Anda di halaman 1dari 51

SMARTWOMEN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PEREMPUAN SEBAGAI


PEMANFAATAN BONUS DEMOGRAFI DALAM RANGKA
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MENUJU INDUSTRI KREATIF
INDONESIA

Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional


PMM AL-HIKMAH
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Disusun oleh :

Arika Sari (06081181621014)


Genda Ananta Rahmat (09021281520110)
Risda Intan Sistyawati (06081181621015)

Dosen Pembimbing :
Ir. M. Ihsan Jambak, M.Sc , MM.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2016
SMARTWOMEN
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PEREMPUAN SEBAGAI
PEMANFAATAN BONUS DEMOGRAFI DALAM RANGKA
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MENUJU INDUSTRI KREATIF
INDONESIA

ABSTRAK
Perempuan memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi, karena
perempuan berkontribusi banyak dalam kegiatan ekonomi non-formal, seperti
UMKM. Namun, banyak sekali hambatan yang dialami perempuan dalam
menjalani usaha mikro, khususnya perempuan-perempuan yang berada di daerah
tertinggal. Tujuan penulisan ini adalah mengetahui cara mengimplementasikan
SMARTWOMEN di daerah pedesaan. Metode penulisan menerapkan pendekatan
knowledge management serta metode kuantitatif dengan metode survey yang
didukung data kualitatif untuk memperkuat alasan penelitian di Desa Talang Putri.
Hasil penulisan menunjukkan bahwa tingkat keberdayaan perempuan pengusaha
mikro di Desa Talang Putri masih rendah dan SMARTWOMEN dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan produktivitas perempuan dalam
rangka pemberdayaan perempuan pengusaha mikro.

Kata kunci : karakteristik perempuan, pemberdayaan perempuan, usaha mikro,


SMARTWOMEN

Penulisan Mahasiswa Universitas Sriwijaya


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia Nya lah kami dapat menyelesaikan karya tulis kami yang berjudul
”SMARTWOMEN. Peningkatan Produktivitas Perempuan Sebagai Pemanfaatan
Bonus Demografi dalam Rangka Pemberdayaan Perempuan Menuju Industri
Kreatif Indonesia”. Dalam penulisan karya tulis penulisan ini, kami banyak
menemukan hambatan-hambatan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Allah SWT. Yang telah memberikan kami kesehatan sehingga kami
dapat menyelesaikan karya tulis penulisan ini dengan baik.
2. Yth. Ir. M. Ihsan Jambak, M.Sc, MM selaku dosen pembimbing dalam
pembuatan Karya tulis penulisan.
3. Yth. Panitia Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional 2016
4. Yth. Kedua Orang tua kami yang telah memberi support dan motivasi
kepada kami sehingga kami semangat untuk mengerjakan penulisan ini.

Kami juga menyadari, bahwa dalam pembuatan karya tulis penulisan ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan guna
penyempurnaan karya tulis penulisan ini.

Palembang, 22 Oktober 2016

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 3
Tujuan Penulisan 3
Manfaat Penulisan 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
4
BAB III METODE PENULISAN
Pendekatan 13
Metode Pembelajaran 13
Metode Peer Learning 13
Metode One-on-One Coaching 14
Metode Workshop 14
Teknik Pengumpulan Data 14
Teknik Pengolahan dan Analisa Data 15
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 16
Proses Pengembangan Organisasi 16
Proses Sosialisasi SMARTWOMEN 16
Proses Pengimplementasian 17
Pelaksanaan SMARTWOMEN 17
Dampak SMARTWOMEN 19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 20
Kesimpulan 20
Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan proyeksi data dari BKKBN, pada tahun 2015-2035
Indonesia akan mengalami fenomena 'bonus demografi'. Bonus demografi ialah
suatu keadaan dimana terjadinya penurunan jumlah penduduk berusia sangat muda
dan sangat tua dalam jangka panjang. Hal ini akan berdampak positif bagi keadaan
ekonomi negara tersebut, dimana terjadi peningkatan jumlah tabungan dari
penduduk produktif sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Namun, bonus demografi juga dapat berdampak negatif apabila tidak
dimanfaatkan secara optimal, khususnya pada daerah tertinggal yang mempunyai
banyak jumlah penduduk miskin, tingkat pendidikan rendah dan sarana serta
prasarana yang kurang memadai.
Di Kota Palembang, salah satu daerah yang tergolong tertinggal ialah
Desa Talang Putri . Dari jumlah penduduk Desa Talang Putri sebanyak 8227 jiwa
dengan jumlah kepala keluarga 2114 KK, sebanyak 777 KK merupakan keluarga
miskin dengan persentase 35,3 %. (Sensus 2010). Tingkat pendidikan di Desa
Talang Puteri juga tergolong rendah. Sebanyak 76% (1103 penduduk) di Desa
Talang Putri tidak tamat SD. Ini merupakan persentase terbesar jika dibandingkan
dengan tingkat pendidikan yang lain. Minimnya tingkat pendidikan di Desa Talang
Putri disebabkan oleh pola pikir penduduk yang masih beranggapan bahwa sekolah
untuk mencari pekerjaan. Ketika sudah bekerja, maka tidak perlu sekolah. Selain
itu karena keterbatasan ekonomi untuk membiayai sekolah, maka penduduk lebih
memilih untuk mencari pekerjaan agar dapat memenuhi kebutuhan .
Melihat fakta ini, pengembangan sumber daya manusia dirasakan
semakin penting. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, pembangunan nasional
merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, dan masyarakat Indonesia yang
dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional, dengan
memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan
tantangan perkembangan global.
Tujuan dari pengembangan sumber daya manusia menurut Hasibuan
(2003:70-72) diantaranya meliputi: (a) meningkatkan produktivitas kerja, (b)
meningkatkan efisiensi, (c) mengurangi kerusakan, (d) mengurangi tingkat
kecelakaan karyawan, (e) meningkatkan pelayanan yang lebih baik, (f) moral
karyawan lebih baik, (g) kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan semakin
besar, (h) technical skill, human skill, dan managerial skill semakin baik, (i)
kepemimpinan seorang manajer akan semakin baik, (j) balas jasa meningkat karena
prestasi kerja semakin besar, (k) akan memberikan manfaat yang lebih baik bagi
masyarakat konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau pelayanan
yang lebih bermutu.
Perempuan sebagai sumber daya manusia merupakan aset yang harus
diberdayakan, karena kontribusi kaum perempuan dalam bidang ekonomi cukup
banyak berperan, khususnya pada sektor informal seperti usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM). Persentase perempuan yang menjalankan seluruh usaha
mikro dan kecil mencapai 39 persen, dan persentase perempuan yang menjalankan
usaha menengah dan besar ialah 18 persen (Sensus Ekonomi 2006).
Desa Talang Putri merupakan desa dimana terdapat kaum perempuan
yang bekerja, baik dalam suatu lembaga maupun sebagai pengusaha. Berdasarkan
penelitian yang telah kami lakukan sebelumnya, tingkat keberdayaan perempuan
melalui pengembangan usaha mikro di Desa Talang Putri yang diukur yakni
kesejahteraan, akses, kesadaran kritis, partisipasi, dan kontrol tergolong dalam
kategori rendah (52.16%).
Masih banyak perempuan yang belum mengembangkan usaha mikro
dikarenakan kurangnya dukungan dari instansi terkait untuk pelatihan dalam
mengembangkan usaha mikro. Keterbatasan yang dialami perempuan dalam
menjalani usaha mikro antara lain ketiadaan ilmu pengetahuan untuk
memanfaatkan potensi yang ada, sulitnya akses terhadap modal dan pelayanan
konsultasi bisnis, prosedur yang rumit dan status hukumnya (ijin usaha). Oleh
karena itu, penulis menggagas suatu konsep pemberdayaan perempuan agar
perempuan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk berdikari.
SMARTWOMEN merupakan program investasi sumber daya manusia
melalui pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
perempuan baik dari segi pengetahuan maupun ketrampilan. Dengan adanya
SMARTWOMEN, perempuan sebagai sumber daya manusia diharapkan dapat
memaksimalkan perannya sebagai agen pemanfaatan bonus demografi.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah Penulisan dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi dalam meningkatkan produktivitas perempuan usaha
mikro di pedesaan?
2. Bagaimana cara mengimplementasikan SMARTWOMEN untuk
memberdayakan perempuan dalam rangka pembangunan nasional?
3. Bagaimana dampak SMARTWOMEN terhadap penyiapan perempuan desa
dalam menghadapi bonus demografi?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan strategi peningkatan produktivitas perempuan usaha mikro
di pedesaan
2. Mengetahui cara mengimplementasikan SMARTWOMEN di pedesaan
untuk memberdayakan perempuan menuju kestabilan ekonomi Indonesia.
3. Mengetahui dampak pengimplementasian SMARTWOMEN terhadap
penyiapan perempuan desa dalam menghadapi bonus demografi.
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan ini memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi akademisi
Penulisan ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk
memberdayakan perempuan khususnya di daerah desa tertinggal.
2. Bagi Tim Pengembangan Sumber Daya Manusia (Community Developer)
Penulisan ini dapat menjadi bahan serta pembelajaran dalam menyusun
perencanaan program sumber daya manusia yang lebih baik.
3. Bagi masyarakat
Penulisan ini dapat menambah pengetahuan cara meningkatkan keberdayaan
perempuan usaha mikro melalui smartwomen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bonus Demografi


Bonus demografi adalah suatu fenomena dimana struktur penduduk
sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia
produktif sangat besar, sedang proporsi usia muda sudah semakin kecil dan proporsi
usia lanjut belum banyak. Pada tahun 2020-2030, Indonesia akan memiliki sekitar
180 juta orang berusia produktif, sedang usia tidak produktif sekitar 80 juta jiwa,
atau 10 orang usia produktif hanya menanggung 3-4 orang usia tidak produktif,
sehingga akan terjadi peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan nasional.
Bonus Demografi harus dioptimalkan semaksimal mungkin demi
pertumbuhan ekonomi melalui investasi sumber daya manusia yang modern.
Ledakan penduduk usia kerja ini akan memberikan keuntungan ekonomi apabila
memenuhi persyaratan sebagai berikut. 1) Penawaran tenaga kerja (labor supply)
yang besar akan meningkatkan pendapatan per kapita jika mendapat kesempatan
kerja yang produktif. 2). Adanya peranan perempuan, yaitu jumlah anak sedikit
memungkinkan perempuan memasuki pasar kerja dan membantu peningkatan
pendapatan. 3). Adanya tabungan (savings) masyarakat yang diinvestasikan secara
produktif. 4). Modal manusia (human capital) yang berkualitas jika ada investasi
untuk itu.

2.2 Daerah Tertinggal


Daerah tertinggal ialah daerah dengan pencapaian pembangunan
yang rendah dan diperhitungkan memiliki indeks kemajuan pembangunan ekonomi
dan sumberdaya manusia di bawah rata-rata indeks nasional.(Sesuai dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 5 tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014).
2.3 Usaha Mikro
Menurut Tambunan (2012) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. UMKM dibagi menjadi tiga
jenis usaha berdasarkan pada nilai aset awal (tidak termasuk tanah dan bangunan),
omset rata-rata per tahun atau jumlah pekerja tetap.
Karakteristik-karakteristik UMKM menurut Tambunan (2012) adalah:
1. Jumlah perusahaan sangat banyak (jauh melebihi jumlah usaha besar)
terutama dari kategori usaha mikro dan usaha kecil. Dan hal ini juga
didasarkan pada karakter usaha mikro dan usaha kecil yang tersebar
diseluruh pelosok pedesaan termasuk di wilayah yang relatif terisolasi.
2. Karena sangat padat karya, berarti mempunyai suatu potensi pertumbuhan
kesempatan kerja yang sangat besar, pertumbuhan UMKM dapat
dimasukkan sebagai suatu elemen penting dari kebijakan-kebijakan
nasional untuk meningkatkan kesempatan kerja dan menciptakan
pendapatan, terutama bagi masyarakat miskin.
3. Kegiatan-kegiatan produksi dari kelompok UMKM pada umumnya dari
berbasis pertanian. Oleh karena itu upaya-upaya pemerintah mendukung
UMKM sekaligus juga merupakan cara tak langsung, tetapi efektif untuk
mendukung pembangunan dan pertumbuhan produksi disektor pertanian.
4. UMKM memakai teknologi-teknologi yang lebih “cocok” terhadap
proporsi-proporsi dari faktor-faktor produksi dan kondisi lokal yang ada di
negara sangat berkembang, yakni sumber daya alam (SDA) dan tenaga kerja
berpendidikan rendah yang berlimpah.
5. Banyak UMKM bisa tumbuh pesat. Bahkan, banyak UMKM bisa bertahan
pada saat ekonomi Indonesia dilanda suatu krisis besar pada tahun
1997/1998.
6. Walaupun pada umumnya masyarakat pedesaan miskin, banyak bukti yang
menunjukkan bahwa orang-orang desa yang miskin bisa menabung dan
mereka mau mengambil risiko dengan melakukan investasi. Dalam hal
ini,UMKM bisa menjadi suatu titik permulaan bagi mobilisasi
tabungan/investasi di perdesaan dan disisi lain bisa meningkatkan
kemampuan berwirausaha dari orang-orang desa.
7. Kelompok usaha ini dapat memainkan suatu peran penting lainnya, yaitu
sebagai suatu alat untuk mengalokasikan tabungan-tabungan perdesaan,
yang kalau tidak akan digunakan untuk maksud-maksud yang tidak
produktif.
8. Walaupun banyak barang yang diproduksi oleh UMKM juga untuk
masyarakat kelas menegah dan atas, tetapi terbukti secara umum bahwa
pasar utama bagi UMKM adalah untuk barang-barang konsumsi sederhana
denganharga relatif murah seperti pakaian jadi, mebel dari kayu, alas kaki
dan lainnya yang memenuhi kebutuhan sehari-hari dari masyarakat miskin
atau berpendapatan rendah.
9. Sebagai bagian dari dinamikanya, banyak juga UMKM yang mampu
meningkatkan produktivitasnya lewat investasi dan perubahan teknologi.
10. Seperti sering dikatakan dalam literatur, satu keunggulan dari UMKM
adalah tingkat fleksibilitasnya yang tinggi, relatif terhadap pesaingnya
(usaha besar).
Usaha mikro berasaskan kekeluargaan, demokrasi ekonomi, kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

2.3.1 Ciri-ciri usaha mikro


Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu
dapat berganti ; Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat
pindah tempat; Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun,
dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha; Sumber daya
manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai;
Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah; Umumnya belum akses kepada
perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non
bank; Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
2.3.2 Contoh usaha mikro
Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan
pembudidaya; Industri makanan dan minuman, industri meubel, pengolahan kayu
dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat; Usaha perdagangan seperti kaki
lima serta pedagang di pasar dll; Peternakan ayam, itik dan perikanan; Usaha jasa-
jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit.

