Disusun Oleh :
Kelompok 7
Dina Ika Agustiani (15620004)
Diany Putri (15620012)
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
CIANJUR
APRIL, 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Akuntansi Multinasional: Penjabaran Laporan Keuangan Entitas
Asing”.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melaksanakan tugas mata
kuliah Sistem Informasi Akuntansi. Di mana dengan adanya tugas pembuatan
makalah diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan kreatifitas bagi
mahasiswa dalam kegiatan akademik di kampus .
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan baik yang kami sengaja maupun tidak kami sengaja.Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan guna penyempurnaan dalam
pembuatan makalah berikutnya.
Demikian semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam menapaki
keberhasilan dan kesuksesan di masa depan.Amiin Ya Robbal alamin!
i
DAFTAR ISI
ii
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 35
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 35
3.2 Saran ..................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 36
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Akun yang diukur Nilai tukar Akun yang diukur dalam
dalam x yang = nilai
Unit mata uang asing Sesuai Setara rupiah
2
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Lindung Nilai Atas Investasi Neto pada Entitas
Anak di Luar Negeri
7. Untuk Mengetahui Apa itu Persyaratan Pengungkapan
8. Untuk Mengetahui Bagaimana Pertimbangan Tambahan dalam Akuntansi
untuk Kegiatan Usaha Luar Negeri dan Entitas
3
BAB II
PEMBAHASAN
Ada dua permasalahan utama yang harus diatasi ketika laporan keuangan yang
dijabarkan dari mata uang asing ke rupiah Indonesia, yaitu:
1. Kurs manakah yang harus digunakan untuk menjabarkan saldo mata uang asing
ke mata uang lokal?
2. Bagaimanakah seharusnya perlakuan atas keuntungan atau kerugian
penjabaran tersebut? Apakah keuntungan atau kerugian tersebut harus
dimasukkan dalam laba rugi?
Ada tiga kemungkinan kurs yang dapat digunakan untuk mengonversikan nilai
mata uang asing menjadi rupiah. Kurs Kini (current rate) merupakan kurs pada
akhir hari perdagangan tanggal laporan posisi keuangan. Kurs Historis (historical
rate) merupakan kurs yang sudah ada pada saat transaksi awal berlangsung, seperti
kurs pada tanggal asset diperoleh atau liabilitas yang timbul. Kurs Rata-Rata
(average rate) untuk periode berjalan biasanya rata-rata sederhana untuk jangka
waktu dan biasanya kurs yang digunakan untuk mengukur penghasilan dan beban.
Metode penjabaran dapat menggunakan kurs tunggal atau multikurs. Penyesuaian
penjabaran yang terjadi karena penerapan kurs ini juga harus tercermin dalam
laporan keuangan, baik sebagai komponen dari laba bersih maupun komponen laba
rugi komprehensif.
4
PSAK 10 “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing” memberikan pedoman
khusus untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam rupiah untuk memungkinkan
penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang diukur atau didenominasikan
dalam rupiah. Tujuan dari PSAK 10 adalah menjelaskan cara memasukkan
transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan
keuangan entitas. PSAK 10 juga menjelaskan tentang penjabaran laporan keuangan
ke dalam mata uang penyajian. Sebagai contoh, jika margin bruto pada penjualan
adalah positif ketika diukur dalam mata uang asing, maka harus tetap positif ketika
penjualan dan beban pokok penjualan dijabarkan ke dalam rupiah. PSAK 10
mengadopsi konsep Mata Uang Fungsional (functional currency), yang
didefinisikan sebagai “mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana entitas
beroperasi,” biasanya mata uang dari lingkungan entitas tersebut utamanya
menghasilkan dan mengeluarkan kas. Berikut ini terdapat hierarki indicator dalam
menentukan mata uag fungsional, yaitu:
a. Pertama, (1) mata uang yang paling memengaruhi harga jual barang dan jasa;
dan mata uang dari Negara yang mempunyai kekuatan persaingan dan
peraturannya yang sebagian besar menentukan harga jual barang dan jasa
entitas; (2) mata uang yang paling memengaruhi biaya tenaga kerja, bahan
baku, dan biaya lain dari pengadaan barang atau jasa.
b. Kedua, (1) mata uang yang dananya dihasilkan dari aktivitas pendanaan (antara
lain penerbitan instrumen utang dan instrumen ekuitas); (2) mata uang yang
diterima dari aktivitas operasi yang pada umumnya ditahan.
c. Jika indikator-indikator dalam penentuan mata uang fungsional bercampur dan
mata uang fungsional tidak jelas, maka manajemen dapat menggunakan
pertimbangan profesionalnya untuk menentukan mata uang fungsional.
Menyajikan tiga indikator yang harus dinilai untuk menentukan mata uang
fungsional suatu entitas, yaitu: arus kas, harga jual, dan beban.
5
FIGUR 2-1
Indikator-Indikator Mata Uang Fungsional
6
memenuhi kehidupan
pendanaan.
Transaksi Ada sedikit transaksi Sering ada transaksi
Antarperusahaan antarperusahaan dengan antarperusahaan dengan
dan Pengaturan entitas induk. entitas induk atau entitas
asing yang merupakan
investasi atau pendanaan bagi
entitas induk.
7
Tabel berikut ini menyajikan sebuah gambaran mengenai metode yang dapat
digunakan oleh perusahaan Indonesia untuk menyatakan kembali laporan keuangan
afiliasi asing dalam rupiah.
8
Piutang 750.000.000 10.000
Persediaan 1.000.000.000 7.500
Tanah 1.750.000.000 -0-
Asset Tetap 8.000.000.000 50.000
Total Debit Rp15.000.000.000 €70.000
FIGUR 2-3
Kertas Kerja untuk Menjabarkan Entitas Anak di Luar Negeri pada 1 Januari
20X1 (Tanggal Akuisisi) Mata Uang Fungsional adalah Euro Eropa
Pos Neraca Saldo, € Kurs, Rp/€ Neraca Saldo, Rp
Kas 2.500 12.000 30.000.000
Piutang 10.000 12.000 120.000.000
Persediaan 7.500 12.000 90.000.000
9
Asset Tetap 50.000 12.000 600.000.000
Total Debit 70.000 840.000.000
2. Mata uang lokal untuk German Company adalah Euro (€), yang juga
merupakan mata uang fungsionalnya.
3. Pada tanggal 1 Januari 20X1, entitas anak mengumumkan dan membayar
dividen sebesar €6.250.
4. Entitas anak menerima Rp 42.000.000 dari transaksi dengan perusahaan
Indonesia pada saat kurs adalah €1 = Rp 12.000. Entitas anak masih memiliki
mata uang asing tersebut pada tanggal 31 Desember 20X1.
5. Kurs spot langsung yang relevan (Rp/€1) adalah:
Tanggal Kurs
1 Januari 20X1 Rp 12.000
1 Oktober 20X1 13.600
31 Desember 20X1 14.000
Rata-rata 20X1 13.000
10
Diferensial pada tanggal 1 Januari 20X1, tanggal akuisisi, dihitung sebagai
berikut:
Biaya Perolehan Investasi Rp660.000.000
1/1/X1 I Nilai Buku Investasi:
100% Modal Saham Biasa-German Rp480.000.000
Saldo Laba-German 120.000.000
Total Rp600.000.000
Persentase Saham German
Company yang diakuisisi
G
oleh PT Induk x 1,00 (660.000.000)
Diferensial (selisih lebih biaya
perolehan diatas nilai buku)
yang diatribusikan ke paten Rp 60.000.000
Biaya Investasi
Rp660.000.000
(Goodwill)
Nilai wajar atas asset Rp-0-
teridentifikasi neto
Total diferensial Rp660.000.000
Rp60.000.000
11
E(3) Jurnal untuk mengalokasi diferensial
Paten 60.000.000
Diferensial 60.000.000
FIGUR 2-4
1 Januari 20X1, Kertas Kerja untuk Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian,
Tanggal Akuisisi 100% Pembelian pada Harga di Atas Nilai Buku
Eliminasi
German
PT Induk Company Debit Kredit Konsolidasian
Kas Rp 2.840.000.000 Rp 30.000.000 Rp 2.870.000.000
Piutang Usaha Rp 750.000.000 Rp120.000.000 Rp 870.000.000
