkan ISO/IEC pengukuran
17025 dengan nomor LK-189-IDN. Sebelum μ = nilai benar atau nilai acuan
melakukan penentuan akurasi, repeatabilitas dalam certified span gas
dan linearitas, dipastikan bahwa seluruh sumber 2. repeatabilitas atau stabilitas instrumen
daya yang digunakan dapat memfasilitasi yang diungkapkan dalam %RSD
kebenaran unjuk kerja secara teknis. Kurva didefinisikan sebagai kedekatan antara
kalibrasi dibuat dengan pembacaan gas hasil - hasil pengukuran yang berurutan
nitrogen kemurnian tinggi sebagai blanko untuk besaran ukur yang sama yang
atau kadar nol (zero gas) dan minimal 3 titik dilakukan pada kondisi yang sama.
kalibrasi pada kadar rendah, kadar tengah dan Bila %RSD ≤ 0,5 nilai Horwitz, maka
64
Anwar Hadi, Jaja Ahmad Subarja, dan Idris Firdaus: Validasi Metode Kalibrasi Gas Analyzer ...
65
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
66
Anwar Hadi, Jaja Ahmad Subarja, dan Idris Firdaus: Validasi Metode Kalibrasi Gas Analyzer ...
Hasil pengukuran gas nitrogen dilakukan span gas CO berbagai kadar diukur dengan
secara duplikasi dengan hasil diilustrasikan gas analyzer hingga pembacaan stabil
Gambar 2, menunjukan bahwa waktu lebih sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3
dari 40 detik gas analyzer stabil pembacaan untuk kadar 100,1 ppm. Pada rentang waktu
pada kadar 0,1% sebagaimana tertera dalam dimana pembacaan stabil, maka kadar gas
sertifikat N2-UHP grade. Hal ini berarti bahwa CO ditetapkan dan dibandingkan dengan
hasil pengukuran gas N 2 sebagai blanko nilai pada certified span gas serta dihitung
memenuhi batas keberterimaan. akurasi (%R) dan presisi (%RSD), dengan
Setelah pengukuran gas nitrogen, certified hasil sebagaimana Tabel 1, sebagai berikut:
67
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
0 0
10 9,8
50.3 49,8
100.1 98,8
503 498,8
1993 1997,1
3995 3970,9
Tabel 2. Penentuan Calibration and Measurement Capability Gas Analyzer - CO (100,1 ppm)
68
Anwar Hadi, Jaja Ahmad Subarja, dan Idris Firdaus: Validasi Metode Kalibrasi Gas Analyzer ...
Tabel 3. Rekapitulasi penentuan CMC hasil validasi pengukuran gas O2, CO, NO, NO2, SO2, CH4, dan H2S
Hasil Validasi
Parameter Satuan Kadar Akurasi (%R) Repeatibilitas (%RSD) CMC
Rerata
Hasil Batasan Hasil Batasan U 95% % Relatif
2,99 ± 0.06 101,0 100 ± 2 1,40 1,70 3,02 ± 0,17 ± 5,5%
Oksigen
% 9,93 ± 0.20 100,8 100 ± 2 0,32 1,42 10,01 ± 0,27 ± 2,7%
(O2)
20,78 ± 0,42 100,0 100 ± 2 0,27 1,27 20,79 ± 0,49 ± 2,4%
10 ± 0.2 98.0 100 ± 2 4,30 5,66 9,8 ± 0,68 ± 6,9%
50,3 ± 1.0 99.0 100 ± 2 0,00 4,44 49,8 ± 1,31 ± 2,6%
Karbon 100,1 ± 2.0 99.9 100 ± 2 0,00 4,00 100,0 ± 2,34 ± 2,3%
Monoksida ppm
(CO) 503 ± 10 99.4 100 ± 2 0,08 3,14 499,8 ± 11,40 ± 2,3%
1993 ± 40 100.2 100 ± 2 0,20 2,55 1997,1 ± 45,14 ± 2,3%
3995 ± 80 100.0 100 ± 2 0,04 2,30 3996,1 ± 90,43 ± 2,3%
69
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
70
Anwar Hadi, Jaja Ahmad Subarja, dan Idris Firdaus: Validasi Metode Kalibrasi Gas Analyzer ...
(14) ASTM D 6522 – 00: Standard Test (19) American Public Health Association,
Method for Determination of Nitrogen 2012, Standard Methods for the
Oxides, Carbon Monoxide, and Examination of Water and Waste
Oxygen Concentrations in Emissions Water”, 22th Edition, 3020 B “Quality
from Natural Gas-Fired Reciprocating Asurance Practices”, APHA,
Engines, Combustion Turbines, Washigton – USA;
Boilers, and Process Heaters Using (20) Standard Operating Procedure Use of
Portable Analyzers; Portable Analyzer for Title V Semi-
(15) ASTM D 3249 – 95 (Reapproved Annual Testing, http://www.ndhealth.
2000) Standard Practice for General gov (2 Juni 2017);
Ambient Air Analyzer Procedures; (21) Steven Gluck, et.all., Evaluation
(16) US-EPA Method 3a Determination Of of NOx Flue Gas Analyzers for
Carbon Dioxide And Oxygen From Accuracy and Their Applicability for
Stationary Sources (Instrumental Low-Concentration Measurements,
Analyzer Procedure); TECHNICAL PAPERISSN 1047-
3289 J. Air & Waste Manage. Assoc.
(17) Evaluation of portable flue gas 53:749–758 Copyright 2003 Air &
analysers for monitoring carbon Waste Management Association;
dioxide in ambient workplace air,
http://www.hse.gov.uk (29 Mei 2017); (22 Editors S L R Ellison (LGC, UK),
M Rosslein (EMPA, Switzerland), A
Williams (UK)EURACHEM/CITAC
Guide CG 4 Quantifying Uncertainty
in Analytical Measurement Second
Edition, Second edition 2000.
71
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
ABSTRAK
Polybrominated diphenyl ether (PBDEs) merupakan unsur pembentuk material tahan api. PBDEs berpotensi menim-
bulkan efek negatif terhadap mahluk hidup akibat memiliki sifat persisten, toksisitas, dan bioakumulatif. Pengukuran
PBDEs dilakukan dengan pengambilan sampel menggunakan Polyurethane foam-disk (PUF-disk) yang dipasang
pada passive air sampler (PAS) yang dipaparkan selama 58 hari dan 56 hari yang ditempatkan di dua lokasi yang
mewakili daerah perkotaan (Casablanca, Jakarta) dan daerah pedesaan (Citeko, Bogor). Analisis hasil ekstraksi
PUF menggunakan gas chromatography-mass spectrometry (GCMS) untuk menentukan sembilan kongener PBDEs
yang terdiri dari BDE-17, -28, -47, -66, -99, -100, -153, -154, dan -183. Hasil menunjukkan semua jenis kongener
PBDEs terdeteksi di Jakarta, sedangkan di Bogor hanya terdeteksi tujuh jenis. Konsentrasi PBDEs terdeteksi pada
kisaran nilai 0,13–4,12 pg/m3 di Jakarta, sedangkan di Bogor berada pada kisaran 0.09 –2,59 pg/m3. Kadar tertinggi
ditemukan untuk BDE-47 di kedua wilayah. PBDEs terendah ditemukan untuk BDE-153 di perkotaan sedangkan
BDE-153 dan BDE-183 tidak terdeteksi di wilayah pedesaan. Total konsentrasi 9 PBDEs (∑PBDEs) yang terde-
teksi di udara ambien di kawasan Casablanca, Jakarta sebesar 9,77 pg/m3 dan di Citeko Bogor sebesar 5,71 pg/
m3. Berdasarkan persentase komposisi profil masing-masing BDE, maka kelimpahan terbanyak yang terdeteksi di
udara baik di perkotaan dan pedesaan adalah BDE-47, dengan besar kelimpahan di pedesaan sebesar 45 % dan
di perkotaan 42%. BDE-99 dan BDE-100 juga mempunyai persentase komposisi yang tinggi di pedesaan karena
di perkotaan lebih banyak variasi BDE yang terdeteksi dibandingkand enan di pedesaan. Komposisi BDE lainnya
yang mempunyai persentase lebih besar di perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan adalah BDE-17, BDE-28,
BDE-66, BDE-154, BDE-153 dan BDE-183.
