Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pudarnya ikatan umat Islam semenjak jatuhnya Khilafah Islamiyyah pada tahun 1924, ummat
Islam ibarat itik yang kehilangan induknya, tidak ada naungan lagi bagi kelestarian syariat
islamiyyah di muka bumi ini. Sejak saat itulah dunia Islam tampak suram, dimana-mana
terjadi kerusakan, fitnah dan ghurbah, Islam kembali kepada keasingan sebagaimana asalnya.
Rosulullah bersabda : Artinya : “Islam datang dengan keasingan, dan ia akan kembali asing
sebagaimana awal kedatangannya. Maka beruntunglah bagi orang-orang asing yang berlaku
baik tatkala manusia berbuat kerusakan.”

Juga disebutkan dalam hadits riwayat Abdullah bin Amru : Artinya : “Ambillah apa yang
kamu ketahui dan tinggalkan apa yang kamu ingkari serta jagalah dirimu khususnya dan
tinggalkan urusannya orang-orang awwam.”

Runtuhnya institusi Khilafah sebagaimana pengawal sekaligus pengayom konstitusi syariat


islamiyyah menjadi faktor utama bagi merebaknya kerusakan dan fitnah di tengah ummat
manusia, dimana fitnah besar yang menimpa umat saat itu adalah fitnah Syubuhat dan Fitnah
Syahwat.

Ibnu Qoyyim berkata : ”Pangkal segala fitnah semata-mata adalah terletak pada
mendahulukan ro’yu dari pada syariah dan hawa nafsu dari pada akal. Yang pertama adalah
pangkal fitnah Syuhbat dan yang kedua adalah pangkal Fitnah Syahwat.” [ Ighotsatul
Lahfan : 2/167]

Kerusakan dan fitnah ini akan terus berkembang dan tak berkesudahan kecuali dengan
tegaknya kembali Khilafah Islamiyah yang mampu mengaplikasikan Tahkiemus Syariah atau
Iqomatuddin secara sempurna sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat As Syuro : 13
: “Dan Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepada kamu dan apa yang telah kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu tegakkanlah agama dan jangnanlah kamu
berpecah belah tentangnya….”

Makalah by Ari Tungki | Aktifitas Harakah Islamiyah 1


Iqomatuddin sebagaimana yang disyariatkan oleh Allah SWT. kepada para Nabi dan rosul-
Nya juga kepada seluruh umat-Nya ini tidak mungkin dilaksanakan kecuali dengan
berjama’ah. Allah berfirman dalam surat Ali Imron : 103 :“… dan janganlah kamu bercerai
berai…”

Ibnu Mas’ud berkata : “Bahwa yang dimaksud dari ayat tersebut adalah Aljama’ah.”

Ibnul Mubarok rahimahullah berkata : “Sesungguhnya jama’ah adalah “Hablullah” (tali


Allah), maka berpegang teguhlah terhadapnya dengan ikatan yang kuat bagi siapa saja yang
telah memeluk Islam sebagai dien.” [ Tafsir al Jami’ Li Ahkamil Qur’an : 4/158]

Oleh sebab itu jika melihat keadaan umat manusia yang telah rusak pada hari itu maka tidak
ada jalan keluar kecuali dengan membentuk jama’ah Islamiyyah yang memerintahkan kepada
yang makuf dan nahi mungkar serta dapat memikul beban-beban dakwah ilallah ‘azza wa
jalla. Allah berfirman dalam surat Ali Imron : 104 :

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyeru kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-
orang yang beruntung.”

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pengertian Harakah Islamiyah?
2. Bagaimana Aktivitas Harakah Islamiyah?

C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan Pengertian Harakah Islamiyah.
2. Untuk menjelaskan Aktivitas Harakah Islamiyah.

BAB II

Makalah by Ari Tungki | Aktifitas Harakah Islamiyah 2


PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HARAKAH ISLAMIYAH

Di dalam kamus bahasa Arab “Lisan Al `Arob” (1/614) kata harokah (‫ ) الحركة‬yang berasal
dari kata Haruka (‫ )حرك‬memiliki arti lawan dari kata diam (‫ )ضد السكون‬atau tidak bergerak,
yang berarti harokah adalah suatu gerakan. Di dalam bahasa umum Harokah berarti
perpindahan tubuh dari satu tempat ke tempat tertentu menuju tempat lainnya (‫إنتقال الجسم من‬
‫)مكان إلى مكان آخر‬. Hal tersebut menandakan adanya langkah-langkah dan usaha-usaha yang
terus bergerak dari satu posisi menuju posisi yang lain atau dari satu keadaan menuju keadaan
yang lain. Dari sini dapat difahami bahwa Harokah Islamiyyah berarti langkah-langkah,
usaha-usaha dan gerakan-gerakan yang bersifat Islami, yaitu berdasarkan asas-asas, aturan-
aturan dan nilai-nilai Islam, baik dalam tujuan, aqidah dan sikap atau suluknya.

Manusia diciptakan Allah Swt untuk mengabdi hanya kepada-Nya, atau mentauhid kan-Nya.
Hal itu mengandung pengertian bahwa arti kehidupan yang sesungguhnya bagi manusia
adalah mempersembahkan seluruh aspek kehidupannya untuk hanya kepada Allah, Robbul
`Alamin, Pencipta, Pemilik dan Pengatur alam semesta.

Tauhid adalah dasar penciptaan anak cucu Adam, yaitu manusia seluruhnya, karena Allah Swt
telah menciptakan mereka sebagai muwahhidin (hanya pengabdi Allah semata). Bapak
manusia yaitu Adam `As adalah orang pertama yang menjadi muwahhidin sebagai fithroh
asasi yang melekat pada diri manusia. Manusia sepanjang sejarahnya sejak Adam `As hingga
Nuh `As – semoga Allah mencurahkan kesejahteraan kepada mereka – yang diperkirakan
berjarak 10 abad, masih tetap berada di atas landasan tauhid. Sebuah kehidupan Islami yang
ditandai pengabdian dan peribadatan kepada Allah Swt dalam seluruh aspek kehidupan
tersebut telah diwujudkan oleh Adam `As dalam bentuk ketauhidan yang utuh di alam nyata.

Kehidupan Islami ini berlangsung sampai munculnya penyimpangan besar dari kehidupan di
zaman umat Nabi Nuh `As dalam bentuk kesyirikan kepada Allah Swt. Pengabdian yang
beralih kepada penyembahan berhala-berhala Wad, Suwa`, Yaguts, Ya`uq dan Nasr dimana
pada asalnya adalah nama orang-orang sholih di kalangan mereka ini telah merubah tujuan
hakiki dari kehidupan manusia itu sendiri. Inilah titik mula terjadinya penyimpangan hakiki

Makalah by Ari Tungki | Aktifitas Harakah Islamiyah 3


kehidupan insan di muka bumi, dari ketauhidan dan pengabdian hidup hanya kepada Allah
Swt menuju kehidupan syirik yang penuh kehinaan dan kehancuran alam semesta.

Di saat itu dan saat sesudahnya, kafilah-kafilah rasul Allah dan para nabi di utus setiap
zamannya oleh Allah Swt tanpa henti untuk mengadakan langkah-langkah, usaha-usaha dan
gerakan-gerakan mengembalikan manusia ke arah tujuan diciptakannya yaitu tauhid dan
pengabdian hanya kepada-Nya, hingga ditutup dan disempurnakan oleh rasul dan nabi
terakhir, Nabi Muhammad Saw. Usaha, langkah dan gerakan dakwah kepada tauhidulloh
merupakan program dasar dan utama yang dilakukan para rasul dan anbiya sebagai pemimpin
dan penghulu para da`i ilAllah. Sebuah tugas utama dan mulia yang mereka sandang sebagai
makhluk dan manusia terhormat dan terpuji di alam semesta. Usaha-usaha, langkah-langkah
dan gerakan-gerakan yang gigih dan tiada henti yang mereka lakukan, baik sembunyi-
sembunyi maupun terang-terangan, baik pagi maupun petang, baik di saat sendiri maupun di
saat bersama para pendukungnya telah menjelma menjadi kafilah harokah dakwah Islamiyah
yang agung dan mulia.

Kafilah harokah da`wiyah islamiyyah inipun terjelma dalam bangunan dakwah jihad dan
daulah di masa Rosululloh dan khulafaur Rosyidin yang penuh dengan hidayah dan inayah
Allah Swt, hingga kemenangan (berkuasa di muka bumi sebagai orang yang beriman kepada
Allah), gelombang besar manusia yang masuk ke dalam rahmat Islam dan rasa aman yang
menyelimuti umat dalam agama, akal, jiwa, harta dan ke hormatan merekapun terbukti dalam
fakta kehidupan yang nyata. Bagi mereka – atas hidayah Al Qur`an dan As Sunnah – siapa
saja yang menjadi muslim tanpa memiliki peran dan tanggung jawab terhadap Islam itu
sendiri, maka berarti dia telah menempat kan dirinya sama seperti sikap beragamanya para
pendeta di gereja-gereja dan para biksu di kuil-kuil dan kelenteng-kelenteng mereka yang
bersikap rahbaniyyah bid`iyah.

Masa ini menjadi masa penentu kesempurnaan agama dan beragama, penentu berpikir dan
beramal tentang agama dan beragama. Masa ini menjadi batu ujian dalam kebenaran
beraqidah, beribadah, berakhlak dan beragama secara menyeluruh untuk seluruh umat,
dimana semua kebenaran itu harus diukur oleh sejauh mana menepati kebenaran yang
dipegang oleh Rosululloh dan para shohabatnya. Itulah Manhaj Ahlus Sunnah wal Jama`ah
yang terpolakan oleh Al Kitab, As Sunnah dan manhaj salafush sholeh yang diridhoi Allah
Swt serta jalan keselamatan dan kemenangan yang telah ditetapkan oleh-Nya. Manhaj inilah
Makalah by Ari Tungki | Aktifitas Harakah Islamiyah 4
yang dianut, dipegang dengan teguh, diamalkan, didakwahkan dan disebarkan dengan
harokah tingkat tinggi, hingga mengorbankan apapun yang termahal dalam kehidupan
mereka.

Di antara perintah Rabbani pertama kali yang diturunkan di dalam Al Qur`an adalah :
perintah memberi peringatan dan menyampaikan wahyu kepada seluruh makhluk, sebuah
harokah yang tak boleh berhenti. Allah Ta`ala berfirman :
‫` أياأأيَيأها ارلقمددثثقر ` ققرم فأأأنذذرر‬
“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan!”. {QS. 74:1-2}
Kemudian, berlanjut dengan apa yang kita namakan fiqh dakwah, dimana ayat yang turun
berisi tentang situasi dakwah, seperti dalam firman Allah Ta`ala :
‫ض أعذن ارلقمرشذرذكيِأن‬
‫صأدرع بذأما تقرؤأمقر أوأأرعذر ر‬
‫` أفا ر‬
Maka sampaikanlah olehmu segala apa yang diperintahkan (ke-padamu) dan berpalinglah
dari orang-orang yang musyrik. {QS. 15:94}
‫صيِأرةة أأأنا أوأمذن اتدبأأعذنيِ أوقسربأحاأن اذ أو أما أأأنا ذمأن ارلقمرشذرذكيِأن‬
‫` ققرل هأذذذه أسذبيِذليِ اأردقعوا إذألى اذ أعألى بأ ذ‬
Katakanlah:”Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk
orang-orang yang musyrik”. {QS. 12:108}
‫ك ذبارلذحركأمذة أوارلأمروذعظأذة ارلأحأسنأذة أوأجاذدرلهقرم ذبالدتذريِ ذهأيِ أأرحأسقن‬ ‫` اقرد ق‬
‫ع إذألى أسبذريِذل أربث أ‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik”. {QS. 16:125}

Semua ayat tersebut menggambarkan sosok seorang da`i muslim yang mengikuti jejak hidup
Nabi , muslim haroki sunni.

Di antara pembentukan penting pertama yang diperhatikan beliau adalah kepribadian da`i
yang akan mengemban dan menyebarkan tanggung jawab dakwah. Orang pertama yang
beliau dakwahkan adalah Abu Bakar Ash Shiddiq yang merupakan sosok yang tidak pernah
berhenti dan lelah berdakwah. Bahkan, beliaulah orang pertama yang bergerak
(berharoki) menyebarkan dakwah secara maksimal, hingga 6 orang tokoh pemuda Quraisy
masuk Islam, di samping upayanya yang besar dalam membebaskan para budak yang masuk
Islam dari belenggu perbudakannya.

Makalah by Ari Tungki | Aktifitas Harakah Islamiyah 5


Sesungguhnya gerakan para shahabat Nabi setelah beliau wafat merupakan bukti nyata
bahwa kepribadian yang beliau bentuk dan bina adalah kepribadian mutaharrik(per-gerakan)
terhadap dien yang tidak pernah diam dan beku.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata : “Menyampaikan sunnah Nabi kepada umat lebih utama
daripada mengirimkan anak panah ke leher-leher musuh, karena mengirimkan anak panah
dapat dilakukan oleh mayoritas manusia, sedangkan menyampaikan sunnah beliau tidak
dapat ditunaikan kecuali oleh para pewaris Nabi dan khalifah umat. Semoga Allah
menjadikan kita termasuk golongan mereka dengan karamah dan nikmat-Nya”.

Ja`far bin Sulaiman berkata : aku mendengar Malik bin Dinar berkata : “Seandainya aku
mampu tidak tidur, niscaya aku tidak akan tidur khawatir siksaan Allah menimpa di saat aku
sedang tidur. Dan seandainya aku menemukan para pendukung, niscaya aku aku membagi –
bagi mereka ke seluruh dunia untuk menyerukan: Wahai manusia, takutlah api neraka !
Takutlah api neraka !“.

Syuja` bin Walid berkata : “Dahulu, aku keluar bersama Sufyan Ats Tsauri. Di mana waktu
pulang pergi lisan beliau tidak pernah lelah untuk amar ma`ruf nahi munkar“.

Taharruk (bergerak) untuk agama serta mengerahkan kemampuan secara maksimal dalam
berdakwah ilallah, menegakkan syari`at Allah dan meninggikan kalimat-Nya di muka bumi
wajib menjadi unsur asasi di dalam rajutan-rajutan iman setiap muslim.1

B. AKTIVITAS HARAKAH ISLAMIYAH

Aktifitas suatu gerakan dapat dilakukan oleh satu individu walaupun belum mempunyai suatu
kelompok da'wah yang berjuang bersamanya. Jamaluddin Al Afghani misalnya, walaupun
yang bergerak hanyalah seorang individu saja --bukan orang banyak, namun gerakannya
dapat dianggap sebagai salah satu macam harakah yang pernah ada di dunia Islam.

Aktifitas gerakan dapat juga dilakukan oleh suatu jama'ah, yaitu sekumpulan orang yang
mempunyai pemimpin dan memiliki metode/ strategi da'wah tertentu. Misalnya Jama'ah

1 http://www.hasmi.org/definisi-harakah/, Minggu, 8 Januari 2017


Makalah by Ari Tungki | Aktifitas Harakah Islamiyah 6
Tabligh di India dan Pakistan, Ikhwanul Muslimin dan Tanzhimul Jihad di Mesir, serta yang
sejenisnya.

Gerakan da'wah dapat pula dilakukan oleh suatu organisasi, seperti Muhammadiyah, NU,
Persis, dan yang sejenisnya. Aktifitas gerakan dapat pula dilakukan suatu partai politik, baik
partai tersebut memiliki ideologi tertentu sehingga dapat dikategorikan sebagai partai politik
yang sebenarnya, misalnya Hizbut Tahrir di Yordania, Front Penyelamat Islam (FIS) di Al
Jazair; atau partai yang hanya sekedar nama tanpa memiliki ideologi tertentu, seperti yang
ada pada puluhan bahkan ratusan jumlahnya yang tersebar di seluruh dunia Islam. Seluruh
perkumpulan semacam ini dapat diklasifikasikan sebagai suatu harakah, asalkan mereka
bergerak untuk mencapai tujuan tertentu.

Diantara harakah-harakah tersebut ada yang bersifat islami dan menjadikan Islam sebagai
asas, seperti yang disebutkan di atas. Namun ada juga yang tidak islami, bahkan memusuhi
Islam, seperti partai Komunis, partai Wafd di Mesir, partai Ba'ath di Syiria dan Irak, gerakan
Ahmadiyah di India dan Pakistan, dan sebagainya.

Melihat keadaan berbagai gerakan yang ada, dapatlah ditentukan tiga aspek yang
menunjukkan identitas sebuah gerakan, yaitu:
(1)Mempunyai target tujuan yang diusahakan dan hendak dicapai oleh sebuah harakah,
(2)Mempunyai bentuk pemikiran yang telah ditentukan oleh harakah dalam aktifitas
perjuangannya, dan
(3)Mempunyai arah dan kecenderungan tertentu pada orang-orang yang tergabung di
dalam harakah tersebut.

Untuk menentukan identitas suatu harakah agar dapat dikategorikan sebagai Harakah Islam,
maka ketiga aspek dia atas harus terpenuhi. Dengan kata lain, tidak cukup hanya mempunyai
target tujuan yang disahkan dan diakui oleh Islam, tetapi juga harus ditujukan untuk melayani
dan mengembangkan Islam. Sebagai contoh, Islam mengakui keberadaan suatu harakah yang
bergerak dalam bidang olahraga. Sebab, target semacam ini hukumnya mubah. Tetapi
harakah yang bergerak di bidang olahraga seperti ini tidak dapat disebut sebagai harakah
Islamiyah, karena keberadaannya tidak sampai melayani dan mengembangkan Islam.

Begitu pula halnya dengan aneka ragam harakah Islam yang aktifitasnya menitikberatkan
pada usaha pemeliharaan/penerbitan Al Qurâan dan terjemahannya atau penerbitan buku-
Makalah by Ari Tungki | Aktifitas Harakah Islamiyah 7
buku Islam; pembangunan proyek dan perusahaan Islam, seperti Bank Islam, Koperasi Islam,
masjid-masjid dan sekolah Islam, serta lembaga pendidikan yang sejenisnya; menyalurkan
dana kepada fakir-miskin, anak-anak yatim, orang-orang cacat; melakukan amar ma'ruf nahi
munkar, menyampaikan nasehat kepada penguasa; dan sebagainya. Satu atau lebih dari
berbagai macam aktifitas yang telah disebutkan di atas dapat dijadikan target tujuan untuk
sebuah harakah Islam. Namun demikian, perlu diingat bahwa target-target tersebut belum
cukup mampu melayani dan mengembangkan Islam hingga seluruh aktivitas harakah terkait
erat dengan hukum-hukum Islam. Dengan kata lain, metode yang digunakan harus sesuai dan
terikat dengan ide maupun hukum Islam.

Selain ketiga persyaratan di atas, agar suatu gerakan da'wah dapat disebut sebagai harakah
Islamiyah, maka keanggotaannya harus pula dari kalangan kaum Muslimin saja. Jika suatu
harakah terbentuk dari kalangan non muslim, seperti para orientalis yang mengkaji dan
mempelajari khazanah Islam lalu mengeluarkan dan menyebarkan hasil kajiannnya setelah
terlebih dahulu meneliti dan menganalisisnya, maka harakah semacam itu tidak dapat
dinamakan harakah Islam.2

BAB III
PENUTUP

2 http://publicationstate.blogspot.co.id/2012/01/klasifikasi-harakah-islamiyah-bab-1.html, Minggu, 8
Januari 2017
Makalah by Ari Tungki | Aktifitas Harakah Islamiyah 8
A. SIMPULAN
 Harokah Islamiyyah berarti langkah-langkah, usaha-usaha dan gerakan-
gerakan yang bersifat Islami, yaitu berdasarkan asas-asas, aturan-aturan dan nilai-
nilai Islam, baik dalam tujuan, aqidah dan sikap atau suluknya.
 Gerakan da'wah dapat pula dilakukan oleh suatu organisasi, seperti
Muhammadiyah, NU, Persis, dan yang sejenisnya. Aktifitas gerakan dapat pula
dilakukan suatu partai politik, baik partai tersebut memiliki ideologi tertentu
sehingga dapat dikategorikan sebagai partai politik yang sebenarnya,
misalnya Hizbut Tahrir di Yordania, Front Penyelamat Islam (FIS) di Al Jazair;
atau partai yang hanya sekedar nama tanpa memiliki ideologi tertentu, seperti
yang ada pada puluhan bahkan ratusan jumlahnya yang tersebar di seluruh dunia
Islam. Seluruh perkumpulan semacam ini dapat diklasifikasikan sebagai suatu
harakah, asalkan mereka bergerak untuk mencapai tujuan tertentu.

B. SARAN
Adapun yang menjadi saran dalam penulisan makalah ini yakni agar menjadi seorang
muslim yang tidak mementingkan diri sendiri kita juga harus saling bersama –sama
menegakkan adiinul Islam, demi tercapainya kebersamaan ini harus adanya persatuan
dan kesatuan dari umat islam.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.hasmi.org/definisi-harakah/

http://publicationstate.blogspot.co.id/2012/01/klasifikasi-harakah-islamiyah-bab-1.html

Makalah by Ari Tungki | Aktifitas Harakah Islamiyah 9

Anda mungkin juga menyukai