Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PENYEBAB KEBANGKRUTAN SARIWANGI

DISUSUN OLEH:
Deva Ariana Muslim (171010501611)
KELAS 548 REGULER C
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN
DOSEN: ALI MUBAROK S.Pd.,MM
ANALISIS PENYEBAB KEBANGKRUTAN PT. SARIWANGI

PT Sariwangi yang tengah mengalami keterpurukan


banyak menuai berbagai reaksi. Bagaimana tidak,
produk yang dihasilkan dari perusahaan teh raksasa
Indonesia, PT Sariwangi Agricultural Estate Agency ini
sudah banyak oeminatnya di Indonesia.

Siap yang gak tahu teh celup Sariwangi? sebagai salah


satu produk andalannya yang hampir seluruh warga
Indonesia pernah mengkonsumsi teh celup ini. Nama
teh Sariwangi begitu tenar, selain enak, Sariwangi juga
menjadi pelopor teh celup di Indonesia.

Tapi sayang, beberapa waktu lalu. Lalu, PT Sariwangi


Agricultural Estate Agency ini dinyatakan bangkrut.
Berikut beberapa penyebab atas pailitnya PT Sariwangi
berdasarkan beberapa sumber yang telah dejabar.id
himpun.

1. Investasi gagal
Dalam perjalanannya, PT Sariwangi Agricultural Estate
Agency pernah kemudian mencoba berinvestasi di
penggunaan teknologi untuk meningkatkan produksi
perkebunan.

Dengan uang yang tak sedikit PT Sariwangi mebuat


terobosan untuk mengembangkan sistem drainase atau
teknologi penyiraman air. Namun sayang hasilnya tidak
maksimal..

3. Terlilit utang sebesar Rp 1,05 triliun

Permasalah keuangan pun muncul pada saat PT


Sariwangi Agricultural Estate Agency bersama
perusahaan afiliasinya PT Maskapai Perkebunan Indorub
Sumber Wadung pada tahun 2015. Dua perusahaan ini
ternyata terjerat utang hingga Rp 1,05 triliun ke
sejumlah kreditur.

Beberpa kreditur mengajukan tagihannya pada tahun


itu. Ada lima bank yakni PT HSBC Indonesia, PT Bank
ICBC Indonesia, PT Bank Rabobank International
Indonesia, PT Bank Panin Indonesia Tbk, dan PT Bank
Commonwealth.
4. Dinyatakan pailit

Sebelumnya ada permohonan untuk berdamai kepada


para kreditur dan ada kesepakatan penundaan
pmbayaran. Namun lagi-lagi kedua perusahan ini tidak
bisa memenuhinjanjinya hingga tahun 2018.

Kemudian pada Rabu (17/10/2018), Majelis Hakim


Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengabulkan
permohonan pembatalan homologasi dari salah satu
kreditur yakni PT Bank ICBC Indonesia terhadap
Sariwangi Agricultural Estate Agency, dan Maskapai
Perkebunan Indorub Sumber Wadung.

Dengan diberikannya keputusan tersebut, dua


perusahaan perkebunan teh ini resmi menyandang
status pailit.

“Mengabulkan permohonan pembatalan perdamaian


atau homologasi dari pemohon (ICBC), menyatakan
perjanjian homologasi batal, menyatakan termohon 1
(Sariwangi), dan termohon 2 (Indorub) pailit dengan
segala akibat hukumnya,” kata Ketua Majelis Hakim
Abdul Kohar saat membacakan amar putusan, Selasa
(16/10/2018) di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

Hakim Abdul menyatakan bahwa Sariwangi dan Indorub


telah terbukti lalai menjalankan kewajibannya sesuai
rencana perdamaian dalam proses Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sebelumnya.

5. Pendiri perusahan Johan Alexander Supit meninggal

Setelah Johan Alexander Supit sang pendiri perusahaan


meninggal pada 21 November 2015 silam, sang anak
Andrew Supit pun menggantikan ayahnya dan tidak
lama perusahn itu pun diambil alih oleh pihak asinh CR
AROMA setelah Andrew undur diri dari jabatannya pada
30 Oktober 2015. Seperti dilansir detikfinance.com
Ndrew mengaku.

“Saya sudah tidak menjadi Direktur Utama PT


SARIWANGI A.E.A. sejak 30 Oktober 2015 semenjak
perusahaan diambil alih oleh perusahaan asing,”
akunya.
6. Perusahan asing kuasai saham PT Sariwangi hingga
70%

Andrew mengatakan bahwa saham dari PT Sariwangi


sebesar 70 persen telah dikuasai oleh perusahan asing.

“Di mana perusahaan asing tersebut menjadi pemilik PT


Sariwangi A.E.A. dengan menguasai 70% saham
perusahaan,” jelasnya.

7. Sejak 30 Oktober 2015 keluarga pendiri tidak lagi


mengurus PT Sariwangi

Sejak 30 Oktober 2015 itu, pihak keluarah sang pediri


pun tidak lagi terlibat dalam mengurus perusahan.

Anda mungkin juga menyukai