Kata kunci: Polybrominated diphenyl ether, material tahan api, passive sampler, PUF-disk.
ABSTRACT
Polybrominated diphenyl ethers (PBDEs) are the essential element of flame retardants material. PBDEs potentially
shared the negative effect on living things regarding their persistency, toxicity, and bioaccumulation. Measurement
of PBDEs was conducted using passive air sampler by installed the PUF-disk for 58 and 56 days, respectively,
located in urban area (Casablanca, Jakarta) and rural area (Citeko, Bogor). Analysis of PUF’s extract by gas
chromatography-mass spectrometry (GCMS) was performed to determine nine congeners of PBDEs (BDE-17,
-28, -47, -66, -99, -100, -153, -154, and -183). The monitoring result showed that all congeners were detected in
Jakarta, while in Bogor only seven were identified. PBDEs level in Jakarta ranged from 0,13 – 4,12 pg/m3, while
in Bogor ranged from 0.09 – 2,59 pg/m3. The highest level of BDE-47 were found in both areas. The lowest level
of BDE-153 were found in urban area, while BDE-153 and BDE-183 were undetected in rural area. The total level
of 9 PBDEs (∑PBDEs) observed in ambient air in Casablanca-Jakarta was 9,77 pg/m3 and in Citeko-Bogor was
5,71 pg/m3. Based on the profile composition of each BDE in percentage, the most abundant BDE detected in both
urban and rural air is BDE-47, with a 45% rural abundance and 42% in urban areas. The composition of BDE-
99 and BDE-100 detected in rural areas are relatively high compared to ones in urban areas. This occurred since
the composition of BDE in rural areas is less varied than the urban areas. Other BDE compositions that have a
greater percentage in urban than in rural areas are BDE-17, BDE-28, BDE-66, BDE-154, BDE-153 and BDE-183.
Keywords: Polybrominated diphenyl ether, flame retardants, passive sampler, PUF-disk
1) P3KLL-KLHK, Kawasan PUSPIPTEK, Gedung 210 Serpong, Tangerang – Banten T/F 021-7560981, 15310, emc_acdep@yahoo.com.
72
Dewi Ratnaningsih, Retno Puji Lestari..: Pengukuran Senyawa Polybrominated Diphenyl Ethers (PBDEs)...
PENDAHULUAN
Senyawa organik pada umumnya dapat secara luas yang ditambahkan dalam berbagai
ditransportasikan secara global tanpa produk plastik, furnitur, peralatan listrik,
mengenal batas wilayah maupun negara. peralatan elektronik, tekstil, karpet, dan
PBDEs merupakan kelompok senyawa yang berbagai perabotan rumah tangga (4, 6, 9, 10).
sudah termasuk dalam POPs (Persistent Penggunaan PBDEs di berbagai produk untuk
Organic Pollutants). Beberapa senyawa konsumen telah memberikan jaminan terhadap
organik persisten perlu mendapat perhatian kemampuan senyawa untuk memperlambat
karena pada umumnya senyawa ini bersifat pembentukan material mudah terbakar (11).
hidropobik, bioakumulatif, dan persisten (1,
PBDEs juga termasuk dalam senyawa
2).
endocrine disrupter compound yaitu kelompok
Polybrominated diphenyl ethers (PBDEs) senyawa yang dapat mengganggu fungsi
merupakan senyawa organobromine yang hormon endokrin pada ikan maupun biota air
masuk dalam kelas brominated hidrocarbon lainnya (3). PBDEs telah menjadi perhatian
dan juga sebagai kelompok senyawa karena bahaya dan dampak negatif yang
brominated flame retardant (BFRs) (3, 4). ditimbulkan dari sifat toksisitas, persisten
PBDEs diproduksi secara komersil sebagai dan bioakumulasi senyawa tersebut (12).
campuran yang dikenal sebagai penta-BDE, Komposisi detil campuran PBDEs sangat
okta-BDE, dan deka-BDE, yang mengandung krusial untuk mengetahui potensi toksikologi
kongener 4-6, 7-8, atau 10 atom bromine dan efeknya terhadap lingkungan akibat
(5), dimana jumlah bromine yang rendah biomagnifikasi beberapa kongener selektif,
umumnya lebih bersifat bioakumulatif (6). sifat degradasi, dan kemampuan transportasi
PBDEs yang umum digunakan sebanyak (5). Sebuah studi toksikologi di Shanghai
209 kongener dan mempunyai sifat serupa memperlihatkan bahwa paparan PBDEs
dengan PCBs (6). Senyawa PBDEs memiliki terhadap manusia terdiri dari jalur inhalasi,
sifat stabil, tidak mudah larut dalam air, ingesti (oral), dan dermal. Hasil penelitian
kelarutan yang tinggi dalam lemak. Seiring menunjukkan bahwa debu merupakan
dengan penggunaan PBDEs secara masif, sumber utama penyebab paparan PBDEs
senyawa ini menjadi kontaminan global (2, 3, terhadap manusia. . Namun demikian,
4). Keberadaan PBDEs telah dikonfirmasi di penilaian risiko menunjukkan bahwa jumlah
berbagai matrik lingkungan (1, 4). Senyawa paparan PBDEs tidak memperlihatkan adanya
ini digunakan sebagai flame retardant yaitu risiko kanker bagi penduduk setempat (13).
zat aditif yang ditambahkan dalam material Dampak kesehatan senyawa flame retardants
atau bahan agar memenuhi standar legitimasi menunjukkan tidak adanya potensi toksisitas
sifat flammable (mudah terbakar) (7), dengan akut. Studi toksisitas kronis tentang senyawa
tujuan untuk membuat suatu material menjadi PBDEs yang dilakukan Darnerud (2003),
lebih tahan terhadap api. Namun senyawa ini van der Ven (2006), Dye (2007), dan Turyk
tidak terikat secara kimiawi terhadap struktur (2008) mengindikasikan adanya efek dalam
plastik, sehingga dapat dengan mudah terlepas sistem hormon tiroid (6), sementara hasil
ke lingkungan (8). PBDEs telah digunakan penelitian Lichteinsteiger (2003 dan 2004),
73
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
74
Dewi Ratnaningsih, Retno Puji Lestari..: Pengukuran Senyawa Polybrominated Diphenyl Ethers (PBDEs)...