2.4 Pemberdayaan Perempuan


Pemberdayaan memang berkaitan erat dengan pilihan, kontrol, dan
kekuasaan seseorang. Sruktur kekuasaan –yang memilikinya, sumber daya apa, dan
bagaimana memanfaatkannya- secara langsung mempengaruhi pilihan perempuan
untuk dapat memanfaatkannya dalam kehidupan mereka.
Tabel 2. Perbedaan konsep pemberdayaan perempuan
Malhotra (2002) Linda Mayoux (2001b:18)
Pemberdayaan perempuan Pemberdayaan merupakan perubahan,
merupakan kemampuan untuk pilihan, dan kekuasaan. Ini merupakan
membuat suatu keputusan dan sebuah proses perubahan dimana
memengaruhi hasil yang berguna bagi individu atau kelompok dengan sedikit
diri mereka sendiri dan keluarga. atau tanpa kekuasaan memperoleh
kekuasaan dan kemampuan untuk
membuat pilihan yang dapat
mempengaruhi kehidupan mereka.
Longwe (1989, 1991 dalam Mayoux, 2005a) menyatakan bahwa terdapat
lima unsur yang perlu diperhatikan dalam proses pemberdayaan perempuan, yaitu
sebagai berikut:
a. Welfare (Kesejahteraan)
Aspek ini dikatakan salah satu aspek yang penting dalam upaya peningkatan
pemberdayaan perempuan. Kesejahteraan ini dibagi ke dalam tiga unsur utama
berikut (Claros dan Zahidi, 2005:2-5). Partisipasi ekonomi perempuan, langkah
penting untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga dan mendorong
pembangunan ekonomi negara secara keseluruhan. Pencapaian pendidikan, tanpa
memperoleh pendidikan yang memadai, perempuan tidak mampu mengakses
pekerjaan sektor formal, mendapatkan upah yang lebih baik, berpartisipasi dalam
pemerintahan dan mencapai pengaruh politik. Kesehatan dan kesejahteraan, terkait
dengan perbedaan substansial antara perempuan dan laki-laki dalam mengakses
nutrisi yang cukup, kesehatan, fasilitas reproduksi, dan untuk mengemukakan
keselamatan fundamental dan integritas seseorang.
b. Access (Akses)
Dalam bahasa Longwe, akses diartikan sebagai kemampuan perempuan
untuk dapat memperoleh hak/akses terhadap sumberdaya produktif seperti tanah,
kredit, pelatiham, fasilitas pemasaran, tenaga kerja, dan semua pelayanan publik
yang setara dengan perempuan. Akses terhadap teknologi dan informasi juga
merupakan aspek penting lainnya. Melalui teknologi dan informasi, perempuan
dapat meningkatkan produktivitas ekonomi dan sosial mereka dan mempengaruhi
lingkungan tempat ia tinggal. Tanpa akses, pemahaman, serta kemampuan untuk
menggunakan teknologi informasi, perempuan miskin jauh lebih termarjinalisasi
dari komunitasnya, negaranya, dan bahkan dunia.
c. Consientization (Kesadaran kritis)
Pemahaman atas perbedaan peran jenis kelamin dan peran gender dan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
d. Participation (Partisipasi)
Kesetaraan partisipasi perempuan dalam proses pembuatan keputusan,
pembuatan kebijakan, perencanaan, dan administrasi. Partisipasi ini merujuk pada
keterwakilan perempuan yang setara dalam struktur pembuatan keputusan baik
secara formal maupun informal, dan suara mereka dalam penformulasian kebijakan
mempengaruhi masyarakat mereka (Claros dan Zahidi, 2005:4)
e. Equality of Control (Kesetaraan dalam kekuasaan)
Kesetaraan dalam kekuasaan atas faktor produksi, dan distribusi keuntungan
sehingga baik perempuan maupun laki-laki berada dalam posisi yang dominan.
2.5 2.5 Produktivitas
2.5.1 Pengertian Produktivitas
Menurut Sinungan (2003:16), pengertian produktivitas dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu :
a. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain ialah
ratio daripada apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan
peralatan produksi yang dipergunakan (input).
b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik
daripada kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.
c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor
esensial, yakni: investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan
penggunaan teknologi serta riset; manajemen dan tenaga kerja.
Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan
tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara produktivitas
untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya
kualitas yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara
terpadu SDM dan ketrampilan, informasi ,energi dan sumber-sumber lain menuju
pengembangan dan peningkatan standar hidup untuk seluruh masyarakat.
Sedangkan menurut formulasi National Productivity Board (NPB)
Singapore dalam Sedarmayanti (2001:56) dikatakan bahwa “produktivitas adalah
sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk melakukan
peningkatan perbaikan. Dengan mengadakan perbaikan tersebut, diharapkan akan
dapat menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan standar kehidupan
yang lebih tinggi.”
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dari dimensi yang
memperhitungkan unsur teknik dan informasi menurut Sinungan (2003:35) yaitu :
1) Faktor eksternal; iklim ekonomi, pasar, perubahan dan 2) Faktor Internal;
Organisasi, Masyarakat, Informasi, Pengembangan teknologi.
Tingkat produktivitas yang dicapai merupakan suatu indikator terhadap
efisiensi dan kemajuan ekonomi untuk ukuran suatu bangsa, suatu industri maupun
untuk ukuran pendidikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas seperti diungkapkan oleh
Sedarmayanti (2003:45) yang dikutip dari Seismeiser antara lain:
a. Technological development, yang terdiri atas; Raw materials, job
layout dan methods.
b. Knowledge, yang terdiri atas; Educations, experience dan training
interest.
c. Skill, yang terdiri atas; Attitude dan personality
d. Motivations
e. Social Conditions, yang terdiri atas; organization conditions,
leadership climate, organizations efficieny, union.
f. Individual needs, physiological, and social egoistic; yang terdiri dari
individualism personal, job activities, education, experience, union.
Dari beberapa penjelasan diatas sisi penggunaan teknologi dan pendidikan
serta pelatihan yang berada pada urutan pertama dan kedua hal ini menunjukkan
faktor yang paling dianggap paling dominan adalah teknologi dan pendidikan serta
pelatihan.

2.5.2 Unsur-Unsur Produktivitas


Mathias Aroef (dalam Friyatiningsih, 2003:39) mengemukakan unsur-
unsur produktivitas sebagai berikut :
a. Efisiensi
Efesiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan pemakaian
masukan yang direncanakan dengan pemakaian masukan yang sebenarnya
dilaksanakan, karena itu pengertian efesiensi berorientasi pada masukan.
b. Efektivitas
Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran
seberapa jauh target dapat tercapai dengan baik secara kuantitas maupun waktu.
c. Kualitas
Produktivitas bukan hanya berhubungan dengan hal yang kuantitatif
saja, tetap berhubungan dengan kualitas.
2.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Menurut Simanjuntak (1998:39), produktivitas kerja dipengaruhi oleh :

a. Kualitas dan Kemampuan Karyawan


Kualitas dan kemampuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
pelatihan, motivas kerja, etos kerja, mental dan kemampuan fisik pekerja yang
bersangkutan. Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja yang langsung
dengan pelaksanaan tugas, akan tetapi juga landasan untuk perkembangan diri
serta kemampuan memanfaatkan semua sarana yang ada di sekitar untuk
kelancaran pelaksanaan kerja. Pelatihan kerja melengkapi pekerja dengan
ketrampilan dan cara-cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Bagi
perusahaan, program dan penawaran fasilitas pelatihan merupakan investasi
berharga yang hasilnya diperoleh kembali dalam bentuk peningkatan
produktivitas kerja karyawannya. Pemupukan motivasi, etos dan sikap kerja yang
berorientasi kepada produktivitas membutuhkan waktu yang lama dan
memerlukan teknik-teknik tertentu, antara lain dengan menciptakan iklim dan
lingkungan kerja yang menyenangkan dan hubungan industrial yang serasi.
b. Sarana pendukung
Sarana pendukung untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan
perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Menyangkut lingkungan kerja, termasuk penggunaan teknologi dan cara
produksi, sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat
keselamatan dan kesehatan kerja serta suasana dalam lingkungan kerja.
2. Menyangkut kesejahteraan pekerja yang tercermin dalam sistem
pengupahan dan jaminan sosial serta jaminan kelangsungan kerja
c. Suprasarana
Aktivitas perusahaan tidak terjadi dalam isolasi. Apa yang terjadi dalam
perusahaan dipengaruhi oleh apa yang terjadi diluarnya., seperti sumber-sumber
faktor produksi yang akan digunakan, prospek pemasaran, perpajakan, lingkungan
hidup dan lain-lain.
2.5.4 Manfaat Peningkatan Produktivitas
Manfaat peningkatan produktivitas menurut Sedarmayanti(2001:60) yaitu:
a. Meningkatnya pendapatan (income) dan jaminan ssosial. Hal tersebut akan
memperbesar kemampuan (daya) untuk membeli barang dan jasa ataupun
keperluan hidup sehari-hari, sehinga kesejahteraan akan lebih baik.
b. Meningkatnya hasrat dan martabat serta pengakuan terhadap potensi individu
c. Meningkatkan motivasi kerja dan keinginan berprestasi.

