CATATAN KINERJA
No Bets :
Mesin :
No fasilitas :
Awal
Tengah
Akhir
Diambil oleh :
Dicek oleh :
- Uji sedimentasi
- Uji viskositas
- PH
- Redispersi
- Freeze-
thawcycling
- Distribusi
ukuran partikel
Larutkan 13,6 g kalium fosfat monobasa P dalam 2 liter air, atur pH hingga 5,0 ± 0,1 dengan
larutan kalium hidroksida P 45% b/b (FI V).
Linieritas adalah kemampuan suatu metode analisis yang memberikan respon secara
langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proporsional terhadap
konsentrasi analit dalam sampel. Linieritas dikatakan baik jika nilai koefisien determinasi r2
> 0,9998 (Bliesner, 2006).
Selektivitas adalah kemampuan untuk memisahkan analit dari hasil degradasi dan
metabolit. Suatu metode dikatakan spesifik jika metode tersebut hanya memberikan respon
untuk beberapa senyawa kimia yang dapat dengan jelas dibedakan satu sama lain. Pada
sistem kromatografi, suatu metode dikatakan selektif jika resolusi > 1,5 (Bliesner, 2006).
Menurut Guideline ICH, faktor simetri puncak dan lebar setengah puncak sebaiknya
dipertimbangkan. Faktor simetri puncak sebaiknya memiliki nilai antara 0,8-1,6 dimana
faktor simetri 1 mencerminkan simetri yang ideal. Kemurnian puncak senyawa yang
dianalisis juga harus ditentukan dengan melihat nilai purity factor. Hal ini dapat dilakukan
pada sistem HPLC yang dilengkapi dengan detektor DAD (diode array detector). Untuk
penentuan identitas puncak, maka seluruh data spektrum dari senyawa standar dengan analit
harus ditentukan dengan melihat nilai match factor.
D. Presisi
Presisi dinyatakan sebagai kedekatan respon terhadap respon lainnya untuk analit
yang sama. Penentuan presisi pada analisi tablet amoksisilin menggunakan kategori
repeatability (intraassay within-day precision) dan presisi intermediet (antara). Repeatability
ditentukan pada saat analisis dilakukan di satu laboratorium, oleh satu analis menggunakan
satu peralatan dan dikerjakan dalam satu hari. Presisi intermediet didapatkan saat analisis
dilakukan dalam satu laboratorium oleh analis yang berbeda selama beberapa hari atau
minggu, menggunakan peralatan, reagen, dan kolom yang berbeda. Presisi biasanya
dinyatakan dalam bentuk standar deviasi (s), baik standar deviasi relatif (RSD) maupun
koefisien variasi (CV). Presisi dinyatakan baik jika nilai RSD yang dihasilkan tidak lebih dari
2% (Bliesner, 2006)..
E. Akurasi
Akurasi merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan antara nilai terukur
dengan nilai yang diterima baik nilai konvensional, nilai sebenarnya atau nilai rujukan.
Akurasi diukur sebagai banyaknya analit yang diperoleh kembali (recovery) pada suatu
pengukuran dengan melakukan spiking pada suatu sampel. Hasil penentuan persen recovery
dikatakan baik jika 98-102 % (Bliesner, 2006).
F. Robustness
1. Referensi:
Lot no 23908
Purnama
Sugeng
4. Peralatan
KCKT no. 1
5. Penyimpangan protokol
Tidak ada penyimpangan terhadap protokol, semua prosedur dilaksanakan sesuai Protokol.