Gambar 1. PUF dalam PAS untuk pengambilan sampel PBDEs di udara ambien
Sumber Data : SOP PAS Assembly and Development, KORDI Korea (15)
Pada penelitian ini titik sampling dilakukan perkantoran. Paparan PUF di udara ambien
di daerah perkotaan yaitu daerah yang dekat dilakukan dalam kurun waktu 58 hari di
dengan transportasi dan aktifitas industri Jakarta, sedangkan di Citeko, Bogor dilakukan
dan daerah pedesaan yaitu daerah yang paparan selama 56 hari.
diasumsikan tidak terlalu banyak jenis aktifitas PUF yang telah dipaparkan di udara dimasukan
manusia. ke dalam wadah stainles steel yang ditutup
Penempatan PAS dilakukan di atap gedung dengan isolasi teflon dan ditransportasikan
ke Laboratorium Oil and POPs Research
yang berlokasi di kawasan Casablanca,
Group KORDI untuk dilakukan ekstraksi
Kuningan, Jakarta Selatan pada koordinat
dan analisis. Ekstraksi PUF-disk dilakukan
6o13’34.2’’S, 106o50’04.8’’E dan di Citeko,
dengan menggunakan pelarut organik hexane
Cisarua, Puncak, Kabupaten Bogor pada
dan diclorometane, sedangkan pemurnian
koordinat 6 o42’38.51’’S, 106 o57’0.62’’E”. dilakukan dengan kolom silica/alumina dan
Titik sampling di lokasi Citeko berada HPLC (size exclusion column packing with
pada ketinggian 1144 m dpl dengan lokasi phenogel 100À). Analisis PBDEs yang terdiri
sekitarnya sebagian besar untuk ihortikultura dari BDE-17, -28, -47, -66, -99, -100, -153,
dan bangunan vila. Lokasi Casablanca -154, dan -183 dilakukan dengan GCMS
dikelilingi oleh aktifitas jalan raya dan gedung yang dilengkapi kolom DB-1.
75
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
Grafik 1. Konsentrasi PBDEs yang terdeteksi di daerah urban Jakarta dan rural Citeko (pg/m3)
76
Dewi Ratnaningsih, Retno Puji Lestari..: Pengukuran Senyawa Polybrominated Diphenyl Ethers (PBDEs)...
77
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
Citeko
Jakarta
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
78
Dewi Ratnaningsih, Retno Puji Lestari..: Pengukuran Senyawa Polybrominated Diphenyl Ethers (PBDEs)...
79
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
80
Dewi Ratnaningsih, Retno Puji Lestari..: Pengukuran Senyawa Polybrominated Diphenyl Ethers (PBDEs)...
20. Barakat AO, Mostafa A, Wade TL, 25. Bohlin P, Jones KC, Tovalin H,
Sweet ST, El Sayed NB. Distribution Strandberg B. Observations on
and ecological risk of organochlorine p e r s i s t e n t o rg a n i c p o l l u t a n t s
pesticides and polychlorinated in indoor and outdoor air using
biphenyls in sediments from the passive polyurethane foam samplers.
Mediterranean coastal environment of Atmospheric Environment.
Egypt. Chemosphere. 2013;93(3):545- 2008;42(31):7234-41.
54.
26. Li Y, Geng D, Liu F, Wang T, Wang
21. Hardy ML. A comparison of the P, Zhang Q, et al. Study of PCBs
properties of the major commercial and PBDEs in King George Island,
PBDPO/PBDE product to those Antarctica, using PUF passive air
of major PBB and PCB products. sampling. Atmospheric environment.
Chemosphere. 2002;46(5):717-28. 2012;51:140-5.
22. Hardy M. The toxicology of the three 27. Jaward FM, Farrar NJ, Harner T,
commercial polybrominated diphenyl Sweetman AJ, Jones KC. Passive
oxide (ether) flame retardants. air sampling of PCBs, PBDEs, and
Chemosphere. 2002;46(5):757-77. organochlorine pesticides across
23. Gevao B, Al‐Omair A, Sweetman Europe. Environmental Science &
A, Al‐Ali L, Al‐Bahloul M, Helaleh Technology. 2004;38(1):34-41.
M, et al. Passive sampler‐derived air
28. Yang M, Qi H, Jia H-L, Ren N-Q, Ding
concentrations for polybrominated
Y-S, Ma W-L, et al. Polybrominated
diphenyl ethers and polycyclic
Diphenyl Ethers in Air across China:
aromatic hydrocarbons in Kuwait.
Levels, Compositions, and Gas-Particle
Environmental toxicology and
Partitioning. Environmental Science
chemistry. 2006;25(6):1496-502.
& Technology. 2013;47(15):8978-84.
24. Agrell C, ter Schure AFH, Sveder J,
Bokenstrand A, Larsson P, Zegers
BN. Polybrominated diphenyl ethers
(PBDES) at a solid waste incineration
plant I: Atmospheric concentrations.
Atmospheric Environment.
2004;38(30):5139-48.
81
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
ABSTRAK
Peran laboratorium lingkungan sangat dibutuhkan dalam pemantauan lingkungan maupun penegakan hukum ling-
kungan di seluruh wilayah Indonesia. Namun kenyataannya, 66% dari sekitar 400 laboratorium yang melakukan
pengujian lingkungan terkonsentrasi di pulau Jawa. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan peningkatan
kinerja laboratorium lingkungan sehingga sebaran kompetensi laboratorium merata di seluruh wilayah Indonesia.
Salah satu evaluasi kinerja laboratorium dapat dilakukan melalui program uji profisiensi sesuai dengan prinsip ISO/
IEC 17043 dan ISO 13528. Program uji profisiensi diikuti oleh 133 laboratorium binaan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan milik pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dengan hasil memuaskan lebih dari 50% un-
tuk parameter Zn, Fe, dan Cd, sedangkan Mn kurang dari 50%. Sebaran laboratorium peserta uji profisiesni yang
dinyatakan memiliki kompetensi dalam pengujian logam berat terpusat di Pulau Jawa, disusul berturut-turut Pulau
Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Pulau Papua. Keberadaan kompetensi laboratorium dengan jum-
lah lebih besar dari 50% menunjukkan bahwa laboratorium lingkungan di Indonesia secara umum sudah memiliki
kemampuan melakukan analisis logam berat dalam air bersih khusunya parameter Zn, Fe, dan Cd. Laboratorium
tersebut diharapkan dapat mendukung perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup khususnya menghasilkan
data yang valid untuk pengujian logam berat dalam air bersih.
Kata kunci: uji profisiensi, laboratorium lingkungan, ISO/IEC 17043, ISO 13528
ABSTRACT
The role of environmental laboratory is needed in environmental monitoring as well as enforcement of environmental
law throughout Indonesia. But in fact, 66% of the about 400 laboratories conducting environmental analysis are
concentrated in Java island. Due to this condition, it is necessary to improve the performance of environmental
laboratories so that the distribution of laboratory competence is evenly distributed throughout Indonesia. One of
the laboratory performance evaluation can be done through the proficiency test program in accordance with the
principles of ISO IEC 17043 and ISO 13528. Proficiency testing program is followed by approximately 100 labora-
tory assisted by the Ministry of Environment and Forestry owned by provincial and district/municipal governments
with satisfactory results of more than 50% for Zn, Fe, and Cd parameters, whereas Mn is less than 50%. Laboratory
distribution of proficiency test participants who are stated to have the competence of heavy metal analysis centered
on Java Island, followed by Sumatra Island, Kalimantan Island, Sulawesi Island and Papua Island. The existence
of laboratory competence with a number greater than 50% indicates that environmental laboratories in Indonesia
generally have the ability to perform heavy metal analysis in clean water especially parameters of Zn, Fe, and Cd.
The laboratory is expected to support the protection and management of the environment in particular to produce
valid data for testing of heavy metals in clean water.
Keywords: proficiency test, environmental laboratory, ISO / IEC 17043, ISO 13528
1)
Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan KLHK, Kawasan Puspiptek Gd. 210, Jl. Raya Puspiptek-Serpong,
Tangerang Selatan, Banten
82
Asiah: Pemetaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Melalui Program Uji Kompetensi...
PENDAHULUAN
Keberadaan laboratorium lingkungan sangat Uji Profisiensi adalah salah satu metode
penting dan strategis dalam mendukung untuk mengetahui unjuk kerja laboratorium
program perlindungan dan pengelolaan dengan cara uji banding antar laboratorium.
lingkungan hidup sebagaimana diamanahkan Uji profisiensitahun 2016 ditujukan bagi
dalam Undang - Undang Republik Indonesia laboratorium daerah baik yang belum maupun
No.32 Tahun 2009. Hal ini disebabkan, peran yang telah diakreditasi berdasarkan ISO/IEC
laboratorium lingkungan sangat dibutuhkan 17025 [4]. Parameter yang digunakan untuk uji
dalam pemantauan kualitas lingkungan maupun profisiensi meliputi antara lain Zn, Fe, Mn, dan
penegakan hukum lingkungan di seluruh Cd dalam air bersih. Tujuan penyelenggaraan
wilayah Indonesia. Jumlah laboratorium yang uji profisiensi adalah untuk mengetahui
dapat melakukan pengujian parameter kualitas kompetensi laboratorium lingkungan daerah
lingkungan sekitar 400, dari jumlah tersebut dalam melakukan pengujian parameter logam
hanya 86 laboratorium yang dinyatakan berat dalam air. Hasil evaluasi uji profisiensi
telah memiliki kompetensi dalam melakukan dapat digunakan sebagai kebijakan selanjutnya
pengujian parameter kualitas lingkungan terkait dengan pemenuhan persyaratan
melalui registrasi Kementerian Lingkungan ketelusuran pengujian, peningkatan kapasitas
Hidup dan Kehutanan (KLHK). Enam puluh personel laboratorium, dan pemenuhan
enam persen (66%) dari jumlah laboratorium persyaratan metode standar yang pada
lingkungan tersebut terkonsentrasi di pulau akhirnya terakreditasinya laboratorium
Jawa, sedangkan sisanya tersebar di provinsi, lingkungan di daerah
dan kabupaten/kota luar Jawa [1].
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu METODOLOGI
dilakukan peningkatan kinerja laboratorium Sesuai ISO/IEC 17043, skema uji profisiensi
lingkungan sehingga sebaran kompetensi menggunakan skema simultan. Skema
laboratorium lingkungan merata di seluruh simultan dipilih karena paling sesuai penerapan
wilayah Indonesia. Salah satu evaluasi kinerja di laboratorium lingkungan daripada skema
laboratorium lingkungan terkait pengujian yang lain. Dalam skema simultan, peserta
parameter kualitas lingkungan dan untuk uji profisiensi dalam rentang waktu yang
memantau kinerja secara berkelanjutan dapat ditentukan serentak melakukan pengujian
dilakukan melalui program uji profisiensi. terhadap sub sampel yang diambil secara
Penyelenggaraan program uji profisiensi acak dari sumber bahan yang didistribusikan
mengikuti kaidah - kaidah ISO/IEC 17043 secara simultan kepada seluruh peserta.
tentang Conformity Assessment – General Apapun skema yang dipilih, penyelanggara
Requirement for Proficiency Testing dan untuk wajib membuat perencanaan, penyiapan bahan
evaluasinya mengacu pada ISO 13528, tentang termasuk uji homogenitas dan uji stabilitas,
Statistical Methods for Use in Proficiency serta desain statistika evaluasi hasilnya.
Testing by Interlaboratory Comparisons [2-3]. Bahan uji profisiensi yang didistribusikan
83
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
84
Asiah: Pemetaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Melalui Program Uji Kompetensi...
85
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
86
Asiah: Pemetaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Melalui Program Uji Kompetensi...
Tabel 3. Nilai assign value dan SDPA bahan uji mempunyai kriteria hasil memuaskan
profisiensi melakukan pengujian Zn dalam air bersih
Parameter Satuan Assign value δSDPA
sebanyak 54,8% atau 57 laboratorium.
Zn mg/L 0,060 ± 0,001 0,015
Sedangkan sebanyak 42,3% laboratorium
Fe mg/L 0,301 ± 0,004 0,058
peserta dinyatakan tidak memuaskan
Mn mg/L 0,120 ± 0,001 0,026
atau tidak memiliki kompetensi untuk
Cd mg/L 0,060 ± 0,001 0,015
melakukan pengujian Zn dalam air bersih.
Gambar 1. Histogram dan prosentase hasil uji Gambar 2. Histogram dan prosentase hasil uji
profisiensi Zn dalam air profisiensi Fe dalam air
87
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
88
Asiah: Pemetaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Melalui Program Uji Kompetensi...
Gambar 5. Pemetaan jumlah kompetensi laboratorium melalui uji profisiensi logam berat dalam air
jumlah laboratorium yang kompeten pengujian yang valid, maka batasan kriteria
melakukan pengujian parameter logam keberterimaan pengendalian mutu internal
dalam air terpusat di Pulau Jawa, harus dipenuhi sebelum pelaporan hasil ke
kemudian disusul berturut - turut Pulau
penyelenggara.
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan
Papua. Pengendalian mutu internal yang harus
dipertimbangkan saat pelaporan hasil uji
Sehubungan dengan banyaknya hasil uji profisiensi adalah:
profisiensi laboratorium peserta yang tidak
1) personel laboratorium yang melakukan
dapat dievaluasi lebih lanjut dan tidak
pengujian bahan uji profisiensi harus
memuaskan, maka perlu dilakukan identifikasi
memiliki kompetensi dengan dibuktikan
akar penyebab permasalahan diantaranya adalah
hasil intra-laboratory correlation atau
pada proses pengenceran bahan uji profisiensi
analyst proficiency test untuk parameter
dimungkinkan menggunakan peralatan gelas
logam berat Mn, Fe, Cd dan Zn dalam
volumetrik yang tidak terkalibrasi sehingga air bersih dengan menggunakan peralatan
tidak laik pakai, metode pengujian yang AAS;
digunakan belum divalidasi atau diverifikasi 2) metode pengujian logam berat Mn, Fe, Cd
sebagaimana mestinya, kurangnya kompetensi dan Zn dalam air bersih telah divalidasi
personel dalam melakukan pengujian logam atau diverifikasi sebagaimana mestinya
berat, ketidaklaikan pakai peralatan Atomic sehingga memenuhi persyaratan dan
Absorption Spectrophotometer (AAS) atau sesuai tujuan yang ditetapkan;
spectrophotometer UV-Vis, pembuatan kurva 3) hasil kalibrasi peralatan gelas volumetrik
kalibrasi yang tidak memenuhi kaidah ilmiah, yang digunakan untuk pengenceran bahan
serta lemahnya verifikasi dan validasi data hasil uji profisiensi harus tertelusur ke sistem
pengujian saat pelaporan [11]. Sehubungan satuan internasional memenuhi batas
dengan hal tersebut, untuk menghasilkan data keberterimaan yaitu jumlah ketidakpastian
89
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
dan koreksi kurang dari toleransi peralatan 7) lakukan analisis duplo untuk uji presisi
gelas; terhadap bahan uji profisiensi dengan
4) instrumentasi AAS atau spectrophotometer hasil %RPD ≤ 10% dan lakukan kontrol
UV-Vis yang digunakan untuk pengujian akurasi dengan spike matrix hingga hasil
bahan uji profisiensi harus dikalibrasi %R = 100% ± 10 % [15]
dan/atau uji kinerja khususnya uji akurasi
panjang gelombang dan sensitifitas SIMPULAN
absorbansi memenuhi batas keberterimaan Uji profisiensi diikuti oleh laboratorium
yang ditetapkan oleh pabrikan pembuat
binaan Kementerian Lingkungan Hidup dan
instrumen tersebut;
Kehutanan (KLHK) milik pemerintah provinsi
5) pembuatan kurva kalibrasi harus
dan kabupaten/kota dengan hasil memuaskan
memenuhi kaidah ilmiah yaitu: lebih dari 50% untuk parameter Zn, Fe,
a. deret larutan kerja terdiri dari 1 (satu)
dan Cd, sedangkan Mn kurang dari 50%.