Persediaan Rp 1.000.000.000 Rp 90.000.000 Rp 1.090.000.000
Tanah Rp 1.750.000.000 Rp 1.750.000.000
Aset Tetap Rp 8.000.000.000 Rp600.000.000 Rp 8.600.000.000
Investasi pada Saham (2)
German Company Rp 660.000.000 Rp660.000.000
(2) (3)
Diferensial Rp 60.000.000 Rp 60.000.000
(3)
Paten Rp 60.000.000 Rp 60.000.000
Total Debit Rp15.000.000.000 Rp840.000.000 Rp15.240.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp 4.000.000.000 Rp 60.000.000 Rp 4.060.000.000
Utang Usaha Rp 1.000.000.000 Rp 30.000.000 Rp 1.030.000.000
Utang Obligasi Rp 2.000.000.000 Rp150.000.000 Rp 2.150.000.000
(2)
Modal Saham Biasa Rp 5.000.000.000 Rp480.000.000 Rp480.000.000 Rp 5.000.000.000
(2)
Saldo Laba Rp 3.000.000.000 Rp120.000.000 Rp120.000.000 Rp 3.000.000.000
Total Kredit Rp15.000.000.000 Rp840.000.000 Rp720.000.000 Rp720.000.000 Rp15.240.000.000
Entitas anak membuat ayat jurnal berikut dalam pembukuannya pada saat ia
menerima rupiah.
(4) Unit Mata Uang Asing (Rp) €3.500
Penjualan €3.500
Mencatat penjualan dan penerimaan Rp42.000.000 pada kurs spot pada tanggal
penerimaan: Rp42.000.000 / kurs Rp12.000.000 = €3.500
12
Pada akhir periode, entitas anak menyesuaikan unit mata uang asing (rupiah) ke
kurs kini (Rp14.000 = €1) dengan membuat ayat jurnal berikut:
(5) Kerugian Transaksi Mata Uang Asing €500
Unit Mata Uang Asing (Rp) €500
Menyesuaikan akun yang didominasikan dalam unit mata uang asing ke kurs
kini:
Rp42.000.000 / Rp14.000 €3.000
Dikurangi: Saldo sebelum disesuaikan (3.500)
Kerugian transaksi mata uang asing € 500
Kerugian transaksi mata uang asing adalah komponen dari laba neto entitas
anak, dan akun unit mata uang asing diklasifikasikan sebagai asset lancar pada
laporan posisi keuangan entitas anak. Laba neto entitas anak terdiri dari elemen-
elemen sebagai berikut:
FIGUR 2-5
31 Desember 20X1, Penjabaran Neraca Saldo Entitas Anak di Luar Negeri Euro
Eropa adalah Mata Uang Fungsional
Pos Saldo, € Kurs Saldo, Rp
Kas 10.750 14.000 150.500.000
Unit Mata Uang Asing 3.000 14.000 42.000.000
Piutang 10.500 14.000 147.000.000
Persediaan 5.000 14.000 70.000.000
Aset Tetap 50.000 14.000 700.000.000
Beban Pokok Penjualan 22.500 13.000 292.500.000
Beban Operasi 14.500 13.000 188.500.000
Kerugian Transaksi Mata Uang Asing 500 13.000 6.500.000
Dividen Dibayarkan 6.250 13.600 85.000.000
Total Debit 123.000 1.682.000.000
13
Utang Usaha 3.000 14.000 42.000.000
Utang Obligasi 12.500 14.000 175.000.000
Modal Saham Biasa 40.000 12.000 480.000.000
Saldo Laba (1/1) 10.000 (a) 120.000.000
Penjualan 50.000 13.000 650.000.000
Total 123.000 1.572.000.000
Akumulasi Penghasilan Komprehensif Lain- 110.000.000
Penyesuaian Penjabaran
Total Kredit 1.682.000.000
(a) Dari 1 Januari 20X1, kertas kerja penjabaran.