6. Hasil
RSD : 0,24%
Kriteria keberterimaan:
RSD maksimal 2%
Waktu retensi relatif Kriteria keberterimaan antara 2 menit sampai dengan 2,5 menit
Faktor ikutan (tailing faktor) : maksimum 2,5
Pada larutan placebo, fasa gerak, larutan standar dan larutan sampel dan pengamatan pada
kromatogram menujukkan hasil sebagai berikut:
Kromatogram larutan standar dan larutan sampel nampak pada waktu retensi 2.25 menit
Fasa gerak dan larutan placebo tidak memberikan tampilan khromatogram pada waktu
retensi 2.25 menit
Kesimpulan :Metoda cukup spesifik dapat memisahkan amoksisilin dari zat tambahan
Tiga larutan campuran standar amoksisilin dan plasebo dengan konsentrasi amoksisilin 80%,
100% dan 120% yang diuji masing-masing 3 kali.Hasil yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
mg %
Kriteria keberterimaan :
Pengujian dilakukan pada 10 sampel @ 20 tablet amoksisilin. Hasil yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
Rata-rata
SD
RSD
Larutan standar Amoksisilin (100%) diinjeksikan ke sistem KCKT sebanyak 6 kali injeksi,
lakukan pengulangan oleh analis yang berbeda.Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
RSD
Kesimpulan:
Dari hasil pengujian Presisi (Ripitabilitas dan Presisi Antara) di atas, metode analisis tersebut
dinyatakan tepat untuk pengujian Amoksisilin tablet.
Tujuh larutan yang mengandung Larutan Standar Amoksisilin dengan rentang konsentrasi 80
– 120% disuntikkan ke sistem KCKT.Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Larutan Standar disimpan dalam ruangan laboratorium dan dianalisis berulang setiap
hari sampai hari ke-5 untuk menentukan robustness, dalam hal ini stabilitas larutan dan
sistem yang digunakan. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Hari ke Konsentrasi
7. Laporan Deviasi
Pada Uji Robustness untuk menentukan stabilitas larutan amoksisilin : tidak dilakukan
penetapan/pengamatan pada larutan yang disimpan selama 2 hari.Hal tersebut disebabkan
pada hari tersebut alat KCKT digunakan untuk melakukan uji produk lain yang menjadi
prioritas.
8. Pembahasan
Hasil uji Kesesuaian Sistem menunjukkan bahwa sistem KCKT yang dipakai
termasuk kolom, komposisi fase gerak, kecepatan alir telah sesuai untuk melakukan
pengujian kadar amoksisilin dengan alat KCKT. Dengan menggunakan sistem ini waktu
retensi dari amoksisilin adalah 2,25 menit. Hasil uji Spesifisitas/Selektivitas menunjukkan
bahwa metode yang dipakai cukup spesifik dan dapat memisahkan amoksisilin dari zat
tambahan, l. Uji Akurasi memberikan hasil perolehan kembali rata-rata 100,22% dan RSD =
0,78% (Kriteria keberterimaan : perolehan kembali 98– 102% dan RSD maksimal 2% ) dapat
membuktikan bahwa metode cukup akurat. Ketepatan metode pengujian dibuktikan dengan
uji Presisi yang diperoleh dari 2 jenis pengujian yaitu Ripitabilitas dan Presisi Antara.
Ripitabilitas membuktikan keterulangan metode yang dilakukan untuk menguji 10 sampel
yang berbeda, hasil menunjukkan bahwa ripitabilitas sangat baik yaitu hasil 10 pengujian
menunjukan RSD = 0,55% dibandingkan dengan Kriteria keberterimaan < 2%. Pengujian
Presisi Antara yang digunakan untuk membuktikan keterulangan metode yang digunakan
untuk pengujian bila dilakukan oleh 2 analis yang berbeda menunjukkan hasil yang baik yaitu
RSD dari hasil pengujian 2 analis = 0,38%. Dua hasil parameter di atas menunjukkan bahwa
metode yang dipakai tepat untuk penetapan kadar amoksisilin. Hasil pengujian linearitas dan
rentang membuktikan hasil yang linear (r = 0,999) pada rentang kadar 80–120%.Pada uji
Robustness diketahui bahwa walaupun RSD hasil pengujian 4 hari = 1,87% masih di bawah
Kriteria keberterimaan <2% tetapi telah terjadi penurunan kadar dari amoksisilin sebesar 3%
pada hari ke-3. Karena tidak diketahui apakah terjadi penurunan kadar pada hari ke 2, maka
sebaiknya larutan amoksisilin tidak disimpan.
Revalidasi dilakukan bila ada perubahan signifikan pada metode analisis misalnya perubahan
fase gerak, perubahan parameter analisis.
11. Lampiran