Anda di halaman 1dari 15

PROYEK PEMBANGUN RUMAH SAKIT KASIH BUNDA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Studi Sarjana Teknik Sipil

Oleh
Ibnu Fathurrahman Farizy Aditia Gustiawan
2411161023 2411161038

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA

PROYEK PEMBANGUN GEDUNG PERKULIAHAN FISIP UNJANI

Oleh :

Ibnu Fathurrahman Farizy Aditia Gustiawan


NIM 2411161023 NIM 2411161038

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Jenderal Achmad Yani

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah diterima, disetujui, dan disahkan
menjadi syarat menyelesaikan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Ariani Budi Safarina, MT. Arief Rivai ST.


NID 412104562 NIP

Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Sipil

Ronni IS., Rono Hadinagoro, Ir., MT.


NID 412106962

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya yang telah
memberikan segala nikmat, baik nikmat jasmani dan rohani sehingga Laporan
Praktik Kerja Lapangan ini dapat diselesaikan.
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun sebagai syarat untuk meyelesaikan
mata kuliah Praktik Kerja Lapangan pada Jurusan Teknik Sipil Universitas
Jenderal Achmad Yani. Laporan Praktik Kerja Lapangan ini berjudul “Proyek
Pembangunan Rumah Sakit Kasih Bunda”.
Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis banyak sekali dibantu oleh
beberapa pihak, oleh karenanya pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa
terima kasih kepada:
1. Orang tua tercinta yang selalu ikhlas dan penuh kesabaran dalam mendidik
kami selama ini.
2. Bapak Ronni IS Rono Hadinagoro, Ir., MT. sebagai Ketua Jurusan Teknik
Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani.
3. Ibu Dr. Ir. Ariani Budi Safarina, MT. sebagai dosen pembimbing.
4. Bapak Bagus Prihatudi, ST., MT. sebagai pembimbing lapangan.
5. Seluruh Staf dan Pegawai PT. Putra Pusaka Nagara.
Penulis menyadari kemungkinan adanya kekurangan maupun kesalahan dalam
laporan ini. Untuk itu penulis akan menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya
penulis.

Cimahi, Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 2-1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 2-1
1.2 Tujuan Kerja Praktik ............................................................................. 2-2
1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktik................................................................ 2-2
1.4 Manfaat Kerja Praktik ........................................................................... 2-2
1.5 Lokasi Kerja Praktik .............................................................................. 2-3
BAB 2 TINJAUAN UMUM PROYEK ............................................................ 1
2.1 Latar Belakang Proyek ............................................................................. 1
2.1.1 Data Umum ............................................................................................... 1
2.1.2 Data Teknis ............................................................................................... 2
2.1.3 Gambar Bangunan Proyek ........................................................................ 2
2.1.4 Pengadaan Proyek ..................................................................................... 2
2.2 Bentuk dan Struktur Organisasi Proyek ................................................... 3
2.2.1 Pemilik Proyek (owner) ............................................................................ 3
2.2.2 Konsultan Pengawas ................................................................................. 4
2.2.3 Konsultan Perencana ................................................................................. 4
2.2.4 Kontraktor Utama ..................................................................................... 5
2.3 Hubungan Kerja antar Unsur Pelaksana ................................................... 6

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konstruksi merupakan kegiatan membangun sarana dan prasarana. Dalam bidang
teknik sipil, konstruksi dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada
sebuah area atau pada beberapa area. Kegiatan konstruksi juga sering dikenal
sebagai satu pekerjaan, tapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan
kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur desain,
atau arsitek proyek yang bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan
lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh
bangunan, tukang kayu dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik
dalam konstruksi.

Dalam melakukan konstruksi bangunan, terlebih dahulu dilakukan sebuah


perencanaan. Hal ini terkait dengan metode penentukan besarnya biaya yang
diperlukan, rancang-bangun dan efek lain yang akan terjadi saat pekerjaan
konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan menentukan
suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan,
keamanan lingkungan konstruksi, ketersediaan material bangunan, logistik,
ketidak–nyamanan publik terkait dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi,
persiapan dokumen dan tender, dan lain sebagainya. Untuk mendirikan sebuah
bangunan dibutuhkan struktur bangunan, yaitu bagaimana membuat konsep dasar
dari sebuah bangunan yang saling berkaitan satu sama lain dan memberikan
kontribusi terhadap apa yang dibebankan.

Konstruksi bangunan direncanakan dan dibuat dengan sebaik mungkin untuk


menjamin kekuatan, estetika dan umur dari bangunan. Keamanan dan umur
bangunan tergantung dari kekokohan bangunan yang didirikan, semakin kokoh
maka bangunan dapat dikategorikan aman untuk digunakan serta umur bangunan
akan tahan lama.
Kegiatan kerja praktik ini dilaksanakan pada sebuah proyek konstruksi bangunan,
dengan harapan dapat mengenal metode pelaksanaan konstruksi dalam sebuah
proyek dan sistem manajemen proyek di lapangan. Untuk memenuhi tugas proyek
ini, penulis memilih proyek yang dijadikan tempat Kerja Praktek adalah PT. Putra
Pusaka Nagara yaitu sebagai kontraktor pelaksana dengan proyek yang sedang
dilaksanakan adalah Proyek Pembangunan Rumah Sakit Kasih Bunda.

1.2 Tujuan Kerja Praktik


Tujuan dari praktik kerja di PT. Putra Pusaka Nagara adalah sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu syarat penyelesaian studi di Teknik Sipil Universitas
Jenderal Achmad Yani.
2. Menerapakan ilmu pengetahuan teori dengan pelaksanaan di lapangan.
3. Mengembangakan softskill, sikap profesional dan kedisiplinan.
4. Melatih berfikir kritis terhadap permasalahan yang dijumpai di lapangan.
5. Menambah wawasan baru dibidang teknik sipil yang belum pernah
didapatakan dalam perkulihan.
6. Mendapatkan pengalaman kerja.

1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktik


Pada proyek pembangunan rumah sakit ini, kami mengamati pekerjaan struktur
bawah gedung. Objek pekerjaan yang diamati selama kerja praktik adalah
pekerjaan pondasi.
1.4 Manfaat Kerja Praktik
Tujuan dari praktek kerja di PT. Putra Pusaka Nagara adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh bekal pengetahuan dan menambha cakrawala pandang
dalam dunia konstruksi sipil secara nyata sebelum akhirnya terjun ke
lapangan.
2. Menambah informasi mengenai dunia konstruksi dengan
pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan.
1.5 Lokasi Kerja Praktik

Lokasi pelaksanaan kerja praktik pada proyek pembangunan rumah sakit kasih
bunda, pada jalan terusan Jenderal Sudirman kecamatan Cimahi Utara, Kota
Cimahi, Jawa Barat 40533 oleh kontraktor PT. Putra Pusaka Nagara.

Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek


BAB 2 TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1 Latar Belakang Proyek


Pembangunan rumah sakit sangat diperlukan disetiap daerah/wilayah untuk
mendukung penyelanggaraan upaya kesehatan. Oleh karena itu, seiring dengan
bertambahnya populasi yang tinggi di suatu daerah sangat dibutuhkan
perkembangan serta perluasan rumah sakit dengan fasilitas yang lebih baik.
Namun untuk menunjang upaya pelayanan kesehatan tersebut, diperlukan
perencanaan perencanaan gedung yang kuat dan tahan lama. Salah satunya pada
Rumah Sakit Kasih Bunda yang sedang dibangun ini.

Rumah Sakit Kasih Bunda merupakan sebuah rumah sakit swasta yang menjadi
salah satu bangunan berbasis kesehatan yang berada di area Cimahi. Banyaknya
masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan membuat pemilik rumah
sakit kasih bunda ini berbenah untuk menyediakan sarana serta prasarana yang
dapat membantu dalam memaksimalkan pelayanan kesehatan.

2.1.1 Data Umum


Berikut data umum proyek pembangunan Rumah Sakit Kasih Bunda :

a. Nama Proyek : Pembangunan Rumah Sakit Kasih Bunda

b. Pemilik Tugas :

c. Kontraktor Pelaksana : PT. Putra Pusaka Nagara

d. Konsultan Perencana : PT.

e. Konsultan Pengawas : PT.

f. Waktu Pelaksanaan Proyek :

g. Waktu Pemeliharaan :

h. Nilai Proyek + PPN : Rp.

i. Jenis Bangunan :

j. Fungsi Bangunan : Sarana kesehatan

k. Sifat Proyek :
l. Lingkup Pekerjaan :

2.1.2 Data Teknis


Berikut data teknis proyek pembangunan Rumah Sakit Kasih Bunda :

a. Pekerjaan  Struktur bawah :


 Struktur atas :
 Pekerjaan arsitektur
:
 Pekerjaan MEP :
b. Fungsi : Sarana kesehatan

c. Luas Lahan : ± m2

d. Luas Lantai : ± m2

e. Luas Bangunan : ± m2

f. Jumlah Lantai :

g. Jumlah Lantai Basement :

2.1.3 Gambar Bangunan Proyek


Berikut adalah gambar rencana proyek pembangunan Rumah Sakit Kasih Bunda :

Gambar 2.1 Gambar 3D tampak belakang gedung

Gambar 2.2 Gambar 3D tampak depan gedung

2.1.4 Pengadaan Proyek


Dalam proses pengadaan kontraktor untuk proyek Pembangunan Rumah Sakit
Kasih Bunda, pemilik proyek yakni Yayasan Kartika Eka Paksi melakukan proses
pelelangan dengan jenis pelelangan umum. Dari tahap pelelangan ini dipilihlah
kontraktor pelaksana yang akan menjalankan proyek dan diawasi oleh wakil dari
pemilik proyek dalam hal ini konsultan pengawas.
Biaya proyek Pembangunan Rumah Sakit Kasih Bunda yang tertera dikontrak
sebesar Rp. 73.875.308.000,00 dan sudah termasuk PPn. Biaya tersebut berasal
dari pemilik proyek yaitu Yayasan Kartika Eka Paksi.

2.2 Bentuk dan Struktur Organisasi Proyek


Struktur organisasi proyek dibuat untuk mempermudah pelaksaan proyek dimana
dalam organisasi ini digambarkan pembagian pernan dan tanggung jawab serta
hubungan fungsional dan hubungan kontraktual dari masing–masing pihak.
Berikut struktur organisasi pada proyek Pembangunan Rumah Sakit Kasih Bunda
:

Gambar 2.3 Struktur organisasi proyek

Pada umumnya ada 4 pihak yang sangat berperan dalam proyek, yaitu :
1. Pemilik Proyek (owner)
2. Konsultan Pengawas
3. Konsultan Perencana
4. Kontraktor Utama

2.2.1 Pemilik Proyek (owner)


Pemilik proyek adalah suatu unsur, baik instansi maupun perorangan yang
memberikan suatu rencana pekerjaan kepada perencana atau kontraktor dan
membayar biaya pekerjaan. Dalam proyek ini, Yayasan Kartika Eka Paksi secara
umum memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :

1. Mengeluarkan surat perintah kerja dan permintaan barang yang


merupakan surat perintah kepada kontraktor maupun supplier, agar dalam
jangka waktu tertentu pihak pelaksana segera memulai tugasnya.
2. Menetapkan jenis kontrak.
3. Menetapkan system pembayaran.
4. Menandatangi perjanjian kontrak.
5. Menyediakan dana yang dibutuhkan.
6. Menetapkan denda keterlambatan, perpanjangan waktu dan pekerjaan
tambahan jika diinginkan.
2.2.2 Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah badan usaha yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan pengawasan selama pekerjaan proyek berlangsung.
Dalam proyek Pembangunan Rumah Sakit Kasih Bunda, pihak owner menunjuk
PT. Sangkuriang sebagai konsultan pengawas. Adapun tugas dari konsultan
pengawas adalah sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak


kerja.
2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan
proyek.
3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh
pemilik proyek.
4. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada
pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanan pekerjaan.
5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan
kontraktor sebagai pedoman pelaksaan pembangunan proyek.
6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek
namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah
dibuat sebelumnya.

2.2.3 Konsultan Perencana


Pada proyek Pembangunan Rumah Sakit Kasih Bunda, konsultan perencana
utama dan desain oleh PT. XYA Desain Indonesia. Konsultan perencana adalah
suatu badan usaha yang terdiri dari tenaga-tenaga ahli bangunan terkait struktur,
arsitektur dan MEP yang ditunjuk oleh pihak pemberi tugas untuk merencanakan
secara lengkap seluruh pekerjaan proyek. Adapun tugas dari konsultan perencana
adalah sebagai berikut :

1. Membuat rancangan gambar struktur yang disesuaikan dengan keadaan


lapangan. Melakukan konsultasi dengan pihak owner mengenai gambar
yang diinginkan pihak owner. Membuat rancangan struktur beserta
analisis perhitungannya.
2. Menyrusun rancangan detail yang meliputi pembuatan gambar – gambar
detail serta rincian volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya.
3. Membuat rencana kerja dan syarat – syarat pelaksanaan bangunan
sebagai pedoman pelaksanaan.
4. Melaksanakan pengawasan berkala, melakukan penyesuaian gambar dan
teknik pelaksanaan konstruksi, memberikan rekomendasi penggunaan
material.
5. Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud do
wujudkan.
6. Mempertanggung jawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi.

2.2.4 Kontraktor Utama


Kontraktor utama adalah badan usaha atau perorangan yang ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Dalam definisi lain
menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diterima dan telah diberi
surat penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian kerja dengan
pemberi tugas terkait dengan pekerjaan proyek. Kontraktor bertanggung jawab
langsung terhadapa pemilik proyek dan dalam melaksanakan pekerjaannya
diawasi oleh tim konsultan pengawas dari owner serta dapat berkonsultasi secara
langsung dengan konsultan pengawas terhadap masalah yang terjadi dalam
pelaksanaan. Berikut adalah tugas dari kontraktor utama dalam menjalankan
pekerjaan proyek :

1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan pertauran dan


spesifikasi yang tekah direncanakan dan ditetapkan didalm kontrak
perjanjian.
2. Memberikan laporan kemanjuan proyek yang meliputi laporan harian,
mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat antara lain
: pelaksanaan pekerjaan, prestasi kerja yang dicapai, jumlah tenaga kerja
yang digunakan, jumlah bahan yang masuk, keadaan cuaca dan lain –
lain.
3. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan
alat pendukung lainnya yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan
gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya,
kualitas dan keamanan pekerjaan.
4. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode
pelaksanaan pekerjaan lapangan.
5. Melaksanakan pekerjaan sesua dengan jadwal yang telah disepakati.
6. Melindungi semua perlengkapan, bahan dan pekerjaan terhadap
kehilangan dan kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kendaraan proyek
yang mengangkut material dan peralatan kelokasi proyek.
7. Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek
sehubungan dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan
dengan memberikan alas an yang logis dan sesuai dengan kenyataan di
lapangan yang memerlukan tambahan waktu.
8. Mengganti semua kerugian yang diakibtakna oleh kecelakaan sewaktu
pelaksanaan pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan
pertolongan pertama pada kecelakaan.

Berikut struktur organisasi di dalam kontraktor utama :

Gambar 2.4 Struktur organisasi kontraktor pelaksana

2.3 Hubungan Kerja antar Unsur Pelaksana


Hubungan antara pihak – pihak yang terlibat dalam suatu proyek umumnya
dibedakan atas hubungan fungsional dan kontraktual. Hubungan fungsional dapat
diartikan sebagai hubungan yang didasari atas fungsi dari pihak – pihak tersebut,
sedangkan hubungan kontraktual adalah hubungan kerjasama yang dituangkan
dengan kontrak diantara pihak – pihak yang terlibat. Berikut hubungan kerja antar
unsur yang terlibat dalam proyek pembangunan Rumah Sakit Kasih Bunda :
Seperti yang tunjukan oleh Gambar 2.4

1. Hubungan antara konsultan perencana dengan pemilik proyek.


Ikatan berdasarkan kontrak, konsultan memberikan layanan konsultasi
dimana produk yang dihasilkan berupa gambar – gambar rencana dan
peraturan serta syarat – syarat, sedangkan pemilik proyek memberikan
biaya jasa atas konsultasi oleh konsultan.
2. Hubungan antara kontraktor dengan pemilik proyek.
Ikatan berdasarkan kontrak, kontraktor memberikan jasa profesionalnya
berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek yang
telah dituangkan kedalam gambar rencana dan peraturan serta syarta –
syarat oleh konsultan, sedangkan pemilik proyek memberikan baya jasa
professional kontraktor.
3. Hubungan antara konsultan pengawas dengan pemilik proyek.
Terikat kontrak dan hubungan fungsional. Pengawas menyampaikan
perubahan – perubahan yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan di
lapangan dan mengawasi kinerja kontraktor agar tetap sesuai dengan
gambar rencana dan peraturan serta syarat – syarat yang telah
ditentukan. Pemilik proyek membayar atau mengurangi biaya
perubahan.
4. Hubungan antara konsultan perencana dengan kontraktor.
Ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan. Konsultan memberikan
gambar encana dan peraturan serta syarat – syarat, kemudian kontraktor
harus merealisasikannya menjadi sebuah bangunan.
5. Hubungan antara konsultan pengawas dengan kontraktor.
Terikat hubungan fungsional. Pengawas melakukan pengawasan selama
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan – peraturan yang telah
disepakati. Kontraktor melaporkan setiap hasil pekerjaan yang
dilaksanakan dan kendala – kendala secara teknis kepada pengawas.
6. Hubungan antara konsultan pengawas dengan konsultan perencana.
Terikat hubungan fungsional. Perencana memberikan hasil desain serta
peraturan – peraturan pelaksanaan kepada pengawas. Pengawas
melaporkan hasil pekerjaan serta kendala – kendala eknis yang timbul
di lapanga guna dicari perubahan.
7. Hubungan antara kontraktor dengan sub kontraktor.
Sub kontraktor hanya memilik hubungan dengan kontraktor saja tanpa
ada hubungan dengan elemen – elemen dalam proyek selain kontraktor.
Ikatan kontrak hanya terjadi dengan kontraktor.

Anda mungkin juga menyukai