Penjualan €50.000
Beban Pokok Penjualan (22.500)
Beban Operasi (14.500)
Kerugian Transaksi Mata Uang Asing (500)
Laba Neto €12.500
FIGUR 2-6
Pembuktian Penyesuaian Penjabaran per 31 Desember 20X1 Euro Eropa
adalah Mata Uang Fungsional
14
Kurs selama tahun berjalan 677.500.000
Kurs akhir tahun 56.250 14.000 737.500.000
Perubahan dalam penghasilan komprehensif
lain penyesuaian penjabaran selama
tahun berjalan (kenaikan neto) 110.000.000
Akumulasi penghasilan komprehensif lain-
penyesuaian penjabaran.1/1 -0-
Akumulasi penghasilan kmprehensif lain-
penyesuian penjabaran, 31/12 110.000.000
Diukur Diukur
dalam € dalam Rupiah
Rasio Lancar:
Aset Lancar €29.250 409.500.000
Liabilitas Jangka Pendek €3.000 42.000.000
Rasio Lancar 9,75 9,75
Beban Pokok Penjualan sebagai
Persentase Penjualan: €22.500 292.500.000
Penjualan €50.000 650.000.000
Persentase 45% 45%
Laporan posisi keuangan entitas anak yang dijabarkan pada awal tahun akan
menjadi :
Laporan posisi keuangan penjabaran 1/1/X1
Aset netto Rp. 600.000.000 Modal Saham Biasa Rp. 600.000.000
15
Aset netto Rp. 787.500.000 Modal Saham Biasa Rp. 600.000.000
Saldo Laba(laba Netto
Dikurangi Dividen 77.500.000
Akumulasi Penghasilan
Komprehensif lain--
Penyesuaian Penjabaran 110.000.000
Total Rp. 787.500.000 Total Rp. 787.500.000
Ayat Jurnal Pada Pembukuan Entitas Induk dibuat untuk mengakui nilai
setara rupiah dari bagian entitas induk atas laba entitas anak, amortisasi selisih biaya
perolehan dengan nilai buku, penyesuaian penjabaran kumulatif untuk diferensial
entitas induk, dan dividen yang diterima dari entitas anak di luar negeri.
Berikut ini ayat jurnal yang dibuat oleh PT Induk untuk mencatat investasinya
di German Company. PT Induk menerima dividen pada tanggal 1 Oktober 20X1
dan langsung mengonversinya ke rupiah sebagai berikut:
1 Oktober 20X1
(6) Kas 85.000.000
Investasi pada Saham German Company 85.000.000
Dividen yang diterima dari entitas anak di luar negeri:
€6.250 x Rp13.600 kurs
31 Desember 20X1
(7) Investasi pada Saham German Company 162.500.000
Laba Rugi dari Entitas Anak 162.500.000
Ekuitas dalam laba neto entitas anak di luar negeri:
€12.500 x Rp13.000 kurs rata-rata
(8) Investasi pada Saham German Company 110.000.000
Penghasilan Komprehensif Lain˗˗
Penyesuaian Penjabaran 110.000.000
Bagian entitas induk atas perubahan dalam
16
Penyesuaian penjabaran dari penjabaran akun entitas anak:
Rp110.000.000 x 1,00
17
Penyesuaian diferensial dapat mempunyai saldo debit atau kredit, bergantung pada
arah perubahan kurs. Dalam kasus ini, diferensial harus dapat dinaikkan dari
Rp53.500.000 menjadi Rp63.000.000, yang mengharuskan adanya debit sebesar
Rp9.500.000 ke akun investasi dan kredit ke akun penghasilan komprehensif lain-
penyesuaian penjabaran.
(9) Jurnal untuk mengakui amortisasi paten untuk periode berjalan
Laba Rugi dari Entitas Anak 6.500.000
Investasi pada Saham German Company 6.500.000
Amortisasi Paten:
€500 x Rp13.000 kurs rata-rata = Rp6.500.000
(10) Jurnal untuk mencatat bagian dari penyesuaian penjabaran atas kenaikkan diferensial
untuk investasi pada entitas anak di luar negeri
Investasi pada Saham German Company 9.500.000
Penghasilan Komprehensif Lain˗˗
Penyesuaian Penjabaran 9.500.000
18
(8) Bagian dari penyesuaian
penjabaran entitas anak 110.000.000
(9) Amortisasi
diferensial 6.500.000
(10) Penyesuaian penjabaran
atas diferensial 9.500.000
Saldo 31/12/20X1 850.500.000
Ayat jurnal penutup entitas induk akan dimasukkan secara terpisah untuk
menutup laba neto dari entitas anak dan penghasilan komprehensif lain yang timbul
dari investasi pada entitas anak.
FIGUR 2-7
31 Desember 20X1, Kertas Kerja Konsolidasi, Disusun Setelah Penjabaran
Laporan Keuangan Asing
Eliminasi
German
Pos PT Induk Company Debit Kredit Konsolidasian
Penjualan 4.000.000.000 650.000.000 4.650.000.000
Laba Rugi dari (13)
Entitas Anak 156.600.000 156.600.000
Kredit 4.156.125.000 650.000.000 4.650.000.000
Beban Pokok
Penjualan 1.700.000.000 292.500.000 1.992.500.000
Beban Operasi 900.000.000 188.500.000 (18) 6.500.000 1.095.000.000
Kerugian Transaksi
Mata Uang Asing 6.500.000 6.500.000
Debit (2.600.000.000) (487.500.000) (3.094.000.000)
19
Laba Neto 1.556.000.000 162.500.000 162.500.000 1.566.000.000
Saldo Laba, 1/1 120.000.000.0 (15)
3.000.000.000 00 120.000.000 3.000.000
Laba Neto 1.556.000.000 162.500.000 162.500.000 1.556.000.000
4.556.000.000 282.500.000 4.556.000.000
Dividen Diumumkan (13)
(600.000.000) (85.000.000) 85.000.000 (600.000.000)
Saldo Laba, 31/12 3.956.000.000 197.500.000 282.500.000 85.000.000 3.956.000.000
Kas 4.225.000.000 150.500.000 4.375.500.000
Rupiah yang Dimiliki
Entitas Anak 42.000.000 42.000.000
Piutang 750.000.000 147.000.000 897.000.000
Persediaan 1.000.000.000 70.000.000 1.070.000.000
Tanah 1.750.000.000 1.750.000.000
Asset Tetap 8.000.000.000 700.000.000 8.700.000.000
Investasi pada Saham (13)
German 71.000.000
(14)
Company
110.000.000
(15)
660.000.000
(16)
9.500.000
Diferensial
(15) (17)
60.000.000 69.500.000
(16)
9.500.000
20
Akumulasi
Penghasilan
Komprehensif
Lain 119.500.000 110.000.000 110.000.000 119.500.000
Kredit 16.575.500.000 1.109.500.000 1.011.500.000 1.011.500.000 16.857.500.000
Akumulasi
Penghasilan
Komprehensif (15)
Lain, 1/1 0 0 0 0
Penghasilan
Komprehensif
Lain-Penyesuaian (14)
Penjabaran 119.500.000 110.000.000 110.000.000 119.500.000
Akumulasi
Penghasilan
Komprehensif
Lain, 31/12
(kredit) 119.500.000 110.000.000 110.000.000 0 119.500.000
Pedoman Eliminasi:
(13) Mengeliminasi laba neto dari entitas anak.
(14) Mengeliminasi bagian entitas induk atas pendapatan komprehensif lainnya dari
perubahan penyesuaian penjabaran.
(15) Mengeliminasi saldo akun investasi awal.
(16) Mengeliminasi penyesuaian penjabaran dari diferensial.
(17) Menetapkan diferensial ke paten.
(18) Mengamortisasi paten.
21
Dividen Diumumkan 85.000.000
Investasi pada Saham German Company 71.000.000
Mengeliminasi Laba Rugi dari Entitas Anak:
Rp162.500.000 bagian ekuitas ˗˗ Rp6.500.000 amortisasi = Rp156.000.000
Paten 6.500.000
22
2.3.3. Kepentingan Nonpengendali pada Entitas Anak di Luar Negeri
Sebagian besar perusahaan Indonesia lebih suka memiliki 100% entitas
anak di luar negerinya. Oleh karena itu, sebagai contoh, jika PT. Induk memiliki
80% kepemilikan saham di German Company dan investor lain memiliki 20%
kepentingan nonpengendali. Kepentingan nonpengendali pada laporan posisi
keuangan konsolidasian akhir tahun akan dimasukkan sebesar bagiannya atas
akumulasi penghasilan komprehensif lain dari penyesuaian penjabaran sebagai
berikut:
23
historis Rp. 12.000= €1. Kurs rata-rata digunakan untuk mengukur kembali beban
operasi lainnya karena diasumsikan terjadi merata selama periode tersebut.
Keuntungan pengukuran kembali diakui dalam laporan laba rugi periode
berjalan. Keuntungan pengukuran kembali adalah sebagai item penyeimbang untuk
membuat total debit dengan total kredit, tetapi dapat dibuktikan dengan analis
perubahan pos moneter selama periode berjalan.
FIGUR 2-8
31 Desember 20X1, Pengukuran Kembali Neraca Saldo Entitas Anak di Luar
Negeri, Rupiah adalah Mata Uang Fungsional
Pos Saldo, € Kurs Saldo, Rp
Kas 10.750 14.000 150.500.000
Unit Mata Uang Asing 3.000 14.000 42.000.000
Piutang 10.500 14.000 147.000.000
Persediaan 5.000 13.800 69.000.000
Aset Tetap 50.000 12.000 600.000.000
Beban Pokok Penjualan 22.500 (a) 281.000.000
Beban Operasi 14.500 (b) 186.000.000
Kerugian Transaksi Mata Uang 500 13.000 6.500.000
Asing
Dividen Dibayarkan 6.250 13.600 85.000.000
Total Debit 123.000 1.567.000.000
24
Dalam Euro Kurs Dalam Rupiah
(a) Beban Pokok Penjualan :
Persediaan Awal 7.500 12.000 90.000.000
Pembelian 20.000 13.500 260.000.000
Barang Tersedia 27.500 350.000.000
Dikurangi : Persediaan akhir (5.000) 13.800 (69.000.000)
Beban Pokok Penjualan 22.500 281.000.000
(b) Beban Operasi :
Beban Kas 12.000 13.500 156.000.000
Beban Penyusutan 2.500 12.000 30.000.000
14.500 186.000.000
(c) Carry Forward dari kertas
kerja 1 Januari 20X1
2.5. Lindung Nilai Atas Investasi Neto Pada Entitas Anak Di Luar Negeri
Sebagai contoh, pada tanggal 1 Januari 20X1, PT Induk memutuskan untuk
melakukan lindung nilai bagian investasinya yang baru saja dilakukan di German
Company yang terkait dengan nilai buku asset neto German Company. PT Induk
tidak yakin apakah kurs langsung euro akan meningkat atau menurun untuk tahun
tersebut dan ingin melakukan lindung nilai investasi asset netonya. Pada tanggal 1
Januari 20X1, kepemilikan saham 100% PT Induk atas asset neto German
Company sama dengan €50.000 (€40.000 modal saham ditambah €10.000 saldo
laba). PT Induk meminjam €50.000, pada tingkat bunga 5% untuk lindung nilai
investasi ekuitasnya di German Company, dan pokok pinjaman serta bunga akan
jatuh tempo dan dibayar pada tanggal 1 Januari 20X2.
Ayat jurnal pada pembukuan PT Induk untuk mencatat lindung nilai atas
investasi neto adalah sebagai berikut:
1 Januari 20X1
(19) Kas 600.000.000
Utang Pinjaman (€) 600.000.000
25
Meminjam utang yang didomonasi dalam euro untuk lindung nilai atas
investasi neto pada entitas anak di German:
€50.000 × 12.000 kurs spot = Rp600.000.000
31 Desember 20X1
(20) Penghasilan Komprehensif Lain 100.000.000
Utang Pinjaman (€) 100.000.000
Merevaluasi utang yang didenominasi dalam mata uang asing ke kurs spot
akhir periode:
€50.000.000 × (Rp14.000 – Rp12.000) = Rp100.000.000
Kemudian, pada saat pokok pinjaman dan bunga dibayar pada tanggal 1
Januari 20X2, dibuat ayat jurnal sebagai berikut:
1 Januari 20X2
(23) Utang Bunga (€) 35.000.000
Utang Pinjaman (€) 700.000.000
26
Kas 735.000.000
Membayar pokok pinjaman dan bunga yang jatuh tempo pada lindung nilai
yang didenominasi dalam euro:
Rp660.000.000 + Rp100.000.000 = Rp700.000.000
27
FITUR 2-10
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
Akumulasi
Laba Rugi Penghasilan
Total Saldo Laba Modal Saham
Konprehensif Komprehensif
Lain
28
FIGUR 2-11
31 Desember 20X1, Kertas Kerja Konsolidasi, Disiapkan Setelah Pengukuran
Kembali Laporan Asing
Eliminasi
German
Pos PT Induk Company Debit Kredit Konsolidasian
Penjualan 4.000.000.000 650.000.000 4.650.000.000
Keuntungan
Pengukuran Kembali 10.000.000 10.000.000
Laba Rugi dari (24)
Entitas Anak 180.500.000 180.500.000
Kredit 4.180.500.000 600.000.000 4.660.000.000
Beban Pokok
Penjualan 1.700.000.000 281.000.000 1.981.000.000
Beban Operasi 900.000.000 186.000.000 (27) 6.000.000 1.092.000.000
Kerugian Transaksi
Mata Uang Asing 6.500.000 6.500.000
Debit (2.600.000.000) (473.500.000) (3.079.500.000)
Laba Neto 1.580.500.000 186.500.000 186.500.000 1.580.500.000
Saldo Laba, 1/1 (25)
3.000.000.000 120.000.000 120.000.000 3.000.000.000
Laba Neto 1.580.500.000 186.500.000 186.500.000 1.580.500.000
4.580.500.000 306.500.000 4.580.500.000
(24)
Dividen Diumumkan (600.000.000) (85.000.000) (600.000.000)
85.000.000
Saldo Laba, 31/12 3.980.500.000 221.500.000 306.500.000 85.000.000 3.980.500.000
Kas 4.225.000.000 150.500.000 4.375.500.000
Rupiah yang Dimiliki
Entitas Anak 42.000.000 42.000.000
Piutang 750.000.000 147.000.000 897.000.000
Persediaan 1.000.000.000 89.000.000 1.089.000.000
Tanah 1.750.000.000 1.750.000.000
Asset Tetap 8.000.000.000 600.000.000 8.800.000.000
29
Investasi pada Saham (24)
German 95.500.000
(25)
Company 755.500.000 660.000.000
Diferensial (25) (26)
60.000.000 60.000.000
Paten (26) (27)
60.000.000 6.000.000 54.000.000
Debit 16.480.500.000 1.008.500.000 16.787.500.000
Akumulasi
Penyusutan 4.500.000.000 90.000.000 4.590.000.000
Utang Usaha 1.000.000.000 42.000.000 1.042.000.000
Utang Obligasi 2.000.000.000 175.000.000 2.175.000.000
Modal Saham Biasa (25)
5.000.000.000 480.000.000 480.000.000 5.000.000.000
Saldo Laba, form
above 3.980.500.000 221.500.000 306.500.000 85.000.000 3.980.500.000
Kredit 16.480.500.000 1.008.500.000 906.500.000 906.500.000 16.787.500.000
Pedoman Eliminasi:
(24) Mengeliminasi laba rugi dan dividen dari entitas anak.
(25) Mengeliminasi saldo akun investasi awal.
(26) Menetapkan diferensial awal ke paten.
(27) mengamortisasi paten
Saldo 186.500.000
30
Dalam laporan laba rugi konsolidasian, akun keuntungan pengukuran
kembali umumnya adalah penggantian kerugian terhadap akun kerugian
transaksi mata uang asing, dalam contoh ini, menghasilkan keuntungan neto
sebesar Rp 3.500.000 ( 10.000.000 – 6.500.000). Proses konsolidasi yang tersisa
identik dengan proses untuk entitas anak domestik. Catat bahwa paten sebesar
Rp. 54.000.000 yang ditampilkan pada laporan posisi keuanhan konsolidasian
adalah bagian yang belum diamortisasi dari jumlah awal Rp. 60.000.000 (
54.000.000 = 60.000.000 – 6.000.000).
Ayat jurnal eleminasi adalah sebagai berikut :
E(24) Laba Rugi dari Entitas Anak 180.500.000
Dividen diumumkan 85.000.000
Investasi pada Saham German Company 95.500.000
Mengeleminasi laba rugi dari entitas anak
31
FIGUR 2-12
Pembuktian Keuntungan Pengukuran Kembali untuk Tahun yang Berakhir
31 Desember 20X1 (Mata Uang Fungsional adalah Rupiah)
Pembuktian Keuntungan Pengukuran Kembali
Pengukuran Kembali German Company
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1
Skedul 1
Laporan Posisi Moneter Neto
Akhir Tahun Awal Tahun
Aset Moneter:
Kas €10.750 €2.500
Unit Mata Uang Asing 3.000 -0-
Piutang 10.500 10.000
Total €24.250 €12.500
Dikurangi: Ekuitas Moneter
Utang usaha €3.000 €2.500
Utang obligasi 12.500 12.500
Total €15.500 €15.000
Liabilitas monete neto €(2.500)
Aset moneter neto €8.750
Kenaikan aset moneter neto
€11.250
selama tahun berjalan
Skedul 2
Analisa Perbahan Akun Moneter
€ Kurs Rp
Posisi liabilitas moneter neto (2.500) 12.000 (30.000.000)
terekspos, 1/1
Penyesuaian untuk perubahan posisi
mineter neto selama tahun berjalan :
Kenaikan:
32
Dari Operasi:
Penjualan 50.000 13.000 650.000.000
Dari Sumber lainnya -0- -0-
Penurunan :
Dari Operasi:
Pembelian (20.000) 13.000 (260.000.000)
Beban Kas (12.000) 13.000 (156.000.000)
Kerugian Transaksi mata uang (6.500.000)
(500) 13.000
asing
Dari Dividen (6.250) 13.000 (85.000.000)
Dari Penggunaan Lainnya -0- -0-
Aset moneter neto €8.750
Posisi moneter neto sebelum 122.500.000
pengukuran kembali dengan kurs
akhir tahun
Posisi aset moneter neto terekspoa, 122.500.000
8.750 14.000
31/12
Keuntungan pengukuran kembali 10.000.000
33
2.7.3. Pajak Penghasilan
Diharuskan alokasi pajak antarperiode pada saat ada perbedaan temporer
dalam pengakuan pendapatan dan beban untuk tujuan laporan laba rugi dan
tujuan untuk pajak. Keuntungan atau kerugian selisih kurs dari transaksi mata
uang asing mengharuskan adanya pengakuan pajak tangguhan jika dimasukan
dalam laba tetapi tidak diakui untuk tujuan pajak dalam periode yang sama.
Pendapatan komperensif lainya—Penyesuaian
Penjabaran xxx
Utang pajak tangguhan xxx
34
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penyajian laporan keuangan afiliasi luar negeri dalam rupiah dapat dilakukan
dengan menggunakan metode traslasi atau metode pengukuran kembali, tergantung
mata uang fungsional entitas luar negeri. Sebagian besar laporan keuangan afiliasi
luar negeri translasikan menggunakan metode kurs sekarangkarena umumnya unit
mata uang lokal adalah mata uang fungsional. Jika rupiah entitas luar negeri dari
mata uang lokal ke dolar. Pemilihan mata uang fungsional memengaruhi penilaian
akan entitas luar negeri yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
3.2. Saran
Suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko
mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyababkan mata uang
induk perusahaan juga berubah. Maka dari itu diperlukannya prinsip kehati-hatian
dalam akuntansi
35
DAFTAR PUSTAKA
36