MAKALAH Kuljar
MAKALAH Kuljar
Aklimatisai Tanaman
Disusun Oleh :
NAMA NIM
Dewi Karina Sampe 2017-40-031
Dian .S.Lisapalo 2016-40-028
Nurhalijana Nakul 2017-40-117
Fitriyani.P.Wael 2016-40-004
puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang Maha-Esa karena atas berkat
dan pertolongannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kultur
jaringan dengan judul “Aklimatisasi ” dengan tepat waktu.
kami juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
sudah mendukung kita dalam pembuatan makalah ini baik dalam teknik
penulisan maupun isi. kami menyadari bawah makalah ini belum sempurna
yang anda bayangkan,untuk itu kami butuhkan saran dan kritik sangat kami
butuhkan.kami barharap walau ibarat setetes air disamudera luas makalah ini
dapat menjadi sarana menembah ilmu yang bermanfaat
KATA PENGANTAR…………………………………...……………………...…II
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….III
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
A. Latar belakang………………………………………………………….....1
B. Rumusan masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan………………………………………………………………………1
D. Manfaat……………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….3
A. Pengertian aklimatisasi ……………………………………………………...3
B. bagaimana proses aklimatisasi ……………............................................3
C. apa saja syarat tanaman untuk proses aklimatisasi ...............................8
A. pengertian Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah suatu tahapan penyesuaian diri ranaman hasil kultur jaringan terhadap
lingkungan sekitar. Aklimatisasi dapat disebut sebagai tahapan penyesuaian diri, sebelum
pada akhirnya tanaman mampu hidup di lapangan. Tahapan ini sering diabaikan oleh banyak
orang, mereka senantiasa lebih terfokus pada perawatan tanaman in vitronya. Padahal,
seunggul apapun tanaman yang dihasilkan dari teknik kultur jaringan tersebut, jika tidak
dilakukan proses aklimatisasi dengan benar maka tanaman yang dihasilkan dari teknik kultur
Dalam proses perbanyakan tanaman secara kultur jaringan, tahap aklimatisasi planlet
merupakan salah satu tahap kritis yang sering menjadi kendala dalam produksi bibit
secara masal. Pada tahap ini, planlet atau tunas mikro dipindahkan ke lingkungan di luar
botol seperti rumah kaca , rumah plastik, atau screen house (rumah kaca kedap
planlet atau tunas mikro (jika pengakaran dilakukan secara ex-vitro) di lingkungan baru
yang aseptik di luar botol, dengan media tanah, atau pakis sehingga planlet dapat
bertahan dan terus menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan. Prosedur pembiakan
dengan kultur jaringan baru bisa dikatakan berhasil jika planlet dapat diaklimatisasi ke
B. proses aklimatisasi
1. Proses aklimatisasi adalah proses penyesuaian diri, disarankan jika tanarnan kultur hendak
dipindah, maka harus diperhatikan media turnbuh yang tepat untuk tanaman tersebut.
2. Sebelum digunakan, media tumbuh harus "dijenuhi dengan dengan air''. Hal ini dilakukan
karena tanaman berikut media turnbuh (biasanya di tanam dengan pot gelas aqua), harus
disungkup selama 1-2 hari, sehingga diperlukan sedikit kelembaban.
3. Pemakaian tray untuk tempat aklimatisasijuga dapat digunakan, tetapi harus menggunakan
sungkup plastik selama beberapa hari sebelurn sungkup dibuka.
4. Tanaman diletakkan pada ruang kulrur selarna 1-2 hari, setelah itu baru dipindah ke luar
ruangan. Penutup I sungkup dibuka sedikit demi sedikit, agar tanaman secara perlahan-lahan
mampu menerima kondisi alam luar.
5. Tanaman tidak langsung ditanam dilapang, tetapi masih memerlukan naungan umuk beberapa
hari sampai tanaman tersebut benar-benar kuat untuk ditanam dilapang.
6. Berdasarkan pengalaman penulis, untuk tanaman nenas, daun dewa, krisan, pertumbuhan
anakan lanjutan dapat dilakukan langsung dibawah terik matahari. Untuk tanaman anggrek,
rnemerlukan naungan 30-50% sesuai habitat aslinya. Khusus untuk tanaman manggis, mulai
saat dikeluarkan dari botol kul~ masa anakan sampai umur 3 tahun, manggis memerlukan
naungan sekitar 50%, biasanya digunakan paranet ataupun atap nipah yang berlubang
(Harahap, 2008).
C. syarat tanaman untuk prooses aklimatisasi
DAFTAR PUSTAKA
AKLIMATISASI TANAMAN HASIL KULTUR IN VITRO