Jurnal Bact Vaginosis Pada Kehamilan PDF
Jurnal Bact Vaginosis Pada Kehamilan PDF
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
ABSTRACT
ABSTRAK
Vaginosis bacterial adalah suatu keadaan abnormal pada ekosistem vagina disebabkan oleh
bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang
mempunyai konsenterasi tinggi sebagai flora normal vagina. Risiko terjadinya persalinan preterm
pada wanita hamil dengan vaginosis bacterial 3-8 kali lebih tinggi dibandingkan wanita hamil dengan
flora normal. Selain itu wanita hamil dengan bacterial vaginosis juga mempunyai risiko lebih tinggi
untuk terserang amnionitis, post partum endometritis, ketuban pecah dini, dan berat bayi lahir rendah.
Secara klinis, untuk membantu menegakkan diagnosis vaginosis bacterial harus ada tiga dari empat
criteria sebagai berikut, yaitu : (1) adanya sel clue pada pemeriksaan mikroskopik sediaan basah, (2)
adanya bau amis setelah penetesan KOH 10% pada cairan vagina, (3) duh yang homogen, kental,
tipis, dan berwarna seperti susu, (4) pH vagina lebih dari 4.5 dengan menggunakan nitrazine paper.
Untuk menurunkan kejadian tersebut diatas, sebaiknya pada wanita hamil dilakukan pemeriksaan
kolonisasi bakteri pada vaginosis bacterial yang dilakukan pada awal trimester ke dua kehamilan.
74
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
75
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
cairan vagina, (ii) duh yang homogen, kental, Gram pada pulasan cairan vagina. Kombinasi
tipis, dan berwarna seperti susu; (iv) pH pH vagina ? 4.5 dan pewarnaan Gram dari
vagina > 4.5 yang diperiksa dengan cairan vagina merupakan metode yang baik
menggunakan phenaphthazine paper (nitrazine dalam membantu diagnosis. Meskipun
paper). Dari ke empat kriteria tersebut, yang vaginosis bakterial sering dihubungkan
paling baik untuk menegakkan diagnosis dengan isolasi Gardnerella vaginalis, suatu
vaginosis bakterial adalah (i) pemeriksaan bakteri anaerob, tetapi sampai saat ini cara
basah untuk mencari adanya sel clue (sel epitel tersebut tidak dapat dipakai untuk kriteria
vagina yang diliputi oleh coccobacillus yang diagnosis. Dengan melakukan pewarnaan
padat) dan (2) adanya bau amis pada penetesan Gram pada cairan vagina, pasien dengan
KOH 10%. (4) Namun keadaan adanya bau vaginosis bakterial memperlihatkan sesuatu
amis ini, pada keadaan tertentu tidak selalu yang khas yaitu banyak organisme Gram
dapat dievaluasi, misal pada saat tambahan negatif ukuran kecil yang menyerupai
untuk menunjang diagnosis vaginosis Gardnerella vaginalis pada keadaan tidak
bakterial, antara lain dengan melakukan oleh dijumpainya Lactobacillus. Spiegel dkk. (3)
Thomason Jl, dkk. (12) untuk menegakkan menemukan bahwa pewarnaan Gram bersifat
diagnosis vaginosis bakterial, menunjukkan: konsisten terhadap vaginosis bakterial. Oleh
(i) bila ditemukan sel clue pada sediaan basah, karena itu Spiegel merekomendasikan
memberikan nilai sensitivitas 98,2%, pewarnaan Gram tanpa kultur pada cairan
spesifisitas 94,3%, prediksi positif 89,9%, dan vagina untuk diagnosis bakterial dapat
prediksi negatif 99%, (ii) bila ditemukan sel disebabkan oleh beberapa grup
clue ditambah adanya bau amis, memberikan mikroorganisme yang sukar dibiakkan
nilai sensitivitas 81,6%, spesifisitas 99,5%, sehingga pemeriksaan laboratorium menjadi
prediksi positif 98,8%, dan prediksi negatif mahal, juga Gardnerella vaginalis dijumpai
92,1%; (ii) bila dilakukan pewarnaan Gram, pada > 40-50% wanita sehat. (3) Hal ini juga
maka memberikan nilai sensitivitas 97%, diperkuat oleh hasil penelitian Thomason, dkk.