2.5.5 Pendidikan dan Pelatihan


Pendidikan dan pelatihan merupakan dua hal yang sama maksud
pelaksanaanya, namun ruang lingkup yang membedakan karakteristik kedua
kegiatan tersebut. Pendidikan merupakan prasyarat untuk perkembangan
penelitian-ilmu pengetahuan-teknologi. Rumusan nasional tentang istilah
‘pendidikan’ adalah : “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang.” (UURI No.2 Tahun 1989 Pasal 1, Bab1).
Pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan ,
pengertian , dan sikap tenaga kerja sehingga mereka bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerja mereka. Pendidikan berhubungan dengan menambah
pengetahuan umum dan pengertian seluruh lingkungan kerja. Pendidikan bertujuan
untuk mengembangkan SDM agar mempunyai kemampuan yang tinggi.
Pelatihan merupakan proses membantu para tenaga kerja untuk
memperoleh efektivitas dalam pekerjaan mereka sekarang atau yang akan datang
melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan,
pengetahuan dan sikap yang layak. Menurut Moekijat (1998:91), tujuan pendidikan
dan pelatihan secara umum adalah :
a. Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan cepat dan lebih efisien
b. Untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan secara rasional
c. Untuk mengembangkan sikap sehingga menimbulkan keamanan
kerjasama teman-teman dan pegawai.
BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Pendekatan (Approach)


Dalam penulisan karya tulis ini menggunakan pendekatan terhadap
knowledge management . Pendekatan terhadap knowledge management berupa
pendekatan yang bertujuan untuk mengelola pengetahuan agar lebih terstruktur
sehingga pengguna dapat meningkatkan aset pengetahuannya, beradaptasi,
meningkatkan produktivitasnya dan juga mengkomunikasikan ilmunya dengan
baik.
Pengetahuan yang dikelola dalam pendekatan ini terbagi menjadi dua,
yaitu pengetahuan eksplisit (explicit knowledge) dan pengetahuan implisit (tacit
knowledge). Pengetahuan eksplisit ialah pengetahuan yang dikelola dalam bentuk
dokumen seperti laporan, buku , dan artikel , sedangkan pengetahuan implisit
pengetahuan yang berada dalam pikiran manusia yang sulit untuk dikomunikasikan,
sehindda hanya bisa diserap orang lain melalui transfer pengetahuan (sharing,
workshop dan training).

3.2 Metode Pembelajaran


Metode pembelajaran ini tidak terlepas dari aspek sharing dan
transfering pada konsep manajemen pengetahuan (Knowledge Management). Pada
tahap ini. Metode yang akan digunakan dalam men-sharing dan men-transfer
pengetahuan ialah sebagai berikut :

3.2.1 Metode peer learning


Metode peer learning adalah metode pembelajaran yang melibatkan
antar partisipan untuk saling berbagi ide , pengalaman dan dukungan emosional.
Dalam metode pembelajaran ini, materi difokuskan pada pembimbingan mental dan
pola pikir menjadi pengusaha .
Selain itu, materi yang diberikan juga berisi tentang pengetahuan
mengenai analisis SWOT usaha, analisis pasar, manajemen dan organisasi, serta
permodalan. Para perempuan juga diajarkan untuk saling belajar satu sama lain agar
suatu hari nanti mereka dapat bekerja sama membangun usaha baru.

3.2.2 One-on-one coaching


Dalam metode pembelajaran ini, para perempuan diberi akses untuk
berkonsultasi dan mendiskusikan secara langsung dengan konsultan
berpengalaman mengenai pengembangan usaha mereka. Diskusi ini difokuskan
pada strategi tentang distribusi, marketing dan akuntansi dimana pengetahuan
mengenai ketiga bidang ini masih sangat awam untuk perempuan desa. Dalam
metode one-on-one coaching ini , diharapkan informasi yang aplikatif dapat
berguna untuk usaha mereka , sehingga mereka bisa mengobservasi dan tau apa
yang harus dilakukan terhadap usaha mereka.

3.2.3 Metode workshop


Dalam metode pembelajaran ini, para perempuan diberi pelatihan skill
secara teori dan praktik. Workshop yang diberikan berupa pelatihan memasak
makanan tradisional dan pelatihan pembuatan produk souvenir berbasis bahan baku
lokal. Dalam workshop ini juga hadir Tujuan lain dari workshop ini ialah agar
perempuan desa berpartisipasi aktif dalam pembangunan desa menuju desa
unggulan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden yaitu 36
perempuan yang mengembangkan usaha mikro. Pengumpulan data primer
didukung dengan kuisioner berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh data
berupa jawaban-jawaban dari para responden serta ditujukan untuk memperoleh
informasi yang relevan dengan tujuan Penulisan. Pengumpulan data penulisan ini
juga menggunakan observasi (pengamatan langsung) yang dilakukan oleh penulis
di Desa Talang Putri.
Selain itu dilakukan wawancara mendalam dengan aparat Desa Talang
Putri, Ketua Gabungan Kelompok Tani Desa Talang Putri dan Ketua Kelompok
Wanita Tani Desa Talang Putri. Data sekunder yang digunakan dalam penulisan ini
diperoleh dari dokumen pihak-pihak terkait dan berbagai literatur yang relevan
dengan penulisan ini, yaitu buku, jurnal penulisan, karya tulis dan internet. Data
primer dan sekunder ini berisi data mengenai kondisi perempuan di Desa Talang
Putri. Dalam pembelajaran SMARTWOMEN, materi didapatkan dari berbagai
literatur, artikel, buku, internet dan jurnal yang berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan.

3.54 Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Data mengenai kondisi perempuan di Desa Talang Putri diperoleh dari
hasil kuisioner. Data kuesioner yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Setelah
seluruh data terkumpul, dilakukan pengkodean data. Setelah itu, dilakukan
perhitungan persentase jawaban responden yang dibuat dalam bentuk tabel tabulasi
silang dan diolah secara statistik dengan menggunakan software SPSS (Statistical
Program for Social Sciences) for Windows versi 16.0. Beberapa variabel disajikan
dalam bentuk tabel frekuensi yaitu karakteristik perempuan (umur, tingkat
pendidikan, status perkawinan, dan jumlah tanggungan), karakteristik usaha mikro
(formalitas, organisasi dan manajemen, pola/sifat proses produksi, sumber modal).
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

Upaya Pemberdayaan Perempuan dalam Usaha Mikro Melalui


“SMARTWOMEN”.

4.1 Definisi SMARTWOMEN


SMARTWOMEN adalah suatu program pemberdayaan perempuan di
desa tertinggal berbasis manajemen pengetahuan (knowledge management) melalui
pelatihan lifeskill dan kewirausahaan untuk meningkatkan produktivitas
perempuan desa, sehingga dapat meningkatkan ekonomi keluarga dan ekonomi
desanya secara comprehensif, sistematis dan berkesinambungan. Program ini
menekankan konsep pemberdayaan perempuan sebagai proses pemberian kekuatan
kepada perempuan desa yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan
kepekaan terhadap perkembangan sosial dan ekonomi sehingga pada akhirnya
mereka mampu memperbaiki dan meningkatkan kedudukannya di masyarakat.

4.2 Metode Pengembangan


Kerangka kerja tahap pengembangan program SMARTWOMEN akan
dibagi dalam 3 tahapan, yaitu : proses pengembangan organisasi, proses tahap
sosialisasi, dan proses tahap pengimplementasian SMARTWOMEN. Dengan
penjelasan tahap tersebut sebagai berikut :

1. Proses Pengembangan Organisasi


Proses pengembangan organisasi merupakan tahap awal dalam
pembentukan smartwomen untuk memberdayakan perempuan Desa tertinggal.
Pada tahap ini akan disusun kerangka-kerangka organisasi secara garis besar seperti
struktur organisasi, perancangan program kerja, pelatihan kader-kader, pembagian
tugas, serta evaluasi akhir. Pada tahap ini juga akan dievaluasi desa-desa yang mana
saja yang masyarakatnya dianggap belum diberdayakan maksimal untuk nantinya
dilaksanakan program SMARTWOMEN.
2. Proses Soliasisasi Smartwomen
Setelah proses tahap pengembangan organisasi selesai, tahap
berikutnya ialah sosialiasi program SMARTWOMEN ke desa-desa yang termasuk
kedalam program-program kerja SMARTWOMEN. Pada tahap ini nantinya akan
berkoordinasi dengan pihak terkait (Kepala desa, Ketua RW dan perangkat desa)
untuk mensosialisasikan kepada masyarakat desa mengenai program kerja
SMARTWOMEN, visi-misi, tujuan serta manfaat bagi masyarakat dengan
mengikuti program dari SMARTWOMEN.

3. Proses Pengimplementasian

Setelah proses sosialisasi dilakukan pada desa-desa yang termasuk


dalam program kerja SMARTWOMEN , maka tahap selanjutnya ialah
mengimplementasikan program dengan menyusun serta menginformasikan jadwal
kegiatan kepada masyarakat serta melaksanakan program-program yang telah
direncanakan sebelumnya dengan berkoordinasi kepada perangkat desa.

4.3 PELAKSANAAN SMARTWOMEN


4.3.1 Materi Pelatihan

4.3.1.1. Aktivitas metode pembelajaran peer-learning

Pelatihan 1 – Materi Dasar-Dasar Kewirusahaan

Materi dalam pelatihan pertama yaitu materi dasar-dasar


kewirausahaan. Pemberian materi ini bertujuan agar perempuan dapat mempunyai
“mindset” dan dasar pengetahuan yang baik dalam berbisnis. Materi tersebut
meliputi : bagaimana cara memulai bisnis, mengembangkan rencana bisnis,
mendapatkan pembiayaan untuk bisnis, mempekerjakan dan melatih karyawan ,
memulai menjalankan bisnis, mengembangkan bisnis sesuai minat, dasar-dasar
memulai bisnis (Analisis SWOT), struktur hukum dari bisnis , membuat rencana
bisnis, mengumpulkan dokumentasi, mendapatkan pembiayaan , mempekerjakan
karyawan, pelatihan karyawan, dan strategi marketing bisnis.
Pelatihan 2 – Materi Manajemen waktu

Materi dalam pelatihan kedua yaitu materi manajemen waktu.


Pemberian materi ini agar perempuan dapat memaksimalkan waktu yang ada.
Materi tersebut meliputi : mengelola waktu secara efektif , membuat Gol CERDAS,
memprioritaskan tujuan, penanaman mindset “time is money”, bagaimana cara
memprioritaskan waktu, membuat perencanaan bijak, menggunakan to do list ,
menanggulangi penundaan, manajemen krisis, membuat rencana, menggunakan
kalender, dan membuat pertemuan berkala.

Pelatihan 3 - Personal Branding


Materi dalam pelatihan ketiga yaitu materi personal branding. Materi
ini bertujuan agar perempuan memiliki “attitude” bisnis yang baik. Materi meliputi:
Mengelola kepercayaan diri , memahami bagaimana untuk mempertajam branding,
mengelola sifat mudah menyerah, penampilan itu penting , membangun jaringan
bisnis, manajemen merek selama krisis , keterampilan komunikasi verbal ,
keterampilan komunikasi non-verbal, problem solving Skill , memahami negoisasi
, jenis negosiasi, keterampilan negosiasi yang sukses, bertukar informasi ,
berurusan dengan isu-isu yang sulit, mengelola kepercayaan diri.

4.3.1.2 Aktivitas Kegiatan Workshop :


Aktivitas kegiatan workshop berupa pelatihan memasak makanan
tradisional khas Indonesia , pelatihan pembuatan souvenir , pelatihan pemanfaatan
bahan baku lokal yang dapat dimanfaatkan untuk kewirausahaan.

4.3.1.3 Aktivitas Kegiatan one-on-one coaching :


Aktivitas kegiatan one-on-one coaching berupa konsultasi secara
langsung permasalahan yang ditemui dalam menjalani usaha. Dalam kegiatan ini,
partisipan diberi kesempatan untuk bertanya dan meminta solusi terhadap kendala
yang ditemuinya dalam menjalani usaha
4.3.2 Dampak SMARTWOMEN
Secara teoritis, pengimpelemtasian SMARTWOMEN pada desa-desa
tertinggal akan dapat membantu memanfaatkan bonus demografi yang terjadi di
indonesia. Karena masalah utama yang ditimbulkan oleh bonus demografi ialah
lapangan kerja yang kurang memadai serta minimnya pemberdayaan suatu
organisasi terhadap masyarakat-masyarakat didesa terluar, terdepan dan terpencil
dengan pengimpelemtasian program-program SMARTWOMEN maka dampak
bonus demografi akan dapat diubah menjadi positif dalam konteks meningkatkan
produktivitas ekonomi masyarakat indonesia. Sedangkan secara praktis ,
pengimplementasian smartwomen pada desa-desa tertinggal dapat membantu
masyarakat dalam meningkatkan ekonominya dan desa serta dapat menurunkan
angka ketidakberdayaan perempuan pada desa-desa tertinggal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Program SMARTWOMEN hadir sebagai pemecahan solusi
pemanfaatan bonus demografi. Dalam program SMARTWOMEN perempuan-
perempuan desa dibina dan didik untuk dapat menjadi pengusaha kecil-kecilan.
Pengimplementasian program SMARTWOMEN untuk perempuan-perempuan
desa dapat dilakukan dengan 3 metode secara garis besar, yaitu metode peer
learning, metode one-on-one coaching dan metode workshop. Pada metode peer
learning, para perempuan desa diajak untuk mengembangkan mental sebagai
seorang pengusaha. Kemudian, pada metode one-on-one coaching para perempuan
diberi akses untuk berkonsultasi dan mendiskusikan secara langsung dengan
konsultan berpengalaman mengenai pengembangan usaha mereka. Selanjutnya
metode workshop para perempuan diberi pelatihan skill secara teori dan praktik .
Metode Pogram SMARTWOMEN memiliki dampak positif yang sangat besar
terhadap pemanfaatn akan adanya bonus demografi. Manfaat digalangkannya
program SMARTWOMEN yaitu dapat membantu masyarakat dalam
meningkatkan ekonomi-nya dan desa serta dapat menurunkan angka
ketidakberdayaan perempuan pada desa-desa tertinggal.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penulisan, maka dapat ditarik beberapa hal yang
dapat dijadikan masukan atau saran diantaranya sebagai berikut:
1. Komunitas lain sebaiknya mengembangkan informasi mengenai
SMARTWOMEN
2. Adanya peran teknologi lebih lanjut dalam pengimplementasian
SMARTWOMEN
DAFTAR PUSTAKA
Karsidi R. 2007. Pemberdayaan Masyarakat Untuk Usaha Kecil dan Mikro
(Pengalaman Empiris di Wilayah Suarakarta Jawa Tengah). Dalam Jurnal
Penyuluhan. [Internet]. [Diunduh 20 September 2016]. 03(02):136-145. Tersedia
pada: https://journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/view/2161

Data Monografi Desa Talang Puteri. 2016.

Dokumen Desa Talang Puteri. 2016.

Karsidi R. 2007. Bonus Demografi Modal Membangun Bangsa. Dalam Jurnal


Penyuluhan. [Internet]. [Diunduh 20 September 2016]. 03(02):136-145. Tersedia
pada: https://jurnal.unimus.ac.id

Andriani Merry.2013. Pemberdayaan Pemuda Melalui Kewirausahaan Pemuda.


Dalam Jurnal Kewirausahaan [Internet]. [Diunduh pada 18 September 2016].
Tersedia pada http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id

Sri Marwanti. 2012. Model Pemberdayaan Perempuan Miskin Melalui


Pengembangan Kewirausahaan Keluarga Menuju Ekonomi Kreatif d Kabupaten
Karanganyar. Dalam jurnal SEPA Vol.9 No 1-09-2012:134-144. [Diunduh pada
18 September 2016]. Tersedia pada http://jurnal.uns.ac.id

Susanti Kurniawati. 2013. Knowledge Management. Dalam Jurnal Organisasi


Universitas Pendidikan Indonesia [Internet]. [Diunduh pada 23 September 2016].
Tersedia pada http://upi.ac.id
LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Penulis


 Nama Lengkap : Genda Ananta Rahmat
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Tempat, Tanggal Lahir : Tanjung Pering, 21 September 1996

 Alamat : Jln Simpang pering, Kec indralaya


utara , Kab Ogan Ilir, Prov Sumsel
 NomorTelepon/HP : 08983041010
gendaanantarahmat@gmail.com
 Nama Perguruan Tinggi : Universitas Sriwijaya
 Fakultas : Ilmu Komputer
 Jurusan/Departemen : Teknik Informatika

Anggota 1
 Nama Lengkap : Arika Sari
 JenisKelamin : Perempuan
 Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 16 Juni 1998
 Alamat : Jalan Nafta, 290. D Komperta
 NomorTelepon/HP/E-mail : 0711594948/ 081532781364
arikasari1998@gmail.com
 Nama Perguruan Tinggi : Universitas Sriwijaya
 Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
 Jurusan/Departemen : Pendidikan Matematika

Anggota 2
 Nama Lengkap : Risda Intan Sistyawati
 JenisKelamin : Perempuan
 Tempat, Tanggal Lahir : Betung, 26 Agustus 1998
 Alamat : Jalan Palembang Jambi No. 08 .
 NomorTelepon/HP/E-mail : 085788839433/
risdaintan98@gmail.com
 Nama Perguruan Tinggi : Universitas Sriwijaya
 Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
 Jurusan/Departemen : Pendidikan Matematika
Lampiran 2. Denah lokasi penelitian
Peta Desa Talang Puteri, Kecamatan Plaju, Kota Palembang

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Keterangan:
Nama Wilayah: Desa Talang Puteri, Kecamatan Plaju, Kota Palembang

Lampiran 3. Kondisi Desa Talang Putri


Kondisi Geografis:
Penelitian ini dilakukan di Desa Talang Putri. Desa Talang Putri merupakan
salah satu desa di Kecamatan Plaju yang mempunyai luas wilayah 168 Ha. Batas-
batas administratif pemerintahan Desa Talang Putri Kecamatan Plaju sebagai
berikut:
1. Sebelah Utara : Sungai Musi
2. Sebelah Timur : Sungai Komering
3. Sebelah Selatan : Sungai Pinang
4. Sebelah Barat : Tegal Binangun
Dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa Talang Putri Kecamatan Plaju
secara umum berupa Dataran dan Persawahan yang berada pada ketinggian antara
193 M diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar antara 25°C sampai
dengan 30°C. Desa Talang Putri terdiri dari 2 Dusun, 8 RW, dan 32 RT. Orbitasi
dan waktu tempuh dari ibukota kecamatan 3,3 km² dengan waktu tempuh 11 menit
dan dari ibu kota kota 17,7 km² dengan waktu tempuh 34 menit.
Kondisi Sosial :
Jumlah penduduk Desa Talang Putri sebanyak 8227 jiwa yang terdiri dari
4199 laki-laki dan 4028 perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2114
KK, sedangkan jumlah keluarga miskin sebanyak 777 KK, dengan persentase
35,3% jumlah keluarga yang ada di Desa Talang Putri (Sensus 2010).

Jumlah dan persentase penduduk Desa Talang Putri berdasarkan tingkat


pendidikan tahun 2016
Tingkat pendidikan N %
Buta huruf 100 2.97
Tidak tamat SD 1103 32.76

Tamat SD 716 21.26


Tamat SLTP 716 21.26
Tamat SLTA 670 19.90
Tamat Perguruan Tinggi 62 1.85

Jumlah 3367 100.0


Sumber: Data Monografi Desa Talang Putri 2016

Kondisi Ekonomi:
Jumlah penduduk Desa Talang Putri tahun 2010 sebanyak 8227 jiwa yang
terdiri dari 4199 laki-laki dan 4028 perempuan dengan jumlah kepala keluarga
sebanyak 2114 KK, sedangkan jumlah keluarga miskin sebanyak 777 KK, dengan
persentase 35,3% jumlah keluarga yang ada di Desa Talang Putri (Sensus 2010).
Jika dijabarkan, maka jumlah penduduk Desa Talang Putri berdasarkan struktur
umur adalah sebagai berikut:
Jumlah dan persentase penduduk Desa Talang Putri berdasarkan umur tahun
2016
Umur N %
0-12 tahun 241 orang 2.92
1 - 4 tahun 725 orang 8.82

5 - 6 tahun 170 orang 2.07


7 - 14 tahun 716 orang 8.70
15-56 tahun 6087 orang 73.98

>56 tahun 288 orang 3.51


Jumlah 8227 orang 100.0

Dalam kategori struktur umur, penduduk Desa Talang Putri tergolong ke dalam
struktur umur produktif. Penduduk kelompok usia produktif mayoritas bekerja
sebagai buruh tani, seperti yang terdapat dalam tabel berikut :

Jumlah dan persentase penduduk Desa Talang Putri berdasarkan jenis mata
pencaharian tahun 2016
Mata Pencaharian n %
Buruh Tani 225 15.58
Buruh Swasta 750 51.76
Pertanian/Persawahan 3 0.21
Perikanan 2 0.14
Perkebunan 25 1.72
Perdagangan 31 2.14
Industri Rumah Tangga 12 0.88
Bidan 3 0.21
PNS 180 12.42
Montir 3 0.21
Pensiunan 215 14.82
Jumlah 1449 100.0
Sumber: Data Monografi Desa Talang Putri 2016
Lampiran 4. Daftar nama responden penelitian

No Nama Umur (th)


1 Rumi 41
2 Nani 38
3 Enok Hasanah 54
4 Ria Rusgianti 37
5 Nara 53
6 Widyarti 36
7 Uus Susilawati 41
8 Siti Rosmiati 26
9 Ana 46
10 Armi 50
11 Umah 45
12 Bu Haji Amas 80
13 Yati 67
14 Arni 42
15 Suherti 41
16 Nanah Mulyanah 35
17 Suryani 40
18 Titin 40
19 Norma Yanti 42
20 Meri Mayasari 28
21 Embay 65
22 Nanah Suryani 30
23 Juriah 34
24 Titin Maryani 40
25 Minara M 45
26 Mina 53
27 Umayah 42
28 Umik 55
29 Rasmi 55
30 Nati 56
31 Mimin 60
32 Irma 35
33 Atit 54
34 Casmawati 48
35 Nengsih 32
36 Sanah 65
Lampiran 5. Kuesioner penelitian

Nomor Responden
Hari, Tanggal
Tanggal Input

KUESIONER
PERAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PENGEMBANGAN USAHA
MIKRO
(Kasus: Desa Talang Puteri, Kecamatan Plaju, Kota Palembang)

Peneliti bernama Arika Sari, Genda Ananta Rahmat dan Risda Intan Sistyawati,
merupakan mahasiswa Universitas Sriwijaya.Saat ini sedang menyusun karya tulis untuk
mengikuti kompetisi karya tulis ilmiah. Peneliti berharap Bapak/Ibu dan Saudara/i menjawab
kuesioner ini dengan lengkap dan jujur. Identitas dan jawaban dijamin kerahasiannya dan semata-
mata hanya akan digunakan untuk kepentingan penulisan karya tulis. Terima kasih atas bantuan
danpartisipasi Bapak/Ibu dan Saudara/i untuk menjawab kuesioner ini.

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Karakteristik Umum
1. Nama : ……………………………………………...……
2. Jenis Kelamin* :L/P
3. Usia : …………tahun
4. Alamat : …………………………………………………...
5. No. HP/Telp. : …………………………………………………...
6. Pendidikan terakhir* : 1. Tidak Sekolah
2. Belum Tamat SD
3. Tamat SD
4. Tamat SMP
5. Tamat SMA
6. Tamat Sarjana Muda
7. Tamat Sarjana
7. Jumlah anggota rumah tangga : orang
Tingkat
Nama Anggota Status Pendapatan
JK Usia Pendidikan / Pekerjaan
No. Keluarga Perkawinan2 per bulan
(9) (10) Kelas1 (13)
(8) (12) (14)
(11)

1
Tidak pernah sekolah (1); Tidak tamat SD (2); Tamat SD (3); Tamat SMP (4); Tamat SLTA (5);
Tamat Sarjana Muda (6); Tamat Sarjana (7)
2
Belum kawin (1); Kawin (2); Cerai hidup (3); Cerai Mati (4)
KARAKTERISTIK USAHA MIKRO
Berilah tanda cek (√) pada jawaban yang dipilih.

Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
15 Apakah saudara bekerja?
Alasan:

16 Apakah saudara memiliki usaha sendiri?


Alasan:

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang dipilih, apabila saudara memiliki usaha sendiri.
No Pertanyaan Jawaban
1. Usaha tidak terdaftar
17 Formalitas
2. Usaha terdaftar
Alasan:

1. Tidak memiliki tenaga kerja


18 Organisasi dan Manajemen
2. Memiliki tenaga kerja
Alasan:

1. Menggunakan teknologi
19 Pola/ sifat proses produksi
2. Manual/tradisional
Alasan:
1. Sistem pemesanan
20 Orientasi pasar 2. Tidak harus menunggu
pemesanan
Alasan:

1. Modal asing/hutang
21 Sumber modal
2. Modal sendiri
Alasan dan jumlah modal yang dibutuhkan:

II. ELEMEN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN


Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang dipilih.
Kesejahteraan
No Pertanyaan Jawaban
22 Pendapatan per bulan

23 Konsumsi/ pengeluaran keluarga per


bulan
Catatan:

24 Keadaan tempat tinggal 1. Non permanen


2. Semi permanen
3. Permanen
Catatan:
25 Fasilitas tempat tinggal (pekarangan, 1. Kurang
alat elektronik, pendingin, 2. Cukup
penerangan, kendaraan yang dimiliki, 3. Lengkap
bahan bakar untuk memasak, sumber
air bersih, fasilitas air minum, cara
memperoleh air minum, sumber air
minum, WC, jarak WC dari rumah)
Catatan:

26 Kesehatan anggota keluarga 1. Kurang


2. Cukup
3. Bagus
Catatan:

27 Akses pelayanan kesehatan (jarak 1. Sulit


rumah sakit terdekat, jarak toko obat, 2. Cukup
penanganan obat-obatan, alat 3. Mudah
kontrasepsi)
28 Akses pendidikan (biaya sekolah, 1. Sulit
jarak ke sekolah, dan proses 2. Cukup
penerimaan) 3. Mudah
29 Akses fasilitas transportasi (ongkos 1. Sulit
kendaraan, fasilitas kendaraan, status 2. Cukup
kepemilikan) 3. Mudah

Akses
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
Apakah saudara mendapatkan pelatihan dari tempat saudara
30
bekerja?
Kalau ya, apa nama pelatihannya?

Apakah saudara memiliki hak dalam pemanfaatan fasilitas di


31
tempat saudara bekerja?
Kalau tidak, berikan alasannya.

32 Apakah saudara memiliki tenaga kerja? (Jika memiliki usaha)


Alasan:

Apakah saudara memiliki jaringan untuk pemasaran usaha


33
saudara? (Jika ada)
Jika ya, ada berapa tenaga kerja?
Apakah saudara memiliki alat komunikasi (handphone, televisi,
34
radio)
Jika ya, tolong sebutkan.

Apakah saudara dapat mengakses berbagai informasi terkait


35
perkembangan ekonomi, sosial, budaya, dan bidang lainnya?
Jika ya, biasanya melalui apa? (koran, televisi, tokoh masyarakat, dll.)

Kesadaran Kritis
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
Apakah saudara memahami peran laki-laki dan perempuan dalam
36
rumah tangga?
Contoh
Menurut saudara, apakah penting peran seorang perempuan dalam
37
perkembangan ekonomi?
Alasan:

Menurut saudara apakah penting peran seorang perempuan dalam


38
mencari nafkah?
Alasan:

Menurut saudara apakah peran seorang perempuan dalam mencari


39
nafkah sangat besar dalam memenuhi kebutuhan?
Alasan:

40 Apakah saudara setuju dengan perempuan yang bekerja?


Alasan:

Apakah saudara setuju bahwa perempuan yang bekerja dapat


41
membantu perekonomian keluarga?
Alasan:

Partisipasi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
Tahap Pengambilan Keputusan
Saya berperan sebagai struktur anggota (ketua, sekretaris,
42 bendahara, pembicara, dll) di tempat saya bekerja maupun pada
usaha yang didirikan.
Jika ya, berperan sebagai apa?
Saya memutuskan untuk bekerja/ mendirikan usaha karena
43 menyadari pentingnya peran perempuan dalam memenuhi
kebutuhan.
Alasan:

Saya memberikan masukan dan kritik mengenai apa saja yang akan
44 dilakukan dalam program di tempat saya bekerja atau pada usaha
yang saya dirikan.
Ontoh:

Saya ikut memberikan solusi-solusi atas permasalahan yang


45
dihadapi.
Contoh:

Saya ikut berperan dalam menentukan kegiatan-kegiatan yang


46 akan dilaksanakan di tempat saya bekerja atau pada usaha yang
saya dirikan.
Contoh:

Tahap Pelaksanaan
47 Saya ikut dalam memilih lokasi untuk melaksanakan program.
Contoh:

Saya ikut menyebarkan informasi mengenai pelaksanaan program


48 di tempat saya bekerja atau pada usaha yang saya dirikan kepada
orang-orang sekitar saya.
Contoh:
Saya mengikuti kegiatan pelatihan dari tempat saya bekerja atau
49
yang berkaitan dengan kewirausahaan.
Contoh:

Saya ikut memberikan sumbangan berupa materi dan tenaga dalam


50 pelaksanaan program di tempat bekerja atau wirausaha yang saya
jalankan
Alasan:

51 Saya aktif dalam pelaksanaan.


Alasan:

Tahap Menikmati Hasil


52 Saya ikut dalam memanfaatkan yang telah dilaksanakan.
Contoh:

Saya ikut memelihara program di tempat saya bekerja atau


53
wirausaha yang saya jalankan.
Alasan dan contoh:

Saya mendapatkan pengetahuan dari pelatihan-pelatihan dalam


54 program di tempat saya bekerja atau yang berkaitan dengan
kewirausahaan.
Contoh:

Saya memilki relasi yang ada di anggota dalam pelaksanaan


55
kegiatan.
Contoh:
56 Saya merasakan manfaat setelah adanya program.
Contoh:

Tahap Evaluasi
Saya ikut dalam proses evaluasi setiap rapat dalam kegiatan yang
57
telah dilaksanakan.
Alasan dan contoh:

Saya ikut dalam pembuatan laporan/pembukuan tentang program


58 kegiatan di tempat saya bekerja atau usaha yang dijalankan setiap
bulan.
Contoh:

Saya ikut dalam proses evaluasi tentang program kegiatan di


59 tempat saya bekerja atau usaha yang dijalankan yang telah
dilaksanakan
Alasan dan contoh:

Saya ikut dalam pembuatan dokumentasi tentang program kegiatan


60 di tempat saya bekerja atau usaha yang dijalankan yang telah
dilaksanakan.
Ccontoh:

Kontrol
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
Apakah saudara memiliki kuasa atas jabatan saudara di tempat
61
saudara bekerja atau pada usaha yang saudara didirikan?
Alasan dan contoh:

Apakah saudara dapat memutuskan kebijakan-kebijakan yang


62 dibuat di tempat saudara bekerja atau pada usaha yang saudara
didirikan?
Alasan dan contoh:

Apakah saudara memiliki kekuasaan atas faktor produksi di tempat


63
saudara bekerja atau pada usaha yang saudara didirikan?
Alasan dan contoh:

Apakah saudara memiliki kekuasaan atas distribusi keuntungan di


64
tempat saudara bekerja atau pada usaha yang saudara didirikan?
Alasan dan contoh:
Lampiran 6. Hasil Penelitian terhadap Desa Talang Puteri

Tingkat Keberdayaan Perempuan Usaha Mikro di Desa Talang Putri :

Pemberdayaanaan Jumlah (n) Persentase (%)

Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi


20 15 1 55,6 41,7 2,8
Kesejahteraan
Akses 14 13 9 38,9 36,1 25,0
Kesadaran Kritis 28 8 0 77,8 22,2 0
Partisipasi 29 5 2 80,2 13,9 5,9
Kontrol 3 26 7 8,3 72,2 19,4

 Kesejahteraan perempuan di Desa Talang Putri cukup rendah, yakni sebesar


55.6% (20 responden) berada dalam kategori rendah.

 Akses perempuan di Desa Talang Putri tidak cukup memadai, yakni sebesar
38.9% (14 responden) berada dalam kategori rendah.

 Kesadaran kritis perempuan di Desa Talang Putri sangat rendah, yakni


sebesar 77.8% (28 responden) berada dalam kategori rendah.

 Partisipasi perempuan Desa Talang Putri, dari 36 responden terdapat 29


responden (80.2%) yang berpartisipasi rendah.

 Kontrol perempuan di Desa Talang Putri sudah cukup mendukung, yakni


sebesar 72.2% (26 responden) berada dalam kategori sedang.

Jumlah dan persentase responden menurut tingkat keberdayaan perempuan


Desa Talang Putri tahun 2015
Kategori N %
Rendah 19 52.16
Sedang 13 37.22
Tinggi 4 10.62
Jumlah 36 100.0

Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat keberdayaan perempuan berada


pada kategori rendah yakni 52.16% (19 responden). Tingkat keberdayaan ini dilihat
dari 5 tingkatan; kesejahteraan, akses, kesadaran kritis, partisipasi, kontrol.
Hasil Karakteristik Perempuan di Desa Talang Putri

1. Jumlah dan persentase responden menurut tingkat keberdayaan


perempuan dan umur Desa Talang Putri tahun 2016
Tingkat Umur
Tingkat Keberdayaan
Muda Menengah Tua
Perempuan
n % n % n %
Rendah 0 0.0 0 0.0 0 0.0
Sedang 1 10.0 0 0.0 4 33.33
Tinggi 9 90.0 14 100.0 8 66.67
Jumlah 10 100.0 14 100.0 12 100.0

2. Jumlah dan persentase responden menurut tingkat keberdayaan perempuan


dan jumlah tanggungan Desa Talang Putri tahun 2016
Tingkat Jumlah Tanggungan
Tingkat Keberdayaan
Rendah Sedang Tinggi
Perempuan
n % n % n %
Rendah 0 0.0 0 0.0 0 0.0
Sedang 4 30.77 1 5.26 0 0.0
Tinggi 9 69.23 18 94.74 4 100.0
Jumlah 13 100.0 19 100.0 4 100.0
3.
3. Jumlah dan persentase responden menurut tingkat keberdayaan perempuan
dan status perkawinan Desa Talang Putri tahun 2016
Tingkat Status Perkawinan
Tingkat Keberdayaan Perempuan Cerai Mati Kawin
n % n %
Rendah 0 0.0 0 0.0
Sedang 1 16.67 4 13.33

64
Tinggi 5 83.33 26 86.67
Jumlah 6 100.0 30 100.0

4. Jumlah dan persentase responden menurut tingkat keberdayaan perempuan


dan formalitas Desa Talang Putri tahun 2016
Jenis Formalitas
Tingkat Keberdayaan
Terdaftar Tidak terdaftar
Perempuan
n % n %
Rendah 0 0.0 0 0.0
Sedang 0 0.0 5 14.28
Tinggi 1 100.0 30 85.72
Jumlah 1 100.0 35 100.0

5. Jumlah dan persentase responden menurut tingkat keberdayaan perempuan


dan organisasi dan manajemen Desa Talang Putri tahun 2016
Jenis Organisasi dan Manajemen
Tingkat Keberdayaan Memiliki Tenaga Tidak Memiliki Tenaga
Perempuan Kerja Kerja
n % n %
Rendah 0 0.0 0 0.0
Sedang 1 25.0 4 12.5
Tinggi 3 75.0 28 87.5
Jumlah 4 100.0 32 100.0

65
Lampiran 7
RIWAYAT HIDUP

 Nama Ketua Tim : Genda Ananta Rahmat


 Tempat Tanggal Lahir : Tanjung Pering, 21 September 1996
 Pengalaman Karya Tulis : Alat Pembasmi Nyamuk Berbasis Gelombang
Ultrasonik
 Penghargaan Ilmiah : Juara III LKTI tingkat KabDinas Pendidikan
Kabupaten Ogan Ilir

 Nama Anggota 1 : Arika Sari


 Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 16 Juni 1998
 Pengalaman Karya Tulis : Tangkai Cabe sebagai Energi Alternatif Ramah
Lingkungan, Pengaruh Kaktus Pir pada Glukosa
Darah Mencit, Kompetisi Sains sebagai Karya
Bersama Menuju Pemuda Gemilang, Cemerlang
dan Terbilang
 Penghargaan Ilmiah : Finalis 10 Besar LKTI tingkat Nasional
“Engineering Innovator Competition” , Fakultas
Teknik UGM 2014 , Juara III AHM Best Student
tingkat Prov.Sumatera Selatan tahun 2015, Finalis
6 Besar LKTI tingkat Nasional “Pharmanesia 69
Dies Natalis FAUGM , Fk. Farmasi UGM 2015

66
 Nama Anggota 2 : Risda Intan Sistyawati
 Tempat Tanggal Lahir : Betung, 26 Agustus 1998
 Pengalam Karya Tulis : Save Dul Muluk Culture, DPR dijadikan Tambang
Emas
 Penghargaan Ilmiah : Juara 1 Essay Parlemen Remaja tingkat ,
Provinsi Sumatera Selatan 2013, Kontingen
Sumatera Selatan Parlemen Remaja tingkat
Nasional, Jakarta , Finalis Essay Ilmiah tingkat
Nasional “Mahoni Essay Pelajar” tahun 2013,
Finalis Essay Bahasa Inggris dalam “English
National Competition Brawijaya University” 2015.

67
68

Anda mungkin juga menyukai