Anda di halaman 1dari 36

tugas KWU

bab 1
D.Prosedur Menganalisis Risiko Usaha
Prosedur pengambilan risiko itu merupakansuatu gaya prilaku seorang
wirausahawan.pengambilan risiko dilakukan dengan perhitungan yang mantap dan
merupakan suatu keterampilan yang dapat ditingkatkan .agar lebih jelas ,berikut ini
prosedur-prosedur untuk menganalisis ebuah situasi risiko di dalam usaha atau bisnis.
1.Tujuan dan Sasaran Usaha
Tujuan dan sasaran usaha dirumuskan untuk mencapai pertumbuhanyang pelan-pelan
pertumbuhan mantap,atau tidak ada pertumbuhan sama sekali .jika risiko itu taat kepada
tujuan dan sasaran usahanya,maka proses pengambilan keputusan dapat diteruskan dan
dapat dilakukan penaksiran alternative yang menguntungkan.
2.Meneliti alernatif risiko
Dalam pengambilan risiko dengan sasaran-sasaran usaha atau bisnis,langkahnya dengan
melakukan survey atas sebagaialternatif.Alternatif-alternatif harus ditentukan secara
terperinci sehingga semua biaya usaha atau bisnis dapat ditelaah benar dan objektif.
3.Merecanakan dan meaksanakan sebuh alternatif
Jika sebuah alternatif sudah dipilih ,selanjutnya eorng wirausahwan harus meyusun sebuah
rencana untuk melaksanakan alternative usaha atau bisnis.rencana usaha ini memuat
jadwal waktu,rumusan tujuan,dan sasaran tujuan atau bisnis.
4.Taksiran risik usaha
Taksiran ada tidaknya risiko usaha sangat penting untuk wirausahawan.tugas wirausahawan
didalam pengambilan risiko selanjutnya adalah sebagai berikut;
a.menetapkan kebutuhan pada tingkat permintaan waktu swkarang.
b.menyewa alat-alat produksi untuk memenuhi permintaan konsumen.
c.mensubkontrakan kepada pembuat prouksi yang lebih kecil.
5.Mengumpulkan informasi usaha
Seorang wirausahawan harus mengumpulkan informasi usaha secara intensif sehingga
penaksiran dapat dibuat secara realistis.berbagai masalah dan akibat sebaiknya di tekaah
serta ditelusuri teru-menerus ,serta pengambilan kesimpulan dilakukan secara logis.agar
anda lebih mengerti ,berikut ini8dimuat beberapa pertanyaan;
a.apakah terdapat pasar-pasar baru jika persaingan menyebabkan berkurangnya pasar
yang ada sekarang?
b.apkah modifikasi prouk dapat mendorong adanya kenaikian jumlah konsumen?
c.apkah ada kemungkinan para pembekal dan subkontaktor menaikan harga jika permintaan
bertambah?
6.Mengurangi risiko usaha
Merupakan faktor yang menentukan penaksiran secara realistis tentang sejauh mana
perusahaan dapat mempengaruhi suatu keadaan persainagn usaha.disini pelaksaanya
mengandung unsure-unsur dalam mengurangi risiko usaha yaitu;
a.adany kesadarn dalam kemampuan mengelola usaha ,adanya peluang ,dan kekuatan
perusahaan.
b. adanya kerja prestatif,dorongan berinisiatif ,dan antusiasme.
c.adanya kretifitas dan inovasi untuk mengubah keadaan usaha deni mendapat keuntungan.
E.Permanfaatan Peluang secara kreatif dan inovasi
Peluang usaha harus di berdayakan menjadi peluang emas secara kreatif dan inovasi dan
melakukan cara-cara berikut;
1. Make modification(melakukan beberapa perubahan).Andak dapat melakukan beberpa
perubahan atau modifikasi terhadap produk barangt atau jasa tersebut
2. Make it better membuat yang lebih baik).Anda akan membuat peluang usaha anda lebih
baik lagi,setelah melakukan uji pasar terhadap produk yang dihasilkan.
3. 3. Make it the first(menjadi yang pertama).peluang emas adalah peluang
bisnis(usaha)yang pertama kali anda lakukan sebelum orang lainmelakukan atau bbahkan
memikirkannya.
4. Make it special produk (membuat produk khusus).contoh usaha bisnis produk khusus
antara lain;
a. Bengkel khusus motor vespa.
b. Restoran yang khusus menyajikan makanan dan minuman dari stwberi.
c. Restoran yang khusus mnyajikan makanan dari bebek.
5. Cloning (meniru habis tetapi merk berbeda)cara ini sering dilakukan oleh orag lain ketik
mencari peluang,tapi harus hati-hati mengingat ada unsure paten HAKI(hak Atas Kekayaan
Inteklektual) atau tuntutan dari pihak yang ditiru.
6. Substitut(menjadi produk Pengganti)

soal esay KWU


bab 1

1.jelaskan tujuan dan sasaran usaha?


2.sebutkan tugas wirausahawan dalam penganbilan resiko?
3.sebutkan unsure-unsur dalam mengurangi risiko usaha?
4.sebutkan contoh dari make it special product(membuat produk khusus)?
5.tuliskan 1 pertanyaan dalam mengumpulkan informasi usaha?

Jawaban:
1.tujuan dan sasaran usaha yaitu untuk mencapai pertumbuhan yang pelan-pelan
,pertumbuhan mantap,atau tidak ada pertumbuhan sama sekali dan dapat dilakukan
penaksiran alternative yang menguntungkan.
2.*menetapkan kebutuhan pada tingkatnyab permintaan waktu sekarang .
*membeli alat-alat produksi yangb cukup untuk memenuhi permintaan konsumen
*menyewa alat-alat produksi untuk memenuhi petmintaan konsumen.
3.*adanya kesaqdaran dalam kemampuan mengelola usaha,adanyapeluang
*adnya kerja preststif ,dorongan berinisiatif,dan antusiasme.
4.*bengkel khusus motor vespa
*restoran yang khusus menyajikan makanan dan minuman dari buah stawberi
*restoran yang khusus menyajikan makan dari bebeki
5.apakah terdapat pasar-pasar baru jika persaingan menyebabkan berkurangnya pasdar
yang ada sekarang?

Modul KWU SMK TARUNA BHAKTI KELAS XI


MODUL 1

STANDAR KOMPETENSI :
3. Merencanakan Usaha Kecil/Mikro

KOMPETENSI DASAR :
3.1 Menganalisis peluang usaha

INDIKATOR :
 Analisis peluang usaha berdasarkan produk/jasa secara jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, dan
tanggung jawab

Materi Pembelajaran :
 Peluang dan resiko usaha
 Faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan usaha
 Mengembangkan ide dan peluang usaha

Alokasi Waktu :
8 x 40 Menit

Materi :

I. PELUANG DAN RESIKO USAHA

PELUANG USAHA
Adalah target usaha yang didalamya terdapat keinginan dan kebutuhan yang akan dipenuhi atau
dipenuhi seseorang atau kelompok.

Hukum Permintaan
Menyatakan bahwa jumlah permintaan berbanding terbalik dengan tingkat harga.
Artinya :
Jika harga suatu barang/jasa naik, maka jumlah barang/jasa yang diminta akan turun. Jika harga
suatu barang/jasa turun, maka jumlah barang/jasa yang diminta akan naik.

Hukum Penawaran
Menyatakan bahwa jumlah penawaran berbanding lurus (sejajar) dengan tingkat harga.
Artinya :
Jika harga suatu barang/jasa naik, maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan akan naik. Jika harga
suatu barang/jasa turun, maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan akan turun.
Hukum Penawaran ini berpengaruh terhadap keuntungan yang akan diperoleh wirausaha.

Langkah – langkah yang dapat ditempuh untuk menyeleksi ide usaha, antara lain :
1. Menciptakan produk baru dan berbeda
2. Mengamati pintu peluang
3. Menganalisis produk & proses produksi secara mendalam
4. Menaksir biaya awal
5. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi
6. Informasi terhadap minat dan daya beli konsumen
7. Informasi mengenai manajemen usaha
8. Informasi mengenai tenaga kerja
9. Informasi mengenai perawatan peralatan
10. Informasi mengenai adaministrasi pembukuan
11. Informasi mengenai penelitian pengembangan

Pentingnya informasi dalam peluang usaha :


a. Dapat mengirim dan materi informasi peluang usaha melalui berbagai media
b. Meningkatkan kerjasama para wirausahawan
c. Untuk mempercepat pengambilan keputusan dalam menentukan peluang usaha
d. Membuka pemanfaatan peluang usaha yang ada
e. Menggali peluang usaha, menyusun konsep usaha dan menciptakan nilai tambah yang
menguntungkan

Sumber Informasi Peluang usaha


a. Persyaratan sumber informasi peluang usaha, data informasi peluang usaha harus lengkap dipercaya
dan harus berlaku
b. Perolehan sumber informasi peluang usaha
1) Dari pemasaran dan penjualan
2) Dari pemasaran dan penjualan
3) Dari kedudukan perusahaan dipasar
4) Dari bagian pembukuan
5) Dari hasil penelitian pasar
6) Dari konsumen
7) Dari hasil penelitian pemasaran
8) Dari wilayah niaga
9) Media masa
10) Pemerintah
11) Dan lain-lain

Ada 2 kelompok cara memperoleh sumber informasi peluang usaha :


a. Sumber informasi primer (konsumen/pelanggan, pedagang, perantara, penjual enceran)
b. Sumber informasi sekunder (catatan intern wirausahawa, pemerintah, data Biro Statistik, Kamar
Dagang dan Industri/KADIN, media masa)

Mengidentifikasikan peluang usaha dapat dilakukan dengan cara :


a. Belajar ilmu manajemen usaha
b. Meminta jasa konsultan manajemen
c. Meminta jasa keluar dan kenalan yang pintar dalam usaha
Dengan adanya informasi wirausaha dapat mengetahui peluang, ancaman usaha, kekuatan,
kelemahan usaha (SWOT)

Menganalisis peluang usaha diawali melalui analisis SWOT :

STRENGTH = KEKUATAN
MELIPUTI PENGETAHUAN TENTANG USAHA, KETERAMPILAN MENGELOLA USAHA, PERMODALAN
SERTA DUKUNGAN RELASI & KELUARGA.
WEAKNESS = KELEMAHAN
MELIPUTI PENGETAHUAN APA YANG MASIH DIPERLUKAN.
OPPORTUNITY = PELUANG
MELIPUTI KEKUATAN PASAR DAN KELANGSUNGAN PENGADAAN SERTA PODUKSI.
THREAT = KENDALA
MELIPUTI SIAPA PESAING KITA & SEBERAPA JAUH KEKUATAN MEREKA.

Persyaratan utama untuk menggali peluang usaha:


a. Kerjasama
b. Optimisme
c. Keterbukaan
d. Kreatif
e. Bekerja prestatif
f. Mendenganrkan saran orang lain
g. Mengakui kesalahan sendiri dan percaya diri

Menurut Charlap 4 unsur yang harus dimiliki wirausahawan :


a. Work Hard (kerja keras)
b. Work smart (kerja keras)
c. Enthusiasme (kegairahan)
d. Service (Pelayanan)

Resiko yang mungkin terjadi dalam menjalankan suatu wirausaha :


1. Resiko teknik : Berhubungan dengan proses pengembangan produk.
ko pesaing : Berhubungan dengan kemampuan dan kesediaan pesaing mempertahankan posisinya di pasar.
ko finansial : Resiko yang timbul akibat ketidakcukupan finansial/dana baik dalam pengembangan produk
maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk mendukung biayanproduk baru.

Resiko usaha dapat diatasi dengan cara :


1. Keahlian mengambil resiko dalam usaha
2. Resiko diketahui sebelumnya
3. Resiko pertengahan usaha
4. Resiko inisiatif dalam usaha
5. Resiko di asuransikan
6. Resiko usaha yang tidak diasuransikan
7. Resiko dalam Persaingan
8. Resiko dalam keuangan usaha
9. Resiko dalam Pemasaran

Prosedur Menganalisis Resiko:


a. Tujuan dan sasaran usaha
b. Meneliti alternative resiko
c. Merencanakan dan melaksanakan sebuah alternative
d. Taksiran risiko usaha
e. Mengumpulkan informasi usaha
f. Mengurangi resiko usaha

Permasalahan yang timbul dari para wirausaha (pengusaha kecil) yang sulit untuk berkembang,
antara lain :
1. Kurangnya modal usaha
2. Kurangnya bimbingan & penyuluhan dari pemerintah
3. Sebagian besar usaha didominasi etnik Tionghoa
4. Usaha masih didominasi orang yang bermodal kuat
5. Usaha masoh didominasi modal asing
6. Latar belakang usaha yang kurang memadai
7. Kurangnya pengalaman dalam usaha
8. Struktur ekonomi yang belum cocok dengan kondisi ekonomi dunia
9. Modernisasi
10. Hambatan nilai-nilai usaha di dalam masyarakat
11. Latar belakang pendidikan wirausaha yang kurang memadai

Salah satu usaha pemerintah mendorong tumbuhnya dunia usaha dengan meningkatkan kebutuhan
usaha dilakukan berbagai cara, diantaranya :
1. Memberi kemudahan dalam mendirikan perusahaan
2. Memberi kemudahan dalam mendapatkan kredit
3. Mendirikan fasilitas perdagangan berupa kios/usaha yang murah
4. Membuka atase perdagangan (tempat promosi/pameran di pusat-pusat perdagangan dunia)
5. Mengeluarkan dan memberi lisensi istimewa terhadap produk tertentu
6. Mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
7. Mendirikan dan membuka sekolah kejuruan dan kursus usaha, sekolah bisnis, inkubator bisnis,
pelatihan bisnis dan lain-lain.

Kementrian yang ditunjuk pemerintah dalam membina usaha kecil & menengah adalah
kementrian KUKM (Koperasi dan Usaha Kecil Menegah)

LINGKUNGAN USAHA
1. Lingkungan Mikro
Adalah lingkungan yang berkaitan dengan operasional perusahaan. Seperti pemasok, karyawan,
pemegang saham, manajer, direksi, distributor atau pelanggan/konsumen.
2. Lingkungan Makro
Adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara
keseluruhan. Seperti lingkungan ekonomi, teknologi social politik, demografi (kependudukan) dan
gaya hiidup.

II. FAKTOR – FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN USAHA

Seseorang ketika mengawali usahanya harus siap dengan dua hal yaitu :
1. berhasil dalam mengembangkan usahanya atau
2. gagal sama sekali dalam usahanya

Faktor – faktor yang mendukung keberhasilan usaha diantaranya adalah :


1. adanya perencanaan yang tepat dan matang serta dapat dilaksanakan dengan baik
2. adanya visi, misi dan dedikasi yang tinggi dalam usaha
3. adanya komitmen tinggi dalam berusaha
4. adanya SDM yang handal dan didukung teknologi yang tinggi
5. adanya manajemen usaha yang baik
6. adanya peningkatan permintaan barang dan jasa
7. adanya dana yang cukup
8. adanya keterampilan dan pengalaman dalam bidang usaha
9. adanya minat terhadap bidang usaha
10. adanya kebutuhan konsumen yang terpuaskan
11. adanya sarana dan prasarana penunjang usaha

Penyebab kegagalan dalam menjalankan usaha adalah :


1. Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam manajerial serta kurangnya pengalaman
ketika menjalankan strategi perusahaan.
2. Kurangnya pemahaman bidang usaha yang diambil karena tidak dapat memvisualisasikan dengan
jelas usaha yang akan digeluti.
3. Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan (modal dan kendali kredit).
4. Gagal dalam perencanaan.
5. Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai.
6. Kurangnya pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan bahan baku dan sarana
peralatan.
7. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi perubahan teknologi.
8. Hambatan birokrasi dalam kearsipan dan adminsitrasi organisasi akan memperlambat laju kinerja
organsiasi.
9. Keuntungan yang tidak mencukupi.
10. Tidak adanya produk yang baru.

Potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan :


1. Pendapatan yang tidak menentu
2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi
3. Perlu kerja keras dan waktu yang lama
4. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap

Keuntungan berwirausaha :
1. Otonomi
2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi
3. Kontrol finansial

Kerugian berwirausaha :
1. Pengorbanan personal
2. Beban tanggungjawab
3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal

Langkah Menuju Keberhasilan :


1. Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas
2. Kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang
3. Membuat perencanaan usah, menorganisasikan, dan menjalankannya
4. Mengembangkan hubungan,, baik dengan mitar usaha maupun dengan semua pihak yang terkait
dengan kepentingan perusahaan

III. MENGEMBANGKAN IDE DAN PELUANG USAHA

Tujuan mengembangkan ide dan peluang usaha :


a. Ide dalam pembuatan produk atau jasa yang diminati konsumen
b. Ide dalam pembuatan produk/jasa dapat memenangkan persaingan
c. Ide dalam pembuatan dan mendayagunakan sumber produksi
d. Ide dapat mencegah kebosanan konsumen dalam pembelian dan penggunaan produk
e. Ide dalam Pembuatan desain

Langkah pengembangan ide dan peluang usaha :


a. Tetapkan dengan jelas pengembangan ide usaha
b. Tentukan tujuan khusus dalam pengembangan ide usaha
c. Berupaya supaya karyawan memahami setiap perkembangan ide
d. Buat dan laksanakan system pencatatan prestasi pengembangan ide usaha
e. Memberikan penghargaan kepada karyawan agar prestasi perkembangan ide usaha menjadi obsesi
f. Upaya agar para karyawan perusahaan

Contoh pengembangan ide dan peluang usaha :


a. Bidang usaha perawatan computer
b. Bidang usaha pembekalan
c. Bidang usaha promosi penjualan
d. Bidang usaha angkutan
e. Bidang usaha pelayanan SDM
f. Bidang usaha cinderamata
g. Bidang usaha perkreditan
h. Bidang usaha olahan
i. Bidang usaha rekruitmen
j. Bidang usaha tata boga

Munculnya ide kewirausahaan:


1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode lebih baik untuk melayani
dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan dilakukan atau modifakasi
cara melakukan suatu pekerjaan
Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan
Wirausaha memiliki fungsi sebagai:
1. Perencana
Sebagai fungsi perencana, wirausaha memiliki tugas sebagai berikut:
 Merancang perusahaan
 Mengatur strategi perusahaan
 Pemrakarsa ide-ide perusahaan
 Pemegang visi untuk memimpin
2. Pelaksana usaha
Sebagai fungsi pelaksana usaha , wirausaha memiliki tugas sebagai berikut:
 Menemukan, menciptakan dan menerapkan ide baru yang berbeda
 Meniru dan menduplikasi
 Meniru dan memodifikasi
 Mengembangkan produk baru, teknologi baru, citra baru dan organisasi baru

Untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut, maka wirausaha dituntut kemampuan dasar sebagai
berikut:
1. Self Knowledge : memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukannya
2. Imagination : memiliki imajinasi, ide dan prespektif serta tidak mengandalkan pada
sukses di masa lalu
3. Practical Knowledge : memiliki pengetahuan praktis
4. Search skill : kemampuan untuk menemukan dan berkreasi
5. Foresight : berpandangan jauh ke depan
6. Computation skill : kemampuan untuk berhitung dan kemampuan memprediksi keadaan di
masa yang akan datang
Tujuh Commucation skill kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain,
keterampilan yang harus dimiliki:
1. Knowing your business
Harus mengetahui usaha apa yang dilakukan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha
dan bisnis yang dilakukan
2. Knowing the basic business management
Mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis
3. Having the proper attitude
Memiliki sikap yang benar terhadap usaha yang dilakukan
4. Having adequate capital
Memiliki modal yang cukup, baik materi maupun moril
5. Managing finaces effectively
Memiliki kemampuan mengatur keuangan secara efektif dan efisien
6. Managing time effectively
Kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin
7. Managing people
Kemampuan menerencanakan, mengatur, mengarahkan, menggerakkan dan mengendalikan orang-
orang dalam perusahaan
8. Satisfaying customer by providing high quality product
Memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu,
bermanfaat dan memuaskan
9. Knowing how to compete
Mengetahui cara bersaing.
10. Copying with regulations and paperwork
Membuat pedoman dan aturan yang jelas

Di samping kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki, seorang wirausaha masih harus
memiliki pengalaman yang seimbang. Berikut adalah cara untuk mencapai pengalaman yang
seimbang:
1. Technical competence
yaitu memiliki kompetensi dalam bidang rancang bangun yang sesuai dengan bentuk usaha yang
dipilih.
2. Marketing competence
yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar yang cocok, mengidentifikasi pelanggan dan
menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
3. Financial competence
yaitu memiliki kompetensi dalam bidang keuangan (mengetahui bagaimana mendapatkan dana dan
menggunakannya)
4. Human relation competence
yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan personal
MODUL 2

STANDAR KOMPETENSI :
3. Merencanakan Usaha Kecil/Mikro

KOMPETENSI DASAR :
3.1 Menganalisis peluang usaha

INDIKATOR :
 Analisis peluang usaha berdasarkan minat dan daya beli konsumendengan jujur, disiplin, kerja
keras, kreatif, tanggung jawab

Materi Pembelajaran :
 Menganalisis kemungkinan keberhasilan dan kegagalan
 Memetakan peluang usaha
 Pemanfaatan peluang secara kreatif dan inovatif

Alokasi Waktu :
6 x 40 Menit
Materi :

I. MENGANALISIS KEMUNGKINAN KEBERHASILAN DAN


KEGAGALAN

Menganalisis secara rinci dan luas faktor-faktor pendukung keberhasilan perusahaan adalah sebagai
berikut :
1. Faktor manusia
Merupakan faktor yang utama dalam pencapaian keberhasilan usaha karena manusia yang
mempunyai ide dan rencana usaha yang beretos kerja tinggi, rajin, optimis dan pantang menyerah.
2. Faktor perencanaan
Dimulai dari :
a. Merencanakan produk apa yang akan dibuat
b. Memperhitungkan jumlah dana yang diperlukan
c. Merencanakan jumlah produk yang akan dibuat
d. Merencanakan tempat pemasaran produk
Dengan tujuan perencanaan ini, adalah :
a. Mendorong cara berpikir wirausaha jauh ke depan
b. Mengkoordinasi kegiatan usaha
c. Mengawasi semua kegiatan usaha
d. Merumuskan tujuan usaha yang dicapai

3. Faktor keuangan
Faktor keuangan digunakan untuk modal usaha serta pemenuhan segala pengeluaran untuk
kepentingan operasi produksi seperti pembelian bahan baku, bahan pembantu, gaji pegawai, promosi
dan biaya distribusi.

4. Faktor mengatur usaha


a. Membuat jadwal usaha
b. Menyusun uraian tugas pokok untuk menjalankan usahanya
c. Menyusun struktur organisasi usaha
d. Memperkirakan tenaga kerja yang dibutuhkan
e. Menetapkan balas jasa dan insentif
f. Pengaturan mesin – mesin produksi
g. Pengaturan tata laksana usaha
h. Penataan barang-barang
i. Penataan administrasi usaha
j. Pengawasan usaha dan pengenaliannya

5. Faktor organisasi
Faktor organisasi akan membentuk sumber daya dalam suatu pola, sehingga orang-orang akan dapat
bekerja dengan efektif dan efisien sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing untuk mencapai
tujuan organisasi.
Dengan adanya organisasi, wirausaha dapat :
a. Mempertegas hubungan dengan para karyawan
b. Menciptakan hubungan antar karyawan
c. Mengetahui tugas yang akan dijalankan para karyawan
d. Mengetahui kepada siapa karyawan harus bertanggung jawab

6. Faktor pemasaran
a. Daya serap pasar dan prospeknya
b. Kondisi pemasaran dan prospeknya
c. Program pemasarannya

7. Faktor administrasi
Administrasi perusahaan mencatat seluruh kegiatan dan kejadian yang terjadi setiap harinya dan
dibuat secara kronologis dan kemudian didokumentasikan.

8. Faktor fasilitas pemerintah


Fasilitas pemerintah untuk para pengusaha kecil menurut UU RI No. 9 Tahun 1995, diantaranya :
a. Kemudahan dalam memberi izin usaha
b. Keringanan membayar pajak
c. Membantu dalam penyebaran informasi pasar, teknologi, desain dan peningkatan kualitas
d. Membantu fasilitas listrik, bahan baku, jalan raya pemasaran produk keluar negeri dan sebagainya
e. Memberi keringanan dalam tariff prasarana usaha
f. Member kemudahan dalam pendanaan usaha
g. Member bantuan konsultasi hokum dan pembelaan dalam usaha

Menganalisis secara rinci dan luas faktor-faktor pendukung kegagalan perusahaan adalah sebagai
berikut :
1. Kebiasaan menunda waktu
a. Menunggu hari esok di dalam usaha
b. Menunggu waktu dalam usaha
2. Kurang ketekunan dan ketakwaan
a. Membayangkan kegagalan yang bukan-bukan
b. Kurang tekun dan kurang takwa kepada Tuhan YME
3. Kebiasaan boros
a. Mengeluarkan uang tanpa ada perhitungan dan pengendalian
b. Perasaan takut miskin
c. Sifat mementingkan diri sendiri
4. Kepribadian yang negative
a. Kurang mampu menggunakan kekuatan yang ada pada dirinya sendiri
b. Kurang bergaul
c. Perasaan rendah diri
d. Lekas menyerah dan tidak percaya pada diri sendiri
5. Tidak ada perecanaan usaha yang tepat dan matang
6. Kurang dana untuk modal usaha
7. Tidak ada kecocokan antara minat dan bakat dengan bidang usaha yang dijalankan
8. Kurang pengalaman dalam usaha
9. Lemah dalam bidang pemasaran

II. MEMETAKAN PELUANG USAHA

Persiapan dalam melaksanankan analisis usaha :


a. Meneliti luas usaha yang dipilih
b. Bentuk usaha
c. Jenis usaha yang ditekuni
d. Mengenal informasi usaha yang diterima
e. Memiliki peta peluang usaha yang menguntungkan

Langkah-langkah peluang usaha :


a. Membuat sketsa bidang usaha yang ditekuni
b. Penyediaan modal
c. Mengurus izin usaha
d. Menyiapkan tenaga kerja
e. Menyiapkan sarana
f. Menyiapkan bahan baku
g. Menetapkan lokasi
h. Menetapkan metodelogi
i. Menetapkan teknologi usaha
j. Menetapkan manajemen
k. Mencari mitra usaha
Proses analisis peluang usaha secara sistematis :
1. Menentukan tujuan usaha
2. Mengumpulkan fakta
3. Mengadakan analisis mengenai fakta-fakta,data-data informasi
4. Merumuskan secara tegas, tepat dan bertanggung jawab
5. Merumuskan berbagai alternative
6. Merumuskan rencana strategi
7. Merumuskan rencana taktis
8. menyusun anggaraan belanja

Meningkatnya muncul peluang usaha :


a. Meningkatnya system distribusi yang didasarkan atas informasi
b. Adanya deregulasi
c. Berkurangnya hambatan perdagangan
d. Meningkatknya teknologi informasi
e. Perkembangan pasar modal
f. Konsumen semakin menghargai nilai dan waktu

Mengidentifikasi peta peluang usaha


Ada 2 komponen membuka peluang usaha :
1. Peluang usaha yang diharapkan
2. Peluang usaha yang tersedia

Menurut Howard H Stevenhenson 6 dimensi dalam identifikasi peta peluang usaha atau bisnis :
1. Orientasi strategi terhadap usahanya
2. Komitmen terhadap peluang usaha yang ada
3. Pengawasan terhadap sumber daya usaha
4. Melaksanakan konsep manajemen usaha
5. Adanya kebijaksanaan balas jasa

Faktor-faktor identifikasi peta peluang usaha


1. Adanya persaingan didunia kehidupan masyarakat
2. Adanya sumber daya alam
3. Adanya latihan /kursus
4. Adanya kebijakan pemerintah

Cara sukses dalam memanfaatakan peluang menjadi usaha adalah dengan mengetahui hubungan antara AKU,
BISNIS dan PASAR.

III. PEMANFAATAN PELUANG SECARA KREATIF DAN INOVATIF

Wirausaha yang kreatif adalah wirausaha yang cepat menangkap peluang yang muncul dari
suatu kondisi lingkungan disekitarnya, yang tidak pernah melewatkan waktunya dengan sia-sia.
Inovatif adalah suatu temuan baru yang menyebabkan berdaya gunanya suatu produk atau
jasa ke arah yang lebih prouktif.
Adapun tujuan mengadakan inovasi dalam usaha adalah :
1. Untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat
2. Untuk menyesuaikan selera masyarakat
3. Umtuk menyesuaikan perkembangan teknologi
4. Untuk memuaskan konsumen
5. Untuk menarik konsumen
Contoh hasil inovasi seperti :
1. Perkembangan berbagai computer dan notebook
2. Perkembangan berbagai telepon genggam
3. Perkembangan berbagai kemasan produk
4. Perkembangan berbagai alat rumah tangga
Peluang usaha harus diberdayakan menjadi peluang emas secara kreatif dan inovatif dengan
melakukan cara-cara berikut :
1. Make modification (melakukan beberapa perubahan)
Melakukan beberapa perubahan/modifikasi terhadap produk/jasa yang akan dihasilkan dari peluang
usaha tersebut.
2. Make it better (membuat yang lebih baik)
Membuat peluang usaha yang lebih baik setelah melakukan uji pasar terhadap prok yang akan
dihasilkan, misal menjadi lebih cepat, lebih kecil, lebih enak, lebih ringan.
3. Make it tke first (menjadi yang pertama)
Peluang emas adalah peluang bisnis/usaha yang pertama kali dilakukan sebelum orang lain
melakukan bahkan memikirkannya.
4. Make it special products (membuat produk khusus)
Dengan membuat produk khusus atau produk untuk segmen khusus, kita akanmenjadi ahlinya,
contoh :
a. Bengkel khusus motor vespa
b. Restoran yang khusus menyajikan makanan dan minuman dari buah strawberi
c. Restoran yang khusus menyajikan makanan dari bebek
d. Toko yang khusus menjual atau menyewakan pakaian pengantin
e. Mainan anak-anak yang berbahan dasar kayu
5. Clonning (meniru habis tetapi merek berbeda)
Karena adanya unsure paten HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) atau tuntutan dari pihak yang
ditiru maka tirulah fungsi dan tujuan penggunaan produknya dengan merek dan kemasan yang
berbeda.
6. Subtitusi (menjadi produk pengganti)
Cara ini efektif dalam memulai bisnis/usaha karena menjadi produk pengganti dari produk pesaing
yang paling besar dan menengah.
MODUL 3

STANDAR KOMPETENSI :
3. Merencanakan Usaha Kecil/Mikro

KOMPETENSI DASAR :
3.2 Menganalisis aspek-aspek perencanaan usaha

INDIKATOR :
 Menganalisis aspek perencanaan usaha berdasarkan organisasi usaha sederhana dan
produksi secara jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, tangggung jawab, toleransi, dan
demokratis.

Materi Pembelajaran :
 Tujuan dan sasaran usaha
 Bentuk-bentuk badan usaha
 Struktur organisasi sederhana
 Produk dan jasa
 Pengelolaan persediaan
 Proses produksi
 Penyimpanan produk
 Merumuskan tujuan dan sasaran usaha
 Menetapkan bentuk badan usaha
 Menyusun struktur organisasi sederhana
 Menentukan jenis dan kualitas produk/jasa
 Menghitung kebutuhan dan persediaan bahan baku
 Merancang aliran proses produksi

Alokasi Waktu :
8 x 40 Menit

Materi :

I. TUJUAN DAN SASARAN USAHA

TUJUAN USAHA :
Tujuan usaha adalah (target) sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan oleh perusahaan yang
bersangkutan yang bersifat kuantitatif dan pencapaian ukuran keberhasilan kinerja perusahaan.
Tujuan usaha tersebut antara lain :
1. Untuk mencapai keberhasilan dalam usaha
2. Mengatur dan membentuk kerja sama dengan perusahaan lain
3. Berguna untuk melakukan merger dengan perusahaan lain
4. Mengundang orang-orang yang mempunyai keahlian untuk bekerja sama
5. Menjamin adanya focus tujuan dari berbagai personal yang ada dalam perusahaan
6. Membuka lapangan pekerjaan
7. Kemandirian
8. Menjaga eksistensi usaha yang dijalankan
9. Meningkatkan dan mengembangkan peranan pembentukan produk/jasa usaha secara nasional,
perluasan kesempatan kerja dan meningkatkan eksport produk/jasa

SASARAN USAHA :
Sasaran usaha adalah penjabaran dari tujuan usaha yang akan dihasilkan dalam jangka waktu
tertentu.
Sasaran usaha tersebut adalah :
1. Kemampuan menghasilkan laba
2. SDM
3. Sumber daya keuangan
4. Kedudukan pasar
5. Sarana kerja
6. Pengembangan usaha
7. Tanggung jawab social
8. Kelangsungan hidup usaha
9. Kestabilan usaha
10. Penguasaan pasar dan persaingan

II. BENTUK – BENTUK BADAN USAHA

Perusahaan
1. adalah satuan teknis yang bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa
2. berfungsi sebagai alat bagi badan usaha dalam mencari keuntungan
3. merupakan bagian dari badan usaha

Badan Usaha
1. adalah kesatuan yuridis ekonomi yang bertujuan mencari keuntungan
2. berfungsi sebagai badan tertinggi yang mengurusi perusahaan
3. bisa mempunyai lebih dari satu perusahaan
1. Ditinjau dari segi kepemilikan modal
a. BUMN (Badan Usaha Milik Negara) adalah BU yang modalnya secara keseluruhan merupakan
kekayaan Negara
b. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta) adalah BU yang modalnya secara keseluruhan berasal dari swasta
c. BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) adalah BU yang modalnya dimiliki atau dibiayai oleh pemerintah
daerah yang telah dipisahkan
d. BUC (Badan Usaha Campuran) adalah BU yang modalnya sebagian berasal dari pemerintah dan
sebagian lagi berasal dari swasta

2. Ditinjau dari segi pengelolaannya


a. BU Agraris adalah BU yang bergerak dalam pengolahan tanah seperti pertanian, perkebunan,
perikanan, kehutanan.
b. BU Ekstraktif adalah BU yang bergerak dalam penggalian, pengambilan, pengumpulan kekayaan yang
sudah disediakan oleh alam.
c. BU Industri adalah BU yang pekerjaannya mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi yang siap
dikonsumsi.
d. BU perniagaan adalah BU yang kegiatannya membeli barang untuk dijual kembali tanpa mengubah
sifat barang.
e. BU Jasa adalah BU yang kegiatannya bergerak dalam bidang pemberian pelayanan jasa kepada
konsumen.

3. Ditinjau dari legalitas hukum


a. Perusahaan perseorangan
Adalah perusahaan yang perusahaan yang didirikan oleh seseorang dan ia sendiri bertindak sebagai
pemimpin, pemilik dan penanggungjawab atas segala pekerjaannnya.
Kebaikan perusahaan perseorangan antara lain :
1) Mudah didirikan dan mudah dibubarkan
2) Rahasia perusahaan terjamin
3) Keuntungan jatuh pada seorang yaitu pemilik
Kelemahan perusahaan perseorangan antara lain :
1) Modal terbatas
2) Resiko usaha ditanggung sendiri
3) Kelangsungan hidup perusahaan kurang terjamin
b. Persekutuan firma
Adalah BU yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang sepakat menjalankan usaha bersama-sama
serta merekalah pemiliknya.
Kebaikan persekutuan firma antara lain :
1) Modal yang dikumpulkan lebih besar
2) Terdapat pembagian kerja sehingga manajemen dapat diselenggarakan lebih baik
3) Resiko kerugian ditanggung bersama
4) Kelancaran usaha tidak tergantung pada satu orang
5) Kemampuan mencari kredit lebih besar
Kelemahan persekutuan firma antara lain :
1) Tidak adanya batasan yang jelas antara harta pribadi dengan harta firma
2) Akibat tindakan seorang anggota firma akan menyebabkan terlibatnya anggota lain
3) Kemungkinan timbulnya perselisihan paham antara pemilik atau pendiri
4) Kesatuan pendapat sukar dicapai, sehingga untuk mengambil keputusan sering kurang tepat dan
cepat
c. Persekutuan Komanditer (CV=Commanditaire Vennootschap)
Adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang yang menyerahkan dan
mempercayakan uangnya untuk dipakai dalam persekutuan.
Ada dua macam anggota dalam CV, yaitu :
- Anggota pasif (anggota yang hanya menyerahkan modalnya dan tidak memimpin perusahaan)
- Anggota aktif (anggota yang berhak memimpin persekutuan)
Kebaikan CV antara lain :
1) Pendiriannya relative mudah
2) Modal yang dikeluarkan lebih besar
3) Manajemen perusahaan dapat didiversifikasikan
4) Kesempatan untuk berkembang lebih besar
Kelemahan CV antara lain :
1)Sukar untuk menarik kembali investasinya
2)Kelangsungan hidup perusahaan tidak tentu
3)Harus membayar bunga modal pada sekutu diam
d. Perusahaan Terbatas (PT)
Adalah suatu perusahaan yang memperoleh modalnya dengan mengeluarkan sero (saham) yang
dapat diperjualbelikan dan setiap orang bisa memiliki saham satu atau lebih serta bertanggung jawab
sebesar modal yang disertakannya.
Macam-macam saham adalah :
1)Saham biasa (common stock) adalah saham yang hanya memilki hak suara dan akan mendapat
deviden jika perseroan tersebut mendapat keuntungan
2)Saham istimewa (preferred stock) adalah saham yang memilki hak suara dan juga hak istimewa
tertentu, yaitu :
- Hak untuk didahulukan dalam pembagian deviden
- Hak untuk menerima deviden secara kumulatif dari deviden sebelumnya yang belum diambil
- Hak untuk menerima kekayaan lebih dari saham biasa jika suatu saat perusahaan perseroan tersebut
dilikuidasi
3)Saham pendiri (founder stock) adalah saham yang diberikan kepada para pendiri usaha perseroan
karena jasa-jasanya dalam pendirian usaha perseroan terbatas tersebut.
4)Saham bonus (bonus stock) adalah bentuk saham yang berasal dari kumulatif keuntungan yang sangat
besar dari masa lalu, sehingga terdapat cadangan dana yang besar.
Kebaikan PT antara lain :
1) Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin
2) Tanggung jawab terbatas
3) Pengelolaan usaha lebih efisien
4) Kebutuhan modal lebih besar dan mudah terpenuhi
5) Saham dapat diperjualbelikan
Kelemahan PT antara lain :
1) Biaya pendirian relative besar
2) Kurangnya komunikasi antara pemegang saham
3) Tidak ada rahasia mengenai penjualan saham
e. Koperasi
Adalah BU yang beranggotakan orang seorang atau badan hokum. Koperasi dalam menjalankan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan, bekerjasama dengan sukarela demi meningkatkan
kesejahteraan anggotanya dengan berbagai kegiatan usaha yang dilakukan.
Koperasi merupakan BU yang berbadan hukum, hal ini sesuai dengan dasar hukum koperasi yaitu
Pasal 33 UUD 1945 dan UU No. 25 tahun 1992.
Landasan kerja koperasi Indonesia :
1) Landasan idiil yaitu Pancasila
2) Landasan mental yaitu setia kawan dan kesadaran kepribadian
3) Landasan structural yaitu UUD 1945 dengan landasan geraknya adalah pasal 33 beserta
penjelasannya
Sumber-sumber modal koperasi :
1) Simpan pinjam para anggota
2) Kredit bank pemerintah dan nonbank
3) Sisa Hasil Usaha
4) Lembaga-lembaga ekonomi dan nonekonomi swasta
Kinerja koperasi khusus mengenai perhimpunan, koperasi harus bekerja berdasarkan ketentuan
undang-undang umum mengenai organisasi usaha (perseorangan, persekutuan, dsb.) serta hukum
dagang dan hukum pajak. Organisasi koperasi yang khas dari suatu organisasi harus diketahui
dengan menetapkan anggaran dasar yang khusus.
Secara umum, variabel kinerja koperasi yang di ukur untuk melihat perkembangan atau
pertumbuhan (growth) koperasi di Indonesia terdiri dari kelembagaan (jumlah koperasi per provinsi,
jumlah koperasi per jenis/kelompok koperasi, jumlah koperasi aktif dan nonaktif). Keanggotaan,
volume usaha, permodalan, asset, dan sisa hasil usaha. Variabel-variabel tersebut pada dasarnya
belumlah dapat mencerminkan secara tepat untuk dipakai melihat peranan pangsa ( share) koperasi
terhadap pembangunan ekonomi nasional. Demikian pula dampak dari koperasi ( cooperative effect)
terhadap peningkatan kesejahteraan anggota atau masyarakat belum tercermin dari variabel-variabel
yang di sajikan. Dengan demikian variabel kinerja koperasi cenderung hanya dijadikan sebagai salah
satu alat untuk melihat perkembangan koperasi sebagai badan usaha.
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi
sebagai berikut:
 Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
 Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
 Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional
dengan koperasi sebagai soko-gurunya.
 Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
 Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi para pelajar bangsa.
Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi, yaitu:
 Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
 Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
 Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi).
 Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
 Kemandirian.
 Pendidikan perkoprasian.
 kerjasama antar koperasi
Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen, koperasi produsen dan
koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya.
 Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman.
 Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan para konsumen dengan menjalankan
kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi.
 Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil menengah(UKM) dengan
menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.
 Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produk/jasa koperasinya
atau anggotanya.
 Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.
f. Yayasan
Merupakan badan hukum dan juga dapat dianggap sebagai badan usaha yang memiliki kekuatan
hukum. Karena dalam kondisi realitas di masyarakat, yayasan dalam pendiriannya merupakan badan
hukum. Dalam kegiatan penyelenggaraannya terkadang melakukan berbagai bentuk usaha yang
bertujuan untuk menghasilkan keuntungan untuk membiayai berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
yayasan tersebut.

4. Berdasarkan penggunaan tenaga kerja dan dana


a. BU padat modal
Adalah BU yang dalam operasionalnya lebih banyak menggunakan mesin industri dari pada tenaga
manusia atau tenaga kerja.
b. BU padat karya
Adalah BU yang dalam operasionalnya lebih banyak menggunakan tenaga manusia dari pada mesin.

III. STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA


Struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian
organisasi. Pada organisasi formal struktur direncanakan dan merupakan usaha sengaja untuk
menetapkan pola hubungan antara berbagai komponen, sehingga dapat mencapai sasaran secara
efektif. Sedangkan pada organisasi informal, struktur organisasi adalah aspek sistem yang tidak
direncanakan dan timbul secara spontan akibat interaksi peserta.
Struktur organisasi-organisasi memberikan kerangka yang menghubungkan wewenang
karena struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi para anggota organisasi. Jika
seseorang memiliki suatu wewenang, maka dia harus dapat mempertanggungjawabkan
wewenangnya tersebut.
Pada umumnya orang akan menganggap struktur sama dengan desain organisasi.
Sesungguhnya desain organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan penciptaan
struktur untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi struktur merupakan hasil dari proses desain. Proses
desain merupakan suatu kegiatan yang bersifat kontinu dan dirancang oleh manajer. Apapun bentuk
atau hasil dari proses desain tersebut, para perancang desain organisasi harus merancang sebuah
organisasi yang dapat membuat organisasi tersebut tetap bertahan hidup. Selain itu pemilihan desain
organisasi tersebut akan menentukan besar kecilnya organisasi.
Setiap ukuran organisasi akan memberikan keuntungan masing-masing, namun diharapkan
tercapainya tujuan organisasi dan juga eksistensi dari organisasi.
Henry Mintzberg mengatakan bahwa ada 5 bagian dasar organisasi yaitu :
1. The Operating Core. Yang termasuk disini adalah para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar
yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa
2. The Strategic Apex. Yang termasuk di dalam bagian ini adalah manajer tingkat puncak (top
management)
3. The Middle Line. Yang termasuk di dalam bagian ini adalah para manajer yang menjembatani manajer
tingkat atas dengan bagian operasional
4. The Technostructure. Yang termasuk dalam bagian ini adalah mereka yang diserahi tugas untuk
menganalisa dan bertanggung jawab terhadap bentuk standarisasi dalam organisasi.
5. The Support Staff. Yang termasuk disini adalah orang-orang yang memberi jasa pendukung tidak
langsung terhadap organisasi ( orang-orang yang mengisi unit staff)
Prinsip- prinsip penyusunan organisasi, yaitu :
1. Perencanaan sasaran yang akan dicapai dalam pengembangan usaha
2. Merangkaikan pekerjaan menjadi satu system
3. Kesatuan dalam perintah
4. Memelihara kemampuan pengawasan
5. Menyusun tatanan dan skema jabatan
Alasan mengapa perusahaan menyusun struktur organisasi, yaitu :
1. Untuk membedakan suatu tugas/pekerjaan
2. Untuk memberikan kemungkinan dilakukan koordinasi atas tugas-tugas sehingga akan lebih efektif
3. Untuk menentukan batasan tanggung jawab dan wewenang yang dibutuhkan
4. Sebagai alat untuk menyokong dan mencerminkan pelaksanaan strategi usaha
5. Untuk pempermudah pengawasan
6. Untuk mempermudah evaluasi
7. Untuk mencegah kelambatan-kelambatan dan kesulitan dalam bekerja
8. Untuk mengatur cara bekerja dan bekrjasama
9. Sebagai pedoman kerja dan alur kerja
10. Untuk mencegah kerumitan dalam bekerja
Bentuk-bentuk organisasi berdasarkan pada penggunaan dan pengembangan wewenang lini,
fungsisional dan staf, antara lain :
1. Struktur organisasi lini
Adalah organisasi yang masih sederhana dimana jumlah pegawai dan bidang tugasnya masih sedikit.
Organisasi ini mempunyai garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertical antara
atasan dengan bawahan.
Kelebihan struktur organisasi lini, antara lain :
a. Kesatuan perintah lebih terjamin
b. Proses pengambilan keputusan berjalan cepat
c. Pengendalian organisasi cenderung mudah dilaksanakan
d. Rasa solidaritas pegawai umumnya tinggi
Kelemahan struktur organisasi lini, antara lain :
a. Pimpinan sering sekali bertindak otoriter
b. Kesempatan pegawai untuk berkembang terbatas
c. Organisasi terlalu tergantung pada pemimpin
d. Sulit membedakan antara tujuan pribadi pimpinan dengan tujuan organisasi
2. Struktur organisasi fungsional
Adalah organisasi yang tidak mengenal adanya kesatuan perintah karena para pegawai pelaksana
akan melaksanakan tugas yang diperintahkan dari beberapa atasan.
Struktur organisasi ini cocok digunakan oleh perusahaan yang mempunyai jenis pekerjaan yang
beragam tetapi menuntut adanya spesialisasi.
Kelebihan struktur organisasi fungsional, antara lain :
a. Para pegawai akan lebih ahli di bidangnya
b. Efisiensi dan produktivitas relative mudah ditingkatkan
c. Keuntungan dari spesialisasi dapat diperoleh secara optimum
Kelemahan struktur organisasi fungsional, antara lain :
a. Tidak ada kesatuan perintah
b. Dapat menciptakan konflik antar fungsi
c. Menyebabkan kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan
3. Struktur organisasi lini dan staf
Adalah organisasi yang cocok digunakan oleh perusahaan dengan pegawai yan banyak, daerah
kerjanya luas dan pekerjaannya banyak. Penggunaan staf ditujukan untuk membantu tugas
pimpinan. Tugas staf antara lain membantu pimpinan dalam hal member saran serta pertimbangan
untuk mengambil kebijaksanaan atau keputusan.
Kelebihan struktur organisasi lini dan staf, antara lain :
a. Pengambilan keputusan relative mudah
b. Koordinasi mudah dilakukan karena pengembangan tugas
c. Inisiatif pegawai dapat berkembangan karena mereka bekerja sesuai keahliannya
Kelemahan struktur organisasi lini dan staf adalah memerlukan biaya yang besar.
4. Struktur organisasi fingsional dan staf
Adalah organisasi gabungan dari ketiga struktur organisasi di atas yang cocok digunakan pada
perusahaan besar yang mempunyai pekerjaan yang banyak dan kompleks. Dengan penggabungan ini
maka kelemahan-kelemahan struktur organisasi dibuang dan kebaikan-kebaikan digunakan dan
dikembangkan sedemikian rupa.

IV. PRODUK DAN JASA

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta,
dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar
yang bersangkutan.
Produk dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu : barang dan jasa.
1. Barang
Barang adalah hasil kegiatan produksi yang memiliki sifat-sifat fisik dan kimia serta ada jangka waktu
antara saat diproduksi dengan saat produksi tersebut dikonsumsi atau digunakan.
Barang berwujud fisik karena bias dilihat, diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan
dan perlakuan fisik lainnya.
Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang :
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods), contoh: minuman dan makanan ringan, kapur tulis,
gula, garam dan lain-lain.
b. Barang tahan lama (durable goods), contoh: TV, lemari es, mobil, computer dan lain-lain.
Ditinjau dari aspek seleksi oleh wirausaha, antara lain :
a. Kebutuhan pokok/utama, contoh: kebutuhan pangan, sandang dan papan
b. Kebutuhan penunjang (bukan bersifat kemewahan), contoh: minyak wangi, alat kecantikan
c. Kebutuhan pelengkap (besifat kemewahan), contoh: VCD, mobil mewah, rumah mewah.
2. Jasa
Jasa adalah hasil kegiatan produksi yang tidak memiliki sifat-sifat fisik dan kimia serta tidak
ada jangka waktu antara saat diproduksi dengan saat produksi tersebut dikonsumsi atua digunakan.
Ciri-ciri produk jasa, yaitu :
a. Tidak berwujud (intangibility)
b. Tidak dipisahkan (inseparability)
c. Berubah-ubah (variability), bergantung pada penyajiannya, waktu dan tempat disajikan.
d. Daya tahan (rentability), tidak akan jadi masalah bila permintaan ada dan stabil
Beberapa produk jasa yang ditawarkan kepad konsumen, antara lain:
a. Jasa transportasi
b. Jasa asuransi
c. Jasa servis
d. Jasa salon kecantikan
e. Jasa perantara perdagangan
f. Jasa hiburan
Tingkatan produk secara umum, yaitu :
1. Produk utama/inti adalah manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan
dari setia produk
2. Produk generic adalah produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar
(rancangan produk minimal agar dapat berfungsi)
3. Produk harapan (expected produk) adalah produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut
dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli
4. Produk pelengkap (augmented product) adalah berbagai atribut produk yang dilengkapi atau
ditambah berbagai manfaat dan layanan yang dapat member tambahan kepuasan dan bisa
dibedakan dengan produk pesaing
5. Produk potensial adalah segala macam tambahan ddan perubahan yang mungkin dikembangkan
untuk suatu produk di masa mendatang

Jenis produk berdasarkan tujuan pemakainya, terdiri dari :


1. Shopping goods yaitu barang yang memerlukan pertimbangan kualitas, harga, gaya kemasan dan
jenis, contoh: TV, jam tangan, kulkas dan lain-lain
2. Convinience goods yaitu barang konsumsi yang sifatnya mudah dica ri bila diperlukan setiap saat dan
tersedia di toko/warung terdekat, contoh: es krim, rokok, sabun, gula, permen dan lain-lain
3. Speciality goods yaitu barang kebutuhan konsumen tetapi memerlukan pelayanan khusus dan
terdapat di toko/tempat tertentu, contoh: mobil mewah, jam tangan mewah, permata dan lain-lain
4. Unsought goods yaitu barang yang tidak dicari dan pemasarannya dengan mendatangi konsumen,
contoh: ensiklopedia

Menganalisis peluang usaha berdasarkan produk/jasa :


a. Menganalisis bidang produk
Ada 3 kalsifikasi produk :
1. Produk primer (penggalian SDA)
2. Produk sekunder(Pengolahan /proses bahan baku)
3. Produk tersier (Peralatan dan Pelayanan Jasa )
b. Tujuan diadakan analisis terhadap jenis produk:
1. Memenuhi keinginan dn minat konsumen
2. Memenangkan persaingan
3. Meningkatkan jumlah penjualan
4. Mendayagunakan sumber-sumber produksi
5. Mencegah kebosanan konsumen
c. Menganalisis bidang jasa :
Jasa adalah hasil produksi yang tidak mempunyai bentuk.
Upaya dibidang usaha jasa dapat menarik konsumen :
1. Memasang reklame/iklan yang mencolok dan menarik
2. Memasang lampu yang terang dan menarik
3. Menyebar pamphlet
4. Mengadakan demonstrasi
5. Memberikan potongan harga
d. Hal yang harus dipertimbangkan wirausahawan agar berhasil dalam bidang jasa :
1. Pengetahuan tentang selera dan minat calon konsumen
2. Mengetahui bidang jasa yangm paling laku
3. Menjaga hubungan harmonis dengan pensuplai

Dalam menciptakan dan meningkatkan kualitas produk hendaknya setiap perusahaan melakukan
strategi sebagai berikut :
a. Penyempurnaan kualitas
b. Penyempurnaan ciri khas produk
c. Perteknikan
d. Keanekaragaman
e. Penyempurnaan corak
f. Pernyataan kualitas produk (kualitas rendah, sedang, baik dan sangat baik)

Untuk menentukan produk dan jasa yang dipasarkan, sebaiknya memperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut:
1. Kebutuhan konsumen
2. Daya beli masyarakat
3. Selera masyarakat
4. Jumlah konsumen
5. Persaingan

V. PENGELOLAAN PERSEDIAAN

Pengelolaan persediaan adalah suatu tindakan seorang pengusaha untuk menjaga agar persediaan
barang tetap stabil (tidak sampai kekurangan dan kelebihan) sesuai rencana.
Pengelolaan persediaan yang baik maka akan menghemat biaya dan meningkatkan pendapatan.
Persediaan yang tidak dikelola dengan tepat akan menimbulkan berbagai permasalahan, seperti
terhambatnya kegiatan produksi, kehilangan pelanggan serta terjadi pemborosan. Oleh karena itu
pengelolaan persediaan memberi beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut :
1. Terjaganya kontinuitas proses produksi
2. Meningkatakan penerimaan perusahaan
3. Meningkatkan jumlah produksi
4. Dapat dengan tepat menghitung kebutuhan bahan baku
5. Mencegah terjadi pemborosan, baik waktu, biaya maupun tenaga
6. Memberi kepuasan kapada pelanggan
7. Untuk menjaga jangan sampai persediaan habis

Melihat pada keuntungan atau manfaat dari pengelolaan persediaan, maka tampak bahwa mengelola
persediaan menjadi kebutuhan yang mendasar yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan. Dalam
hal ini adalah manajer produksi yang berkerjasama dengan manajer pemasaran dan keuangan.
Persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku ataupun barang dalam proses yang dimiliki
perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut. Persediaan timbul karena adanya
perbedaan antara permintaan konsumen dan penawaran perusahaan sehingga terjadi perbedaan pula
pada material yang dibutuhkan.
Ada dua hal pokok yang harus diperhatikan dalam pengelolaan persediaan, yaitu :
a. Sistem kualitas (quality system), akan mempengaruhi kualitas dari hasil produksi, oleh karena itu
perlu dilakukan perencanaan standarisasi kualitas bahan baku pada saat awal pembelian.
b. Jumlah yang dibeli akan berpengaruh pada biaya yang akan timbul karena jumlah pembelian bahan
baku yang terlalu besar atau terlalu sedikit.

Dalam melakukan pengelolaan persediaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1. System pencatatan yang paling tepat
2. Metode pencatatan yang tepat untuk menentukan persediaan
3. Menghitung persediaan
4. Menyusun laporan pesediaan, agar terjadi keseimbangan antara biaya yang dikeluarkan dan
pendapatan di dalam satu periode

Mengenai system pencatatan, ada dua system, yaitu :


1. Pencatatan secara terus menerus (perpetual system)
Adalah pencatatan yang dilakukan secara terus menerus dengan dasar mencatat semua
penambahan dan pengurangan dengan cara yang sama, yaitu masing-masing jenis barang dibuat
perkiraan sendiri-sendiri dan untuk transaksi yang berkaitan dengan pengembalian dan pengurangan
harga dibukukan dalam buku pembantu (subsidiary ledger)
2. Pencatatan secara periodic (periodic system)
Adalah pencatatan yang dilakukan pada waktu atau periode tertentu, seperti mingguan, bulanan
atau semester)

Mengenai metode pencatatan persediaan barang dapat digunakan cara berikut :


1. First-in, First-out (FIFO)
Barang persediaan yang pertama masuk, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan

Contoh :
Data mengenai bahan baku pada PT Sinar Sejahtera selama dua minggu pertama bulan Mei 2011
adalah :
01 Mei, persediaan 8.000 kg @ Rp 1.000,-
09 Mei, pembelian 12.000 kg @ Rp 1.200,-
17 Mei, masuk proses produksi 15.000 kg
Harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi pada tanggal 17 Mei 2011 sebanyak
15.000 kg. Dihitung sebagai berikut :

8.000 kg @ Rp 1.000,- : Rp 8.000.000,-


7.000 kg @ Rp 1.200,- : Rp 8.400.000,-
15.000 kg : Rp 16.400.000,-

Berdasarkan perhitungan di atas, bahan baku yang dipakai dalam proses produksi yang harus dicatat
sebesar Rp 16.400.000

2. Last-in, First-out (LIFO)


Barang persediaan yang terakhir masuk, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan
Contoh :

12.000 kg @ Rp 1.200,- : Rp 14.400.000,-


3.000 kg @ Rp 1.000,- : Rp 3.000.000,-
15.000 kg : Rp 17.400.000,-

Berdasarkan perhitungan di atas, bahan baku yang dipakai dalam proses produksi yang harus dicatat
sebesar Rp 17.400.000
3. Metode Rata-rata Tertimbang (Average Cost Method)
Barang persediaan dikeluarkan adalah hasil kali kuantitas barang persediaan yang dipakai dan harga
pokok rata-rata per satuan
Contoh :

8.000 kg @ Rp 1.000,- : Rp 8.000.000,-


12.000 kg @ Rp 1.200,- : Rp 14.400.000,-
20.000 kg : Rp 22.400.000,-

Harga pokok rata-rata tiap kg : Rp 22.400.000,- : 20.000 kg = Rp 1.120,-


Harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi (15.000 kg) = 15.000 x Rp 1.120,- =
Rp 16.800.000,-
Berdasarkan perhitungan di atas, bahan baku yang dipakai dalam proses produksi yang harus dicatat
sebesar Rp 16.800.000
Pencatatan bahan baku pada dasarnya meliputi pencatatan pembelian dn pemakaian bahan baku
dalam proses produksi dengan menggunakan cara-cara berikut :
1. Pencatatan system fisik (periodic)
Harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi dihitung dan dicatat pada setiap akhir
periode, setelah lebih dahulu dihitung harga pokok persediaan bahan baku pada akhir periode.
Dengan demikian, selama periode berjalan tidak ada pencatatan mengenai harga pokok bahan baku
yang dipakai dalam proses produksi.
2. Pencatatan system perpetual
Harga pokok bahan baku yang dibeli dan yang dipakai dalam proses produksi dicatat dalam perkiraan
persediaan bahan baku. Harga pokok bahan baku yang diproses dicatat debet perkiraan barang
dalam proses dan kredit pada perkiraan persediaan bahan baku. Dengan demikian, metode penilaian
persediaan diterapkan untuk menghitung harga pokok bahan baku yang keluar (diproses)

Data yang diperlukan untuk menyusun laporan persediaan barang diperoleh dari :
1. Buku pembelian (tunai/kredit)
2. Buku penjualan (tunai/kredit)
3. Kartu persediaan gudang
4. Kartu persediaan di toko
5. Kartu retur pembelian
6. Kartu retur penjualan

Untuk keperluan pengendalian persediaan diperlukan alat analisis yang disebut Economic Order
Quantity (EOQ)/kuantitas pemesanan yang ekonomis/optimum.
Dengan alat analisis EOQ bertujuan agar :
1. Diharapkan bahan baku dan bahan penolong menjadi siap setiap saat dibutuhkan.
2. Dapat diperhitungkan berapa kali kita harus melakukan pembelian bahan dalam satu kali periode
produksi.
3. Dapat diperhitungkan berapa jumlah yang harus dibeli pada setiap kali melakukan pembelian

Rumus EOQ adalah :


Keterangan : 2 = bilangan konstanta
C = biaya pesanan
N = jumlah periode/tahun
S = biaya penyimpanan di gudang
Perhitungan ini akan bermanfaat jika harga bahan baku tetap.

VI. PROSES PRODUKSI

Proses produksi adalah kegiatan penciptaan, pengubahan atau penambahan nilai guna suatu barang.
Proses produksi merupakan kegiatan yang dominan dilakukan oleh perusahaan industri. Proses
produksi memiliki sifat-sifat yang dibedakan menjadi :
1. Proses produk terus menerus (continuous process of production)
Adalah suatu proses produksi dimana pengolahan bahan bakunya mengalir secara berurutan melalui
beberapa tahapan pengerjaan sampai akhirnya menjadi bahan jadi.
2. Proses produksi berselingan (intermittent process of production)
Adalah proses produksi yang terputus-putus, proses produksi dilakukan tidak secara berurutan,
melainkan setiap tahap pengerjaan setelah selesai akan terhenti dahulu sebelum dilanjutkan pada
tahap berikutnya.

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam proses produksi adalah meliputi :


a. Adanya prosedur kerja dalam proses produksi
b. Adanya tata letak peralatan proses produksi
c. Adanya tata ruang proses produksi
d. Adanya jenis dan bahan yang akan diproduksi
e. Adanya para karyawan yang mampu mengerjakan prose produksi

Tahapan-tahapan dalam penetapan proses produksi adalah sebagai berikut :


a. Routing, yaitu urutan proses produksi dari bahan mentah menjadi barang jadi.
b. Scheduling, yaitu jadwal kegiatan operasi proses produksi sebagai suatu kesatuan.
c. Dispatching, yaitu proses pemberian untuk mulai melaksanakan operasi proses produksi.
d. Follow up, yaitu berbagai kegiatan agar tidak terjadi penundaan dan mendorong terkoordinasinya
seluruh perencanaan proses produksi.

Adapun perencanaan proses produksi adalah sebagai berikut :


1. Proses persiapan
Wirausaha melakukan kegiatan menimba gagasan dari konsumen tentang produk apa yang sedang
diminati, bersama-sama karyawan untuk memikirkan produk yang akan dibuat.
2. Penyaringan gagasan
Wirausaha memilih gagasan yang terbaik dan tepat untuk diproduksi.
3. Analisis gagasan
- Potensi permintaan terhadap produk
- Jumlah penjualan produk
- Jumlah pemasaran produk
- Kemampuan produk yang mendatangkan laba
4. Percobaan proses produksi
Mewujudkan gagasan ke dalam kegiatan konkret, yaitu membuat produk yang bisa
dipertanggungjawabkan.
5. Uji coba produksi
Melakukan pengujian produk agar diketahui kelemahan, efek samping, kualitas dan manfaat produk.
6. Komersial produk
Produk diperkenalkan kepda konsumen, yaitu mulai dari pemberian merek, kemasan, harga preo,
promosi dan distribusi produk.

VII. PENYIMPANAN PRODUK

Penyimpanan produk adalah suatu kegiatan dalam proses produksi yang dapat menciptakan
kegunaan waktu (time utility). Kegiatan meyimpan produk ini berkaitan dengan produk yang
dihasilkan dalam musim tertentu tetapi produk ini merupakan produk yang selalu dibutuhkan setiap
saat tanpa mengenal waktu dan musim.

Pada prinsipnya fungsi dari kegiatan menyimpan adalah :


1. Untuk menghindari adanya kerusakan
2. Untuk tujuan spekulasi di dalam usaha
3. Untuk menjaga kelancaran atau kontinuitas perusahaan
4. Untuk menghemat hanya dengan melakukan pembelian produk dalam jumlah besar (efisiensi
pembelian dan produksi).
5. Untuk memaksimalkan pelayanan kepada pelanggan
6. Untuk memaksimalkan investasi persediaan
7. Untuk memaksimalkan profit

Prosedur penyimpanan produk adalah sebagai berikut :


1. Adanya penerimaan dan penyimpanan hasil produksi di dalam gudang.
2. Adanya pengurusan dan penyimpanan hasil produksi di dalam gudang.
3. Adanya pengaturan keluar masuknya hasil produksi di dalam gudang.
4. Adanya penataan dan pengurusan administrasi penyimpanan hasil produksi di dalam gudang.

Kegiatan yang berhubungan dengan administrasi penyimpanan hasil produksi di dalam gudang adalah
sebagai berikut :
1. Mencatat tanggal penerimaan dan pengeluaran, serta kondisi hasil produksi yang disimpan dalam
gudang.
2. Mencatat jenis dan nama produk yang disimpan dalam gudang.
3. Mencatat hasil jumlah produksi yang disimpan dan dikeluarkan gudang.
4. Mencatat arus keluar masuk hasil produksi yang disimpan di dalam gudang.
MODUL 4

STANDAR KOMPETENSI :
3. Merencanakan Usaha Kecil/Mikro

KOMPETENSI DASAR :
3.2 Menganalisis aspek-aspek perencanaan usaha

INDIKATOR :
 Menganalisis aspek perencanaan usaha berdasarkan administrasi usaha secara jujur, disiplin,
kerja keras, kreatif, tangggung Jawab, toleransi dan demokratis.

Materi Pembelajaran :
 Perizinan usaha
 Surat Menyurat
 Pencatatan transaksi barang/jasa
 Pencatatan transaksi keuangan
 Pajak pribadi dan pajak usaha

Alokasi Waktu :
8 x 40 Menit
Materi :

I. PERIZINAN USAHA

Perizinan usaha/perusahaan adalah suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak
yang berwenang atas penyelenggaraan kegiatan usaha yang dilakukan oleh perserangan atau badan
usaha. Izin tersebut biasanya diberikan oleh instansi pemerintah yang terkait dengan kegiatan usaha
yang akan diselenggarakan oleh pihak yang meminta izin.
Adapun maksud dari dikeluarkannya izin usaha ini adalah :
1. Untuk memberikan pembinaan, pengarahan dan pengawasan dalam kegiatan usaha.
2. Untuk menjaga ketertiban dalam usaha.
3. Untuk menciptakan pemerataan kesempatan berusaha.
Jenis-jenis perizinan usaha, antara lain :
1. Izin prinsip, yaitu persetujuan yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat untuk perusahaan industri.
2. Izin penggunaan tanah, yaitu izin yang dikeluarkan oleh kantor agrarian Pemda setempat berkenaan
dengan masalah pembebasan tanah.
3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB), yaitu izin yang dikeluarka gambn oleh Pemda (Dinas Pengawasan
Pembangunan) untuk bangunan yang akan didirikan harus sesuai dengan gambar yang direncanakan.
4. Izin gangguan/Surat Izin Tempat Usaha (SITU), yaitu izin yang dikeluarkan oleh bagian Undang-
Undang Gangguan Pemda setempat. Untuk mendapatkan SITU, pengusaha terlebih dahulu harus
mendapat izin dari para tetangga di lingkungan tempat usaha, RT, RW dan kelurahan setempat.
5. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), yaitu surat izin yang dikeluarkan oleh Departemen
Perdagangan dan Koperasi.
6. Wajib Daftar Perusahaan, yaitu surat yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan, dalam hal ini
adalah Kantor Wilayah Perdagangan dan Koperasi, Perindustrian, Pertanian, Pariwisata dan
sebagainya.

Ketentuan Permohonan Izin Usaha, adalah sebagai berikut :


1. Akta Pendirian
Adalah langkah pertama dalam mendirikan usaha/perusahaan yang bersifat formal dilakukan didepan
notaris.
Akta pendirian ini dibubuhi materai, kemudian ditandatangani pendiri perusahaan, saksi dan notaris.
Oleh notaris, akta pendirian tersebut didaftarkan ke pengadilan negeri setempat.
Dalam akta pendirian tercantum hal-hal sebagai berikut:
a. Tanggal pendirian perusahaan
b. Bentuk dan nama perusahaan
c. Nama para pendiri
d. Alamat tempat usaha
e. Tujuan pendirian usaha
f. Besarnya modal usaha
g. Kepengurusan dan tanggung jawab anggota pendiri usaha
h. Tahun buku dan sebagainya.
2. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
yaitu izin yang dikeluarkan oleh bagian Undang-Undang Gangguan Pemda setempat. Untuk
mendapatkan SITU, pengusaha terlebih dahulu harus mendapat izin dari para tetangga di lingkungan
tempat usaha, RT, RW dan kelurahan setempat.
Tujuan pemerintah mengeluarkan SITU adalah :
a. Untuk menjaga ketertiban
b. Untuk memberi kesempatan yang sama untuk peluang menciptakan lapangan pekerjaan
c. Untuk mewujudkan keindahan tata kota
d. Untuk menciptakan keseimbangan perekonomian dn perdagangan di tengah masyarakat
e. Untuk mempermudah dalam pengendalian pembayaran pajak dan administrasi lainnya.
3. Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP)
Merupakan surat tanda daftar unutk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan yang
diberikan kepada perusahaan yang keseluruhan investasinya, di luar tanah dan bangunan bernilai
sampai dengan Rp 200 juta (golongan usaha kecil). Sedangkan untuk perusahaan golongan usaha
menengahh ke atas atai investasi keseluruhannya di luartanah dan bangunan bernilai di atas Rp 200
juta untuk melaksanaka bernilai di atas Rp 200 juta untuk melaksanakan kegiatan usaha
perdagangan harus memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Adalah suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas wajib pajak dan untuk dan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan
dalam pengawasan administrasi perpajakan.
5. Izin usaha lainnya
a. NRP (Nomor Register Perusahaan), syarat-syarat pengajuan NRP:
- Fotocopi KTP
- Fotocopi Akta Pendirian Usaha
- Fotocopi SITU
- Fotocopi NPWP
b. NRB (Nomor Rekening Bank), syarat-syarat pengajuan NRB:
- Fotocopi KTP
- Contoh tandatangan pemimpin dan bendahara
- TAnda bukti setoran
- Lembar pembentukan setoran
c. ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
Diperlukan untuk menjaga agar lingkungan tempat usaha bebas dari pencemaran limbah. Syarat-
syarat pengajuan ANDAL :
- Fotocopi penanggung jawab perusahaan
- Fotocopi akta pendirian perusahaan
- Fotocopi SITU
- Fotocopi NPWP
- Fotocopi NRP
- Fotocopi denah lokasi yang menimbulkan dampak lingkungan
II. SURAT MENYURAT

Surat merupakan suatu alai komunikasi dengan bahasa tulisan yang digunakan sebagai alat untuk
sarana untuk menyampaikan suatu informasi atau berita.
Isi berita dapat berupa : pemberitahuan, pernyataan, keterangan, permintaan, laporan, tuntutan,
sanggahan dan lain sebagainya.
Penulisan sulit memiliki tujuan-tujuan tertentu diantaranya:
1. Ingin menyampaikan warta atau informasi kepadan pihak lain.
2. Ingin mendapatkan balasan atau tanggapan dari penerima surat tentang informasi yang disampaikan
tersebut.
3. Memperlancar arus informasi, sehingga informasinya yang diterima dengan jelas dan tidak salah
tangkap.

Adapun fungsi surat, yaitu:


1. Sarana komunikasi
2. Alat bukti tertulis, misalnya surat perjanjian
3. Sumber data
4. Sarana pengingat
5. Alat promosi
6. Pengukur maju mundurnya aktivitas suatu usaha
7. Sebagai data atau wakil oraganisasi
8. Sebagai pedoman
9. Sebagai aturan yang jelas untuk melaksanakan tugas kedinasan
Surat dapat digolongkan dalam beberapa golongan, sebagai berikut :
1. Menurut isinya :
a. Surat pribadi
b. Surat dinas
c. Surat niaga
2. Menurut keamanan isinya :
a. Surat sangat rahasia
b. Surat rahasia
c. Surat konfidnetial
d. Surat biasa
3. Menurut urgensinya :
a. Surat kilat
b. Surat segera
c. Surat biasa

Surat niaga meliputi :


1. Surat perkenalan
2. Surat permintaan penawaran
3. Surat penawaran
4. Surat pesanan
5. Surat pengiriman barang
6. Surat pengaduan
7. Surat pengiriman pembayaran

III. PENCATATAN TRANSAKSI BARANG/JASA

Secara garis besar, transaksi yang terjadi pada perusahaan, antara lain :
1. Pembelian
2. Pengeluaran uang
- Pengeluaran utang kepada kreditur
- Pembayaran beban
- Pembelian perlengkapan dan peralatan (tunai/kedit)
3. Penjualan
4. Penerimaan uang
- Penerimaan uang tunai atau barang dari pemelik sebagai modal
- Penjualan jasa atau barang (tunai/kedit)
- Penerimaan tagihan dari debitur

Bukti transaksi perusahaan ada dua, yaitu :


1. Bukti transaksi intern
a. Bukti kas masuk
b. Bukti kas keluar
2. Bukti transaksi ektern
a. Faktur : tanda bukti pembelian atau penjualan secara kredit.
b. Kuitansi : bukti penerimaan dan penyerahan sejumlah uang yang ditandatangani oleh penerima dan
penyerah uang.
c. Nota : bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai.
d. Nota debet : bukti transaksi pengiriman kembali barang yang telah dibeli. Di buat oleh pembeli.
e. Nota kredit : bukti transaksi penerimaan kembali barang yang telah dijual. Di buat oleh penjual.
f. Cek : surat perintah yang dibuat oleh pihak yang mempunyai rekening di bank.

Ada beberapa transaksi yang terjadi pada perusahaan dagang, diantaranya :


1. Pembelian
a. Cash
Jurnal : Pembelian xxx -
Kas - xxx
b. Tunai
Jurnal : Pembelian xxx -
Hutang dagang - xxx
2. Potongan Pembelian
a. Pembelian dengan memperoleh potongan
Jurnal : Utang dagang xxx -
Potongan pembelian - xxx
Kas - xxx
b. Pembelian tanpa memperoleh potonxgan
Jurnal : Utang dagang xxx -
Kas - xxx
3. Biaya Angkut Pembelian
Jurnal : Biaya angkut pembelian xxx -
Kas - xxx
4. Retur pembelian dan pengurangan harga
Jurnal : Utang dagang xxx -
Retur pembelian dan
Pengurangan harga - xxx
5. Penjualan
a. Cash
Jurnal : Kas xxx -
Penjualan - xxx

b. Kredit
Jurnal : Piutang dagang xxx -
Penjualan - xxx
6. Potongan Harga
Jurnal : Kas xxx -
Potongan penjualan xxx -
Piutang dagang - xxx
7. Pembayaran tanpa potongan
Jurnal : Kas xxx -
Piutang dagang - xxx
8. Retur pembelian dan pengurangan harga
Jurnal : Penjualan dan pengurangan harga xxx -
Piutang dagang - xxx
9. Biaya angkut penjualan
Jurnal : Biaya angkut penjualan xxx -
Kas - xxx
10. Harga Pokok Penjualan
Persediaan barang dagang awal xxx
Pembelian xxx
(-) Retur pembelian xxx
Potongan pembelian xxx +
xxx
-
Pembelian bersih xxx
(+) Biaya angkut
pembelian xxx + Harga pokok
bersih pembelian xxx
Barang yang tersedia untuk dijual xxx
Persediaan barang dagangan akhir xxx +

Harga pokok
penjualan xxx

IV. PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN


Transaksi keuangan adalah transaksi yang berkaitan dengan berbagai aktivitas dan kegiatan yang
dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan.
Administrasi pembukuan usaha membutuhkan buku catatan, yaitu :
1. Buku harian
2. Buku jurnal
3. Buku besar
4. Neraca saldo
5. Jurnal penyesuaian
6. Neraca lajur
7. Laporan keuangan
8. Neraca saldo penutupan
Dalam buku akuntansi terdapat persamaan yang melibatkan jumlah rupiah sarana (aktiva) dan
jumlah rupiah sumber (passiva), secara umum kondisi keuangan yaitu :
Jumlah rupiah sarana (AKTIVA) = Jumlah rupiah sumber (PASSIVA)
Di dalam aktiva terbentuk dari kewajiban (K) atau hutang dn modal (M), sehinggga akan didapatkan
persamaan baru yang disebut persamaan akuntansi atau Accounting Equation, adalah :
A=K+M A : Aktiva
Bentuk laporan – laporan dalam pencatatan transaksi keuangan, adalah :
1. Laporan laba rugi
Adalah laporan yang menunjukan kondisi pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari satu unit
usasha unutk periode tertentu.
Komponen : Hasil penjualan (pendapatan), HPP, biaya-biaya usaha, pos luar biasa, pahaj
penghasilan.
2. Laporan perubahan modal
Adalah untuk mengetahui posisi besar modal pemilik. Modal pemilik yang diambil untuk kepentingan
modal disebut prive.
3. Neraca
Adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha secara keseluruhan dalam
waktu tertentu. Neraca ini berkaitan dengan keadaan aktiva maupun passive yang selalu dalam
kondisi seimbang.

V. PAJAK PRIBADI DAN PAJAK USAHA


Pajak adalah iuran rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan
dengan tidak mendapatkan timbale jasa/kontra prestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Pajak memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
a. Iuran wajib dari rakyat kepada Negara.
b. Berdasarkan undang-undang.
c. Tanpa kontraprestasi dari Negara secara langsung.
d. Dugunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.

Fungsi pajak
a. Fungsi budgetair
Sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluarannya.
b. Fungsi regularend
Sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang social dan
ekonomi.

Pengelompokkan pajak
a. Menurut golongannya
(1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan
kepada orang lain. Contoh : pajak penghasilan
(2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang dapat dibebankan kepada orang lain. Contoh : Pajak
Pertambahan Nilai.
b. Menurut sifatnya
(1) Pajak subjektif, yaitu pajak yang didasarkan pada subjeknya. Contoh: pajak penghasilan
(2) Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan kondisi diri wajib
pajak. Contoh : pajak atas barang-barang mewah.
d. Menurut lembaga pemungutnya
(1) Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai RT
Negara. Contoh: pajak penghasilan, PPN dan pajak penjualan atas barang mewah, PBB dan Bea
Materai.
(2) Pajak daerah, yaitu pajak yang dpungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai RT
daerah. Contoh: pajak kendaraan bermotor, pajak hotel, pajak hotel, pajak restoran dan sebagainya.

Pajak Penghasilan
Adalah pajak yang harus dikeluarkan oleh wajib pajak karena memiliki penghasilan tertentu yang
masuk dalam kewajiban pajak dalam tahun pajak.

Objek pajak terdiri dari :


(1) Orang pribadi (di dalam maupun di luar negeri)
(2) Badan, misalkan PT, CV, BUMN, BUMD, Koperasi, Yayasan dan lembaga.
(3) Bentuk usaha tetap, misalkan kantor perwakilan asing, cabang perusahaan asing dan lain-lain.

Wajib Pajak Pribadi


1. Untuk menghitung PPH Pasal 21 atas pegawai tetap terlebih dahulu dicari penghasilan neto sebulan.
Penghasilan neto sebulan diperoleh dari pengurangan penghasilan bruto dengan biaya jabatan, iuran
pension, tunjangan, tunjangan hari tua yang dibayar oleh pegawai kemudian dikali setahun.
2. Besarnya biaya jabatan adalah 5% dari penghasilan bruto sebulan atau maksimal Rp 1.296.000,-
setahun atau Rp 108.000,- sebulan.
3. Besarnya iuran pensiun adalah 5% dari penghasilan bruto sebulan atau maksimal Rp 432.000,-
setahun atau Rp 36.000,- sebulan.
4. Penghasilan neto setahun dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Besar PTKP setahun yaitu :
(1) Wajib pajak pribadi Rp 2.880.000,-
(2) Wajib pajak yang kawin Rp 1.440.000,-
(3) Tambahan untuk setiap anggota keluarga Rp 1.440.000,- (maksimal 3 orang)
5. Pengasilan neto setelah dikurangi PTKP, menghasilkan penghasilan kena pajak (PKP).
6. Untuk mengetahui berapa pajak terutang, PKP harus dikalikan dengan tarif pajak (sesuai Pasal 17 UU
PPh) sebagai berikut :

No Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak


1 Di atas Rp 25 juta s.d. 50 juta 5%
2 Di atas Rp 50 juta s.d. 100 juta 10 %
3 Di atas Rp 100 juta s.d. 200 juta 15 %
4 Di atas Rp 200 juta 35 %
7. Untuk mengetahui PPh pasal 21 sebulan, maka PPh pasal 21 terutang (setahun) dibagi 12.

Pajak Usaha
Adalah pajak yang dikenakan kepada suatu usaha, baik usaha perseorangan, persekutuan, perseroan,
yayasan, koperasi maupun usaha yang lain.
Tarif pajak menurut UU PPh 21 untuk wajib pajak badan adalah sebagai berikut :

No Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak


1 Samapai dengan 50 juta 10 %
2 Di atas Rp 50 juta s.d. 100 juta 15 %
3 Di atas Rp 100 juta 30 %

Contoh perhitungan pajak PPh pasal 21


1. Ilham bekerja pada PT SINAR JAYA dengan memperoleh gaji sebulan Rp 850.000,- dan membayar
iuran pensiun sebesar Rp 30.000,-. Ilham telah menikah dan memiliki satu orang anak.
Perhitungan PPh pasal 21 :
- Gaji sebulan Rp 850.000,-
Pengurangan :
- Biaya jabatan : 5 % x Rp 850.000,- Rp 42.500,-
- Iuran pensiun Rp 30.000,-(+)
Rp 72.500,- (-)
Penghasilan neto sebulan Rp 777.500,-

- Penghasilan neto setahun = 12 x Rp 777.500,- Rp 9.300.000,-


- PTKP setahun :
WP Pribadi Rp 2.880.000,-
Istri Rp 1.440.000,-
Anak (1) Rp 1.440.000,- (+)
Rp 5.700.000,- (-)
Penghasilan kena pajak Rp 3.570.000,-
PPh pasal 21 terutang :
5% x Rp 3.570.000,- = Rp 178.500,-
PPh pasal 21 sebulan :
Rp 178.500,- : 12 bulan = Rp 14.875,-

2. PT RIMBA RAYA sepanjang tahun 2010 mempunyai penghasilan kena pajak sebesar Rp 154.168.000,-
. Besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar atau terutang oleh PT RIMBA RAYA adalah :

- Penghasilan kena pajak Rp 154.168.000,-


- Pajak penhgasilan yang harus dibayar:
10% x Rp 50.000.000,- = Rp 5.000.000,-
15% x Rp 50.000.000,- = Rp 7.500.000,-
30% x Rp 54.000.000,- = Rp 16.250.000,- (+)
Rp 28.750.000,-

Anda mungkin juga menyukai