Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BENIGNA PROSTAT HIPERTROFI

POST OP TURP

DIRUMAH

Disusun oleh :

Nama : Getrudis Maria Imaculata

NIM : NS1914901061

PROGRAM PROFESI NERS

STIK STELLA MARIS MAKASSAR

2019-2020
Pokok Pembahasan : Benigna Prostat hyperplasia (BPH) post
TURP

Sub pokok pembahasan : Pengertian BPH, pencegahan BPH, hal yang


harus diperhatikan di rumah pasca post oprasi
TURP

Hari/tanggal : Rabu/07-08-2019

Waktu pertemuan : 08.00 - 08.15

Tempat : Cempaka kamar 5

Sasaran : Tn. N dan keluarga

Metode : ceramah dan Tanya jawab (diskusi)

Media : leaflet dan flipchart

Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan pada diharapkan klien
dan keluarga mampu memahami pentingnya pendidikan
keshatan pada Post Oprasi TURP.

2. Tujuan khusus

Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta


penyuluhan mampu:

a) Menjelaskan pengertian Benign Prostatic Hyperplasia


(BPH)

b) Pencegahan BPH
c) Hal yang harus diperhatikan dirumah pasca Post
oprasi TURP

Kisi-kisi materi
a) Pengertian Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)
b) Pencegahan BPH
c) Hal yang harus diperhatikan dirumah pasca post oprasi
TURP

Metode
Ceramah dan Tanya jawab (diskusi)

Media
Leaflet dan madding

Kegiatan penyuluhan
No. waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan klien dan
keluarga

1. Pembukaan  Memberikan salam  Menjawab salam

2 menit  Perkenalan  Mendengarkan


dan
 Menyebutkan materi
memperhatikan
yang akan diberikan

2. Inti/  Menanyakan (  Menjawab


pembahasan Review) Kepada klien pertanyaan
10 menit dan keluarga penyuluhan
mengenai Benigna
 Mendengarkan
Prostatic Hyperplasia
(BPH) dan
memperhatikan
 Menjelaskan materi
tentang:  Bertanya pada
penyuluh bila
1. Pengertian Benign
masih ada yang
Prostatic
belum jelas
Hyperplasia (BPH)

2. Pencegahan BPH

3. Hal yang harus


diperhatikan
dirumah pasca
Post oprasi TURP

3. Penutup  Evaluasi  Menjawab


 Menyimpulkan pertanyaan
3 menit
 Mengucapkan salam  Memperhatikan
penutup  Menjawab salam

Evaluasi

1. Mampu menjelaskan pengertian BPH


2. Menjelaskan pencegahan dan pengobatan BPH
3. Mengetahui apa saja yang harus diperhatikan pasca post oprasi
TURP di rumah.
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)


Benign Prostat Hiperplasia (BPH) adalah pembesaran prostat yang
mengenai uretra dan menyebabkan gejala urtikaria. BPH
merupakan kondisi yang belum diketahui penyebabnya, ditandai
oleh meningkatnya ukuran zona dalam (kelenjar periuretra) dari
kelenjar prostat. (Nuari danWidayati, 2017). Benign prostate
hyperplasia (BPH) merupakan keadaan hiperplasi sel stroma dan
epitel kelenjar prostat yang terjadi pada usia tua dan memiliki testis
yang masih menghasilkan testosteron. Biasanya pembesaran
prostat jinak terserin mengenai orang tua ditas usia 50 tahun.
(Utami dkk, 2018). BPH (Benigna prostat hiperplasia) adalah suatu
keadaan di mana kelenjar prostat mengalami pembesaran,
memanjang ke atas ke dalam kandung kemih dan menyumbat
aliran urin dengan menutup orifisum uretra.

B. Pencegahan BPH
Menurut penelitian, risiko terkena pembesaran prostat jinak (BPH)
dapat dicegah melalui konsumsi makanan yang kaya akan serat
dan protein, serta rendah lemak. Hindari juga konsumsi daging
merah. Berikut ini contoh-contoh makanan dengan kadar serat
tinggi:
a. Kacang hijau
b. Beras merah
c. Gandum
d. Bayam
e. Apel
Berikut ini contoh-contoh makanan dengan kadar protein tinggi:
a. Ikan Salmon, Sarden, Makarel, serta beberapa ikan
berlemak lainnya.
b. Telur
c. Kacang kedelai
d. Susu rendah lemak
e. Dada ayam
f. Keju

Berikut ini contoh-contoh makanan yang harus dihindari:


a. Minuman Beralkohol dan kopi
b. Makanan yang Diawetkan
c. Makanan yang Mengandung Lemak Tinggi : Udang, kerang,
kepiting, cumi

C. Hal-hal yang harus diperhatikan dirumah pasca post oprasi


TURP
 Menjaga masukan nutrisi yang seimbang dan adekuat
(cukup)
 Jus buah dan sayuran tinggi serat dapat digunakan untuk
memudahkan buang air besar dan mencegah mengejan
yang berlebihan
 Dianjurkan untuk berkemih secepatnya ketika merasakan
keinginan untuk berkemih
 Kembalinya Kemampuan mengontrol buang air kecil adalah
proses yang bertahap, pasien dapat terus merasa berkemih
tidak tuntas setelah dipulangkan dan rasa tersebut harus
secara bertahap hilang (hingga 1 tahun)
 Air kencing mungkin tampak keruh selama beberapa minggu
setelah pembedahan dan kembali jernih ketika area prostat
menyembuh
 Dalam masa penyembuhan (6 - 8 minggu) pasien tidak boleh
melakukan aktivitas seperti mengejan ketika buang air besar,
mengangkat barang berat. Hal ini dapat meningkatkan
tekanan pada pembuluh darah balik dan menyebabkan
keluarnya darah
 Pasien harus menghindari perjalanan jarak jauh dengan
motor dan latihan berat yang dapat meningkatkan
perdarahan
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahid I., & Nurul C. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia:
Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.

Nuari, N.A dan Widayati, D. 2017. Gangguan Pada Sistem Perkemihan


dan Penatalaksanaan Keperawatan. Yogyakarta: Deepublish

Hall Guyton. 2000. Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta

Jitowiyono S, W Kristiyanasi. 2012. Asuhan Keperawatan Post Operasi


dengan Pendekatan Nanda NIC, NOC. Yogyakarta: Nuha Medika.

Johnson, M; Maas, M; Moorhead, S. 2010. Nursing Outcomes


Classification (NOC). Mosby: Philadelphia

Mansjoer, A, et all, 2012, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Media


Aesculapis, Jakarta

McCloskey, J dan Bulechek, G. 2012. Nursing Interventions


Classification (NIC). Mosby: Philadelphia

Nanda (2014), Nursing Diagnosis: Prinsip-Prinsip dan


Clasification, 2011-2012, Philadelphia, USA.

Smeltzer, S.C, 2011, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Brunner & Suddarth, Vol 2, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai