9277d MDL Pengetahuan Dasar AKNOP Jaringan Irigasi PDF
9277d MDL Pengetahuan Dasar AKNOP Jaringan Irigasi PDF
MODUL
MODUL 10 10
2017
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Pengetahuan Dasar AKNOP Jaringan irigasi
sebagai Materi Substansi dalam Pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan
Irigasi Tingkat Juru . Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar
Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang Sumber Daya Air.
Modul Pengetahuan Dasar AKNOP Jaringan irigasi ini disusun dalam 3 (tiga) bab
yang terbagi atas Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan modul
yang sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam
memahami Dasar AKNOP jaringan irigasi. Penekanan orientasi pembelajaran pada
modul ini lebih menekankan pada partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber Validasi, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan
baik. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat
bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang Sumber Daya Air.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI iii
MODUL 10 PENGETAHUAN DASAR AKNOP JARINGAN IRIGASI
Deskripsi
Modul Pengetahuan Dasar AKNOP Jaringan Irigasi ini terdiri dari satu kegiatan
belajar mengajar yakni, membahas Perhitungan AKNOP Bendung, Perhitungan
AKNOP Saluran dan Bangunan, Perhitungan AKNOP Bendung Gerak, dan
Perhitungan AKNOP.
Persyaratan
Metode
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasar survei yang dilakukan Bank Dunia , terdapat 1,5 juta Ha sawah
setiap tahun hilang karena bencana banjir, kerusakan infrastruktur irigasi, atau
akibat salinasi. Disamping itu diperkirakan 30 juta Ha sawah beririgasi
mengalami kerusakan berat dan 60 – 80 juta Ha mengalami kerusakan ringan.
Mengapa kerusakan irigasi sedemikian parah dan besar? Sebagian besar
studi berkesimpulan bahwa penyebab utama adalah lemahnya kegiatan
operasi dan pemeliharaan (OP) yang dilakukan oleh pengelola irigasi.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dalam kurun waktu 8
tahun, belakangan telah mengalokasikan dana untuk OP, pada areal yang
lebih besar 3000 ha, dengan luas sekitar 2 juta ha, dana yang disediakan
pemerintah sesuai dengan AKNOP, dampaknya telah terasa dan terlihat
secara fisik di lapangan, dengan cara yang sama kita berharap Provinsi dan
Kabupaten/ Kota juga melakukan hal ini, mengapa ? karena sampai saat ini
walaupun sudah 8 tahun undang undang mengamanatkan tetapi masih ada
Provinsi/Kabupaten/Kota yang belum menindak lanjuti, hal ini terlihat dari
jabaran APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota, setiap tahun nya , bila mana ini
berjalan terus pada OP Irigasi, maka sistim seperti ini tentunya kurang efisien.
Akibat lemahnya OP, air irigasi sampai di sawah dalam jumlah yang kurang
memadai, berdampak pada menurunnya intensitas tanam dan produktifitas
pertanian menjadi rendah. Akhirnya produksi menurun dan ujung-ujungnya
pendapatan dan kesejahteraan petani berkurang. Hal ini tentunya tidak boleh
dibiarkan terus, karena kinerja irigasi merupakan pendukung utama ketahanan
pangan nasional.
5) Latihan
6) Rangkuman
7) Evaluasi
BAB II
PERHITUNGAN AKNOP
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan perhitungan AKNOP
secara sederhana dan benar.
a) Tubuh Bendung
Hasil inventori sekitar Bendung, yang telah ditetapkan berdasar skala
prioritas perlu di amati secara cermat selanjutnya perlu di estimate besar
volume dan biaya nya ,umumnya domain pekerjaan beton dan pasangan
batu
b) Tembok Sayap Depan (Kiri Dan Kanan)
Batasan untuk sekitar bendung tergantung cara kita mempilah pilah
bagian bendung, dalam hal ini kita bagi dari as kearah upstream , hasil
inventori yang telah dilakukan kita cermati volume dan besar biayanya.
c) Tembok Sayap Belakang (Kiri Dan Kanan)
Bagian hilir tembok bendung juga harus di hitung sesuai hasil inventori.
d) Pilar Bendung
Pilar pada Bendung , dihitung volume dan biaya berdasar hasil inventori.
e) Pintu Intake
Pintu intake agar tetap berfungsi maka sretidaknya di lihat apakah ada
hal yang menganggu dalam operasinya, dalm kurun waktu setidak nya
satu tahun, kalo ada maka harus dimasukan dal perhitung volume dan
biaya.
f) Pintu penguras
Pintu Penguras cukup sering digerakkan perlu perhatian kita agar biaya
rutin tidak mengalami hambatan, volume dan biaya perlu di perhatikan.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 5
MODUL 10 PENGETAHUAN DASAR AKNOP JARINGAN IRIGASI
g) Kantong Lumpur
khusus kantong lumpur disarankan termasuk bagian kegiatan sekitar
Bendung, kegiatan disini adalah galian dan perbaikan saluran serta pintu.
h) Bangunan bagi pertama.
Bangunan bagi pertama adalah batas dari kegiatan POB, volume dan
biaya harus di hitung untuk pintu dan beton atau pasangan batu.
b) Bangunan sadap 1
Bangunan sadap pertama, di hitung berdasar prioritas kegiatan pada
inventori, domain kegiatan adalah pasangan batu, beton, pintu dan sedikit
galian.
No. Saluran Panjang Bendung Bagi/ Jembatan Terjun Gorong2 Siphon Talang
(m) Sadap
27.000 1 26 6 15 6 2 2
b) Biaya Operasi
1) Gaji/Upah/Honor
Pengamat *) (1) x Rp. 2.500.000 x 12 = Rp. 30.000.000,-
Juru *) (6) x Rp. 1.800.000 x 12 = Rp. 144.000.000,-
Penjaga Bendung *) (1) x Rp. 1,200.000 x 12 = Rp. 100.800.000,-
Penjaga Pintu Air (7) x Rp. 1.200.000 x 12 = Rp. 100.800.000,-
*) (7) x Rp. 1.200.000 x 12 = Rp. 100.800.000,-
Pekerja Saluran (28) x Rp. 1,200.000 x 12 = Rp. 403.200.000,-
Staf administrasi *) (3) x Rp. 1 .200,000 x 12 = Rp. 43.200.000,-
Sub Total 1 = Rp 850.200.000,-
2) Biaya Administrasi
Rapat dan Adm 12 x Rp. 5.000.000 = Rp. 60.000.000,-
Bahan Habis Pakai 12 x Rp. 1.000.000 = Rp. 12.000.000,-
Sub Total 2 = Rp 72.000.000,-
yang tidak bisa dikurangi ini merupakan kebutuhan dana minimal untuk
kegiatan Operasional administrasi OP sedang sisanya yaitu sebesar Rp.
1,100.000.000, atau sekitar 54,41 % harus digunakan untuk kegiatan fisik
Pemeliharaan.
Kesimpulan:
1) Besarnya biaya OP, sangat tergantung pada topografi dan posisi D.I,
apakah di daerah hulu atau hilir untuk perkiraan besarnya dana OP
kedepan bias dilaku kan pada 3 type, yaitu hulu,tipe 1, tengah tipe
2,dan hilir.tipe 3
2) Besarnya biaya OP (aknop) untuk DI Barang dengan luas 4408 ha
adalah sebesar Rp. 1.588.200.000 Atau sebesar Rp 360.000 per
hektar.
3) Perhitungan AKNOP, mengacu kreteria Permen PU NO .32 /2007 dan
kondisi lapangan Daerah Iriigasi BARANG,hasil inventarisasi
(penelusuran), bukan arel dikali harga satuan.
Pengalokasian biaya yang efektif untuk pelaksanaan yang mantaf bukan hal
yang mudah. Kebutuhan pemeliharaan bergantung kepada beberapa faktor
yang tidak dapat di standarkan atau di masukan dalam rumus-rumus sehingga
diperlukan suatu jumlah biaya yang bervariasi dari tahun ke tahun.
Perencanaan program dan perhitungan biaya yang cermat untuk O&P irigasi
sangat penting untuk menjamin adanya keuntungan yang maksimal serta
berhasil guna yang diperoleh dari biaya O&P yang terbatas.
Peran serta P3A dalam pelaksanaan dan pembiayaan P3A harus digalakan
sebagaimana Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004. Tentang Sumber Daya
Air, Pasal 64 ayat (6) huruf a yang berbunyi: pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan system irigasi primer dan sekunder menjadi wewenang dan
tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya (hal. 35). Pada hal. 94, mengenai penjelasan ayat (6) huruf
a, berbunyi: Kegiatan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan system irigasi
primer dan sekunder dilakukan Pemerintah dan Pemerintah Daerah, tidak
menutup kemungkinan petani pemakai air berperan serta sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya.
Karena itu beban pemeliharaan yang tidak menyangkut materi, tetapi tenaga
dapat dilakukan oleh P3A, seperti pembabatan rumput-runputan liar perbaikan
tanggul dan lain-lain perawatan yang bersifat rutin.
(d) Biaya operasi kantor lainnya (listrik, foto copy, pengadaan blanko
dan sebagainya)
3) Biaya Pengelolaan O&P lain-lain (rapat, penataran, pengukuran
khusus pemetaan, penyuluhan/pembinaan dari tim Pembina dsb.)
b) Rencana Anggaran Biaya O&P Tahunan
1) Perkiraan Anggaran Kebutuhan O&P untuk Daerah Irigasi dibuat
daftar rincian yang kemudian diketahui oleh Pengamat.
2) Anggaran kebutuhan O&P Daerah Irigasi tersebut diupayakan untuk
dapat di pisah-pisahkan secara mudah bila dibutuhkan berdasarkan
asal sumber dana (APBN, APBD Tk I, APBD Tk II, P3A dan lain-lain).
Tabel 2.2. Usulan Anggaran Operasi
No Uraian Satuan Volume Harga Jumlah
2.5 Latihan
1. Jelaskan dengan singkat item yang harus dihitung pada Tubuh Bendung,
Tembok Sayap Depan (kiri dan kanan) dan Tembok Sayap Belakang (kiri
dan kanan)!
2. Jelaskan dengan singkat Perhitungan AKNOP Saluran dan Bangunan!
3. Jelaskan dengan singkat perhitungan AKNOP Bendung Gerak!
2.6 Rangkuman
Perhitungan AKNOP dilakukan dalam beberapa tahap diantarany: perhitungan
AKNOP Bendung; Perhitungan AKNOP Saluran dan Bangunan; dan
Perhitungan AKNOP Bendung Gerak.
2.7 Evaluasi
1. Berikut ini merupakan perhitungan AKNOP Bendung....
a. Tubuh bendung dan pilar bendung
b. Tubuh bendung dan saluran sekunder
c. Saluran sekunder dan bangunan sadap 1
d. Pilar bendung dan saluran sekunder
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Perhitungan AKNOP dilakukan dalam beberapa tahap diantarany: perhitungan
AKNOP Bendung; Perhitungan AKNOP Saluran dan Bangunan; dan
Perhitungan AKNOP Bendung Gerak.
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN