Anda di halaman 1dari 9

ELEMEN STRUKTUR BALOK DAN KOLOM

Struktur bangunan terbuat dari bahan kaku yang letaknya datar (balok), tegak
(kolom), atau miring (tangga) di atas bahan yang kaku juga (pondasi). Balok disebut juga
sebagai elemen horisontal dan kolom sebagai elemen vertikal. Balok memikul beban
sepanjang batang dan menyalurkannya ke kolom. Selanjutnya kolom akan menyalurkan
beban tersebut ke pondasi. Gaya yang bekerja pada balok secara transversal
mengakibatkan balok melentur atau melendut. Sedangkan kolom pada umumnya menerima
gaya aksial, sehingga tidak melentur.
Balok dapat berupa balok tunggal (balok sederhana) di atas satu atau dua tumpuan,
misalnya, kantilever atau jembatan bentang pendek. Sedangkan balok menerus di atas tiga
tumpuan atau lebih, misalnya jembatan panjang yang didukung oleh banyak tumpuan atau
kolom jembatan. Balok menerus merupakan struktur konstruksi yang lebih menguntungkan
dibanding balok sederhana. Keuntungan balok menerus ditinjau dari empat aspek, yaitu
kekuatan, keaamanan, keindahan dan ekonomis. Kerugian balok menerus adalah terhadap
simpangan/penurunan tumpuan dan deformasi termal (perubahan suhu).

Balok
Balok pada konstruksi bangunan mendapat gaya atau aksi. Gaya yang bekerja pada balok
akan menimbulkan reaksi pada simpul atau perletakan, gaya geser, momen lentur, gaya
dalam (tarikan dan tekanan), dan lendutan pada balok. Pada Gambar 1 terlihat beban
merata balok mengakibatkan balok terlentur. Beban merata dapat berupa plat lantai gedung
bertingkat atau plat lantai jembatan. Karakteristik balok ditentukan oleh jenis perletakan,
bentuk, panjang, dan bahannya.

(a) (b)

a = balok sederhana dengan dua beban terpusat (P)


d = balok sederhana miring dengan beban merata (q) dan beban terpusat P

Gambar 1. Pembebanan pada blok sederhana

1
Gambar 2. Macam-macam sistem struktur
Sumber :https://portalrekayasa.wordpress.com/2016/11/18/macam-macam-sistem-struktur/

Gambar 3. Balok terlentur akibat beban merata

Walaupun secara nyata balok (balok tunggal atau balok menerus) terlihat sederhana
pada sebuah konstruksi, namun balok mempunyai karakteristik internal yang lebih rumit
dalam memikul beban dibandingkan dengan elemen struktur lainnya, misalnya kolom dan
pondasi. Kerumitan tersebut akibat adanya aksi yang mengakibatkan reaksi yang timbul
pada balok.

Prinsip Balok
Balok umumnya terbuat dari bahan yang homogen, misalnya bahan buatan berupa
beton dan baja atau bahan alami berupa kayu. Kalaupun menggunakan bahan campuran
(komposit), maka bahan yang dikompositkan sebaiknya memiliki kembang susut
(deformasi thermal) yang relatif sama. Misalnya balok beton bertulang, komposit beton
dan tulangan baja. Sedangkan kolom komposit merupakan gabungan dua bahan, yaitu
kolom baja yang dibungkus beton. Apapun bahan balok yang digunakan, pertama-tama
beban yang bekerja pada balok dipikul oleh elemen permukaan diteruskan ke elemen

2
struktur sekunder, dan selanjutnya diteruskan ke tumpuan. Semakin besar beban dan
panjang balok, akan memperbesar ukuran balok.
Tegangan aktual pada balok dipengaruhi oleh luas penampang, distribusi material
pada penampang, pembebanan, dan tumpuan balok (jepit, sendi atau rol). Tumpuan balok
terjepit lebih kaku dapat memikul beban dua kali lebih besar daripada balok yang sama
tidak dijepit di kedua ujungnya. Kondisi tumpuan jepit dapat memperkecil terjadinya gaya-
gaya internal, tegangan serta deformasi. Kriteria pokok yang harus dipenuhi pada balok,
yaitu: kemampulayanan (kuat dan aman), efisiensi, kemudahan pengerjaan.
Analisa balok antara lain meliputi tegangan lentur, tekuk lateral, tegangan geser,
tegangan tumpu, puntiran (torsi), dan defleksi.

Gambar 4. Bekisting (cetakan) pada balok


Sumber :http://4.bp.blogspot.com

Gambar 5. Posisi balok pada struktur bangunan


Sumber :http://griyadesain-alamsutera.blogspot.co.id/2011/11/struktur-bangunan.html

3
Gambar 6. Pembesian balok sebelum di cor
Sumber :https://www.ilmutekniksipil.com/bekisting/jenis-jenis-bekisting

Gambar 7. Rangakain kolom (tegak) dan balok (mendatar)


Sumber :http://ptcbnbatam.blogspot.co.id/p/ring-balokatau-ring-balk

Tegangan Lentur Balok


Tegangan lentur dipengaruhi oleh bahan dan momen inersia (EI). Semakin tinggi
penampang, semakin kecil tegangan lenturnya. Lebar penampang sangat kecil
pengaruhnya terhadap tegangan lentur. Gaya pada balok dengan EI konstan dan
memperlebar penampang balok menjadi dua kali akan memperkecil tegangan lentur
menjadi setengahnya. Apabila tegangan aktual melebihi tegangan ijin, maka balok
mengalami kelebihan tegangan dan hal ini tidak diijinkan.

4
Tekuk Lateral Balok
Tekuk lateral balok dapat mengakibatkan terjadinya keruntuhan sebelum seluruh
kekuatan penampang tercapai. Fenomena tekuk lateral pada balok serupa dengan yang
terjadi pada rangka batang. Ketidakstabilan dalam arah lateral terjadi karena gaya tekan
yang timbul di daerah di atas balok, disertai dengan tidak cukupnya kekakuan balok dalam
arah lateral. Diasumsikan bahwa jenis kegagalan tekuk lateral ini dapat terjadi, dan
tergantung pada penampang balok, pada taraf tegangan yang relatif rendah. Pencegahan
tekuk lateral dapat dilakukan dengan membuat balok cukup kaku dalam arah lateral dan
menggunakan pengaku/pengekang (bracing) lateral.

Tegangan Geser Balok


Gaya resultan dari tegangan geser ini, yaitu gaya geser internal (VR) sama besar,
tetapi berlawanan arah dengan gaya geser eksternal (VE). Tegangan geser maksimum pada
penampang balok adalah 1,5 kali tegangan geser rata-rata penampang balok segiempat.

Tegangan Tumpu Balok


Tegangan tumpu (bearing stress) adalah tegangan yang timbul pada bidang kontak
antara dua elemen struktur. Contohnya adalah tegangan yang terjadi pada ujung-ujung
balok sederhana yang terletak di atas tumpuan ujung dengan dimensi tertentu. Banyak
material, misalnya kayu, yang sangat mudah mengalami kegagalan akibat tegangan tumpu.
Apabila beban tekan disalurkan, kegagalan tegangan tekan biasanya terjadi, dan hal ini
ditunjukkan dengan hancurnya material. Kegagalan ini biasanya dilokalisasikan, dan lebih
baik dihindari.

Defleksi (lenturan) Balok


Defleksi balok disebabkan karena adanya lendutan balok akibat beban. Defleksi
tergantung pada perilaku pembebanan, panjang bentang dan kekakuan balok.

Torsi Balok
Torsi adalah puntiran, yang timbul pada elemen struktur apabila diberikan momen
puntir langsung atau secara tak langsung. Tegangan geser torsional timbul pada elemen
struktur tersebut sebagai akibat dari momen torsi yang bekerja padanya. Contoh pada balok
tepi dapat terjadi momen torsi.

5
Pada konstruksi batang semua garis sumbu dan garis kerja oleh beban berada dalam
satu bidang. Dengan kondisi ini konstruksi terhindar dari torsi (Gambar 8) dan konstruski
mengalami torsi/punter (Gambar 9).
A P

l A Pot. A - A

(a)

Gambar 8. Konstruksi terhindar dari torsi

B P
M = P.l

l
B

(b) Pot. B - B
Gambar 9. Konstruksi mengalami torsi (puntir)
Keterangan:
a = Konstruksi terhindar dari torsi (puntir)
b = Konstruksi mengalami torsi (puntir) sebesar M=P.l.

Pusat Geser Balok


Pada penampang tak simetrik, pemberian beban dapat menyebabkan terjadinya
puntiran. Dengan menerapkan beban melalui ’pusat geser’ balok, maka hanya akan terjadi
lentur, tanpa adanya puntir. Pusat geser penampang tak simetris seringkali terletak di luar
penampang.

Desain balok
Desain balok sederhana dipengaruhi oleh bentang, jarak antar balok, ukuran dan
bentuk penampang, dan jenis material, jenis dan besar beban. Semakin banyak batasan
desain, maka semakin mudah desain dilakukan. Setiap desain harus memenuhi kriteria
kekuatan dan kekakuan. Faktor-faktor prinsip desain balok, yaitu kontrol kekuatan dan
kekakuan, variasi besaran material, variasi bentuk balok pada seluruh panjangnya, dan
variasi kondisi tumpuan dan kondisi batas blok. Contoh pada desain kayu, dipengaruhi
oleh sifat kayu yang mempunyai kemampuan untuk memikul tegangan besar dalam waktu
singkat.

6
Desain balok baja umumnya didesain berdasarkan beban kerja dan tegangan ijin
dan dapat berjalan pada waktu lama. Pada balok baja, apabila material balok mulai leleh
pada saat dibebani, maka distribusi tegangan yang ada mulai berubah, balok masih dapat
menerima tambahan momen sampai semua bagian penampang telah meleleh.
Sedangkan pada desain balok beton tidak dapat digunakan sendiri pada balok
karena sangat kecilnya kekuatan tarik, dan karena sifat getas beton. Retak beton yang
timbul dapat berakibat gagalnya struktur, dimana hal ini dapat terjadi ketika balok beton
mengalami lentur. Penambahan tulangan baja di dalam daerah tarik membentuk balok
beton bertulang dapat meningkatkan kekuatan sekaligus daktilitasnya. Elemen struktur
beton bertulang menggabungkan sifat yang dimiliki beton dan baja.
Proses desain balok menerus (balok statis tak tentu) sama dengan proses desain
balok sederhana. Faktor penentunya adalah momen dan pemakaian titik hubung balok pada
daerah dimana terjadi titik balik (Mx = 0). Dengan memanfaatkan titik balok, maka
perilaku balok menerus dapat dimodelkan sebagai strutur statis tertentu dengan tetap
mengatur bentang dan beban pada struktur.

Kolom
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting
dari suatu bangunan. Berdirinya suatu bangunan ditentukan oleh berdirinya kolom. Kolom
sebagai tiangnya bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom menyebabkan runtuh
total seluruh struktur. Kolom sebagi batang tegak dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok. Rangkaian balok dan kolom disebut portal. Semua beban yang diterima balok
akan diterusakan ke kolom, sehingga fungsi kolom sebagai penerus beban seluruh
bangunan ke pondasi adalah sangat penting keberadaanya.

Gambar 10. Kolom Praktis pada bangunan sederhana


Sumber :http://tangisanpena.blogspot.co.id/2014/03/struktur-bangunan.html

7
Gambar 11. Kolom Struktur pada bangunan bertingkat (proses pengecoran)
Sumber :http://pu.bantulkab.go.id/berita/96-kolom-bangunan-pengertian-jenis-fungsi

Gambar 12. Kolom beton


Sumber :https://proyeksipil.blogspot.co.id/2017/04/

8
Gambar 13. Kolom beton bertulang
Sumber :http://2.bp.blogspot.com

Sruktur kolom dapat dibuat dari bahan baja, beton bertulang atau kayu. Pada beton
bertulang, besi sebagai material yang menahan tarik, sedangkan beton sebagai material
yang menahan tekan dapat bekerja bersama-sama menjadikan kokoh bangunan.
Ada dua jenis kolom pada bangunan sederhana yaitu kolom utama dan kolom
praktis. Kolom Utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang
berada diatasnya. Sedangkan kolom praktis sebagai pengikat dinding lurus atau belokan
agar dinding menjadi stabil. Kolom memiliki peranan sangat penting, agar bangunan tidak
mudah roboh.

Anda mungkin juga menyukai