blanko dan minimal 3 (tiga) kadar
Sebaran laboratorium peserta uji profisiesni
yang berbeda secara proporsional
yang dinyatakan memiliki kompetensi
dimana deret larutan kerja terendah
pengujian parameter logam berat terpusat
adalah limit of quantitation (LoQ)
di Pulau Jawa, disusul berturut - turut Pulau
metode sedangkan deret larutan kerja
Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi
tertinggi sekitar 2 kali kadar bahan
dan Pulau Papua. Keberadaan kompetensi
uji profisiensi. Gunakan bahan kimia
laboratorium dengan jumlah lebih besar
berkualitas murni (pro-analysis)
dari 50% menunjukkan bahwa laboratorium
dengan air demineralisasi yang
lingkungan di Indonesia secara umum sudah
memiliki konduktivitas <1µS/cm [12].
memiliki kemampuan melakukan analisis
b. jika koefisien korelasi regreasi linier
(r) < 0,995, periksa kondisi instrumen logam berat dalam air khusunya parameter Zn,
dan ulangi pembuatan kurva kalibrasi Fe, dan Cd. Keberadaan laboratorium tersebut
hingga diperoleh nilai (r) ≥ 0,995 [13]; diharapkan dapat mendukung perlindungan
c. bila nilai intersep pada persamaan dan pengelolaan lingkungan hidup khususnya
regresi linear yang terbentuk > method menghasilkan data yang valid pengujian
detection limit (MDL), maka ulangi logam berat dalam air bersih.
pembuatan kurva kalibrasi hingga
diperoleh nilai intersep ≤ MDL; UCAPAN TERIMAKASIH
d. periksa nilai tengah kurva kalibrasi Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
dengan melakukan pembacaan terimakasih kepada semua pihak khususnya
deret larutan kerja yang independen Bidang Metrologi, Laboratorium P3KLL dan
(laboratory control standard, LCS) laboratorium peserta yang telah berpatisipasi
hingga menghasilkan %RLCS = 100% ± dalam uji profisiensi logam berat dalam air
5% [14]. bersih.
6) hasil pengujian blanko sebagai kontrol
kontaminan harus kurang MDL;
90
Asiah: Pemetaan Kompetensi Laboratorium Lingkungan Melalui Program Uji Kompetensi...
91
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
ABSTRAK
Pemantauan deposisi kering di wilayah sub perkotaan merupakan bagian dari kegiatan pemantauan deposisi asam
yang bertujuan untuk melihat adanya dampak deposisi asam terhadap lingkungan. Pengukuran deposisi kering
dilakukan menggunakan metode filter pack dengan cara penentuan komponen partikel Na+, K+, Ca2+, Mg2+, NH4+,
Cl-, NO3-, dan SO42- dalam aerosol dan gas – gas SO2, HNO3, NH3, dan HCl. Udara dihisap menggunakan pompa
dengan laju alir 1 L/menit selama 14 hari secara kontinyu, dan dilewatkan pada four stage filter pack yang memiliki
spesifikasi penyerapan tiap komponen kimia di setiap rangkaian filter. Setiap filter diekstrak secara terpisah dan
hasil ekstraksi dianalisis menggunakan instrumen kromatografi ion, DIONEX ICS5000. Hasil pemantauan deposisi
kering menunjukkan bahwa NH3 merupakan komponen dominan dalam fase gas sementara ion SO42- dalam aerosol.
Konsentrasi minimum dan maksimum gas NH3 di Serpong dengan data rerata per tahun adalah 11,0 – 19,1 ppb,
sementara di Bogor berada pada kisaran 8,5 – 23,1 ppb. Konsentrasi minimum dan maksimum komponen partikulat
SO42- di Serpong dan Bogor adalah 3,4 - 5,1 μg/m3 dan 2,7 - 5,1 μg/m3. Sumber pencemar yang berasal dari sektor
agrikultural dan peternakan di sekitar titik lokasi berpotensi menyebabkan tingginya NH3 dalam fase gas, sementara
kegiatan antropogenik memberikan kontribusi terhadap peningkatan konsentrasi SO42-dalam aerosol.
Kata kunci: deposisi kering, daerah sub perkotaan, kromatografi ion
ABSTRACT
Monitoring of dry deposition in sub urban site is considthered as a part of acid deposition observation, in which can
be used for the assessment of acid deposition impact to environment. Dry deposition measurement was conducted
using filter pack method to determine the particulate component of Na+, K+, Ca2+, Mg2+, NH4+, Cl-, NO3-, and
SO42- in aerosol and gases of SO2, HNO3, NH3, and HCl. The air is inhaled using a pump with a flow rate of 1 L/
min for 14 days continuously, and then passed into a four stage filter pack, whereas in each filter set is specifically
absorbed each chemical component. Each filter was extracted separately and its extracted solution was analyzed by
chromatography ion instrument, DIONEX ICS5000. The monitoring of dry deposition’s result showed that NH3 is
the dominant component in gas phase, while SO42- ion in aerosol. Minimum and maximum concentration of annual
data in Serpong for NH3 is 11,0 – 19,1 ppb, while in Bogor is 8,5 – 23,1 ppb. Minimum and maximum concentration
of annual data in Serpong and Bogor for particulate SO42- are 3,4 - 5,1 μg/m3 and 2,7 - 5,1 μg/m3, respectively.
Pollutant sources from agricultural and farm sectors nearby the sampling sites potentially lead to high level of
NH3 in gas phase, while anthropogenic activities contributed to increase the SO42- concentration in aerosol phase.
Keywords: dry deposition, rural area, ion chromatography
PENDAHULUAN
Deposisi asam merupakan salah satu dengan turunnya hujan atau salju (2). Di sisi
fenomena akibat pencemaran udara yang lain, proses deposisi kering (dry deposition)
menggambarkan turunnya asam dari atmosfer terjadi pada waktu cuaca berawan dan tidak
ke permukaan bumi (1, 2). Peristiwa tersebut hujan. Deposisi kering ini mengacu pada
dapat terjadi dalam kondisi “basah” seiring proses jatuhnya asam ke bumi melalui gas
1
P3KLL-KLHK, Kawasan PUSPIPTEK, Gedung 210 Serpong, Tangerang – Banten T/F 021-7560981, 15310, emc_acdep@yahoo.com
92
Retno Puji Lestari dan Ricky Nelson : Komposisi Kimia Deposisi Kering di Dua Wilayah.....
dan debu atau partikel akibat pengaruh konsentrasi udara, filter pack telah diadopsi
gravitasi dan difusi atmosfer, dimana hampir sebagai salah satu metode yang digunakan
setengah dari deposisi asam terjadi secara untuk menentukan deposisi kering di beberapa
kering (2, 3). Sumber utama deposisi asam institusi di Amerika Utara dan Jepang, yaitu
adalah emisi sulfur dan nitrogen yang berasal CASTNet (US), CAPMoN (Kanada) dan
dari pembakaran bahan bakar fosil (1, 2, 4). EMEP (6). Salah satu keuntungan multi-stage
Gas-gas SO2 dan NOx serta berbagai polutan filter pack adalah penentuan konsentrasi gas
lain bereaksi dengan uap air di atmosfer dan aerosol dapat dilakukan secara simultan
membentuk asam-asam. Jumlah keasaman (7). Spesies kimia yang direkomendasikan
di atmosfer yang terdeposit di permukaan EANET untuk kebutuhan pemantauan deposisi
bumi melalui deposisi kering tergantung kering adalah SO2, NO2, NO, O3, HNO3, HCl,
pada jumlah curah hujan yang terjadi di NH3 dan komponen partikulat (SO42-, NO3-,
area tersebut, misalnya rasio deposisi kering Cl-, NH4+, Na+, Mg2+, K+ dan Ca2+), serta PM10.
terhadap deposisi hujan di gurun lebih tinggi
Pengambilan contoh uji deposisi kering
dibanding wilayah tropis (2). Karakteristik
ditentukan berdasarkan kategori lokasi
polutan dari parameter deposisi asam akan
sampling: remote (terpencil), rural (pedesaan)
bersifat spesifik sesuai dengan sumber polutan
dan urban (perkotaan) (8). Adapun kota Bogor
dan lokasi sampling.
dan Serpong merupakan lokasi peralihan
antara kota metropolitan Jakarta (urban)
dan daerah pedesaan (rural); sehingga
lebih tepat dikatakan sub urban atau kota
penyangga. Kegiatan penelitian di lokasi
terpencil dilakukan untuk memperoleh data
latar belakang (background) pemantauan.
Kegiatan di lokasi pedesaan ditentukan untuk
menilai status deposisi asam di area pedesaan,
dimana data pemantauan digunakan untuk
Gambar 1. Ilustrasi Alur Hujan Asam, dimodifikasi mengevaluasi efek deposisi asam terhadap
dari EPA (2)
tanaman dan wilayah agrikultur (9). Kegiatan
Deposisi kering terdiri dari gas dan aerosol peternakan, penggunaan pupuk kaya N pada
(partikulat), dimana gas-gas SO2, HNO3, HCl sektor pertanian, pembakaran biomassa, emisi
dan NH3 berkontribusi dalam proses terjadinya kendaraan bermotor, dan pembakaran batubara
deposisi asam (asidifikasi) di lingkungan. berpotensi mengemisikan NH3 (10, 11).
Pemantauan deposisi kering dapat dilakukan
dengan cara pengukuran langsung atau METODOLOGI
pengukuran konsentrasi udara yang diikuti
1. Lokasi Pemantauan
dengan perhitungan aliran (flux) deposisi
Lokasi pemantauan deposisi kering di area sub
kering menggunakan metode inferensial
perkotaan dilakukan di Serpong dan Bogor,
(5). Di antara berbagai metode pengukuran
seperti terlihat pada gambar berikut:
93
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
Gambar 2. Lokasi pemantauan stasiun P3KLL Puspiptek Serpong (a) Citra satelit pada 06 21’01,9” LS dan
106 40’04,07” BT, (b) Alat sampling deposisi kering ditempatkan pada ketinggian 2 m
Gambar 3. Lokasi pemantauan stasiun BMKG Dramaga Bogor (a) Citra satelit pada 06 21’ 33’11,91” LS dan
106044’35,21” BT, (b) Alat sampling deposisi kering ditempatkan pada ketinggian 2 m
94
Retno Puji Lestari dan Ricky Nelson : Komposisi Kimia Deposisi Kering di Dua Wilayah.....
Keterangan :
Gambar 5. Rangkaian alat pengambil contoh uji Cair = konsentrasi di udara (nmol/m3)
95
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
net Csol = konsentrasi dalam larutan (mg/l) dari persamaan garis yang dihasilkan dari
V sol = volume larutan (ml) pembuatan kurva kalibrasi antara konsentrasi
V udara = volume sampel dengan koreksi standar (ppm) dengan luas area.
pada 20oC (m3)
M = bobot molekul d. Konsentrasi parameter gas (ppb) di udara
dihitung melalui rumus;
b. Rumus net Csol dihitung melalui rumus C = c * 0.082 * 293.15 * 0.001
1
sebagai berikut :
Keterangan :
net Csol = Csol – Cblanko C1 = konsentrasi gas (ppb)
C = konsentrasi gas (nmol/m3)
Keterangan : 0,082 = konstanta 1 mol gas (R)
Csol = Konsentrasi larutan dalam filter 293.15 = konversi temperatur
sampel 20oC ke Kelvin
Cblanko = Konsentrasi larutan dalam filter Data anion dan kation dalam partikulat (µg/
blanko
m3) serta gas-gas (ppb) diperoleh dari hasil
pemantauan deposisi kering laboratorium
c. Vudara harus dikoreksi pada 20 o C
Pusarpedal – KLH (P3KLL- KLHK) dari
menggunakan data suhu yang diperoleh
tahun 2012-2016 (13, 14).
pada saat itu, sebagai berikut :
Keterangan :
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsentrasi gas dan partikulat dalam
deposisi kering berhubungan dengan kondisi
meteorologis, kondisi permukaan, dan jenis
Vudara sampel = volume udara sampel (belum
dikoreksi) spesies kimia (15). Deposisi kering terdiri dari
T = suhu rata-rata selama komponen gas dan partikulat. Hasil kegiatan
pengambilan contoh (oC) kajian parameter deposisi kering di Serpong
Konsentrasi anion & kation (ppm) diperoleh dan Bogor pada tahun periode 2012-2016
ditampilkan dalam gambar berikut ini:
96
Retno Puji Lestari dan Ricky Nelson : Komposisi Kimia Deposisi Kering di Dua Wilayah.....
(a) (b)
Gambar 6. Variasi bulanan parameter gas-gas dalam deposisi kering selama periode 2012 - 2016, (a) stasiun
P3KLL Serpong, (b) stasiun BMKG Bogor
(a) (b)
Gambar 7. Variasi bulanan parameter partikulat kation dan anion dalam deposisi kering selama periode 2012 -
2016, (a) stasiun P3KLL Serpong, (b) stasiun BMKG Bogor
Variabilitas bulanan untuk parameter gas SO2, Mg2+, NH4+, Cl-, NO3-, dan SO42- di Serpong
HNO3, NH3, dan HCl di Serpong dan Bogor dan Bogor pada Gambar 7. memperlihatkan
pada Gambar 6. memperlihatkan fluktuasi fluktuasi ion SO 42-. Kondisi di Serpong
konsentrasi gas-gas. Kondisi paling jelas menunjukkan adanya puncak (peak) di bulan
terjadi pada gas NH 3 dimana konsentrasi Juli dengan konsentrasi 6,4 μg/m3 sementara
pada musim penghujan (Desember-April) di Bogor di bulan Agustus dengan konsentrasi
lebih rendah dibanding bulan-bulan kemarau 7,3 μg/m3. Peningkatan konsentrasi polutan
(Mei-Oktober). Konsentrasi NH3 terendah di terjadi pada musim kemarau.