(12)
spesifikasi 66,2%, prediksi positif 57,2%, dan yang tidak mengevaluasi hasil kultur
prediksi negatif 97,9%. Dengan melihat hasil Gardenella vaginalis karena hanya
tersebut, apabila fasilitas laboratorium belum mempunyai nilai diagnostik rendah. Meskipun
memadai, maka metode terbaik dalam demikian, spesimen swab vagina tetap dikirim
membantu menegakkan diagnosis vaginosis ke laboratorium Mikrobiologi untuk
bakterial adalah mencari sel clue pada sediaan menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain
basah dan tes adanya bau amis pada penetesan dan menambah dukungan terhadap diagnosis
KOH 10%. (12) Tetapi adanya bau amis ini lain dan menambah dukungan terhadap
tidak selalu dapat dievaluasi pada saat siklus diagnosis klinik vaginosis bakterial. Menurut
menstruasi, juga tergantung fungsi penciuman Thomason, dkk. (12) untuk terjadinya vaginosis
agar dapat mendeteksi adanya bau amis bakterial, maka jumlah Lactobacillus
tersebut. (12) Dengan demikian apabila adanya menurun, sedangkan jumlah bakteri lainnya
bau amis ini sukar dievaluasi, maka meningkat, dan pH vagina juga harus
ditemukannya sel clue saja sudah dapat meningkat. Ke tiga keadaan ini harus terjadi
membantu menegakkan diagnosis bersamaan. Kriteria diagnosis vaginosis
kemungkinan adanya vaginosis bakterial dan bakterial berdasarkan pewarnan Gram (3)
mempunyai nilai perbedaan yang tinggi antara adalah : derajat 1 : normal, di dominasi oleh
wanita dengan vaginosis bakterial dan wanita Lactobacillus; derajat 2: intermediate, jumlah
normal. (12) Lactobacillus berkurang; derajat 3: abnormal,
beberapa Lactobacillus atau tidak ditemukan
Vaginosasi bakterial pada pewarnaan dengan bertambahnya jumlah Gardnerella
Gram vaginalis atau lainnya. Akhir-akhir ini tingkat
Pemeriksaan sederhana, cepat dan tidak kepercayaan dan repraducibility dalam
mahal untuk membantu diagnosis vaginosis mengenal berbagai morfologi kuman dari
bakterial adalah dengan melakukan pewarnaan pulasan vagina dievaluasi. Ternyata
76
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
kemampuan untuk menegakkan diagnosis dengan perkataan lain dapat untuk membantu
vaginosis bakterial dengan pewarnaan Gram menentukan apakah yang terlihat dengan
hanya mempunyai tingkat kepercayaan yang pewarnaan Gram merupakan gambaran flora
tidak terlalu tinggi, karena dalam mengenal normal atau vaginosis bakterial.
morfologi kuman berdasarkan pewarnaan
Gram terdapat variabilitas yang luas. (13,14) Hal Kriteria mengevaluasi pulasan vagina
ini disebabkan karena hasil pemeriksaan berdasarkan skoring
sangat tergantung pada kemampuan pemeriksa Pulasan vagina pada pewarnaan Gram dilihat
untuk menginterpretasikan hasil pewarnaan di bawah mikroskop dengan menggunakan
Gram. Sistem skoring yang digunakan untuk pembesaran 100 kali (minyak imersi). Skor
melihat flora vagina pada pewarnaan Gram yang diberikan adalah 0 sampai 10
adalah berdasarkan pengenalan morfologi berdasarkan proporsi relatif dari morfologi
kuman yang paling dapat dipercaya, yaitu: bakteri, yaitu apakah bentuk batang Gram
bentuk batang Gram positif dengan ukuran positif dengan ukuran halus/batang dengan
besar (Lactobacillus), Gram negatif ukuran bervariasi, atau bentuk batang bengkok
(14)
halus/batang Gram negatif dengan ukuran . Skor 0 menunjukkan flora vagina di
bervariasi (Bacteroides atau Gardnerella), dan dominasi oleh Lactobacillus, dan skor 10
Gram negatif bengkok/batang Gram negatif menunjukkan adanya perubahan flora vagina
dengan ukuran bervariasi (Mobilincus). yaitu Lactobacillus digantikan oleh
(14,15) Meskipun demikian sistem skoring Gardnerella, Bacteroides, dan Mobilincus
dengan melihat dari hasil pewarnaan Gram Skoring pewarnaan Gram pada pulasan vagina
masih tetap mempunyai keuntungan, yaitu ditentukan sebagai berikut :
dapat untuk menyingkirkan flora normal atau
Ternyata dari hasil pewarnaan Gram untuk hominis) yang menggantikan Lactobacillus.
menegakkan diagnosis vaginosis bakterial Pemeriksaan yang dianjurkan ialah mencari
dapat digolongkan menjadi : 0 – 3 normal; 4 - cairan vagina, emndeteksi adanya bau amis
6 intermediate; 7 – 10 dinyatakan sebagai pada cairan vagina yang telah ditetesi KOH
vaginosis bakterial. 10% adanya duh yang homogen, kental, tipis
Kecendrungan yang terjadi pada saat ini ialah dan berwarna seperti susu, pH vagina < 4.5
dengan mengkombinasikan metode untuk yang diperiksa dengan kertas fenaftiazin
menentukan clue cells dan melakukan (nitrazin). Disamping itu juga dapat dibantu
pemeriksaan pewarnaan Gram untuk dengan pemeriksaan Garam sediaan apus
konfirmasi. (16) vagina yang hasilnya dinayatkan dalam skor.
Nilai diagnostik yang tinggi terdapat pada
KESIMPULAN pemeriksaan adanya clue cells dan
pemeriksaan adanya bau amis pada sekret
Vaginosis bakterial berperan penting vagina yang telah ditetesi KOH 10%.
dalam terjadinya persalinan prematur, Pemeriksaan kultur vagina tidak dianjurkan
amnionitis, endometritis pasca persalinan sebab biayanya mahal dan bakterinya sulit
ketuban pecah pada dini pada wanita-wanita tumbuh di laboratorium sehingga hasilnya
hamil. Etiologi vaginosis bakterial ialah kurang bermakna. Teknik pemeriksaan yang
karena pertumbuhan berlebihan dari beberapa dianjurkan pada saat ini ialah kombinasi
jenis bakteri (Bacteriodes sp, Mobilincus sp, antara metode menentukan clue cells dan
Gardnerella vaginalis dan Mycoplasma
77
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
bu
bu
to
to
k
k
lic
lic
C
C
w
w
m
m
w w
w
w
o
o
.d o .c .d o .c
c u -tr a c k c u -tr a c k
78