Serpong terjadi pada bulan Januari yaitu 6,6
Dari Gambar 8. terlihat bahwa gas NH3 dalam
ppb, sementara di Bogor pada bulan Februari
deposisi kering di lokasi ini memiliki persentase
sebesar 4,3 ppb. Konsentrasi NH3 tertinggi
konsentrasi paling tinggi dibandingkan dengan
di Serpong terjadi pada bulan Juli yaitu 20,9
gas-gas lain. Konsentrasi minimum dan
ppb, sementara di Bogor pada bulan Juni dan
maksimum gas NH3 di Serpong dengan data
Juli sebesar 16,8 ppb. Variabilitas bulanan
rerata per tahun untuk berada pada kisaran
untuk parameter partikulat Na+, K+, Ca2+,
11,0 – 19,1 ppb, sementara SO2 (0,7 - 1,5 ppb),
97
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
HCl (0,6 - 1,0 ppb) dan HNO3 (0,6 – 1,1 ppb). (Gambar 9.) yang memiliki konsentrasi rerata
Komposisi anion dan kation dalam aerosol 7,6 ppb dengan persentase 73%. Demikian
tertinggi di Serpong adalah SO42- diikuti pula untuk komponen partikulat SO 4 2 -
oleh NO3- dan . Konsentrasi minimum dan yang mengalami peningkatan pada periode
maksimum komponen partikulat di Serpong sebelumnya, namun komponen anion dalam
yaitu SO42-(3,4 - 5,1 µg/Nm3), NO3- (0,5 - 1,2 partikulat pada periode 2000-2010 memiliki
µg/Nm3), Cl- (0,2 - 0,5 µg/Nm3), NH4+ (0,4 - persentase relatif setara.
0,9 µg/Nm3), Na+ (0,3 – 0,6 µg/Nm3), K+ (0,3 Hal serupa juga terlihat di lokasi Bogor, dimana
– 0,7 µg/Nm3), Mg2+ (0,05 – 0,1 µg/Nm3), dan gas NH3 dalam deposisi kering memiliki
Ca2+ (0,4 – 0,7 µg/Nm3). konsentrasi paling tinggi dibandingkan dengan
Persentase NH3 di antara komponen gas-gas gas-gas lain. Konsentrasi rata-rata per tahun
lainnya pada periode 2012-2016 di Serpong untuk gas NH3 di Bogor berada pada kisaran
adalah 84% dengan konsentrasi rerata sebesar 8,5 – 23,1 ppb, sementara SO2 (1,0 - 1,8 ppb),
14,7 ppb. Cenderung terjadi peningkatan NH3 HCl (0,7 - 1,6 ppb) dan HNO3 (0,7 - 1 ppb).
dibandingkan dengan periode 2001-2010 Komposisi anion dan kation dalam aerosol
(a) (b)
Gambar 8. Rata-rata komposisi kimia di stasiun P3KLL Serpong sepanjang 2012 to 2016, (a) gas SO2, HNO3,
HCl dan NH3, (b) anion dan kation dalam aerosol
(a) (b)
Gambar 9. Rata-rata komposisi kimia di stasiun P3KLL Serpong sepanjang 2001 to 2010, (a) gas SO2, HNO3,
HCl dan NH3, (b) anion dan kation dalam aerosol
98
Retno Puji Lestari dan Ricky Nelson : Komposisi Kimia Deposisi Kering di Dua Wilayah.....
(a) (b)
Gambar 10. Rata-rata komposisi kimia di stasiun BMKG Bogor sepanjang 2012 to 2016, (a) gas SO2,
HNO3, HCl dan NH3, (b) anion dan kation dalam aerosol
tertinggi di Bogor yaitu SO42- diikuti oleh selatan. Demikian pula halnya dengan titik
NO3- dan Na+. Konsentrasi minimum dan lokasi di Bogor, meskipun dikelilingi dengan
maksimum komponen partikulat di Bogor area pertanian namun dalam radius 2,3 km
yaitu SO42- (2,7 - 5,1 μg/Nm3), NO3- (0,4 - ke arah tenggara terdapat terminal angkutan
1,1 μg/Nm3), Cl- (0,1 - 0,3 μg/Nm3), NH4+ kota. Sumber-sumber tersebut yang diduga
(0,3 - 0,7 μg/Nm3), Na+ (0,3 – 1,7 μg/Nm3), memberikan kontribusi terhadap tingginya
K+ (0,4 – 0,7 μg/Nm3), Mg2+ (0,05 – 0,1 μg/ konsentrasi NH3 dan ion SO42-.
Nm3), dan Ca2+ (0,4 – 0,9 μg/Nm3 ). Dalam hal Sumber pencemar menghasilkan polutan
ini, tidak ada perbandingan data dari periode melalui penguraian senyawa organik oleh
sebelumnya karena kegiatan pemantauan di mikroorganisme dan berpotensi menyebabkan
Bogor dimulai sejak tahun 2012. tingginya NH3 dan NH4+. Proses nitrifikasi
Secara geografis, titik lokasi Serpong dikelilingi NO2 menjadi NH3, hilangnya ion NO3- yang
oleh wilayah dengan jalur transportasi padat berkontribusi pada penguapan NH4NO3 dan
dan berbagai kawasan industri. Kondisi terbentuknya artefak NH3 yang berasal dari
meteorologis di wilayah Serpong cenderung reaksi sublimasi senyawa seperti NH4NO3
bersifat teduh (calm) dengan kecepatan angin atau NH4Cl dalam bentuk padatan menjadi
< 1 knot. Umumnya dominasi arah angin gas atau pembentukan senyawa lain yang
berasal dari arah selatan. Sumber pencemar melibatkan NH 3 adalah beberapa faktor
yang terdeposisi dalam bentuk deposisi asam penyebab kenaikan konsentrasi NH3 (7).
di kawasan Serpong memiliki kemungkinan Gas-gas NH 3 yang dapat terdeposit dan
bersifat lokal maupun lintas wilayah. Potensi berubah menjadi NH4+ sehingga menyebabkan
sumber NH 3 maupun NH 4 + di Serpong terjadinya peningkatan konsentrasi NH 4+
berasal dari pepohonan di sekeliling gedung dimana NH4+ berlaku sebagai penetral untuk
perkantoran, penimbunan sampah kota dalam H2SO4 dan HNO3 (10, 11). Kondensasi aerosol
radius sekitar 5 km ke arah utara, dan industri yang mengandung NH4+ dan penguraian gas
peternakan dalam radius sekitar 10 km ke arah NH3 dalam butiran awan turut berkontribusi
99
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
pada peningkatan ion NH4+ dalam air hujan Data pemantauan deposisi kering dalam
maupun aerosol. Senyawa NH4+ atmosferik periode yang sama di beberapa lokasi yang
dihubungkan dengan kegiatan pertanian dan termasuk kriteria pedesaan/sub perkotaan
pembakaran biomassa yang dikombinasikan di negara-negara anggota EANET (Acid
dengan SO42- dan NO3- dari (NH4)2SO4 dan Deposition Monitoring Network in East Asia)
NH 4NO 3 (11, 17, 18). Faktor emisi NH 3 memperlihatkan pola komposisi yang serupa.
dipengaruhi oleh sumber N yang berasal dari Negara anggota EANET terdiri dari Jepang,
tanaman, pupuk N sintetis, dan pupuk hewan. Korea, China, Rusia, Mongolia, Thailand,
Emisi latar belakang (background emmision) Malaysia, Indonesia, Filipina, Kamboja, Laos,
NH3 dari lahan pertanian menurut Farquhar et dan Myanmar. NH3 umumnya juga merupakan
al (1983) tidak diketahui secara pasti, karena komponen dominan dalam fase gas dan ion
tanaman dapat berperan sebagai sumber dan SO42- dalam fase partikulat. Lokasi Ijira-Jepang
menghasilkan NH3, namun Holtan-Hartwig memiliki 66% NH3 dari total fase gas dan 65%
& Bùckman (1994) menyimpulkan bahwa SO42- dalam fase partikulat, Kanghwa- Korea
tanaman adalah emitor NH3 pada atmosfer (58% NH3 dari total fase gas dan 47% SO42-
(19). Laju emisi NH 3 hasil dekomposisi dalam fase partikulat), Imsil-Korea (61% NH3
tanaman tidak dapat diketahui, Whitehead dari total fase gas dan 47% SO42- dalam fase
and Lockyer (1989) menunjukkan bahwa partikulat ), Primorskaya-Rusia (52% NH3
NH 3 hanya diemisikan dari dekomposisi dari total fase gas dan 53% SO42- dalam fase
rerumputan dengan kandungan N tinggi (19). partikulat), Chiang Mai-Thailand (59% NH3
Komposisi kimia deposisi kering ini serupa dari total fase gas dan 53% SO42- dalam fase
dengan komposisi kimia deposisi basah, partikulat). Sementara itu terdapat perbedaan
dimana berdasarkan hasil studi hujan asam komposisi deposisi kering pada fase gas di
di Serpong tahun 2005-2007, pengaruh NH3 Listvyanka-Rusia (51% HCl dari total fase gas
terhadap pembentukan komponen NH4+ dalam dan 58% SO42- dalam fase partikulat) dan Hoa
partikulat terjadi sangat kuat pada musim Binh-Vietnam (masing-masing 32% SO2 dan
penghujan (4, 20). Konsentrasi NH3 tinggi HCl dari total fase gas dan 36% SO42- dalam
pada musim kering dan akan menghasilkan fase partikulat). Hal tersebut diakibatkan oleh
NH 4NO 3 dalam bentuk aerosol dan NH4+ potensi sumber pencemar yang berada di
dalam deposisi basah. Penyerapan NH 3 sekitar lokasi titik sampling. Data dari lokasi
oleh partikel-partikel halus menjadi NH4+ lain dengan kategori yang sama seperti Los
lebih mudah terjadi pada musim penghujan Banos–Filipina, Pathumthani-Thailand pada
(4). Emisi antropogenik ditandai dengan periode tersebut tidak tersedia (16).
keberadaan ion SO 42- dan NO 3- di dalam
Jumlah deposisi NH4+ dan SO42- diakui sebagai
partikulat, diduga terutama berasal dari
salah satu yang tertinggi di Eropa Tengah,
kegiatan transportasi yang menggunakan
yang berpotensi menyebabkan kemasaman
bahan bakar fosil, sementara senyawa Cl-
yang sangat tinggi ke tanah hutan. Kontribusi
berasal dari kegiatan industri (4). Peningkatan
emisi NH3 dari pertanian terhadap deposisi
konsentrasi umumnya terjadi pada musim
kemarau. asam total ke hutan adalah 52%. Endapan
100
Retno Puji Lestari dan Ricky Nelson : Komposisi Kimia Deposisi Kering di Dua Wilayah.....
101
Ecolab Vol. 11 No. 2 Juli 2017 : 53 - 104
102
Ecolab Vol. 10 No. 2 Juli 2016 : 47 - 104
Juli 2017
Dewan Redaksi
Ecolab Jurnal Kualitas Lingkungan Hidup
103
ISSN (P) 1978-5860
ISSN (E) 2502-8812
Penangung Jawab
Dr.Wahyu Marjaka, M. Eng
a. JUDUL (Title Case, Center, 14 pt, Bold)
Ketua Editor Singkat, jelas dan mencerminkan isi
Ir. Anwar Hadi, MEM b. Nama (para) penulis atau baris kepemilikan (Center, 11 pt, Bold)
Ditulis lengkap tanpa gelar, dengan diberi nomor penulis 1,2...dst
Wakil Ketua Editor
Instansi, Alamat, Telepon, Fax, dan E-mail. (left,, 8 pt) ditulis paling bawah di halaman pertama.
Dra. Arum Prajanti, MEM c. ABSTRACT (UPPERCASE,left, 12 pt, Bold)
Melania Hanny, S.Hut.MT Berisi intisari makalah, cara penyelesaian masalah, dan hasil yang diperoleh, maksimal 300 kata (Sentence case, 11 pt)
Keywords: berisi 5 – 8 kata dalam bahasa Inggris. (Sentence case, 10 pt, Italic)
Editor Pelaksana
d. PENDAHULUAN (UPPERCASE, left, 12pt, Bold)
Ir. Dewi Ratnaningsih
Berisi latar belakang, permasalahan, tujuan, dan ruang lingkup, serta teori yang digunakan untuk menyelesaikan
Rita Mukhtar, M.Si
permasalahan. (Sentence case, 12 pt).
Sri Unon Purwati,S.Si e. METODOLOGI (UPPERCASE, left, 12 pt, Bold)
Dra. Asiah Berisi tentang subjek yang dibahas, alat, bahan, lokasi ( bila ada ) pengukuran, prosedur, dan metode analisis yang
Dra. Alfrida Ester digunakan. (Sentence case,12 pt)
Alfonsus H.Harianja, Sp, M.Sc f. HASIL DAN PEMBAHASAN (UPPERCASE, left, 12 pt, Bold)
Edy Junaedi, S.P., M.Si Berisi penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, gambar, diagram dan/atau lain sebagainya. Pembahasan dilakukan
terhadap hubungan berbagai variabel baik bebas maupun terikat, analisis tentang keterkaitan data dan kesesuaian hasil
Editor Bahasa penelitian terhadap teori yang digunakan berikut alasannya. (Sentence case,12 pt)
Ir .Rina Aprishanty, MA g. SIMPULAN (UPPERCASE, left, 12 pt, Bold)
Retno Puji Lestari, M.Sc Berisi simpulan dari pembahasan. (Sentence case,12 pt)
Rizqika Rahmani, M. Ens h. DAFTAR PUSTAKA (UPPERCASE, left, 12 pt, Bold)
Penulisan daftar pustaka ditulis berdasarkan sistem Vancouver, yaitu menggunakan nomor arab (misal: (1). (1-3) dst)
e-Journal berdasarkan urutan pemunculan (Sentence case, 12pt).
Mansur
Desain Grafis
Uki Nugroho
Redaktur Pelaksana
Ir. Eva Betty Sinaga, M.P
Sekretariat
Medyawati, SKM
Siti Nurhomsah
Ali Fardian, ST., M. Kom
M. Faiz
Cecep Supriyatna
Mitra Bestari
Prof. (r) DR. Yanni Sudiyani (LIPI) Prof. (r) DR. Chairil Anwar Siregar (KLHK)
Prof. DR Hefni Effendi (IPB) Prof. (r) DR. Muhayatun Santosa (Batan)
DR. Budi Haryanto (UI) Prof. (r) DR. Gustan Pari (KLHK)
Alamat Redaksi
Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan - KLHK
Kawasan Puspitek, Gedung 219, Jl. Raya Puspitek Serpong, Tangerang Selatan 15310 Banten - Indonesia
Telp +62-21-7563114, Fax. +62-21-7563115
email : jurnal_ecolab@yahoo.com
Percetakan: CV. Sentra Global Asia, Jl. Kayu Manis Timur No. 4D Utan Kayu Utara, Matraman- Jakarta Timur 13120